11. Another New Student

"Najis! Udah UAS aja."

"Udah apaan? Belom anjir, masih satu bulan lagi." Tanya Chelsea bingung juga ikut terkejut dengan ucapan tiba-tiba Zoey.

"Hooh masih lama." Ucap Haikal setuju dengan ucapan Chelsea, tanpa mengalihkan fokusnya dari mengupas jeruk.

"Yaa terus kalo masih lama kenapa udah di kasih tahu dari sekarang? Gue kan jadi ngerasa UAS nya itu besok!" Balas Zoey berlebihan, dasar ratu drama.

"Itu sengaja, biar kamu mempersiapkan dari sekarang." Nata membuka suara agar temannya itu berhenti bertingkah dan membuatnya malu karena mau berteman dengan orang seperti Zoey.

"Oh iya bener, biar gue mempersiapkan diri dari sekarang buat bikin contekan yaa." Tapi ternyata gadis itu malah salah mengartikannya dan membuat teman-temannya semakin lelah menghadapinya.

"Mempersiapkan belajar goblok, bukan contekan!" Sembur Haikal tak sabar, lama-lama ia juga ikut stress karena kegoblokan salah satu temannya juga karena matanya perih terkena percikan air dari kulit jeruk yang ia kupas.

"Iya tahu aing teh tahu." Kali ini Zoey membalas dengan kalem seraya mengeluarkan logat bahasa sundanya, tapi setelahnya gadis itu kembali berteriak heboh.

"Heh! Itu bagian gue!" Teriak Zoey pada Darrel yang mengambil satu potong cireng yang tersisa di piring.

"Ini?" Tanya Darrel seraya menunjukan cireng yang sudah ada di tangannya.

"Iyalah!" Geram Zoey.

"Oh." Balas Darrel lalu dengan santai memakan cireng tersebut.

Zoey berdiri dari duduknya dan menatap Darrel murka dengan tangan menunjuk ke arah lelaki itu, "HEH SIA KELUARIN ITU CIRENG! ITU BAGIAN GUE BANGSAT!" Bentaknya membuat kantin langsung hening karena terkejut.

Darrel pun sama terkejutnya dengan teman-temannya hingga membuatnya tersedak, "Uhuk SANTAI DONG BABI."

"GIMANA GUE BISA SANTAI MONYET, ORANG CIRENGNYA UDAH LO MAKAN!" Teriak Zoey masih tak terima.

"Itu tahu udah gue makan, kenapa masih ngamok." Balas Darrel tenang padahal dalam hatinya ia sangat gugup menghadapi gadis kerasukan itu.

"Sa, lo belom tahu ya kalo gue pernah ikut eskul silat?" Tanya Zoey menatap Darrel datar. Jujur saja, bukan hanya Darrel yang tengah ketakutan. Orang-orang yang berada di meja itupun diam tak bergerak sedikitpun, bukan takut tapi lebih tepatnya terkejut. Bahkan Harsa langsung berjanji pada dirinya sendiri agar tidak menjahili Zoey lagi setelah melihat gadis itu sangat murka hanya karena cirengnya diambil oleh Darrel.

"Jujur sih gue gak tahu dan gak mau tahu, oh iya lo juga belom tahu ya kalo gue pernah ikut eskul.. LARIII." Setelah mengatakan hal itu Darrel langsung berlari sekuat tenaga.

"SINI LO DARRELANJING!"

Kejar-kejaran pun akhirnya terjadi di hari terakhir sekolah di minggu ini, seharusnya mereka semua merasa senang karena 2 hari besok bisa beristirahat dengan tenang karena tidak bertemu mata pelajaran apapun. Tetapi sepertinya hari libur kali ini hingga beberapa minggu ke depan tidak akan seindah minggu-minggu lalu, karena mereka terpaksa harus belajar keras agar nilai di UAS kali ini jauh lebih baik dari PAS kemarin. Apalagi mereka sebentar lagi naik ke kelas 12, dan tidak ada lagi waktu untuk bersantai.

***

"Habis lulus sekolah.. Kamu lanjut kuliah?"

Nata menoleh sebentar lalu kembali fokus menulis, ia menjawab pertanyaan Septihan dengan deheman dan anggukan pelan. Lalu bertanya balik, "Kamu sendiri?"

Septihan tak langsung menjawab, sebenarnya ini adalah pertanyaan yang paling ia hindari. Tetapi ia juga penasaran dengan apa yang akan Nata lakukan setelah lulus nanti, tidak seperti dirinya yang..

"Aku gak tahu." Jawabnya pelan, sontak membuat Nata menghentikan kegiatannya dan menatap Septihan bingung.

"Jujur aja, aku kira kamu mau lanjut jadi atlet basket nasional karena bakatmu itu. Atau kalo enggak, yaa lanjut kuliah karena kamu juga kan pintar." Tapi setelah mengatakannya Nata menyesali dirinya yang banyak bicara karena setelah ia berbicara seperti itu, Septihan terlihat semakin murung.

"Sekarang pun malah aku yang diajarin nih bukannya belajar bareng hehe." Lanjutnya seraya terkekeh pelan, berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba canggung.

Septihan yang menyadari hal itupun langsung ikut tersenyum, "Gak apa-apa, aku juga jadi ikut belajar kok."

Hari sabtu-minggu yang telah direncakan untuk belajar pun benar-benar terjadi, bedanya jika yang lain belajar sendiri.. Nata dan Septihan justru belajar bersama. Sebenernya ini adalah kegiatan dadakan, bukan sesuatu yang telah direncakan dari kemarin-kemarin. Awalnya karena pagi tadi ketika keduanya saling bertanya apa kegiatan hari ini, Septihan menjawab bahwa ia akan belajar untuk UAS yang datang sekitar 2-3 minggu lagi karena belum ada jadwal pasti. Lalu bagian Nata menjawab, gadis itu bilang ia juga terpaksa harus belajar padahal ia sedang dalam mode malas beranjak dari kasur empuknya. Ia ingin tidur seharian tetapi tidak bisa karena terus terpikirkan teman-temannya yang belajar tetapi ia tidak.

Hanya pada Septihan, Nata berani berkata jujur bahwa ia adalah gadis pemalas. Tak peduli jika lelaki itu akan ilfeel padanya, yang penting ia tidak melakukan dosa lagi karena berbohong. Hingga tiba-tiba Septihan berkata bahwa ia akan ke rumah Nata untuk belajar bersama gadis itu, dengan panik Nata langsung pergi mandi dan membereskan rumahnya. Padahal jika Septihan tidak akan datang ke rumah, Nata pasti akan mandi saat sore hari karena ia tidak akan keluar rumah juga membereskan rumahnya agak siang karena keluarganya tengah ada urusan masing-masing di luar rumah.

***

Hari libur telah berlalu dengan lancar, siswa-siswi pun kembali ke sekolah seperti biasa. Dengan setengah semangat karena pergi ke sekolah pun setengah niat, jika bukan karena kebutuhan mereka tidak mungkin pergi ke sekolah pagi-pagi apalagi sekarang mereka harus belajar lebih giat dari hari-hari biasanya. Sebenarnya itu hanya pikiran anak malas saja, karena untuk Guru dan anak rajin bahwa belajar serius itu harus setiap hari bukannya hanya saat akan menghadapi ujian saja.

"Bangsat jam Matematika gue di tambahin, sedangkan Seni Budaya malah makin singkat." Umpat Melvin tak terima.

"Nanti juga kembali seperti semula lagi." Ucap Septihan santai.

"Masalahnya gue musuhan sama angka." Ungkap Melvin jujur.

"Lah? Musuhan tapi masuk IPA?" Tanya Zoey bingung.

"Itu bukan kemauan gue! Sekolah yang masukin gue ke IPA, padahal gue pengen banget masuk Sastra atau IPS." Entah mengapa, setelah mengatakan hal itu Melvin melirik ke arah Nata yang hanya diam mendengarkan. Chelsea dan Jordan yang duduk bersebelahan juga diam menyimak menyadari hal itu, membuat keduanya saling melirik.

"Artinya lo bego di Sastra, dan nilai lo ke IPA lebih tinggi daripada ke IPS!" Komentar Harsa yang entah mengapa membuat Malvin kesal.

"Tahu gue tahuu!" Balas Melvin frustasi.

Ketika mereka tengah sibuk menertawakan nasib Melvin yang menyedihkan, tiba-tiba datang seorang laki-laki tampan dengan sebotol minuman bersoda ditangan kirinya. Lelaki itu berdiri tepat di samping Nata hingga membuat yang lain kebingungan, sedangkan Septihan mengernyitkan dahinya tak suka karena ia memiliki feeling tak enak pada lelaki itu.

"Hai." Sapa lelaki itu pada Nata dengan senyuman yang lebar.

Nata yang tahu bahwa lelaki yang berdiri di sampingnya ini menyapanya pun membalas dengan sopan, "O-oh, hai?"

"Kayaknya lo lupa sama gue, ya?" Tanya lelaki itu masih dengan senyum manisnya.

"Loh? Ga, lo kenal sama si Nata?" Tanya Harsa bingung, kebingungan tentu tak hanya muncul di kepala laki-laki itu tetapi teman-temannya pun ikut bingung. Apa maksudnya ini? Harsa mengenal lelaki yang katanya mengenal Nata tetapi gadis itu tidak mengingatnya?

Lelaki yang di panggil 'Ga' itu bernama lengkap Gary Algantara, "Oh jadi nama lo Nata? Cute. Gue kenal dia karena 2 hari lalu kita ketemu pas gue baru pindah ke komplek sebelah rumahnya."

Gary mengambil kursi dan duduk begitu saja di dekat Nata, tak lupa ia juga terus menatap gemas ke arah Nata. Gadis itupun akhirnya mengangguk pelan saat ia ingat kejadian 2 hari lalu, lebih tepatnya hari Jum'at sorenya saat Nata tak sengaja melewati keluarga Gary yang baru pindah dan mereka terlihat butuh bantuan memindahkan barang. Akhirnya keluarga Gary termasuk lelaki itu langsung mengenal Nata karena gadis itu mau membantu mereka.

"Dan ini.." Gary menyimpan sebotol minuman soda itu dihadapan Nata, "Sebagai ucapan terimakasih gue." Lanjutnya.

"Harusnya kamu gak usah repot-repot." Balas Nata tak enak.

"Enggak, kok. Gue gak mungkin kerepotan gara-gara pengen ngasih ini sebagai ucapan terimakasih, minum ya." Ucapnya seraya mengambil tangan Nata dan menyimpan minuman dingin itu di sana. Tapi tak lama menyentuh tangan Nata, tiba-tiba minuman itu melayang dari tempatnya.

"Iyaa harusnya lo gak usah repot-repot, karena Nata gak suka minuman soda jadi gue aja yang minum." Ucap Septihan si pelaku yang mengambil minuman itu tanpa izin lalu berbicara seraya tersenyum terpaksa.

Melihat minuman yang tadinya akan ia berikan kepada Nata kini malah diminum begitu saja oleh lelaki yang tak ia kenal membuat Gary menatap Septihan kesal, "Emangnya lo siapanya Nata?"

Pertanyaan itu tiba-tiba membuat Septihan sulit untuk menelan minuman yang telah ada di mulutnya, ia ingin berkata bahwa ia adalah teman Nata tetapi lelaki menyebalkan itu pasti..

"Dia temen aku, kayak mereka juga." Ucapan Nata membuat Gary menunjukkan senyum miringnya pada Septihan.

"Ck, cuman temen." Ucapnya pelan tetapi terdengar jelas oleh Septihan yang ekspresinya sudah menjadi datar.

Perang mata pun terjadi, Septihan dan Gary cukup lama saling melemparkan tatapan tajam. Nata yang kebingungan dengan 2 lelaki yang sepertinya saling tidak menyukai satu sama lain. Berbeda dengan teman-temannya yang justru melanjutkan pembicaraan seolah tidak terjadi apapun, karena mereka langsung mengerti situasi yang terjadi.

Tiba-tiba Gary memutuskan kontak mata dan beralih menatap Nata dengan wajah ceria, "Kalo gitu masih ada kesempatan dong ya."

"Hah?" Nata tak mengerti dengan apa yang Gary maksud.

Hingga ucapan Gary selanjutnya membuat stau meja itu langsung menatapnya terkejut, apalagi Septihan yang tersedak oleh minuman yang masih belum ia telan juga.

"Jadi pacar gue, yuk?"









































─Bersambung..

030223

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top