09. Famous Athlete

6 minggu berlalu dan Septihan masih belum menunjukan batang hidungnya, tetapi kabar tentang lelaki itu telah tersebar bahwa dalam 2 minggu ini Team Basket ─Draftor tengah bertanding di Jakarta. Dan Septihan adalah salah satu pemain terbaik di team itu, kemungkinan besar selama ini lelaki itu menghilang karena sibuk latihan. Tetapi kenapa tidak bersama teman-temannya? Kenapa tidak berlatih disekolah? Kenapa harus ditempat lain?

"Oh ya? Jadi mereka beneran pulang hari ini?!"

"Iya, katanya mereka pulang dengan bawa beberapa piala."

"Iyalah, Draftor tuh kalo tanding gak mungkin pulang dengan tangan kosong."

"Apalagi ada Septihan aduuh."

Nata dan Zoey yang tengah makan siang di kantin secara tak sengaja mendengar informasi yang selalu keduanya cari-cari dari anak-anak perempuan meja sebelah yang sibuk menggosip dari sejak satu jam yang lalu.

Mendengar tentang kepulangan Septihan Nata tersenyum tipis, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan crushnya. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama, ketika para gadis yang tengah menggosip itu melanjutkan ucapan mereka.

"Btw, nanti anter gue beli hadiah ya."

"Hah? Hadiah buat siapa?"

"Gue mau ngasih hadiah buat Septihan karena dia udah menang lagi, juga mau bilang kalo gue kangen banget sama dia karena udah lama gak ketemu."

Ucapan itu sontak membuat Nata dan Zoey terdiam kaku, bahkan keduanya seperti sedang memakan batu yang sulit ditelan. Zoey mendongakkan kepalanya sedikit dan melirik Nata yang juga diam, bahkan ketika para gadis itu pergi dari kantin.

"Are you okay?" Tanya Zoey setelahnya.

Nata tak menjawab, ia masih terdiam. Kepalanya penuh dengan kalimat, apa hubungan antara gadis itu dengan crush nya?

"Ekhem, lo gak perlu khawatir. Septihan gak mungkin pacaran sama itu cabe, setahu gue mereka cuman temen sekelas." Ucap Zoey ragu, karena ia pun tak tahu pasti dengan apa yang ia ucapkan.

"Kenapa kamu bilang gitu?" Tanya Nata.

Zoey terdiam sejenak, ia mengulang kalimatnya tadi di dalam hati dan bertanya apakah yang ia ucapkan salah? Karena Nata bertanya dengan ekspresi datar. "Ya biar gak kepikiran aja."

"Gak, maksudnya kenapa kamu bilang dia bukan tipe Septihan?"

"Gue cuman bercocokologi aja, mana mungkin cowok kek Septihan suka cewek yang make up nya kek mau ke kondangan?" Jelas Zoey jujur.

"Kenapa kamu bisa ngomong gitu? Kamu tahu gimana tipenya Septihan?" Tanya Nata tanpa sadar seolah menyudutkan Zoey, ia sedikit tersinggung dengan ucapan dari orang-orang seperti Zoey. Yang menilai Septihan seenaknya padahal tidak tahu kebenarannya, Nata pun sebenarnya tak tahu apa-apa tapi setidaknya ia dekat dengan lelaki itu. Meskipun bukan sebagai siapa-siapanya.

"Aku yang dikira pacar dia dan bisa deket sama dia dalam waktu yang singkat, aku bahkan gak tahu apa-apa. Gak tahu gimana kepribadian asli dia, gimana keluarganya, dimana rumahnya.. Apalagi tipe ceweknya. Bisa aja selama ini dia belum nunjukin sifat aslinya, jadi gak menutup kemungkinan kalo cewek itu juga tipe dia." Lanjutnya seraya tersenyum miris.

***


Disisi lain..

"Anjayyy kesukaan si Septihan nih."

"Apaan ya anjirr, gue masih normal suka cewek tapi bukan berarti suka cabe-cabean juga."

Septihan kesal karena teman-temannya terus memanggil namanya ketika ada cewek lewat dengan pakaian yang minim atau ketat juga body yang berisi di tempat yang tepat.

"Kenapa sih lo gak suka cewek yang gede dada nya?" Tanya Vino dengan santai.

"Bahasa lo anjrit, filter dikit ini kan di tempat umum." Tegur Septihan dengan mata melotot karena terkejut dengan temannya yang sangat frontal.

"Halah halah, ngapain di filter? Padahal udah sering ini." Ucapan Vino lagi-lagi membuat Septihan darah tinggi.

"Bacot!"

Setelahnya mereka kembali diam dan fokus pada pertandingan basket team lain yang berada di hadapan mereka alias di lapangan outdoor, semuanya berjalan baik hingga salah satu dari mereka kembali mengucapkan kalimat yang langsung membuat Septihan memejamkan matanya dan bertanya-tanya mengapa ia sangat bodoh dan mau berteman dengan orang-orang yang astagfirullah seperti mereka.

Harsa yang sedari tadi hanya tertawa bersama leader dan captain mereka pun akhirnya ikut-ikutan, "Oh ya, gue tahu alasan kenapa Septihan gak suka cewek yang dada nya gede."

Septihan menghela nafasnya lelah ketika hal tersebut kembali dibahas, lelah memiliki teman seperti mereka ini.

"Apatuh?"

"Karena dia pengen dia yang gedeinnya." Balas Harsa setelah menyuruh teman-temannya yang lain mendekat padanya.

"Anjayyy." Teriak mereka semua termasuk Malvin dan Jordan.

Tetapi tidak dengan Septihan, lelaki itu justru berteriak frustasi. "GAK GITU JUGA BANGSAT!"

***

Team Draftor telah pulang ke Bandung dari satu jam yang lalu kecuali Septihan yang lagi-lagi harus menunda kepulangannya, lelaki itupun tak bisa menolak ketika Pamannya memintanya untuk makan sore bersama di cafe dekat tempat pertandingan tadi.

"Selamat buat kemenangannya, semoga kamu jadi atlet terkenal." Ucap Riki selaku Paman Septihan.

"Aamiin, semoga itu bisa terjadi." Balas Septihan ragu seraya tersenyum sangat tipis.

Sedikit info tentang lelaki bernama lengkap Septihan Nawangga itu. Sebenarnya ia tidak pernah sesempurna yang orang-orang katakan, ia bahkan merasa kasihan dengan orang-orang yang iri dengan kehidupannya yang tak pernah mereka ketahui.

Hidupnya itu menyedihkan, sangat berbanding terbalik dengan apa yang orang-orang katakan. Meskipun Septihan itu keponakan kepala sekolah yang super kaya, sebenarnya hidup Septihan gak seenak itu. Untuk makan mungkin ia tak perlu memikirkannya, tetapi untuk membeli apa yang ia inginkan atau hanya untuk jajan saja ia sampai harus kerja sampingan. Terkadang juga mengandalkan uang dari hasil pertandingan. Yang tahu semua itu adalah teman satu team basketnya.. Juga Nata. Mungkin itu juga alasan mengapa Nata selalu menolak jika Septihan ingin mentraktir nya.

Lalu.. Keluarganya juga hancur. Septihan sama sekali tidak kekurangan kasih sayang, ia sudah mendapatkannya dari keluarga Ayah dan Ibunya. Karena saking baiknya mereka sampai Septihan menolak keras untuk mereka bantu dalam masalah keuangannya, Septihan mungkin akan menerima uang dari orang lain secara cuma-cuma.. Tetapi orang itu adalah orang tuanya yang tak bisa melakukan hal tersebut. Tidak apa-apa Septihan sulit dalam keuangannya karena tak pernah diberi oleh orang tuanya, asalkan hidup kedua adiknya tercukupi.

Orang tua Septihan cerai 1 tahun lalu setelah Ayahnya ketahuan selingkuh dan ternyata memiliki anak seumuran dirinya dari wanita lain, dan anak itu adalah Chelsea. Sahabat Septihan dari kecil. Septihan masih bisa bersikap baik pada Chelsea ketika di sekolah, tetapi sampai di rumah ia kembali membenci orang yang menjadi alasan keluarganya hancur. Meskipun tak seharusnya ia menyalahkan Chelsea yang lahir karena kesalahan orang tuanya, bahkan selama ini Chelsea hidup tanpa seorang Ayah.

Dan kini, setelah semuanya terungkap lalu kedua orang taunya bercerai.. Ayahnya justru menikah dengan Ibu Chelsea. Itulah alasan Septihan hancur. Kenapa Ayahnya bisa setega itu meninggalkan dirinya dan kedua adiknya? Jika memang akan menikah dengan Ibu Chelsea, kenapa harus 2 minggu setelah bercerai dengan Ibunya?

Perceraian itupun menjadi alasan mengapa Septihan pindah ke Bandung dan tinggal bersama Ibunya, lalu kedua adiknya tinggal bersama Ayahnya untuk sementara waktu. Tapi semua kedamaian di rumah tak berlangsung lama ketika Ayahnya juga pulang ke Bandung bersama kedua adiknya juga Chelsea yang dititipkan padanya. Setelah itu perdebatan selalu terjadi di rumah antara Ibunya dan juga Ayahnya tentang hak asuh. Hah? Hak asuh macam apa jika saat ini saja ia sudah merasa terlantarkan?

Selama 6 minggu ia tidak datang ke sekolah dan ternyata berada di Jakarta, karena selama itu pula ia dipaksa tinggal bersama Pamannya. Lalu setiap harinya selalu dibujuk agar ia bisa menerima keputusan kedua orang taunya, bahwa kedua adiknya ikut bersama Ibunya ke Jogja tempat kelahiran Ibunya dan dirinya bersama sang Ayah. Ia tetap di Bandung dan tinggal seorang diri di rumah yang sangat besar, Ayahnya pergi ke Jakarta dengan Ibu Chelsea lalu meninggalkan anak itu dengan Bibinya di rumah sebelah.

"Sebelum pergi tanpa pamit sama kamu, Ibu kamu bilang dan nitip sesuatu. Dia bilang, kamu harus berusaha buat gak bantah keinginan Ayah kamu. Dan dia nitip surat ini, katanya.. Ini satu-satunya permintaan Ibu kamu sebelum kalian bertemu beberapa tahun lagi."






























─Bersambung..

25, 01, 2023 (tanggal di buatnya:)
sorry yaa gyu suka ngedraft tapi gak langsung dipublish:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top