Libraries In Water - [ Perpustakaan Dalam Air ]

Kelompok Albert dan Merlin berhenti dijalanan menurun, bukan karena lelah tapi karena ada yang aneh.

"Disini sepi sekali?" bisik Albert sambil bertanya.

Kedua matanya menyelidik keadaan, dibantu dengan indra milik Merlin yang dapat mengetahui kedatangan 'sesuatu'.

"Apa kau merasakan sesuatu, Merlin?"

"Ada yang datang. Dia DIATAS!!" seru Merlin.

Brrrr...

Water cycle mereka melesat ke depan menghindari hantaman dari rahang seekor monster. Tepatnya seekor buaya raksasa.

Rak buku yang ada kiri dan kanan Albert tadi hancur akibat hantaman rahang buaya, anehnya lantai tidak hancur.

"Tempat ini aneh sekali..." cetus Albert.

Albert memacu water cycle menjauhi sang buaya tapi buaya tidak dengan mudah melepaskan mereka berdua.

"Menyusahkan saja.." gerutu Albert menurunkan kecepatan.

"Albert, apa yang kau lakukan?" tanya Merlin memasang ekspresi takut.

Albert tidak menjawab pertanyaan Merlin dan lebih berfokus ke buaya. Albert merentangkan tangan kirinya ke depan dan muncullah pedang berwarna biru gelap dan terang disana.

"Haaa..." teriak Albert sembari mengayunkan pedangnya ke depan.

Tebasan air tipis muncul dan melewati badan sang buaya, tebasan itu menembus badan buaya dan membelahnya menjadi dua.

"Albert, tadi itu??" terkejut Merlin.

"Tadi itu pedang baruku..." jelas Albert tersenyum kepada Merlin. "Ayo kita lanjutkan!!"

..

Tia dan Tina berenang pelan ke arah bola biru raksasa yang bercahaya terang. Keadaan mereka sama seperti Albert dan Merlin barusan.

"Kakak, kira - kira itu apa ya?" tanya Tia memulai pembicaraan, dan topiknya adalah bola itu.

"Itu bola..." jawab Tina datar.

"Ayolah kak, aku serius.." sebal Tia.

"Aku juga..." balas Tina dengan datar lagi.

"Hmph.." Tia mengalihkan pandangannya karena sebal.

Tina diam - diam mengukir senyuman di bibirnya.

Mereka berdua berhenti di depan bola, bola itu melayang di depan mereka, di dekat bola atau dibawahnya ada empat meja yang dipenuhi dengan tombol - tombol seperti komputer.

"Benda apa ini?" tanya Tia mendekat. Tia memperhatikan setiap tombol yang ada.

"Benda apa itu, Tia?" tanya Tina yang masih ditempatnya.

Tia tidak menjawab pertanyaan kakaknya, dia sengaja diam sembari menggembungkan pipi. Tina hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Iya - iya, kakak yang salah..." mengalah Tina. Tina tahu, jika Tia bersikap seperti itu maka akan susah untuk mendekatinya.

Tina berenang mendekat ke tempat Tia. Mata Tina menangkap tombol yang memilki ukiran gelombang air dan...

Clek?!

..

"Sial. Hampir saja aku mati..." cetus Lazarus berkeringat panas.

Lazarus berhasil meloloskan diri dari kejaran para belut listrik dengan masuk ke ruang bawah tanah. Dibawah sana terdapat lorong bawah tanah yang mengarah ke suatu tempat.

"Ini kapal atau perpustakaan sih.." bingung Lazarus memperhatikan lorong - lorong.

Lazarus berhenti berjalan karena di depannya ada persimpangan. "Kiri atau kanan??"

..

Water cycle yang dikendarai oleh Albert dan Merlin sengaja berhenti dibarisan rak buku yang menghalangi jalan mereka. Albert memutuskan untuk turun dari kendaraannya, diikuti Merlin. Barisan rak buku itu tersusun seperti angka satu tapi sangat sempit membuat kendaraan mereka tidak bisa masuk.

"Tetap aktifkan indra pendengarmu, Merlin.." ingatkan Albert.

Merlin mengangguk mengerti dan mengekor dibelakang Albert. Mereka terus menelusuri rak - rak buku, sesekali memilih berhenti hanya demi untuk istirahat dan membaca buku.

"Tidak ada habisnya..." cetus Albert menatap datar ke depan, dimana tersusun rapi rak - rak buku yang sangat banyak.

Albert membalikkan badannya dan memperhatikan Merlin yang sedang membaca salah satu buku.

"Apa yang kau baca??" tanya Albert penasaran.

"Diary.." jawab Merlin pendek.

Albert semakin mendekat dan berhenti disamping Merlin.

"Perpustakaan Mosen..."




Hari Pertama,

Aku terperangkap di perpustakaan ini dan berusaha untuk mencari jalan keluar tapi.... Tidak aku temukan.




Saat Merlin membaca ini, dia meneguk saliva miliknya.

"Punya siapa?" tanya Albert tiba - tiba.

Merlin beralih ke halaman pertama, dimana ada nama sang penulis.

"Corenes..... Seas????!" pekik Merlin terkejut.

"Seas?? Bukankah itu nama margamu, Merlin?!" cetus Albert.

"Benar tapi... Aku tidak mengenal nama orang ini.." sahut Merlin memandang nama sang penulis.

"Lebih baik kita lanjutkan dulu..." usul Albert dan Merlin mengangguk mengiyakan.




Hari kedua,

Aku masih mencari jalan untuk keluar dari perpustakaan terkutuk ini. Hari pertama aku akhiri karena aku terlalu lelah untuk berpikir.

Dihari kedua aku menemukan sebuah lorong bawah tanah, yang mana lorong itu menuju ke sebuah tempat. Tapi pertama - tama, aku harus melewati terowongan yang sangat gelap. Beruntung paman mengajariku sihir air yang dapat menghasilkan cahaya.

Aku berhasil melewati terowongan itu dan bertemu dengan DIA.

Si Kakek Belut Putih.




..

Ekspresi Lazarus berubah menjadi pucat pasi melihat terowongan super gelap di depannya, bukan itu saja. Tepat di depan Lazarus ada sesosok belut putih yang memiliki kumis yang sangat panjang.

"H - Hahaha... Sialnya aku!"

..

Hari ketiga,

Dihari ketiga aku memutuskan untuk ke selatan, disana aku menemukan sebuah bola biru raksasa, bola itu bercahaya sangat terang seperti.... Langit Biru.

Walaupun aku tidak pernah melihat dengan mataku sendiri 'Bagaimana Langit Biru itu?'.

Di sekelilingi bola itu terdapat alat - alat aneh yang tidak aku ketahui. Aku mencoba untuk menekan semua tombol dan mengaktifkan beberapa alat tapi tidak terjadi apa - apa. Aku memutuskan untuk berhenti walaupun belum semua tombol aku tekan.

..

"KAKAK, APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Tia menyaksikan Tina menekan sebuah tombol.

"......"

"......."








"Hmm?? Tidak terjadi apa - apa?" kata Tina dengan polosnya.

"BODOH!!"

..

Hari keempat,

Aku kembali menelusuri perpustakaan ini. Dalam penelusuranku, aku bertemu dengan beberapa monser tingkat menengah.

Hari kelima,

Aku masih menelusuri.

Hari keenam,

Aku memilih untuk berhenti sejenak.

Hari ketujuh,

Aku berburu mencari makanan.

Hari kedelapan,

Aku mencari makan sambil menelusuri jalan - jalan baru.




Merlin beralih ke halaman berikutnya, ke berikutnya, berikutnya dan ke berikutnya.

"Semuanya tentang kegiatan sehari - hari miliknya..." kata Merlin yang membaca setiap catatan.

Tangan Albert menarik pundak Merlin. "Kita akan mencari tempat istirahat..." cetus Albert.

Albert dan Merlin kembali ke tempat mereka semula tadi... Walaupun itu sangat jauh.

"Kita sudahi saja hari ini..."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top