Give Your Heart a Break by TheSkyscraper

Song : Give Your Heart a Break by Demi Lovato
....................................................................................
Sejauh yang kutahu, dia tidak punya seorang kekasih. Sejauh yang kutahu, akulah satu-satunya orang yang dekat dengannya. Dan sejauh yang kutahu, hanya aku yang paling peduli kepadanya.

Sesungguhnya aku sangat menyukainya, amat sangat menyukainya. Jika boleh dibilang, mungkin aku sudah jatuh cinta kepadanya. Tapi baginya, aku hanya seorang teman yang selamanya akan menjadi teman.

Aku dan dia sudah cukup lama saling mengenal. Aku pun sudah sering memberinya isyarat bahwa aku menyukainya. Tapi entah mengapa ia selalu mengabaikan isyaratku dan berlagak seolah ia tak tahu bahwa aku menyukainya. Namun semakin ke sini, aku semakin tau mengapa ia bersikap seperti itu. Ia takut akan sebuah hubungan. Ia takut kembali sakit hati. Tapi dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku tak pernah berniat menyakitinya. Karena sejujurnya aku hanya ingin menjaga dan menyayanginya. Aku tulus mencintainya.

"Taya," panggilku yang membuatnya menoleh ke arahku.

"Gue cinta sama lo." kataku lagi. Kulihat dia sedikit terkejut dengan ungkapan cintaku ini. Dia terdiam dan memandangku serba salah.

"Gue gak maksain buat lo suka sama gue. Gue cuman pengen lo tau kalau gue suka sama lo, gue cinta. Gue pengen jagain lo. Gue gak ada niatan buat nyakitin lo ataupun matahin hati lo. Gue sayang sama lo, Taya."

"Drata, gue ... gue--"

"Gue tau kalau lo pernah sakit hati dan ngebuat lo takut buat deket lagi sama cowok." potongku. "Tapi gue cuman pengen lo nyoba buat buka hati lo, Ta. Gak semua cowok itu kayak dia yang pernah nyakitin lo."

Taya masih terdiam. Wajahnya kini tertunduk. Tangannya memilin ujung cardigan yang ia kenakan.

"Gue takut, Dra." ucapnya lirih. "Gue takut sakit hati lagi."

Kuulurkan tanganku ke arah tangannya. Kugenggam erat tangan mungilnya. Wajah cantiknya kini menatapku bingung. Dari tatapan matanya terpancar ketakutan.

"Selama lo kenal gue, apa pernah gue nyakitin lo?" tanyaku padanya.
Dengan tidak yakin Taya menggeleng.

"Selama lo kenal gue, apa pernah gue ngebuat lo kecewa?"

Taya kembali menggelang.

"Selama lo kenal gue, apa gue pernah ngebuat lo suka sama gue?" tanyaku lembut. "Kalau iya ngomong, Ta."

Ia kembali mematung. Kini wajahnya tertunduk. Ia menarik tangannya dari genggamanku. Hatiku terasa sangat nyeri. Ia kembali memungkiri perasaannya. Aku tau betul bahwa sesungguhnya ia pun menyukaiku. Tapi ia tak mau mengakuinya. Ia terlalu takut jatuh cinta dan kembali merasakan sakit.

"Don't wanna break your heart
Wanna give your heart a break
I know you're scared it's wrong
Like you might make a mistake." ucapku menyenandungkan penggalan lirik dari lagu Give your heart a break milik Demi Lovato.

Taya mulai mengangkat kepalanya dan ragu-ragu memandangku. Aku tersenyum lembut ke arahnya. Kembali gugenggam tangannya seolah meyakinkannya bahwa apa yang kuucapkan itu sungguhan. Aku tulus mencintainya.

"There's just one life to live
And there's no time to wait, to waste
So let me give your heart a break, give your heart a break."

"Darta ...." ucapnya lirih. "Gue takut,"

"Gue janji bakalan ngebuat lo lupa sama sakit hati lo karena gue pengen ngebuat lo bahagia. Gue tulus suka sama lo, Ta. Gue cinta sama lo. Please, percaya dan yakin sama gue. Gue bakalan ngebukti'in ke elo kalau gue pantas buat lo."

Taya masih diam memandang ke arahku. Ia seakan mencari kebenaran dari semua ucapan yang telah kukatakan kepadanya. Tiba-tiba kulihat senyum manis terukir di bibirnya. Ia memberiku senyum kecil yang sangat manis.

"Taya, gue cinta sama lo." ucapku lagi mantap. Ia mengangguk dan tersenyum semakin lebar. Kini sorot matanya yang semula penuh dengan curiga dan keraguan mendadak hilang seketika. Mata itu sekarang bersinar menyiratkan sebuah harapan.

"Gue janji bakalan jagain lo dan ngebuat lo bahagia." ucapku lagi.

"Janji jangan pernah nyakitin gue." pintamu kepadaku.

"Gue gak akan pernah nyakitin orang yang gue cintai." ucapku sungguh-sungguh.

Taya mengangguk dan tersenyum ke arahku, "terima kasih, Drata."

..................
THE END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top