Falling in Love by _LeoNy_

Song : Illa Illa by Juniel
..........................................

Cheot sarangeun areumdawoseo, cheot sarangeun kkochiramnida (Cinta pertama itu indah, cinta pertama seperti bunga).

Kau tahu rasanya jatuh cinta? Untuk pertama kalinya, membuatku bingung. Ada yang bilang indah, membuat bunga-bunga di hati bermekaran. Ada juga yang bilang luar biasa, mengubah perasaan suram menjadi ceria setiap hari.

Bayangan wajah rupawannya menari-nari di kepalaku. Menjajah pikiranku karena senyumnya. Menyejukkan hatiku karena perhatiannya. Juga pelukan yang membuatku terpaku beberapa menit, merasakan debaran dan gelenyar aneh di saat yang bersamaan.

Rumit. Cukup aneh menurutku. Ekspektasiku selama ini tentang cinta berbanding terbalik dengan kenyataan. Fondasi yang susah payah kubangun telah runtuh, sangat rapuh.

Cheot sarangeun apeun geol bomyeon, cheot sarangeun yeolbyeong-imnida (Jika cinta pertama itu penyakit, cinta pertama adalah demam).

Terlalu berharap membuatku letih. Terlalu mencintai membuatku sakit. Terluka karena semua angan berbalik menancapkan taringnya. Tak bisakah cinta dibalas cinta?

"Hei, kau tak apa?" tanya lelaki dihadapanku. Gurat wajahnya menunjukkan kekhawatiran. Benarkah itu? Atau hanya kepura-puraan?

"Ya," jawabku, "a-aku baik-baik saja."

Kedua tangannya memegang bahuku, seolah memberiku kekuatan. Kudongakkan kepalaku menatap wajahnya yang tengah menunduk menatapku.

Ia memejamkan matanya sejenak lalu menatapku lagi. "Maafkan aku, Yuri. Hanya saja, aku bingung. Kau dan aku, rasanya tidak mungkin."

"Aku tahu, tapi... bisakah kau tetap di sampingku? Menemaniku seperti biasa?"

"Itu... aku harus pergi," lirihnya.

Mataku terasa perih. "Aku akan selalu menunggumu."

"Tidak perlu, aku pergi untuk selamanya."

Lama, aku bergelut dengan pikiranku. Beginikah akhirnya?

"Ingatlah aku selamanya," pintaku.

"Itu sudah pasti."

Kuacungkan jari kelingkingku di hadapannya. "Janji?"

Ia terkekeh pelan lalu mengaitkan kelingkingnya di kelingkingku. "Janji."

Sedetik kemudian, tubuhnya perlahan memudar. Menghilang dengan senyum terukir di wajahnya. Menyisakan kabut halus yang tertiup angin.

Mataku menyisir sekitar, berharap dapat melihat sosoknya sekali lagi. Hanya ada pantai dan pohon kelapa di sini.

"Naeui sarang good bye." (Cintaku selamat tinggal).

Nuansa senja yang memberi warna lembayung ke langit begitu indah, deburan ombak menciptakan alunan melodi yang begitu merdu, namun tidak dapat menjernihkan suasana hatiku saat ini.

Hanya ada satu cara untuk menemuinya....

"Tunggu aku, Kim!"

Byur!

Aku melompat dari atas jembatan ke laut. Mengacuhkan fakta bahwa aku tidak bisa berenang. Hanya cara ini... untuk menyusulnya.
......
END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top