Bagian 7. Mantra Pemindah
Ikh POV
Sekolah. 13.40
Aku letakkan semua tumpukan buku itu ke meja yang telah disediakan--- sebenarnya di suruh untuk diletakkan di meja tersebut sih.
"Terimakasih Ikh, kau sangat membantu..." kata guru killer dikelasku, dia memang guru yang killer tapi sebenarnya dia adalah guru yang baik.
Pak Andre itulah namanya, pak Andre sudah 10tahun disekolah ini dan sekrang umur pak Andre mungkin???? 35!
"Sama - sama, pak.." balasku dengan senyuman.
Pak Andre ikut tersenyum. Wah guru killer tersenyum.
"S - Sampai besok pak.." seruku yang berjalan keluar ruangan, dibelakang pak Andre melambaikan tangannya padaku.
Aku keluar dari ruangan tersebut padahal aku tidak ingin keluar karena disana banyak roh yang menatap tajam pak Andre tapi beruntung mereka semua telah lenyap karena mereka...
"Aku sudah 'memakan' mereka semua Ikh..." seru Kunti yang mendarat disamping kiriku.
"Bagus. Sekarang ruang guru sudah aman tinggal..." kataku berhenti melirik gudang tua yang memiliki banyak debu dipintu, bukan pintu saja tapi atap juga ada bahkan lebih parah.
Semua atap diselimuti sarang laba - laba dan itu sempat membuat bulu tanganku bergidik ngeri, apalagi dengan kehadiran laba - laba raksasa sebesar 4meter itu.
"K - Kunti.." panggilku mulai ketakutan.
"Tenanglah Ikh. Dia sudah mati.."
"Heh??"
Benar apa kata Kunti, laba - laba itu sudah mati atau lebih tepatnya dibunuh oleh Kunti sendiri. Terdapat lubang besar dikepalanya, sejak kapan?
Aku tahu itu adalah kekuatan milik Kunti tapi bukankah itu terlalu kuat untuk hantu kuntilanak. Rasa penasaranku bukan itu saja, itu semua berawal dari Kunti yang menolongku dari pembully-an disekolah lamaku dan Kunti membuat kontrak denganku.
"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan Ikh tapi fokuslah, musuh kita datang.." kata Kunti membuyarkan lamunanku.
Aku tersentak setelah melihat ada 30 roh 'penasaran', tiga hantu seperti Kunti dan satu siluman kadal di atas langit, mereka semua berada di atas gudang tua itu.
"K - Kau pasti bercanda?! I - Ini terlalu banyak!!!" gugupku.
"Kita harus menghancurkan gudang itu bila ingin mereka semua mati atau kita bunuh saja mereka semua-- tidak, kita makan saja.." cetus Kunti entah dia sedang semangat atau malas. "Siapkan kayu dan kertasmu Ikh, kita akan bertempur!!"
"A - A ---- Heeeeh???"
"Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Aku dapat mendengar semua roh itu mengatakan 'bunuh', aku rasa mereka semua adalah manusia yang mati dengan kebencian yang tertinggal di rohnya. Aku berdecih kecil. Semudah itukah kalian ingin membunuh?
Aku keluarkan kayu kali ini kayuku berbentuk sebuah pedang. Keren~~~
Dan ditangan kiriku sudah ada jimat dengan gambar pedang pendek atau yang sering disebut shortsword. Ini adalah jimat baru hasil buatanku sendiri, sebenarnya fisikku lemah---- mau bagaimana lagi? Nasib.
"Wahai Pedang Roh, keluarlah dan basmi semua dosa yang ada di dunia ini..."
Aku lempar jimatku ke depan, jimatku bersinar biru dan gambar pedang yang ada dijimat itu keluar dan membesar, tanpa berlama - lama aku masukkan pedang kayuku, aku dapat merasakan sesuatu memasuki pedangku. Pada saat aku gambar pedang itu menyatu dengan pedang kayuku, pedang kayuku mengeluarkan sinar biru yang menyilaukan mata dan pedangku berubah menjadi sebuah shortsword mata besi sepanjang 50cm. Cukup panjang untuk diriku yang setinggi 155cm ini.
"Tambahan item..." seru Kunti seraya mengibaskan gaun putihnya ke tubuhku.
Seketika itu juga aku merasakan suatu kekuatan memasuki tubuhku. "A - Apa ini? Kenapa aku merasa badanku bertambah sehat(kuat)?" bingungku.
"Aku menambahkan 10% kekuatanku padamu... Jadi, jangan sampai mati.."
Aku tidak pencaya Si Kunti ini mengatakan hal seperti tadi, aku tersenyum kecil memandang Kunti.
"Walaupun kau sering menjengkelkan tapi tetap saja kau sangat berguna disaat seperti ini, Kunti.."
"Terimakasih..."
Huda POV
Jalanan. 13.45
Aku berlari ke arah sekolah, kenapa hawa membunuh dapat aku rasakan disana?
Apa ada roh jahat disana?
Aku harap Ikh datang untuk membantu!
Butuh waktu 10menit untuk sampai ke Junior Borneo, sesampainya disana aku melihat Ikh tengah bertarung dengan banyak roh 'penasaran' serahkan Kunti melawan tiga roh yang sama jenis dengannya.
Aku melihat satu roh terbang ke belakang Ikh ingin menyerangnya, reflek aku langsung berlari dan memukul roh itu dengan tongkatku.
"Huda???" pekik Ikh.
Aku dan Ikh saling membelakangi badan, aku dapat merasakan kehangatan dari belakang. I - Ini bukan waktunya untuk itu.
"Ikh, darimana semua roh ini datang?" tanyaku langsung.
"Dari sana..." tunjuk Ikh ke gudang tua yang dimana seekor siluman kadal berdiri disana.
"Kita harus menyelesaikan semua ini sebelum Pak Andre keluar dari ruang guru..." seru Ikh yang menebas roh yang ingin menyerangnya.
"Eeeehhh???" pekikku baru sadar dengan perkataan Ikh barusan.
Pak Andre disekolah?
I - Itu berarti jika pak Andre keluar dari ruang guru maka--
"---maka semuanya akan 'susah'.." kata Ikh yang memotong kata dalam hatiku.
DOOM!!!
Ledakkan cukup besar terjadi di dekat gudang itu, tenyata itu berasal dari kekuatan Kunti yang telah berhasil mengalahkan ketiga musuhnya.
Aku bernafas lega karena lawan kuat sudah hilang, dan hanya menyisakan siluman kadal dan 10 roh 'penasaran'. Jika kami tidak cepat - cepat menyelesaikan ini maka pak Andre akan keluar dan membuat 'kesusahan'.
Lalu kata - kata nenek teringat di ingatanku, jika tidak salah ada suatu mantra yang dapat memindahkan seseorang ke tempat berbeda.
"Ikh, aku punya ide!!!" seruku tiba - tiba membuat Ikh kaget.
"A - Apa itu?" tanya Ikh masih kaget.
"Aku akan memindahkan kalian berdua ke tempat lain.." jawabku cepat.
"Hah?"
"Itu ide bagus.." sahut Kunti yang tiba - tiba telah berada bersama kami.
"Kunti, apa yang Huda maksud tadi? Aku tidak mengerti?!" kata Ikh bingung.
"Huda akan memindahkan kita ke suatu tempat, hanya saja itu bukan tempat biasa..." lirih Kunti.
"Bukan tempat biasa??"
"Sudahlah Ikh. Kita tidak memiliki banyak waktu lagi, aku akan melakukannya sekarang dan kau... Harus melindungiku!!!" pintaku.
Ikh mengangguk pelan, aku rasa dia sedikit mengerti.
Aku merasa senang. Kemudian aku hilangkan tongkatku dan menaruh kedua telapak tanganku di depan dadaku, melihat aku melakukan sesuatu---- siluman kadal itu tiba - tiba menerjang ke tempatku. Beruntung Kunti menghalangi jalannya dan Ikh melindungiku dari semua roh yang ingin menyerangku.
"Terimakasih..." lirihku.
"Wahai Roh Penjaga Dimensi, ijinkanlah kami untuk pergi ke tempatmu. Aku, Aresliana Huda meminta izinmu... Terbukalah!!!"
Cahaya kuning tiba - tiba keluar dari bawah tanah bersamaan dengan itu Kunti dan siluman kadal itu menghilang, menyisakan aku, Ikh dan 5 roh 'penasaran'.
"Heh? Kenapa kita berdua tidak ikut berpindah juga???" tanya Ikh bingung.
Aku menunduk malu pada saat Ikh menatapku meminta jawabannya.
"I - Itu karena aku masih pemula dan perlu banyak belajar lagi, dan juga tingkatan sihirku ada dibagian bawah.." jawabku malu dan Ikh, dia... Tertawa.
"A - Apa yang lucu?" kesalku masih dengan perasaan malu.
"Kau lucu, Huda. Kenapa kau menggunakan mantra itu jika kau belum bisa, hihihi.." jawab Ikh yang tertawa geli.
Melihat itu aku mengembungkan sebelah pipiku.
"B - Bunuh!"
Suara serak dan sangat dalam itu membuat kami berdua cepat menatap ke sana dimana 5 roh 'penasaran' menatap kami berdua tajam.
"Hei Huda, kau siap untuk ronde selanjutnya?" tanya Ikh dengan senyuman sembari mengangkat pedangnya.
Aku tersenyum tipis. "Aku siap!!!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top