Bagian 21. Hadiah?
Author POV
Kelas. 07.45
Ikh... Ikh... Ikh...
"Ikh!!"
Tak...
Sebuah penggaris menghantam meja Ikh, membuat Ikh terbangun dari mimpinya.
"Y - Ya??!" pekik Ikh terkejut.
Rambut hitamnya berantakan tak beraturan.
"Jika ingin tidur di rumah, bukan di kelas..." kata guru Ikh yang memarahi ia.
Ikh menunduk malu. "Maaf pak..." cicit Ikh takut.
"Setelah pelajaran selesai, Ikh... Kau datanglah ke ruang guru!" pinta guru Ikh.
Ikh mengangguk tanpa bersuara.
"Kita kembali ke pelajaran.." seru guru Ikh kembali ke depan papan tulis.
Meninggalkan Ikh yang murung.
Ikh POV
Aku sangat bahagia, Ikh!
Aku mengigit bagian bawah bibirku tidak terlalu kuat, bila berdarah nanti bisa bahaya.
Ikh...
Kenapa suara itu terus datang?
Sial!
Semalam... Adalah kado hadiah yang tidak aku inginkan. Tepat tengah malam aku berulang tahun ke - 13 dan mendapatkan hadiah.... Yang menyakitkan, yaitu perginya Batie.
Aku di selamatkan oleh Kakek MESUM dan Kunti, mereka membawaku pergi menjauh dari Ren.... Dan Batie.
Ting.. Dong...
Bel istirahat berbunyi. Aku pergi ke ruang guru dan di sanalah Guru Killer menceramahiku selama 20menit.
"Haaah..." aku hela nafasku setelah keluar dari ruang guru dan di ceramahi.
"Yo..."
Aku angkat kepalaku dan mendapati Lutfii di sana.
"Ada apa?" tanyaku malas.
"Bisa minta waktunya sebentar?"
"....??"
"Ikuti aku..."
Author POV
Halaman Sekolah. 09.40
Lutfi membawa Ikh ke bawah sebuah pohon yang besar dan sejuk, angin berhembus bersahabat melewati tubuh mereka berdua.
"Jadi, ada apa?" tanya Ikh memecah keheningan.
"Ada yang... Ingin kami ucapkan!"
"Kami??"
Lutfi mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Sepertinya mereka berdua belum datang..." lirih Lutfi.
"Sebenarnya siapa yang kita tun-" pertanyaan Ikh terpotong setelah ia melihat tatapan Lutfi.
"Ikh... Kau akan baik saja!"
"A - Apa? A - Aku tidak mengerti??" Ikh memasang wajah kaget sekaligus bingung.
"Huda mengatakan jika kau sedang dalam masalah sekarang. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang telah terjadi..." tutur Lutfi.
"Huda.. Yang?!" lirih Ikh berpikir.
"Aku di sini minta mengatakan ini oleh Bariyah..." kata Lutfi sambil berdehem.
"Mengatakan apa?" tanya Ikh.
Lutfi mengatur nada bicaranya. "Kau boleh bersedih tapi jangan patah semangat!"
Ikh POV
Halaman Sekolah. 09.45
"Bariyah..." lirihku.
"Kau harus kuat, Ikh. Kau itu adalah temanku..." kata Lutfi.
Aku mengulas senyuman. "Terimakasih..." ucapku.
"B - Bariyah..." panggil seseorang.
"Maaf kami terlambat..."
Aku membalikkan badanku dan mendapati Bariyah... Serta Huda yang bersembunyi di belakang Bariyah.
"Akhirnya kalian datang juga..." cetus Lutfi.
"Jadi mereka yang di sebut Lutfi adalah Bariyah dan Huda..."
Author POV
Halaman Sekolah. 09.47
Huda sembunyi di belakang Bariyah setiap kali Ikh meliriknya.
"Jangan menatapnya seperti itu, Ikh..." tegur Bariyah membuat Ikh salah tingkah.
"A - Aku tidak..." bantah Ikh keringatan.
"Kita kembali ke topik. Bariyah..." sela Lutfi.
Bariyah mengangguk. Dia berpindah cepat ke belakang Huda lalu mendorong Huda sampai membuat Ikh dan Huda setengah berpelukan.
"E - Eh?" pekik Huda.
Rona merah muncul di kedua pipi mereka masing - masing.
"Berjuanglah..." bisik Bariyah kemudian pergi menjauh.
"Kau pasti bisa..." bisik Lutfi dan menyusul Bariyah.
Ikh dan Huda saling tatap, menatap. Padahal Bariyah di larang untuk bertemu dengan Ikh, dan kini mereka setengah berpelukan.
"Hai.." sapa Ikh mencoba untuk tidak gugup, pasalnya sudah 4 bulan lebih mereka tidak saling menyapa.
"H - Hai j - juga..." balas Huda sangat gugup.
Keheningan melanda mereka selama hampir 15menit lebih.
"Kenapa mereka cuma diam saja??" geram Bariyah yang mengigit gemas sapu tangan putihnya.
"Bersabarlah..." kata Lutfi yang ada di samping.
"M - Mau duduk?" tawar Ikh.
Huda hanya mengangguk kecil. Ikh membawa Huda ke bawah pohon yang ada di belakang mereka berdua. Keheningan kembali melanda mereka berdua, tidak ada yang berani atau mau yang memulai pembicaraan.
"Huda, ada yan--"
"--Aha!!" pekik Huda memotong kata - kata Ikh.
"Huda?" kata Ikh bingung.
"Tunggu sebentar..." pinta Huda.
Huda mengambil sesuatu dari sakunya, itu adalah sebuah kotak dengan pita kado. Itu adalah kado
"S - Selamat ulangtahun..." ucap Huda seraya menyerahkan kado kepada Ikh.
"T - Terimakasih?" balas Ikh bingung.
Huda memalingkan mukanya setelah memberikan kado kecil itu kepada Ikh, semantara Ikh menjadi bingung akan tingkah Huda.
"K - Kau bisa membukanya..." kata Huda mencicit.
Ikh mengangguk ragu. Kedua tangannya bergerak ramah membuka kado pemberian Huda.
"U - Untuk apa ini?" tanya Ikh bingung melihat isi kado.
"Aku tidak tahu ini akan berguna atau tidak, tapi... Aku ingin kau menerimanya!" cetus Huda.
Ikh terdiam. "Terima... Kasih!"
Huda mengangkat wajahnya, dia melihat Ikh tersenyum.
"Kau... Suka?" tanya Huda dan Ikh mengangguk.
Huda tiba - tiba berdiri dan berhenti di depan Ikh, membuat Ikh kebingungan.
"Ikh..." panggil Huda.
Huda tersenyum. "Aku senang..."
Manik Ikh membulat, pada saat bersamaan angin menerpa mata Huda membuat senyumannya hilang. Ekspresi datar saat memandang berserta kupu - kupu kecil yang beterbangan di dekat Huda, membuat dia...
"Cantik!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top