A Secret Marriage : 09
"Kau bisa menggunakan ku," ucap Younghoon yang membuat Dahyun menatapnya.
"Untuk menutupi rahasia mu," lanjut Younghoon.
Dahyun terdiam. Matanya membelalak kaget ketika mendengar perkataan Younghoon.
Younghoon? Ia pun tak tahu mengapa dirinya mengatakan hal itu pada Dahyun.
Kenapa ia repot-repot untuk gadis dihadapannya ini?
"Sunbae tidak perlu melakukan itu. Dan aku pun tak ingin menggunakan sunbae untuk masalah pribadi," ujar Dahyun.
Younghoon menatap Dahyun. Kenapa dadanya tiba-tiba berdenyut sakit ketika Dahyun mengatakan hal itu. Padahal apa yang Dahyun katakan benar. Dirinya bukan siapa-siapa, untuk apa mengurusi masalah pribadi orang lain
"Aku tahu sunbae mengasihani ku, tapi aku baik-baik saja," lanjut Dahyun.
Younghoon tampak tak menyukai perkataan Dahyun tadi. Mengapa Dahyun berpikir seperti itu terhadapnya.
"Aku ingin membantu mu. Bukan karena aku kasihan pada mu. Tapi aku tidak suka bagaimana cara Mingyu memperlakukan mu," ujar Younghoon.
"Kenapa sunbae harus memikirkan itu?" tanya Dahyun tak mengerti.
Younghoon terdiam, bergelut dengan pikirannya. Ya, mungkin selama ini Younghoon memang selalu menepis fakta bahwa dirinya tertarik pada Dahyun. Namun setelah apa yang ia lakukan hari ini, sepertinya tidak ada alasan untuk menyangkal perasaannya bukan?
Younghoon jelas sadar, bahwa ia tertarik pada Dahyun.
"Kau ingin aku mengatakan yang sebenarnya?" tanya Younghoon yang mendapatkan anggukan kepala dari Dahyun.
Ada jeda sejenak sebelum Younghoon menjawabnya, matanya terfokus pada manik Dahyun.
"Karena aku sudah jatuh Cinta pada mu."
Seolah tersihir, Dahyun tak bisa lepas dari tatapan dalam milik Younghoon. Ingin mengatakan bahwa ini hanyalah mimpi, namun semuanya tampak begitu nyata.
Younghoon jatuh Cinta padanya?
"Jangan bercanda sunbae.." ujar Dahyun dengan tawanya yang terdengar canggung.
"Sulit di percaya, namun nyatanya itu yang aku rasakan pada mu," ucap Younghoon.
Dahyun tak merespon, tampaknya gadis itu masih tak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi pada mereka.
Melihat diamnya Dahyun, Younghoon hanya bisa tersenyum, meskipun dadanya terasa berdenyut sakit.
Dahyun tidak akan pernah memilihnya.
"Aku tahu ini tak pantas. Namun kau bisa menggunakan ku untuk menutupi rahasia mu. Setidaknya hanya itu yang bisa aku lakukan, karena aku tahu kau tidak akan pernah memilih ku," ujar Younghoon.
Tentu saja Younghoon sadar akan posisinya yang hanyalah orang luar dalam kisah Dahyun. Namun setidaknya Younghoon ingin berada disisi Dahyun ketika gadis itu membutuhkannya. Seperti saat ini.
"Izinkan aku untuk membantumu Dahyun-ah."
Dahyun tak pernah membayangkan jika dirinya akan berada di situasi seperti ini. Di cintai oleh lelaki populer seperti Younghoon. Seolah ia adalah pemeran utama dalam drama.
Mengapa Younghoon mencintainya?
Mengapa Younghoon rela untuk membantunya? Wanita yang sudah terikat pernikahan, wanita yang bersuami, wanita yang tak akan pernah memilihnya.
Mengapa Younghoon rela menyakiti dirinya sendiri?
Padahal Mingyu tak pernah melakukan itu.
Kenapa bukan Mingyu yang jatuh Cinta padanya.
Kenapa bukan Mingyu yang berada di sisinya disaat ia membutuhkannya.
Kenapa bukan Mingyu....
"Sunbae, maafkan aku... "
Sampai akhir pun Dahyun tetap memilih Mingyu yang sudah jelas tidak mencintainya.
...............................
Dahyun menyandarkan kepalanya pada tiang halte, ia menunggu busnya untuk pulang ke rumah.
Helaan nafas terdengar untuk yang kesekian kalinya. Setelah berbicara dengan Younghoon, Dahyun merasa bersalah karena telah menolak Younghoon yang jelas-jelas sudah sangat baik padanya. Younghoon bahkan mau mengerti posisinya yang masih tak bisa melepaskan Mingyu.
Bodoh. Memang.
Namun Dahyun tak bisa membohongi perasaannya. Yang ia Cinta bukan Younghoon, tapi Mingyu.
"Kenapa bukan Younghoon sunbae... Kenapa harus Mingyu," ujar Dahyun lirih.
"Mungkin karena Mingyu adalah jodoh mu."
Dahyun terlonjak kaget, ia menoleh ke samping dan mendapati Jaehyun disana tengah menatapnya.
Dahyun tak tahu kenapa, tapi Jaehyun selalu muncul dihadapannya saat dirinya merasa sedih atau bahkan pusing memikirkan Mingyu.
"Jaehyun sunbae!"
"Kenapa kau selalu sendiri? " tanya Jaehyun yang kini mulai mengambil tempat disamping dahyun.
"Sunbae sendiri kenapa selalu muncul tiba-tiba?" dengus Dahyun.
"Aku hanya kebetulan melihat mu," jawabnya.
Dahyun tak membalas lagi, matanya tiba-tiba saja terpaku ke sebrang jalan. Disana ia melihat Mingyu dengan motornya tengah menatap dirinya. Pandangan mereka bertemu, namun Dahyun mengalihkan pandangannya.
"Apa Mingyu yang menyuruh sunbae untuk berbicara pada ku?"
Jaehyun melirik ke sebrang jalan, melihat Mingyu yang masih setia duduk di atas motornya sembari menatap Dahyun.
"Tidak, aku bahkan baru menyadari keberadaannya," ujar Jaehyun santai.
Dahyun hanya diam. Tak lama suara motor yang mulai menjauh mengambil perhatian Dahyun.
Mingyu sudah pergi.
Dahyun menatap jalanan dengan tatapan sendu. Ah rasanya lelah sekali mencintai seorang Kim Mingyu.
"Sunbae..." panggil Dahyun yang tertunduk lesu.
"Wae?"
"Aku ingin bercerai dengan Mingyu," ujarnya.
Jaehyun terdiam sejenak kemudian membalas. "Kau yakin?"
Dahyun langsung menggelengkan kepalanya.
"Kau masih mencintainya?" tanya Jaehyun lagi.
Kali ini Dahyun menganggukkan kepalanya.
Jaehyun tersenyum tipis. "Kalau begitu jangan lakukan itu. Kenapa kau ingin bercerai ketika kau masih sangat mencintainya."
Dahyun masih menunduk, tak lama Jaehyun bisa melihat bahu milik Dahyun bergetar.
"Dahyun-ah? " tanya Jaehyun yang mulai khawatir ketika mendengar isak tangisnya.
Dahyun mengangkat kepalanya lalu menatap Jaehyun dengan air mata yang mengalir. Ah ia tak bisa lagi menahan air mata yang sudah ia pendam seharian ini.
Jaehyun yang melihat Dahyun menangis pun menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Dahyun pelan, mencoba untuk menenangkan wanita itu.
"Aku lelah sunbae. Aku lelah dengan Mingyu. Tapi aku mencintainya."
"Kau tenang saja, Mingyu pasti sangat mencintaimu," ucap Jaehyun.
Meski pun suara Jaehyun sangat kecil, Dahyun dapat mendengarnya. Dan Dahyun sangat berharap jika hal itu benar adanya.
"Kau harus memahami Mingyu," ucap Jaehyun.
Dahyun melepaskan pelukannya. Ia pun menatap Jaehyun. "Mengapa harus aku yang selalu memahaminya sunbae?"
"Karena Mingyu sulit untuk mengatakan apa yang sedang ia rasakan," ujar Jaehyun.
Jaehyun menatap Dahyun yang kini tengah diam.
"Kau tahu? Ada banyak orang di dunia ini yang tak bisa menyampaikan apa yang mereka rasakan. Bukan karena mereka tidak mau, tapi karena mereka tidak bisa," ujar Jaehyun.
"Mingyu adalah salah satunya, sejak kecil dia bukan tipe anak yang akan mengutarakan apa yang ia rasakan. Mingyu tak mengungkapkannya melalui perkataan namun dengan tindakan," jelas Jaehyun sembari tersenyum kecil.
Dahyun terdiam. Lagi-lagi ia mengetahu sisi lain Mingyu dari orang lain. Mengapa begitu sulit untuknya memahami Kim Mingyu.
"Aku tak bisa memahaminya, bahkan ketika aku menjadi istrinya... aku istri yang buruk," ujar Dahyun yang lagi-lagi tak bisa menahan air matanya.
"Kenapa kau tidak mencoba untuk mendekatinya, berbicara secara terbuka dengannya," usul Jaehyun.
"Aku takut ketika aku melakukannya kami justru akan bertengkar lagi."
"Kau tidak akan tahu sebelum mencoba bukan?"
Dahyun lagi-lagi terdiam. Apakah yang dikatakan Jaehyun ini benar? Apa ia harus mencoba untuk berbicara dengan Mingyu dari hati ke hati seperti pasangan pada umumnya.
Tapi, bagaimana jika lagi-lagi ia tak bisa memahami Mingyu.
................................
Dahyun masuk ke dalam rumahnya. Suasana rumah begitu sunyi dengan lampu yang padam.
Setelah berbicara dengan Jaehyun tadi, Dahyun mencoba untuk berbicara dengan Mingyu dan menjelaskan semuanya. Meskipun Dahyun masih takut untuk bertemu dengan Mingyu, namun Dahyun sadar bahwa ia tidak bisa terus menghindar.
Kini Dahyun berjalan menuju kamarnya untuk langsung menemui Mingyu.
Semakin dekat dengan kamarnya, semakin cepat pula jantungnya berpacu. Beberapa prasangka buruk pun datang ke dalam pikirannya.
Bagaimana jika Mingyu langsung memutuskan hubungan mereka.
Bercerai.
Meskipun Dahyun beberapa kali berniat melakukannya, namun pada akhirnya ia sama sekali tak sanggup jika harus berpisah dengan Mingyu.
Bodoh. Ya, Dahyun memang bodoh karena telah jatuh Cinta sedalam ini pada Mingyu.
"Kau bisa melakukannya Dahyun," ujarnya menyemangati diri.
Dahyun kembali menarik napasnya sebelum akhirnya mulai membuka pintu kamar.
Perlahan dengan langkah yang pasti, Dahyun masuk ke dalam kamar. Matanya langsung di hadapkan pada sosok Mingyu yang tengah berkutat dengan ponselnya di atas tempat tidur.
Suara pintu yang terbuka tentu saja mengalihkan perhatian Mingyu. Lelaki itu menatap ke arah Dahyun begitupun sebaliknya.
Keduanya saling memandang dalam diam. Hanya keheningan yang tercipta sampai Mingyu tiba-tiba beranjak dari tempat tidur. Terlihat mengambil jaketnya juga kunci mobil.
Melihat itu Dahyun tahu jika Mingyu sedang tak ingin berada di ruangan bahkan tempat yang sama dengannya.
Mingyu mencoba untuk menghindarinya.
"Minggir."
Suaranya yang berat. Tubuh yang tegap berada tepat di hadapannya. Dahyun mencoba untuk menatap Mingyu, namun mata lelaki itu tak sedikitpun menatap ke arahnya.
Dahyun menguatkan hatinya, ia akan mencoba untuk memahami Mingyu.
"Kita harus bicara," ujar Dahyun.
Mingyu menundukkan pandangannya, untuk menatap Dahyun. "Tidak ada yang perlu kita bicarakan, aku sudah mengerti," ujar Mingyu.
"Tidak, kau tidak mengerti," sahut Dahyun cepat.
"Apa yang tidak aku mengerti? Kau yang sama sekali tidak menyangkal omong kosong Younghoon?! " balas Mingyu sengit dengan nada suara yang sudah naik satu oktaf.
"Younghoon sunbae hanya mencoba untuk menutupi rahasia kita Kim Mingyu!"
"Kenapa dia repot-repot melakukan itu disaat aku ingin mengungkapkan semuanya?!"
Dahyun menutupi wajahnya.
Inilah yang terjadi ketika dirinya berusaha untuk memahami Mingyu.
Sesuai dugaannya, pada akhirnya mereka hanya akan berdebat.
"Kenapa kau ingin mengungkapkan rahasia kita?" tanya Dahyun tak habis pikir.
Mengungkapkan pada orang-orang bahwa mereka telah menikah hanya akan membawa mereka pada masalah baru. Bukan kah selama ini Mingyu yang mati-matian untuk menutupi status mereka yang sebenarnya, lalu mengapa sekarang Mingyu ingin mengungkapkannya?
"Apa kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya?" tanya Dahyun dengan lirih.
"Bukan kah kau yang tidak tahan akan hubungan rahasia ini?" ujar Mingyu terdengar menusuk.
Dahyun terdiam.
"Kau yang selalu mencoba membuat hubungan kita terungkap dengan terus mendatangi ku, tidak menjaga jarak, protes akan hal-hal kecil dan semacamnya! Lalu di saat aku ingin mengungkapkan semuanya, kau justru ingin aku tutup mulut?! Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan dan semua itu membuat ku frustasi Dahyun!"
Mingyu mengusap wajahnya dengan frustasi. Kemudian kembali menatap Dahyun yang hanya bisa diam dengan air matanya.
"Kau pikir hanya kau yang merasa frustasi?!" teriak Dahyun.
"Yang tidak bisa di mengerti disini adalah dirimu! Kau menyalahkan aku setelah semua yang aku lakukan hanyalah menuruti apa yang kau mau!"
Dahyun mengusap air mata dengan kasar. Menatap Mingyu tepat pada manik matanya.
"Dengar Kim Mingyu-ssi. Kau memang benar, saat itu aku berada di fase lelah karena tak bisa menggapai mu disaat orang lain bisa. Aku iri pada gadis-gadis yang bisa berdekatan dengan mu, berbicara dengan mu, bahkan tertawa bersama mu di saat aku tidak bisa melakukan semua itu. Dan aku akui jika tindakan ku saat itu salah. Aku menyadarinya dan aku perlahan bisa menerimanya karena aku memikirkan masa depan mu."
"Aku sudah mengikuti apa yang kau mau dengan tetap menjaga pernikahan rahasia kita. Namun kau.. apa yang kau pikirkan?" lanjut Dahyun dengan lirih.
Lelah.
Hanya kata itulah yang dapat mendeskripsikan apa yang Dahyun rasakan saat ini.
"Aku lelah Mingyu-"
"ARGHHHHHHH! "
Mingyu berteriak frustasi. Atau lebih tepatnya ia sengaja berteriak agar tak mendengarkan kelanjutan dari perkataan Dahyun.
Sementara Dahyun yang mendengar Mingyu berteriak hanya bisa terdiam. Ia menatap Mingyu yang membelakanginya.
Hening.
Keduanya terdiam dalam keheningan yang tercipta.
Sampai akhirnya Mingyu berbalik, lalu mendekati Dahyun. Mata itu menatap Dahyun tepat ke dalam maniknya.
"Kau ingin kita bercerai? "
Pertanyaan itu sontak membuat tubuh Dahyun membeku.
Bukan itu yang Dahyun inginkan.
.
.
.
- to be continued -
Wakakakkakaka hampir kelupaan.
Satu chapter lagi nih padahal wkwk
Klik
⇩
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top