A Secret Marriage : 04

Author pov

Dahyun menghela nafasnya saat lagi-lagi ia harus kembali melihat Mingyu dari jauh.

"Kenapa kalian tidak umum kan saja jika kalian sudah menikah sih? " dengus Kyulkyung karena kesal jika melihat Dahyun terus bersedih.

"Tidak semudah itu Kyung-ah," ucap Dahyun. Lalu gadis itu kembali menghela nafasnya.

"Lalu bagaimana? Aku tak tega terus-menerus melihat mu seperti ini Dahyun-ah," ucap Kyulkyung.

Benar, Kyulkyung bahkan sudah lelah.  Ia lelah terus melihat Dahyun menangis karena hubungan Dahyun dan Mingyu mulai renggang akhir-akhir ini.

Sebenarnya Kyulkyung tak habis pikir dengan Mingyu. Lelaki itu tidak ingin hubungan mereka di ketahui oleh banyak orang, tapi lelaki itu juga tidak mau dan marah saat Dahyun di dekati oleh lelaki lain. Bukan kah itu egois? Jika Mingyu ingin menutupi hubungan mereka, harusnya Mingyu juga bisa menahan dirinya untuk tidak marah pada Dahyun karena di dekati oleh lelaki lain.

"Aku tidak tau," ucap Dahyun lagi.

"Hahhh terserah padamu, tapi yang pasti kau harus mengatakan padaku jika terjadi apa-apa eoh," ucap Kyulkyung.

Dahyun pun mulai tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya.

"Baiklah."

"Anak pintar, kalau begitu aku pulang dulu ya. Dah," pamit Kyulkyung.

Dahyun pun melambaikan tangannya pada Kyulkyung. Setelah dirasa temannya itu sudah pergi, barulah Dahyun beranjak dari tempatnya, setidaknya ia juga harus pulang kerumah.

"Apa Mingyu ingin pulang bersama? " gumam Dahyun.

Dahyun tampak bimbang, ia bingung ingin menemui Mingyu atau tidak. Karena jika ia menemui Mingyu dan mengajaknya pulang bersama, Dahyun yakin jika Mingyu akan kembali mengatakan hal-hal yang membuat hati Dahyun sakit. Tapi jika ia tidak menemui Mingyu sekarang, mereka akan terus seperti ini, dan Dahyun tidak ingin hal itu terjadi.

Namun entah ada keberanian dari mana, Dahyun pun memutuskan untuk menemui Mingyu. Dahyun pun dengan langkah pasti mulai berjalan melangkah ke arah kelas Mingyu.

Saat Dahyun sudah berada di depan kelas mingyu, langkahnya terhenti. Dahyun kini hanya berdiri dengan pandangan kosong.

Bagaimana tidak, pemandangan yang ia lihat saat ini benar-benar menyayat hatinya.

Disana, di ambang pintu. Mingyu tengah berpelukan dengan seorang gadis. Dahyun merasakan hatinya sakit. Ini kah yang Mingyu lakukan beberapa hari ini setelah tidak saling menyapa? Ada gadis lain yang ia suka? Atau memang sudah sejak lama Mingyu menyukai gadis yang ada di pelukannya. Itu lah kenapa Mingyu sangat ingin merahasiakan hubungan mereka terlepas dari perjanjian dengan ayahnya.

Ahh kenapa rasanya sakit sekali?

"Mingyu-ya," panggil Dahyun dengan nada yang bergetar.

Mingyu yang mendengar suara Dahyun tadi sontak mendorong gadis yang memeluk dirinya. Mata mereka berdua bertemu. Mingyu dapat melihat bagaimana mata Dahyun yang sudah berkaca-kaca. Mingyu pun berjalan mendekati Dahyun. Namun, saat Mingyu mendekat, Dahyun justru bergerak menjauh.

"Dahyun-ah.."

"Aku membencimu!" cetus Dahyun.

Dahyun menatap Mingyu tajam dengan air mata yang menetes. Setelah itu ia pun mulai berlari menjauhi Mingyu.

........................


Di dalam kamar Dahyun terus-menerus menangis. Ia bahkan tidak peduli dengan Mingyu yang sedari tadi memohon untuk masuk.

"Dahyun-ah itu tidak seperti yang kau lihat. Aku bisa jelaskan!" teriak  Mingyu sembari mengedur pintu tak sabaran.

Dahyun tidak mendengarkan, hatinya sudah terlanjur sakit. Dahyun sekarang hanya bisa menangis.

Gadis ini tak habis pikir dengan apa yang Mingyu lakukan. Ia merasa sangat bodoh karena mempercayai lelaki itu.

"Dahyun! Kumohon biarkan aku masuk! " teriak Mingyu.

Dahyun masih tidak mendengarkan.

"Kalau kau tidak membukanya, akan ku dobrak, " ancam Mingyu.

Seketika Dahyun pun berdiri dari tempatnya lalu membuka pintu kamarnya. Ia spontan melakukan hal itu. Setelah membuka pintu, Dahyun pun kembali duduk di atas tempat tidurnya, matanya bahkan menatap ke arah lain karena ia tidak ingin melihat Mingyu.

Mingyu yang melihat sikap Dahyun pun hanya bisa menghela nafasnya. Mingyu mulai berjalan mendekati Dahyun, ia duduk di dekat istrinya itu. Kini keduanya pun saling berhadapan.

"Apa yang kau lihat itu tidak benar," ucap Mingyu.

Dahyun mendelik kesal pada Mingyu. Seolah lelaki itu mengatakan padanya bahwa ia hanya salah paham. Padahal ia jelas-jelas melihat Mingyu dan gadis itu berpelukan.

"Lalu apa yang ku lihat tadi? Hantu?!" ucap Dahyun masih menatap Mingyu kesal.

"Dia hanya adik kelas ku oke."

"Adik kelas? Apa harus sedekat itu?! Kamu bahkan menyuruh ku untuk tidak bertemu denganmu! Lalu dia... Bagaimana bisa dia memelukmu?! " tangis Dahyun kemudian karena tak sanggup lagi.

Mingyu terdiam, ia melihat Dahyun menangis karenanya. Ah bagaimana bisa dirinya membuat gadis ini menangis.

Mingyu menghela nafasnya kemudian menarik Dahyun ke dalam pelukannya. Dahyun tentu saja memberontak, namun tenaga Mingyu lebih besar dibandingkan Dahyun. Hingga akhirnya Dahyun pun menyerah dan mulai menangis didalam pelukan Mingyu.

"Maafkan aku, tapi jujur, dia bukan siapa-siapa. Dia hanya adik kelas ku, kumohon percayalah," ucap Mingyu.

Dahyun hanya diam, tapi ia membalas pelukan Mingyu.

"Aku berani bersumpah Dahyun-ah. Dia adik kelas ku, dia memang menyatakan perasaannya tadi, namun aku menolaknya. Dan aku tak tahu bagaimana itu bisa terjadi, dia memeluk ku, aku kaget dan timingnya tidak tepat karena sebelum aku bisa mendorongnya kau datang, " jelas Mingyu dengan nada lembut.

Hati Dahyun menghangat saat itu juga. Suara Mingyu yang lembut, pelukan hangat nan erat, aroma tubuhnya yang memabukkan. Dahyun benar-benar tidak bisa menolaknya.

Dirinya sudah benar-benar jatuh pada lelaki ini.

"Aku membenci diriku yang tidak pernah bisa membenci mu," gumam Dahyun.

Mingyu melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Dahyun tepat pada manik matanya.

"Jangan benci aku, aku bisa gila jika kamu melakukan itu," ucap Mingyu.

Dahyun mengangguk kecil sembari mengusap air matanya. Mingyu tersenyum kemudian ikut menghapus air mata Dahyun.

"Maaf kan aku eum, " ucap Mingyu.

"Iya. "

Mingyu tersenyum kecil, ia pun mulai mendekati Dahyun, tanpa kata ia mulai mendaratkan bibirnya pada bibir milik istrinya itu.

Dahyun awalnya kaget, namun ia pun mulai menutup matanya,Dahyun menikmati setiap sentuhan yang Mingyu lakukan.

Bukan hanya saat ini, tapi setiap kali mereka melakukannya. Entah kenapa Dahyun selalu terbuai, seakan-akan ia terhipnotis oleh Mingyu.

Tanpa ada kata-kata romantis, malam itu, untuk pertama kalinya mereka melakukannya.

Manis dan mendebarkan, namun mampu membuat Dahyun sedikit merasakan sakit di hatinya. Ia masih merasa resah akan hal lain.

Sekelebat pertanyaan pun muncul di kepalanya.

Kapan Mingyu akan mengatakan Cinta padanya?

......................


Dahyun terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan milik suaminya. Dahyun pun tersenyum, ia mengelus surai milik Mingyu, lalu turun ke pipi dengan rahang tegas milik laki-laki itu.

"Kapan hari bahagia itu tiba? " tanya Dahyun entah pada siapa.

Dahyun menatap sendu Mingyu. Ia lalu mendekat untuk mengecup singkat bibir milik Mingyu. Dahyun pun menjauhkan wajahnya setelah selesai mengecup singkat Mingyu. Dahyun tersenyum lembut lalu mulai bangkit untuk bersiap-siap. Namun, sebuah tangan menghentikan dirinya.

"Kenapa? " tanya Dahyun pada Mingyu yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.

Mingyu tidak menjawab, namun ia menarik Dahyun kembali ke dalam pelukannya. Ia memeluk Dahyun erat dengan menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Dahyun.

"Biarkan seperti ini," ucap Mingyu.

Dahyun pun kini mulai bersemu dengan perlakuan manis Mingyu.

"B-baiklah."

"Dahyun-ah.. "

"Eum? "

Dahyun mengelus lengan Mingyu yang melingkari pinggangnya.

"Maaf kan aku, " ucap lelaki itu.

"Untuk? "

Mingyu menatap kedalam manik Dahyun. Tatapan bersalah itu membuat Dahyun mengerjapkan matanya. Rasanya cukup sakit saat melihat Mingyu menatapnya seperti itu.

"Kenapa? "

"Yah.. Karena Aku sudah melanggar peraturan ayah mu, " ucapnya.

Dahyun mencoba untuk tersenyum.

Jika di tanya apakah Dahyun menyesal karena apa yang mereka lakukan semalam, maka Dahyun dengan sangat yakin akan menjawab tidak.

Dahyun sepenuhnya sadar. Ia sepenuhnya rela melakukannya bersama Mingyu. Karena apa? Karena Dahyun sangat mencintai suaminya itu. Terlepas dari apapun yang akan terjadi nanti.

Dahyun mengelus surai Mingyu, menatap lelaki ini dengan lembut sebelum akhirnya menjawab.

"Aku selalu bertanya-tanya kapan hari bahagia ku itu datang, dan setelah ku pikirkan lagi, ternyata hari itu sudah tiba. Mingyu.. Aku bahagia, " ucap Dahyun.

Mingyu yang mendengar itu tertegun.

Dahyun menatap tepat kedalam mata Mingyu.

"Aku bahagia karena aku melakukannya bersama mu, jadi jangan merasa bersalah," ucap Dahyun.

Mingyu tak bisa menjawab apapun lagi. Ia senang. Mingyu kini semakin mengeratkan pelukannya, ia menghirup aroma khas milik Dahyun.

"Terimakasih. "

Matanya kini mulai terbuka, ia menatap leher milik Dahyun lalu mendongak untuk menatap Dahyun.

"Dahyun-ah, Sepertinya aku terlalu banyak memberikan mu tanda" ucap Mingyu sedikit meringis.

Dahyun menatap Mingyu tak mengerti, namun selang beberapa detik Dahyun melototkan matanya. ia pun mulai duduk dan mengambil cermin yang ada di atas nakas, lalu melihat dirinya.

"YAK! KIM MINGYU MATI SAJA KAU! "

.
.
.

-TBC-



Klik✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top