PART 9: Tamu tak diundang
Setelah flu gantian demam menyiksanya. Sedari pagi, Jisoo terus mengigil menyelimuti seluruh tubuh. Exy berbaik hati mengopresnya dari semalam sampai pagi. Ia juga membantu Jisoo mengepaki barang-barangnya ke koper. Jam sembilan nanti sebagian kru harus balik ke kota, pas sekali ketika Jisoo terkena demam, kecuali Christian Yu, artis, dan beberapa kru mereka telah pindah lokasi syuting dari jam lima pagi.
“Bus mau berangkat!” Youngmin berteriak memberitahu kru yang tertinggal. Mereka tertinggal, karena tidak dibutuhkan jasanya. Sengaja Christian meninggalkan beberapa kru, supaya mereka mengurusi syuting di kota. Exy akan memimpin proses syuting. Sepertinya Christian menaruh kepercayaan begitu tinggi sama Exy dibanding dirinya. Huh, lagi-lagi ia terjebak dengan perasaan iri, sudah untung Exy hari ini baik hati merawatnya, Jisoo memang tidak tahu terima kasih.
“Sampai kota, lo pulang istirahat,” kata Exy menasehati Jisoo sambil menata beberapa barangnya ke begasi. “Biar Kwangmin nganter lo pulang,” lanjutnya.
“Kalau bolos kena amukan boss gimana?”
“Gue izinin,” jawabnya tersenyum ramah, “pokoknya lo istirahat. Kalau udah sembuh baru kerja.”
“Bener ya, diizinin?”
“Iya.”
“Thanks, Ex!”
“Sama-sama,” balas Exy masih dengan senyuman sama.
Selama dua tahun bekerja sebagai partner, belum pernah Jisoo di kecewakan olehnya. Exy selalu baik, dia sering membantu Jisoo saat kebingungan selama proses syuting. Exy itu baik, tidak seharusnya Jisoo iri padanya.
Ah, berbicara soal istirahat selama beberapa hari di kontrakan, sepertinya asyik juga mentamatkan beberapa episode tvseries yang sudah lama tidak ia lanjutkan. Kerja membuatnya lupa tentang hiburan.
Huhu, terima kasih demam!
...
Setelah Kwangmin mengantarkannya pulang ke kontrakan, Jisoo segera merebahkan tubuh di kasur. Demamnya lumayan mendingan, setelah Exy mengopresnya berkali-kali. Di bus pun dia tetap merawatnya. Baik banget, ‘kan?
Ia di kontrakan sendirian, Soojoo tidak bisa pulang cepat dikarenakan pekerjaan kantor yang menumpuk begitupun Ari, Daeun, dan Hyewon. Mereka seperti Soojoo kerjaan menumpuk. Paling nanti malam semua datang kemari. Teruntuk Kak Seulgi, dia datang setelah Jisoo sampai kontrakan. Kakak tingkatnya di kampus itu, juga merawat Jisoo layaknya adik. Seulgi membawakan sup ayam beserta obat yang dibelikan di apotik dekat rumahnya. Sayang sekali, Seulgi hanya bisa mampir sebentar, sorenya dia harus bekerja.
Lagi-lagi sendirian. It's okay, selama ada tontonan tvseries menemani sekalian menunggu kiriman makanan dari Soojoo yang katanya akan di kirim oleh Yuta sore ini.
“Yuta!” Jisoo semangat begitu mendengar ketukan pintu kontrakan. Ia bergegas lari, membuka pintu dan berteriak kencang, “YUTA KOK LO LA—ho, Pak Chris ngapain ke sini?”
Siapa bilang dia Yuta? Dia adalah tamu tak di undang , Bapak Christian Yu, siapa lagi?
“Bertamu. Menurut kamu?”
“Saya tahu!” ujarnya, “Pak Chris tahu dari mana kontrakan saya?”
"Selagi saya punya mulut, saya bertanya sama Exy.”
“Terus?”
“Apanya?”
Jisoo mendengus sambil melipat kedua tangan di depan dada. “Lalu, untuk apa Pak Chris kemari?”
“Menjenguk Asisten Direktor saya yang sedang sakit.”
“Oh, ingat posisi saya? Kirain bapak lupa kalau saya itu asis—”
“Jadi, kamu masih menyuruh saya berdiri tanpa dipersilahkan masuk, hm?” gumamnya meminta persetujuan.
“Pak Chris mau masuk?” ia balik tanya dengan ekspresi polosnya itu.
“Menurut kamu?”
“Hehehe,” ringisnya kemudian mempersihkan bossnya itu masuk ke dalam.
Kontrakannya terbilang kecil tidak sebesar kontrakan Ari, Daeun, dan Hyewon. Di sini hanya ditempati mereka berdua; Jisoo dan Soojoo. Hanya ada satu kasur berukuran size king, tempat mereka berdua tidur. Dapur kecil seadanya, ruang tamu seadanya, kamar mandi pun seadanya, yang penting bisa dipakai tempat tinggal daripada bergelandangan.
“Sendirian atau berdua?”
“Berdua.”
“Oh,” gumamnya mengangguk sambil memperhatikan setiap sudut rumah kontrakan milik asisten direktor keduanya ini. “Di mana partner kamu?”
“Dia—”
“Pintunya kebuka jadi gue langsung masuk aja,” sela pemuda yang barusan asal masuk. Yuta tersentak kaget mendapati Jisoo bersama pria lain, begitupun Christian, ia segera melesatkan tatapan penuh selidik ke Yuta.
“Dia partner kamu?” Jarinya menunjuk tepat ke arah Yuta.
Jisoo bergeser cepat ke samping Yuta, lalu menjawab, “Bukan!” ia menarik Yuta dan berbisik, “lo lama banget, sih.”
“Dia siapa?” bisik Yuta sambil melirik pria asing yang duduk di sofa tengah mengamati mereka, lebih tepatnya mengawasi dia dengan tatapan curiga, “pacar lo?”
“Ngaco!” timpal Jisoo menepuk pelan lengan Yuta. “Boss gue, tuh!”
“Ngapain ke sini?”
“Mana gue tau,” jawabnya.
Yuta semakin menempel ke Jisoo. “Hati-hati. Boss lo tampangnya gak menyakinkan.” Bukan mau fitnah, memang itu kesan pertama yang Yuta dapat.
“Emang.”
“Mencurigkan tampangnya,” sambungnya lagi, sambil melirik Christian kedua kalinya.
Mereka berdua harusnya sadar bisik-bisik pun percuma, toh, Christian masih bisa mendengar obrolan mereka.
“Saya menganggu kalian?”
“Nggak kok, Pak, gak,” ujar Jisoo, menjauh dari Yuta sambil meringis tak nyaman. Yuta pun bereaksi hampir sama seperti Jisoo. “Pesanan lo dari Soojoo. Gue pamit dulu, hehehe, sorry, Bro, ganggu!” pamitnya, cepat-cepat meninggalkan Jisoo di ruang penuh keanehan.
“Jadi, duia partner kamu?” Lagi, jarinya menunjuk bekas kepergian Yuta.
“Bukan Pak, bukan!” tegasnya sekali lagi, “kalau partner saya cowok kayak dia, yang ada tiap hari bikin anak!”
“Lalu?”
“Dia teman kerja partner saya, Soojoo partner saya. Kita berdua ngontrak di sini, dia cewek bukan cowok. Lah, Pak Chris ngapain kepo, sih?” selidiknya berhenti mengoceh tentang partner hidup.
“Saya tidak kepo Jisoo.”
“Tadi nanya-nanya. Kalau bukan kepo apa namanya?”
“Saya hanya memberi satu pertanyaan, sedangkan kamu menjelaskan sendiri secara detail.”
“Dih, pinter banget ngelesnya!” gumamnya tersenyum sinis. “Kan, Pak Chris sudah menengok saya. Bapak kapan perginya?”
“Jadi, kamu mengusir saya?”
“Gak! Eh, gak tahu, hehe.”
“Kamu gak suka saya di sini?”
“Saya mau istirahat, Pak. Bukan maksud saya mengusir Bapak.”
“Ya sudah, saya pamit pulang dulu” ucapnya, lalu berdiri, “cepat sembuh, Jisoo.” Itu adalah ucapan terakhirnya sebelum keluar dari kontrakan Jisoo.
Jisoo memaku bingung, tidak mengantar kepulangan bossnya. Ia hanya merasa aneh. Kenapa bossnya tiba-tiba baperan? Maksud dia bercanda tak serius mengusirnya. Akan tetapi, Christian menganggap serius, padahal Jisoo belum menawarkan minum padanya.
______________
Ian: saya tidak baperan jisoo, saya pulang cepat karena memang ada urusan lainnya.
_______________
Tuhkan, baru diomongin orangnya sudah chat duluan.
_________________
Ian: di sofa ada sekotak coklat buat kamu. Sepertinya kamu tidak sadar kalau saya bawa itu. Semoga kamu suka.
_________________
Jisoo menengok ke sofa dan menemukan sekantong wadah yang dipastikan isinya cokelat sesuai pesan Christian.
_________________
Ian: jangan lama-lama sakitnya, kerjaan kamu masih banyak!
__________________
“Dih, baru juga mau dipuji, udah ingetin aja soal kerjaan!” gerutunya.
teruntuk seorang teman-eaaak-yang katanya mau pindah divisi dan sebulan gak pegang hape, jadi nanti aku double update atas permintaan dia hehehe.
update kedua nanti jam tujuh malam.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top