PART 16: Permintaan aneh

“Kamu tidak dengar, saya sedang tidak mood!” bentakan keras itu mengagetkan beberapa orang yang kebetulan tak sengaja melewati kamar Christian. Mereka berhenti dengan prihatin menatap iba Jisoo yang barusan kena amukan si boss.

Baru sehari di London emosi Christian meledak, syuting beberapa jam lalu kacau, Christian terus menerus marah. Artis dan kru hampir semua kena amukan dia. Pak Simon yang dikenal rekan dekat Christian dari masa kuliah bahkan tak berani mendekati, Bobby juga lebih dulu menyerah setelah Christian memakinya kasar. Laki-laki itu jadi ikutan kesal dan berujung dia mengumpat sendiri.

Harusnya ia tidak menekadkan diri ke kandang macan, jika bukan perintah Pak Simon, ogah-ogahan Jisoo mengiyakan. Naasnya ia pun terkena amukan Christian Yu. Secara kasar pria itu membuang tumpukan kertas berisikan naskah film dari Pak Simon untuk Christian yang dititipkan ke Jisoo.

Jisoo kesal setengah mati. Bisa tidak emosi si boss besar satu ini dikontrol baik-baik? Mereka semua capek tiap hari disalahkan. Dikira kerja sambil dibentak-bentak menyenangkan? Huh, menyenangkan gundulmu!

Kacung juga manusia punya hati, mental, dan harga diri. Tidak semua kacung memiliki mental sekuat baja. Mereka pasti sakit hati tiap dibentak-bentak. Mereka diam bukan berarti menerima dengan lapang dada,  mereka diam karena sadar bahwa kacung selalu salah, boss selalu benar. Jangan menolak atau kalian kena PHK.

Dasar boss-boss kelebihan duit!!!

“Pak Chris gila!!!” Ia tidak peduli dengan reputasinya sebagai kacung di mata boss dan teman-temannya. Sudahlah, Jisoo capek mengalah terus. Tidak selamanya mental baja dia sekokoh tembok cina. Semakin di salahkan, semakin terkikis mental bajanya. “Kalau gak mood gak usah banting-banting naskah! Saya ke sini nyampein pesan bukan dimarahin. Permisi!” Kakinya melangkah panjang meninggalkan ruangan Christian dengan perasaan dongkol luar biasa.

“ARGHHH, DASAR TITISAN HADES SIALAN, BRENGSEK!” Luapan emosinya meledak hebat. Kru lain bergegas minggir saat Jisoo melewati mereka. Christian pun segera membanting pintu kamar hingga menimbulkan dentuman super keras. Reaksi para kru tercengang hebat, mereka kompak meringis takut dan berdoa semoga tidak mengalami hal yang dialami oleh Jisoo.

...

Suasana makan malam itu sunyi tidak ada gurauan seperti kemarin. Masing-masing kru tidak berani bersuara, kecuali bunyi sentuhan sendok dan garpu ke piring. Pak Simon pamit pulang sore tadi setelah insiden Christian mengabaikannya, Bobby tidak ikut makan berkelompok, dia menyisih ke luar ditemani Jeonghan dan Sowon. Dua asisstannya itu memang kompak menghibur boss mereka.

Lain halnya dengan dua asisstan Christian, Exy tidak banyak bicara hari ini. Ia melahap makanannya seperti orang tidak nafsu makan, sama halnya seperti Jisoo. Ia diam sambil menusuk-nusuk ujung garpu ke daging secara kasar. Jujur, ia masih sakit hati dibentak-bentak Christian siang tadi.

“Seriusan gak ada yang berani ngajakin Pak Chris makan malam?” Belasan pasang mata di ruangan itu kompak menatap Ren yang berani bersuara. Mulanya mereka menatap kompakan, selang beberapa detik kemudian mereka kompak tak acuh, karena tak ada satupun yang bersuara membalas ucapan Ren.

“Lo aja sana,” balas Jisoo terdengar sinis, “yang ngaku suka titisan Hades, sana temui dia ... kalo berani.” Sentakan kursi ke belakang mendiamkan satu ruangan. Jisoo melihat semua rekan kerjanya membisu, helaan napasnya sebagai jawaban bahwa tak ada satupun di antara mereka yang berani menemui Pak Chris. Mereka takut kena amukan, mereka sedang mencari aman. Exy yang dibilang sangat dekat dengan Pak Chris ikut-ikutan tak bersuara.

“Siapin makanannya biar gue anter!” Dibilang masih sakit hati—iya—Jisoo masih sakit hati. Akan tetapi, sebagai kacung dia tidak seharusnya menaruh sakit hati berlama-lama yang dapat mempengaruhi dirinya. Segalak-galaknya boss, beliau tetap yang mengaji dirinya. Masih untung siang tadi dia tidak kena PHK.

“Lo yakin, Jis?”

Senyum tipis terpaksa ia perlihatkan supaya mereka yang meragukannya tidak perlu khawatir.

“Biar gue aja Jis,” kata Exy akhirnya bersuara.

“Gak apa-apa, Ex. Lo di sini aja sama lainnya. Gue aman kok.”

“Kena marah lagi gimana?” Jisoo tahu Exy khawatir padanya. Tatapan gadis ini tidak bisa berbohong. “Gue balik amuk, hahaha, ” canda Jisoo sambil menenteng nampan makan malam khusus Bapak Yu.

Guys, doain gue!” pamitnya penuh semangat siap mengantarkan makan malam ke kamar Christian.

“Selamatkan Jisoo, please,” doa lainnya was-was menatap punggung Jisoo yang semakin lama menjauh.

...

Berada di depan pintu saja sudah mendebarkan jantungnya. Bagaimana bertemu penghuni kamar nanti? Pikirannya masih terbayangkan muka galak menyebalkan Christian siang tadi. Lama-lama ia mengila kena amukan si boss. Pulang dari London dia harus konsultasi ke psikolog, mencegah dini sebelum menjadi gila.

Ketukan pintu ia alunkan pelan-pelan. “Selamat malam Pak, ini saya Jisoo mengantarkan makan malam buat Pak Chris,” serunya disusul ketukan pintu kedua kalinya. “Pak Chris, ini saya—”

Tarikan kencang pintu mengagetkan Jisoo. Napasnya mendadak tersedak saat bertatap mata dengan si pemilik mata almond gelap tersebut. Ia berdiri tegap dengan tubuh super atletis di balik T-shirt santainya.

“Makan malam buat Pak Chris,” belum selesai ia berbicara, Christian menarik kasar nampan makan malamnya. Boom! Pintu tertutup kasar tanpa si penghuni kamar berterima kasih padanya.

Jisoo mengelus-elus dada menenangkan. Huh, dasar titisan Hades! Mau sampai kapan dia marah-marah? Sadar tidak sih, tiap dia marah aura di sekitarnya menyeramkan. Apalagi ekspresinya itu, sama persis kayak Hades.

“Untung gak dapat amukan.”

“Apa?”

“Goosh!” pekiknya meloncat mundur terkejut. Pintu tiba-tiba terbuka dan Christian muncul di depan dengan suara beratnya. “Pak Chris kalau marah jangan buat saya jantungan dong!” emosinya.

Tidak ada tanggapan dari pemilik nama Yu tersebut. Jisoo yang dicuekin hanya bisa mengomel pelan dan tidak berniat membentak. Cukup siang tadi, malam ini jangan, dia mau cari aman seperti lainnya.

“Yasudah saya permi—” Tarikan kuat dari dalam memaksanya masuk disusul bunyi pintu tertutup. Jisoo tercengang hampir berteriak saat hidungnya menabrak kasar dada si boss. “Ish, apa salah saya sampai Bapak paksa-paksa saya masuk?!” rutuknya menjauh dari zona berbahaya.

“Banyak.”

“Pak Chris kalau mempermasalahkan makian saya siang tadi mending gak usah, deh. Saya lelah, males juga mengulangi makian buat Pak Chris. Bisa-bisa gaji saya ke potong.”

“Memang itu yang mau saya lakukan.”

“SUMPAAAAH?!” serunya, ketakutan luar biasa. Gaji kepotong merupakan malapetaka. “Jangan gitu dong, Pak. Itu namanya nggak adil! Gaji saya gak salah apa-apa, yang salah itu saya. Saya minta maaf siang tadi udah maki-maki Pak Chris.”

“Lalu?”

“Saya minta maaf Bapak Christian Yu ” dektenya sengaja mempertegas nama, “saya salah. Saya janji gak akan maki-maki Pak Chris—hmm, pengeculian kalau Pak Chris sewaktu-waktu meledakan emosi saya.”

“Hanya itu?”

“Iya, itu saja!” ucapnya bersabar. Tadi siang menyeramkan kayak Hades, sekarang berubah menyebalkan. Kesambet setan hotel begini pasti. “Sudah dimaafin?”

“Belum.”

“Ya Tuhan, apalagi Pak!” gemasnya ingin mencakar-cakar ekspresi super menyebalkan bossnya ini. “Biar adil. Pak Chris maunya apa supaya maafin saya?”

“Hmm.”

“Gak usah lama-lama mikirnya, Pak. Saya capek mau istirahat.”

“Oke.”

“Oke. Oke apa?!” potongnya mendelik frustasi.

“Kamu temani saya di sini.”

“Pak Chris gak usah bercanda. Saya udah bilang saya capek mau istirahat!” serunya kian dibuat frustasi oleh si boss.

“Saya serius!” Ekspresinya nampak serius sama sekali tidak bercanda, “saya mau kamu ada di sini menemani saya. Kamu mau istirahat, silahkan tidur di sana ada kasur cukup buat berdua.”

“Maksud Pak Chris saya di sini semalaman nemani Pak Chris. Begitu, huh?”

Ia mengangguk tenang. Jisoo kembali mengolah permintaan super ambigu bossnya ini. Bentar-bentar, dia masih lola koneksinya belum stabil.

“KOK PAK CHRIS MENDADAK MESUM, SIHHHH?!!!!” makinya melotot horor, karena Christian yang mendadak tertawa lepas.

tadinya mau update besok tapi ditagih yodah update 🙃

btw aslinya part ini panjang sekali tapi aku potong harusnya ada Pak Simon wkwk daripada yg ku potong terbuang sia-sia ku sisipkan deh ke lapak teruntuk Pak Simon dan mbak Jisoo uwuuuuuu 🌚

Gak nyangka udah 16 saja hohoho 30-16 = 14 bentar lagi end👌

Gaes part 17 💢💢💢❌👌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top