Suara Para Petinggi

Kami siap melayani
Kami adalah pemimpin sejati
Datang dan berjuang untuk negeri
Berbagi sedari dini sampai nanti

Kami berjanji
Kami tak akan mengingkari
Kami berbeda dari para petinggi lain di negeri ini
Kami adalah pemimpin masa kini

Hah!
Janji itu terucap lagi
Suara para petinggi terus meyakinkan kami

Setelahnya?
Apa yang terjadi?
Suara para petinggi terdengar lagi
Demi merebut masa depan negeri ini
Menginjak haraga diri rakyat yang melarat
Membuat linglung para pemuda tanggung

Janjinya melayani rakyat, nyatanya rakyat yang jadi pelayan tanpa bayaran.

Janjinya jadi pemimpin sejati, nyatanya malah jadi pemimpin yang korupsi.

Katanya, datang dan berjuang untuk negeri. Nyatanya, berjuang untuk kesejahteraan sendiri.

Katanya, berbagi sedari dini sampai nanti. Kenyataannya, jangankan berbagi, melihat rakyat kelaparan dan gelandangan saja tidak peduli.
Malah korupsi semakin menjadi.

Hei, Bung!
Jangan hanya sibuk menebar janji.
Dengarkanlah keluh kesah rakyat negeri ini.

Hei, Bung!
Para petinggi yang selalu ingin dihormati.
Hargai kami, cintai kami, perlakukan kami seperti yang kalian ucap di awal sebelum semua ini terjadi.

Jangan hanya bisanya duduk di kursi para petinggi.
Nyatanya, menyuarakan hak kami saja tak mampu ditepati.
Jangan menunggu aksi dan orasi, baru para petinggi kembali berargumentasi.
Hah!

[•]

1 [Sastra Dalam Karya]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top