Ketika malam tiba ia terjaga.
Ketika suara Azan berkumandang ia pun terbangun dalam sayup manja.
Bergumam diantara pertengahan kesadarannya.
Fajar telah tiba membawa sang raga kembali pada asa yang siap di depan mata.

Langkah demi langkah tak membuatnya lelah.
Tak peduli raga ingin singgah.
Logika terus memaksa agar tidak lengah
Dialah seorang pejuang rupiah.

Dia, si kecil yang pandai menari
Bagai peri yang mengelilingi kurcaci
Terlihat meratap dalam sepi
Tapi tak pernah memaki pada sang Ilahi.

Senja telah tiada karena janji
Terus menari sepanjang hari
Melewatkan senja yang selalu dinanti tetapi tak pernah ia temui.

Harapan yang kandas di panggung hiburan
Melihat senja di titik ketinggian
Hanya impian dan angan yang tak tersampaikan.

Di sisi lain sang kurcaci memandang penuh iri pada si peri kecil yang pandai menari.
Dia dipuja dan dipuji tat kala menari.
Tak sadar sang peri ingin bertukar tempat dan pergi walau sehari.

Drama kehidupan
Kerap kali cita dan asa jadi tujuan
Fokus pada satu sisi impian
Lupa pada fakta dalam kenyataan.

Drama kehidupan
Sederhana tetapi membingungkan.

[•]

Di dapur penuh rindu
Depok, 03-12-2018

1 [Sastra dalam Karya]

***

Saya dedikasikan untuk si bungsu tta_nna di kapal Eridanus.

Semoga maknanya sampai ke pembaca.

Salam literasi.

See you
👋
May si Queen Typo