18 - Ify Nyasar di Villa
Hari cepat berganti, tidak terasa besok adalah hari pembukaan turnamen di Yogjakarta. setelah menempuh perjalanan darat selama 10 jam menggunakan bis sekolah, semua anggota tim, anak-anak cherrs dan suporter serta beberapa perwakilan osis tiba di di tempat singgah yang disediakan panitia, karena masih siang tim inti Cakrawala lansung latihan di lapangan yang tersedia, di awasi Agni. kurang lebih 30 menit mereka main sampai Agni meniup peluit panjang menandakan latihan selesai.
"Oke! gue kira cukup, pertahanin kayak gini ya" teriak Agni menyemangati anggota tim, mereka kompak menganguk, duduk bersandar pada dinding ruang ganti, Agni menghampiri Pak Joe untuk memberikan laporan progres, sementara Shilla, Ify dan Sivia membantu memberikan handuk dan air minum kepada para pemain.
"Asyik lah kalo punya manager kayak kalian gini" komentar Obiet sambil menenggak minumanya.
"Bisa aja lo, Biet! ini juga kita jalanin misi aja kok"
"Misi?"
"Iya, misi dari kapten somplak lo-lo pada" sahut Sivia
"Ganti topik deh, lawan kita paling berat darimana?" tanya Ify mengalihkan pembicaraan.
"SMA Budi Mulia Bandung, Jaya Surabaya sama Khaltulistiwa. Tapi paling berat di Khatulistiwa, musuh abadinya Big four dari kapan lalu" jelas Riko, Ify mengangguk.
"Iya. pokoknya dua tim itu kudu bener-bener kita hindarin, Cakra nggak bakal menang kalau cuma kita yang eksekusi" sambung Obiet.
"Jangan patah semangat gitu dong, mending pada istirahat deh!" sela Agni yang sudah berdiri di hadapan mereka. semuanya kompak menganguk lalu berjalan kembali ke penginapan untuk istirahat.
***
Para gadis sedang jalan-jalan disekitar penginapan daripada gabut dikamar terus tapi tidak ada kerjaan, Agni memantau latihan.
Ify memainkan ponselnya, menjepret apa saja yang ada disana, pemandangan kota jogja selalu saja sangat memanjakan mata, sayang untuk dilewatkan. "Huaaaa... coba aja ada Rio, pasti bakalan romantis banget hari-hari gue disini, secara di bagian manapun jogja selalu aja so sweet" ocehnya semangat sambil berjalan maju-mundur mengambil gambar dengan ponselnya dari berbagai sudut.
Jeprett...
Jeppreeet...
Jepret...
Jeprett...
Jeppreeet...
Jepret...
Bruukk
"Aduh"
Ify terjatuh lantaran menabrak sesuatu. Dia segera berdiri lalu menoleh kebelakang, tampak seorang laki-laki sedang mengusap pakaiannya.
"Lo kalau Jalan hati-hati dong woy!" oceh Ify, dia menatap cowok yang ditabraknya intens. laki-laki itu berjalan kearahnya.
"M-ma-au apa lo?" tanya Ify takut-takut, lelaki itu terus mendekat membuatnya semakin parno saja sampai kemudian, sreeet...
ternyata apa yang terjadi sodara-sodara, laki-laki itu mendekat hanya untuk mengambil bolanya yang tergelincir di dekat kaki Ify saat mereka jatuh.
"Dasar cewek an... Lo anak Cakra?" sambungnya gelagapan, dia mau marah tapi tidak jadi saat melihat handband yang dipakai gadis di depannya.
"Nggak usah sok tahu deh lo!" elak Ify.
Lelaki itu tertawa. "Gue nggak sok tahu kok, gue bisa liat di handband lo!"
"Eh..." Ify menundukkan wajahnya, kenapa dia bisa lupa kalau handband Cakra memiliki ciri-ciri yang khas dan sangat mencolok
"Lo anak basket juga? ikut kompetisi juga?"
Ify mengangguk pelan "Iyaaa..."
"Terus tim lo mana? ngapain disini sendirian?
"Lo gila ya... gue kesini sama temen-temen gue" jawab Ify santai.
"Temen yang mana? lo nggak liat disini sepi, Hallo nona! lo tahu kan, ini tempat apa!" kata laki-laki itu seraya berlalu meninggalkan Ify.
Ify menatap sekelilingnya, benar-benar sepi. Dia tidak tahu tempat apa ini dan dimana posisinya sekarang. oh ya tuhan... jangan sampai dia nyasar.
"WOOOY! TUNGGU...! TUNGGU...! BERHENTI WOY...!" Ify berlari mengejar laki-laki yang baru beberapa detik berlalu meninggalkannya, untung saja langkahnya tidak terlalu lebar sehingga Ify sanggup untuk mengejarnya.
Plukk
Ify melemparkan handbandnya tepat dikepala cowok itu, "Berhenti dong! gue panggilin dari tadi juga hah... hah..." katanya terengah
"Apaan sih, nimpuk orang sembarangan"
"Makanya berhenti, gue capek ngejar lo tahu nggak!" omel Ify setelah nafasnya kambali baik.
"Gue nggak nyuruh" cuek lelaki itu.
Ify merengut, "Gue tahu, tapi masalahnya ini urgent banget! gue nyasar" ceritanya menggebu, antara kesal dan takut.
Hening...
"Lo nyasar, terus...? Apa hubungannya sama gue?" ulang lelaki itu.
"Anterin gue balik dong, lo kan anak basket juga, pasti lo tahu penginapannya dimana" mohon Ify memelas.
"Lah, emang lo siapa?"
"Gue Ify"
"Gue nggak nanya nama lo"
"Tapi, lo nanya gue siapa, ya gue jawab!" balas Ify, Cowok itu mendengus, gadis ini pinter ngeles, pikirnya.
"Kalau gue nggak mau?"
"Lo harus mau, kalau nggak Gue bakal teriak disini biar lo disangkain maling" ancam Ify, nyali lelaki itu lansung ciut, reputasinya bisa hancur kalau sampai cewek ini nekat dan membuatnya dikeroyok massa.
"Oke-oke, gue anterin, puas lo!"
"Puas banget!"
***
Mereka berjalan beriringan ke penginapan dalam diam, sesampainya di koridor Ify berpapasan dengan Agni, Shilla, Sivia yang sepertinya sedang kebingungan. "Hai guys..." Sapa Ify senang, dengan begini dia merasa aman karena sudah ada teman-temannya, Shilla, Sivia dan Agni menghela nafas begitu tahu siapa yang memanggil mereka.
"Ya ampun Fy, kemana aja sih lo!" seru Shilla heboh.
"Tau Ih, kita udah kayak orang bego nyariin lo dari tadi" sambung sivia.
"Lo tahu nggak kita cemas, handphone lo mana? gue telponin nggak bisa-bisa!" marah Agni.
Ify meringis mengatupkan tangannya di dada "Maaf guys! tadi gue nyasar, dan hape gue lowbat"
"Yaampun, udah gue duga lo nyasar lagi, yaudah, lain kali lo jangan ilang-ilangan lagi" ujar Shilla
Ify mengangguk, "Siap Ibu bawel"
Shilla menoyor ify pelan, matanya menatap cowok tinggi yang sejak tadi berdiri di belakang Ify, tersenyum tipis pada mereka. "Lo Sama Siapa Fy...?" Shilla menunjuk cowok itu, Agni menatap intens cowok itu, rasanya tidak asing. Ify menarik cowok itu untuk berdiri disampingnya.
"Dia yang nolongin gue balik kesini"
"Tunggu deh, kayaknya gue pernah ketemu sama lo, tapi dimana yaa..." komentar Agni melihat cowok itu tersenyum, senyuman yang tidak asing.
"Kita emang pernah ketemu kok Agni Tri nubuwati, lo main juga?"
"Nggak, gue cuma dampingin temen-temen gue aja, jadi kita beneran saling kenal yaa..." selidik Agni.
cowok itu mengangkat bahu "Gue tunggu sampai lo inget siapa gue, yaudah gue balik 'kan gue udah balikin temen lo..." kata cowok itu lalu pergi.
Ify menatap agni aneh "Lo kenapa Ag, dia lebih ganteng ya dari Kak Cakka" katanya polos,
Agni menggeleng ragu, "Bisa jadi sih, eh. enggak deng!"
***
Ada sedikit keributan gara-gara Agni sebel sama Cakka yang belum juga memberi kabar padanya disaat semua teman-temannya sudah mendapat jatah telepon masing-masing.
"Ih, emang sialan si Cakka mah" gerutu Agni sebal
"Kenapa lagi lo sama Cakka Ag," tanya shilla.
"Dia nggak ada ngabarin gue dari kapan nyampe berlin, gue sih yakin dia ketemu cewek disana"
"Sabar kali Ag, mereka kan juga sibuk siapin ini-itu, siapa tahu cakka lagi belajar!" Sivia menenangkan.
"Yaa... Kalo yang lain bisa kenapa cakka nggak coba?" balas agni galak, dia berjalan ke jendela kamar disaat bersamaan handphonenya berdering...
Tahukah lagu yang kau suka, tahukah bintang yang kau sapa, tahukah rumah yang kau tuju, itu aaaaaku
Cakka calling...)))
"Hallo" kata agni galak
Cakka mengelus dada di seberang sana, "Haa... Hallo, Agni, "
"Ngapain lo nelpon, udah bosen sama yang disana!"
"Gue kangen Ag, masa nggak boleh nelpon" balas Cakka memelas
"Kangen? sekarang? kemaren-kemaren kemana aja lo!"
"Maaf, hape gue rusak, ini aja minjem hapenya iyel, maaf yaa"
Agni melihat display nama penelpon dan memang benar nomornya Gabriel.
"Yaudah!"
"Ehmm... yaudah ya kalau gitu, gue nggak bisa lama-lama, soalnya Iyel mau ngomong juga sama Via, denger suara lo bentar aja kangen gue terobati kok"
"Iya, gue kasih teleponnya ke via yaa" katanya ramah.
"Tunggu Ag,"
"Kenapa?"
"Miss You..."
Agni tertegun sejenak, wajahnya memerah, "Me too..." balasnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top