31 | scene thirty one

lagi syakit bukan sok syakit
infinity war | 2018, hippoyeaa

...


Taeyong membuang nafas kasar, melamun lesu meratapi nasibnya seharian ini. Sedangkan disebelah ada Jisoo, sang istri, yang menatapnya cukup lama dan dalam.

"Ke dokter ya?"

Kepalanya mengeleng sekali, dua kali, dan ekspresinya tetap sama lesu nggak enak di pandang.

"...daripada lo gini mulu"

"nggak mau nyai" balasnya tak bersuara namun berakhir dengan dia merengek sambil pegang pipi sebelah kanan.

Ngelihat suaminya umat sakit gini jadi buat Jisoo cemas. Sudah dari kemarin Taeyong sakit dan susah diajak ke dokter. Katanya takut disuntik, takut di apa-apain padahal noh pipi udah bengkak. Jisoo jadi kesel ngelihatnya yang susah di rayu.

"tante icuuuuuu"

"Le sssst!" Jisoo spontan menyuruh sepupunya yang datang pelan-pelan teriaknya. Taeyong lagi sensitif sama suara. Lihat aja ekspresi galak dan sakitnya pas Chenle datang pakai teriak kayak toak masjid.

Chenle kecil menatap polos tante nya. "Kenapa te?"

"Om eyong lagi sakit sayang" ujarnya senyum tipis menjelaskan ke bocah belum genap enam tahun tersebut.

Chenle noleh ke Taeyong. Bocah laki-laki itu diam cukup lama natapin om nya, mungkin karena dia penasaran, Chenle jalan pelan deket ke Taeyong dan Jisoo yang berpikir "paling le penasaran" -amazing able! nggak tahunya Chenle jijit ngulurin tangan mau nyentuh pipi Taeyong yang di lihatnya daritadi di pegang terus di tabok dah tuh pipi. Langsung aja Taeyong menjerit kesakitan luar biasa.

"Leeeeeeee!" reaksi Jisoo kaget melihat Chenle dengan polosnya nabok pipi suaminya. Dia langsung narik Chenle menjauh, menjauhkannya dari Taeyong yang sekarang meraung-raung kesakitan.

Chenle mesem polos. "om eyong sakit te"

dia emang sakit bocah T.T

"Gimana yong? Gimana?" tanyanya khawatir, mau ngebantu tapi nggak bisa Taeyong juga sensitif di sentuh. "Dokter aja ya?"

"Nggak! HUAAAAAAAA" jeritnya semakin kesakitan pegang pipi yang bengkak.

"Makanya gausah ngomong"

"Nyai yang ngajakin!" keselnya terus angkat kaki pergi, masih dengan rengekan menggelegarnya.

Kyuhyun, omnya Jisoo sekaligus papahnya Chenle terheran-heran ngelihat suami keponakannya tersebut. "Suami lo kenapa?"

"Sakit gigi"

"Kenapa gak ke dokter?"

Jisoo mendesah. "Dia nggak mau. Takut disuntik, takut di cabut giginya."

Kyuhyun geleng kepala heran. "Kalau gak di cabut ntar dia kesakitan terus. Bawa ke dokter aja kasihan nanti lebaran gitu terus"

"Gimana mau bawa ke dokter kalau orangnya nggak mau" curhatnya yang udah berkali-kali bujuk tapi di tolak suami.

Kyuhyun senyum penuh arti. "Paksa aja"

...

Jelas dia nggak tau mau minta tolong sama siapa, hmm, kalau papah di rumah mungkin dia bisa minta tolong sayang papah masih di bandung sama mamah. Jadi ujung-ujungnya dia minta tolong sama Yuta.

Sore itu, Yuta datang sama cewek cantik banget yang nempel dia. Jisoo tersenyum senang waktu melihat kedekatan dua orang tersebut. Ekspresi kesal Yuta di padukan sama ekspresi manis Tia sangat kontras dan serasi.

"Suami lo mana?" Yuta langsung to the point nanya. "Mundur! Mundur!" lanjutnya narik lengan Tia menyuruhnya mundur, nggak perlu setempel itu sama Yuta dikira lem sama kertas.

Jisoo ketawa manis ngelihat mereka. Dia jadi keingat dulu, waktu mereka masih sekolah, Yuta yang berceloteh panjang soal anak SMP yang stalkerin dia nggak jelas kayak psikopat aja. Well, nggak tahunya anak SMP yang dulu masih bau ingusan sekarang telah tumbuh jadi cewek cantik.

"Jis!" tegurnya gara-gara diabaikan pertanyaannya.

"Maaf Yut, hehe" kekehnya terus nunjuk kamar yang terkunci. "Dia dikamar dan kamarnya dikunci pas tahu kalau gue mau maksa dia ke dokter"

"Aelah cemen banget lo yong!" teriak Yuta yang dibalas teriakan dari dalam. "Bodo!" namun berakhir rengekan kesakitan. Yuta tertawa sinis mendengar rengekan Taeyong di dalam kamar.

"Mas Taeyong sakit apa mbak?" tanya Tia penasaran.

"Sakit gigi"

"Oh" gumamnya mengangguk paham. "Pasti sakit banget ya mas?" teriaknya tiba-tiba merasa iba.

Taeyong yang merasa ada pendukung menyahut, "hooh" keras dan lagi-lagi berakhir dia ngerengek sakit.

"Gue ada ide Jis" ucap Yuta bisik-bisik ke Jisoo yang anggukin kepala ngerti terus acungin jempol sebagai bukti kalau dia paham.

Taeyong yang ada di kamar sendirian, terdiam lama merasakan hening, sunyi, senyap. Tidak ada bunyi diluar kamar membuatnya heran.

"....nyai?" panggilnya pelan mendekati pintu kamar, telinganya menguping bisik-bisik diluar.

"Dowoon, hei!" alangkah terkejutnya dia mendengar suara husky istri nyebut nama cowok lain yang tak lain mantan Jisoo.

"...tuh dikamar lagi ngurung" bisik-bisik obrolan itu membuat Taeyong mendengus jengkel. Udah tau suami sakit gigi, istri malah ngajak mantan bertamu di rumah. Nggak bisa dibiarin nih.

"Nyai!"

Taeyong segera keluar kamar berniat memergoki istri ngobrol sama Dowoon - eeeeiy, siapa Dowoon? Yang ada disana hanya Tia, sepupunya Johnny, lalu dimana Dowoon?

"Yong"

Suara di belakang membuat Taeyong noleh dan terbeliak kala Yuta muncul langsung membekap mulutnya hingga jatuh pingsan.

Iya ini rencana mereka biar Taeyong mau di ajak ke dokter.

Jisoo dan Tia lantas membantu Yuta membopong Taeyong memindahkan tubuh laki-laki itu ke mobil.

...

Taeyong yang terbangun merasa asing dengan ruangan bernuansa putih. Sekujur tubuhnya di ikat membuatnya susah bergerak, yang bisa dilakukan hanya menoleh dan di lihatnya Jisoo lagi ngobrol sama salah satu dokter.

Taeyong udah gelagapan ketakutan pas tahu dimana dia sekarang. Demi apapun, dia sangat benci rumah sakit, dia tidak suka dokter gigi karena dokter gigi selalu mencabut giginya dari kecil.

"Gausah rewel ya" kata Jisoo ngusap kepala suami, menenangkannya. "Demi kesehatan lo" lanjutnya tersenyum tulus.

"Nyai pulang yuk" rengeknya sedih tak bisa membayangkan akhir dari perjalanan giginya.

"Nanti kalau gigi lo udah di cabut"

"Gamau nyai"

"Gausah ngebantah nurut aja" tuturnya mengusap lembut pipi sebelah Taeyong yang nggak sakit. "Nurut juga sama dokter" pesannya meninggalkan Taeyong di ruang itu sendiri.

Seperginya istri, Taeyong semakin kalut dan dia menjerit kayak bocah umur lima tahunan saja.

"NYAI DADDY GAMAU GIGINYA DICABUUUUUUUUT" jeritnya meronta-ronta nggak jelas.

Tetap saja, dia harus mengikhlaskan giginya yang hendak di cabut sama dokter. Semua demi kesehatan gigi daddy kok.

"Udah selesai Jis?" tanya Yuta setelah setengah jam ninggalin dia lalu disusul Tia ngintil sebelahnya.

"Udah kok" jawabnya lalu nengok ke arah ruangan yang ditempati suami. "Tuh orangnya lagi senyum nggak jelas"

Lantas Yuta ikut melihat ke dalam. Tia juga ikutan melihat. "Lo ngapa sih" protes Yuta kesel karena kepala Tia ndusel-ndusel ke dia.

Sepupu Johnny itu mendongak polos. "Mau lihat mas Taeyong"

"Dih kepo lo!"

Jisoo tertawa gemas melihat balasan Tia yang terlihat tidak peduli. Lalu tiba-tiba dia bilang, "kalian cocok kok"

"IYA KAAAAN!" Tia seneng dengernya langsung meluk lengan Yuta manjah. "Kita cocok mas" ucapnya bahagia sedangkan Yuta terlihat risih.

"Gara-gara lo Jis"

"Kok gue" kekeh Jisoo lucu juga ngelihat mereka. "Emang cocok kok kalian"

"Tau ah, kesel gue." sahutnya membuat Jisoo semakin gemas sama mereka.

"Nyai ayo pulang!"

Dan Taeyong datang-datang udah semangat, mana pamer senyum pepsodent lagi. Mau pamer aja kalau giginya udah baik dia nggak sakit lagi.

×××

yang penasaran sama tia
ini dia hehehe

namanya tia hwang cuevas dulu mantan anggota chocolat sama mantan trainee YG seangkatan sama zelo BAP

wkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top