16 | Scene sixteen

Mini market siang itu ramai penuh pembeli. Beruntung Jisoo belanja sama Taeyong, jadi dia tidak perlu kewalahan membawa barang belanjaannya. Berbekal tulisan tangan mertua, daftar isi belanjaan, dia tinggal menyebutkan nama belanjaan lalu menyuruh suami mengambil.

Sambil mendorong trolley belanjaan, dan melihat kertas berisikan daftar belanjaan, Jisoo memberi tanda centang daftar belanjaan yang sudah diambil.

"O, iya, daging," gumamnya, mengangkat kepala bergegas berburu mencari menuju stand daging.

Sementara di belakangnya, Taeyong membuntuti dengan mata melihat-lihat sekeliling. Langkahnya terhenti tiba-tiba, ia menengok ke kanan dengan mata fokus ke depan.

Kayak kenal, batinnya terfokuskan terhadap dua perempuan di sana.

Jisoo masih sibuk memilih daging sampai tidak sadar kalau suaminya sedang memperhatikan perempuan lain.

"Eeeeey ...." Taeyong tersenyum kala teringat dua perempuan itu. Ia segera merapikan penampilannya, mendekati mereka dengan senyum yang tak pernah pudar menghiasi wajah tampannya. "Seulgi? Wendy?"

Kedua perempuan itu sontak menoleh dan terkejut menemukan Taeyong menyapa mereka. "Hei!"

Mereka ... hm, salah satu di antara mereka pernah menjadi mantan pacar dan satunya mantan gebetan Taeyong.

"Yong, ini enakan daging sapi atau kerbau?" Jisoo bertanya, tidak ada jawaban. Ia menoleh belakang dan tidak menemukan suaminya. Dahinya mengeryit, sudut matanya mencari- voilla! Menemukan suaminya ada di stand lain bersama dua perempuan cantik. "Oooooh, gitu ngardus!" gumamnya asal memasukan dua bungkus daging ke trolley.

Jisoo berniat mendekati mereka, tetapi berhenti, mengurungkan niatannya tersebut. Ia mendengus sambil memperhatikan keakraban mereka apalagi Taeyong melihatkan senyum ngardus.

"Jisoo, kan?"

"Hm?"

Seseorang menyapa, membuatnya menoleh dan menemukan sosok berwajah seperti tokoh animasi berdiri tak jauh darinya.

Pemuda itu berdecak riang kala mengenali muka Jiso, lalu mendekatinya. "Lo Jisoo, kan?"

"Iya," balasnya.

"Ingat gue gak?" ucap pemuda tersebut bersemangat. Untuk sesaat Jisoo hanya diam memperhatikannya bingung, dia sedang berpikir. "Ketua UKM Mapala. Anak Informartika. Ingat nggak?"

"TAEHYUNG?!" girangnya menebak nama pemuda tersebut, yang langsung dibalas anggukan dan kekehannya. "Tambah ganteng aja lo!" seru Jisoo memuji.

Well, pertemuan kedua teman itu berhasil ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengar Taeyong.

Taeyong melotot melihat istrinya bersama pria lain. Bahkan obrolan mereka terdengar jelas dari sini.

"Katanya lo udah nikah?"

"Huh, kata siapa? Kagak hahaha yakali gue nikah muda," sahutnya sengaja mengeras kebohongannya.

Taeyong semakin dibuat shock. Gila ya, suami ganteng kayak dia nggak diakui.

"Boleh mintak kontak?" tanya pemuda tampan itu sembari menyodorkan ponsel canggihnya.

Jisoo tidak menolak, ia mengambil ponsel Taehyung dan mengetikan nomernya. "Udah gue save."

"Thanks," balasnya tersenyum tipis. "Lo balik naik apa? Mau gue anter?"

Waaaaah! telinga Taeyong gatal, rasanya dia mau tuli sesaat terus nyamperin mereka dan teriak di depan tuh pria, "NYAI, GUE BOS GAUSAH DIEMBAT!"

Sayangnya itu angan-angan doang. Dia kembali teralihkan ketika Seulgi mengajaknya bicara.

Jisoo dengan halus menolak. "Gue naik Grab. Belanjaan gue belum selesai, hehe, lain kali aja, ya." Padahal dia sudah selesai dengan belanjaan. Jisoo terpaksa berbohong, yakali ninggalin suami.

"Maaf banget nih, gue harus cepat-cepat pulang. O, iya, lain kali meetup, oke?"

"Siap!" balasnya mengacungkan jempol.

Taehyung pun pamit pulang sebelum dia pergi, Jisoo membisikinya, "Salam buat Seunghee."

Seunghee itu kekasih Taehyung.

Kemudian setelah Taehyung pergi kini Jisoo sendiri bersama trolley belanjaannya, sedangkan Taeyong masih asyik mengobrol bersama kedua perempuan itu.

Jisoo cuek. Lebih baik pergi ke kasir menyelesaikan transaksi belanjaannya ketimbang makan hati.

"Tiga sembilan puluh sembilan ribi ribu, Mbak," kata mbak-mbak penjaga kasir.

"Tunggu bentar ya, Mbak," balas pamit sejenak meninggalkan bagian kasir. Jisoo lupa dia tidak membawa dompet otomatis dia harus menemui Taeyong.

"Permisi," ucapnya menyela obrolan mereka.

Seulgi dan Wendy kompak menautkan dahi mereka, sedangkan Taeyong diam dan menatap Jisoo bete.

"Maaf ya, menganggu," ujarnya berusaha tersenyum tipis terhadap Seulgi dan Wendy, sedangkan ke Taeyong dia tidak tersenyum. Tanpa mengatakan apa-apa dia langsung merogoh saku celana suaminya lalu mengambil kartu kreditnya. "Silahkan dilanjutkan," ucapnya langsung nyelonong pergi.

"Siapa lo, Yong?" tanya Wendy penasaran.

Taeyong mendengus bete. "Pembantu gue-eh, baby sister, hahaha."

Jisoo yang mendengarnya langsung menyentakkan kaki dengan jengkel.

"Cantik amat," gumam Seulgi menatapi punggung Jisoo.

...

Perjalanan mereka menuju parkiran sunyi senyap. Jisoo jalan lebih dulu sambil menenteng dua kantong plastik belanjaan, sedangkan Taeyong mengekor di belakang.

"Dasar lu genit!"

"Ngaca!" sahutnya tanpa menoleh ke belakang.

"Gue gak butuh kaca, kaca yg butuh gue," balas Taeyong penuh percaya diri.

"Najis!"

"Ular, ssssssst ...." Taeyong menirukan gaya ular mendesis, mengejek istrinya.

Karena kesal Jisoo menyetak kakinya. Ia berbalik, menyabotase jalan Taeyong kemudian meletakkan asal belanjaan di tanah.

Taeyong menyipitkan mata. "Apa lo?"

Jisoo tak langsung menjawab, malahan meraba seluruh tubuh Taeyong. Diambilnya kunci mobil dan dompetnya dengan paksa, kemudian mengambil dua kantong plastik belanjaan dan memaksa Taeyong memegangnya.

"Mau apa lo, heh?"

Jisoo tidak mengubrisnya. Dia terlalu sibuk mengutik ponselnya. Taeyong berusaha merebut kunci sama dompet, tapi tak berhasil karena Jisoo sangat cerdik mengelabuinya.

Lalu kemudian dia menarik telapak tangan kanan suaminya, memberi ponsel dan uang dua puluh lima ribu. "Biaya pulang, lho."

"Maksudnya apa, nih?"

"Pulang naik Gojek. Tenang udah gue orderin."

"Huh?"

"Hati-hati ya, su-a-mi-ku," ucapnya sengaja mendekte 'suami' sembari menepuk pelan pipi Taeyong, lalu menjapit hidung mancungnya.

Jisoo bergegas pulang, namun dia balik lagi menghadap Taeyong, kedua tangannya bertengker di pinggang. "SAMPAI GUE TAU LO GAK BALIK RUMAH. SIAP-SIAP LO GABAKAL PUNYA ANAK DARI GUE!" ancamnya lalu nyelonong pergi gitu saja mengabaikan rengekan suaminya dibelakang.

"Nyaaai ...."


















"Mas yang order Gojek?" tanya abang gojek yang baru datang nyamperin dia.


×××

aku lg ngebuat fmv buat lapak ini ehehe semoga jadi ya, terimakasih 💞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top