05 | Scene Five
Hari itu adalah hari kemerdekaannya. Dua jam berjemur, rebahan beralas karpet, dan payung pelindungnya, sambil menikmati keindahan pantai Nusa Dua. Jisoo menikmati sekali kemerdekaannya hari ini.
No Taeyong, MERDEKA.
“Hei!”
Seorang laki-laki bertubuh atletis mendekatinya. Tanpa izin, ia langsung duduk di sebelah—toh, untuk apa? Ini Bali. Pengunjung kebanyakan wisatawan mancanegara jadi hal seperti sudah umum.
Jisoo melepas kacamata, lalu melirik laki-laki bertubuh atletis tersebut. “Are you gay?” Astaga, mulutnya asal bertanya kepadanya tanpa khawatir menyinggung pihak lain.
“Excuse me?”
Jisoo tertegun. Gadis mana yang begitu lancang menanyainya seksualitas stranger. Seriously?
Laki-laki itu tertawa, “No. I'm straight. Are you lasbian?” tanyanya balik.
“No, I have hus—shit! No, i’m normal,” jawabnya. Dia hampir menyebutkan status yang memiliki suami.
Suami, hah?
Terbesit sumpah serapah untuk Taeyong yang sekarang entah sedang berbuat apa. Entahlah, yang dia tahu sebelum meninggalkan villa, suaminya itu sedang asyik menonton saluran tv spongebob. Taeyong si penggila makhluk wujud kuning dan sahabat bodohnya Patrick.
“My name is Ken. You?”
“Jisoo,” balasnya, menyahut jabatan tangan laki-laki bernama Ken tersebut. “Where is barbie, Ken?”
Ken sempat bingung sebelum mengangguk mengerti. “Ah, Barbie and Ken. Right?”
“Lo kira apaan—sorry,” lirihnya keceplosan berbahasa.
“Bisa bahasa? Gue kira orang asing.”
Jisoo terhenyak begitu sadar bahwa Ken bukan orang asing. Mereka sama-sama Indonesia. “Muka gue asing kali belum pernah ke sini,” ujarnya sembari memakai kacamata anti sinar UV dan menikmati terikan sinar matahari.
Ken terdiam sesaat memandang bingung Jisoo, sebelum dia ikut berbaring di sebelah ikut menikmati terikan sinar matahar sepertinya.
Mereka menghabiskan sisa perkenalan mereka di sore hari, dengan dalih Ken mentraktir Jisoo mencoba salah satu makanan terenak daerah Nusa Dua. Jisoo mengiyakan selama Ken nice people bukan iblis sejenis Taeyong.
...
“Ha, ha, ha, ha.”
Suara pertama yang ia dengar waktu masuk kamar adalah tawa menggelar Taeyong. Masih dengan posisi sama, pakaian sama, dan tontonan sama. Dia sepertinya belum beranjak dari tempatnya selama seharian.
Bersikap tak acuh, Jisoo melewati Taeyong. Memandang kasur yang tak berpenghuni lantas melirik Taeyong, berpaling ke jam yang kini menunjukan pukul tujuh malam. Tanpa berpikir lama, Jisoo langsung bergegas mandi.
“Ha, ha, ha.”
Sementara itu, Taeyong masih menikmati dengan dunia spongebobnya.
Selesai mandi Jisoo masih mendengarkan tawa Taeyong, karena tak mau membuang waktu, akhirnya dia melilit rambut asal dengan handuk dan bergegas keluar.
Excuse me, Sir?
Jelas sekali Taeyong tampak nikmat rebahan di kasur sambil memainkan kedua alisnya; dinaik turunkan, menggoda Jisoo yang gagal mendapatkan kasur malam ini.
Jisoo melotot galak sementara Taeyong pura-pura menguap lebar, sok-sokan mengantuk. Sengaja memenuhi semua kasur berukuran king size untuk diri sendiri dan sengaja pula melempar satu guling sama selimut kepada Jisoo.
“Goodnight, Istriku!”
Karena kalah starat, malam ini dia terpaksa tidur di sofa yang mungkin besok pagi tubuhnya remuk.
Sialan!
“TAEYONG ...!!!” Jisoo teriak dan meloncat ke atas kasur sengaja menidih Taeyong hingga membuat laki-laki itu tercekik hebat. “Pergi atau gue tindihin lo?!”
Taeyong berusaha melawan, mengusir Jisoo yang menindihnya, sembari mencoba menggapai rambut basahnya yang bersembunyi di balik handuk itu.
Jisoo menjerit kesakitan tatkala Taeyong menjambak rambutnya. Tak mau kalah, dia langsung mencakar Taeyong. “Lepasin ngga?!”
“Nenek garong!” makinya.
“APA, HAH?!”
Mereka saling menjatuhkan satu sama lain sampai membuat kasur tak berbentuk lagi. Beberapa rambut Jisoo terlepas dari kepalanya, sedangkan wajah ganteng Taeyong muncul bekasan cakaran ditambah gigitan kuat di lengannya.
By the way, baru sehari di Bali sudah kayak begitu, bagaimana selama dua minggu?
“Suaranya berisik.”
“Mereka ngapain?”
“Nggak tahu. Kayaknya sih ... ehehehe,” Yuta meringis sambil melirik Johnny dengan tatapan ‘begitulah’, Johnny seolah berbagi pikiran sama Yuta dan paham apa yang dimaksud olehnya.
“Kayaknya Tante salah deh, minta tolong kalian,” gumam Seolhyun berdecak heran.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top