04 | Scene Four

Menikah bukanlah pilihan mereka. Andai tak menikah kemungkinan hubungan mereka akan baik-baik saja. Toh, sejak dulu mereka bukanlah sepasang insan yang saling bermusuhan, hanya sebatas teman kenal kampus. Sayang, kedua orangtua berkata lain yang memaksa mereka agar menikah.

Jisoo selalu tidur—entah di pesawat maupun mobil. Dia memilih tidur, sementara Taeyong sibuk sama ponsel. Fokus searching wisata terbaik di Bali. Lumayan kan, selama dua minggu di sini dia bisa menikmati keindahan Bali.

“Udah sampai, Pak?” tanyanya ke pak sopir sopir.

Pak Tabi—namanya—mengangguk sambil tersenyum tipis. Taeyong mengintip lewat jendela dan ternyata mereka telah sampai villa. Setelah mobil berhenti, ia bergegas turun sembari mengamati keindahan villa tempat tinggalnya selama dua minggu ke depan.

“Istrinya nggak dibangunin?”

Biarin aja dia tidur di situ sampai besok, Pak. Maunya dia mengadu begitu tapi cemas kalau nanti dia jadi bahan julidan Pak Tabi dan teman-temannya nanti karena telah mentelantarkan istri cantiknya.

Istri cantik? Hah!

“Bangun lo!” ujarnya, sambil menguncang tubuh Jisoo. “Oi” Sang istri tak kunjung pula bangun.

Astaga! Dia sudah mengerakkan pundaknya tapi Jisoo tidak bangun juga, padahal kalau dihitung pakai jari sudah lebih dari enam jam dia tidur.

Kebo banget nih, cewek!

“Mungkin istri anda kecapekan,” kata Pak Tabi. Membuat Taeyong mendengus sebal sembari menatap gadis yang masih saja tidur itu.

Bodo amat! Tidur aja sepuas lo di situ!

Pak Tabi memberi saran, “Biar barang bawaannya saya yang bawa. Mas bisa gendong istrinya.”

Enggan tercoreng jelek nama baiknya. Pada akhirnya, Taeyong setuju dengan saran Pak Tabi, mau menggendong Jisoo. Lagian menggendong tidak sulit baginya, meskipun si gadis dalam gendongan sedikit rewel dengan bergerak mencari posisi ternyaman di punggungnya.

Awas ya, lo!

Begitu sampai villa, Taeyong langsung memindahkan Jisoo di kasur, merebahkan dengan asal, lalu menyusul Pak Tabi dan meminta beliau meletakkan barang-barangnya di ruang tengah. Sisanya biar dia yang urus—selagi punya mood dan tenaga.

“Makasih, Pak,” ucapnya berterima kasih yang dibalas seulas senyum hangat beliau.

Seperginya Pak Tabi, ia langsung menata koper miliknya yang menyita waktu dua puluh menit sebelum kelelahan dan merebahakan tubuh di sofa empuk sambil menikmati pemandangan alam yang sangat indah itu. Hingga ia terlelap tidur menyusul sang istri karena lelah.

...

Pukul enam sore Jisoo baru bangun dengan kondisi perut lapar. Ia mengerjapkan mata sembari melihat sekitar dan mengamatinya baik-baik. Hampir saja berteriak sebelum mengingat bahwa sekarang dia tengah berada di Bali.

Iya, Bali. Rencana honeymoon yang direncanakan oleh kedua orangtuanya.

“Bangun lo, Kebo!” Sebuah handuk setengah basah terlempar dan jatuh tepat di mukanya. Jisoo meraup sebal kemudian membuang asal ke lantai sambil menggerutu kecil tak bersuara.

Taeyong sudah terlihat segar, rambutnya terlihat setengah basah, dan pakaiannya telah ganti.

“Mau ke mana lo?”

“Cari istri baru,” jawabnya asal sambil membongkar isi koper. “Mandi sana. Dasar Kebo!”

Jisoo mendesis pendek sebelum beranjak dari kasur sembari mencari koper miliknya. “Koper gue mana? Lo sembunyiin, ya?!”

“Mana gue tahu,” jawabnya pura-pura tidak tahu.

Jisoo mengepalkan tangan. Ia bergegas mencari koper di seluruh kamar hingga kamar mandi namun tidak kunjung mendapati kopernya.

“TAEYONG ...!!!”

“Siapa suruh ngebo!”

“Koper gue di mana?”

Taeyong mengambil jaket ripped dari  koper dan menghampiri Jisoo yang kini berkacak pinggang padanya. “Gue, enggak, tahu!”

BOHONG!” Jisoo membantah. Dia sangat percaya kalau kopernya menghilang karena telah disembunyiin sama Taeyong. “Ngaku nggak lo?!”

“Hmmmm, enggak mau,” katanya sambil memamerkan ekspresi menyebalkan. Dengan tenang menepuk kedua pipi Jisoo lalu berkata, “Bye, Istriku, Suamimu ini mau cari istri baru lagi.” Kemudian pergi dengan berlari sebelum Jisoo meraung atau parahnya menjambak rambutnya.

“KOPER LO ADA DI LUAR!” teriaknya kemudian sebelum menghilang. Jisoo segera berlari keluar mencari koper.

“TAEYONG ...!!!” Ia menjerit histeris begitu melihat seluruh isi pakaiannya berserakan di luar, termasuk pakaian dalam yang bergelatungan di pepohonan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top