SoniSakuGol 9 : Ninja-ninja Misterius Bergerak

[ Author POV ]

"Jaek... Kenapa kau kembali??"

"Melindungi rakyat adalah tugas seorang ksatria.."

"Kau bukan ksatria, Jaek!"

"Aku akan.!" teriak Jaek. "Aku tidak akan menyerah menjadi seorang ksatria.. Setidaknya hal itu yang dapat kulakukan untuk membalas semua kebaikanmu, paman."

Tak.

"Hei bocah, teknik apa yang kau gunakan untuk memotong bola apiku tadi?"

"Paman, biarku yang ambil alih disini.."

"Jaek.."

Jaek memposisikan pedangnya ke samping, lalu ia berlari ke Oroshi. Jaek mengayunkan pedang horizontal dan vertikal, Oroshi menghindarinya sambil menangkis beberapa, Jaek menebas ke muka. Oroshi melompat ke belakang ia menendang dibelakang mengarahkan kunai selama menerjang. Jaek mengangkat pedangnya membuat serangan itu tertangkis

Oroshi mundur ke belakang saat Jaek menyerang balik.

Acceleration

Badan Jaek bergetar diselimuti cahaya. Jaek seketika bertambah cepat, ia melesat dengan sangat cepat menggores telapak punggung tangan kanan Oroshi.

Oroshi kembali melompat mundur saat tebasan miring ingin mengenainya.

"Hah, hah.."

"Gaya bertarung dan sihir pendukung. Dia mengandalkan kedua hal itu dengan sangat ahli. Aku heran kenapa dia tidak mau menjadi seorang petualang.." pikir Pamas.

"Lumayan, bocah. Tidak kebanyakan orang yang dapat melukaiku pada pertama bertemu.."

"Apa karena kau ninja?"

"Itu benar, tapi.." Oroshi membuat segel tangan. "Alasan lainnnya karena aku kuat.!"

"Dasar kakek-kakek.!"

"?"

Brus!

Katon no Jutsu

Oroshi menembakkan bola api yang sama diwaktu sebelumnya.

Limit Break

Badan Jaek bergetar menciptakan bayangan semu, ia melompat ke bola api dan memotongnya horizontal.

Oroshi menendang dari balik bola api, bola api itu lenyap bukan karena tebasan Jaek namun karena itu adalah jebakan yang telah dibuat. Jaek terhuyung ke belakang dan satu tangan Oroshi menariknya kembali, Oroshi memukuli Jaek yang tidak konsen. Oroshi menghantam dada Jaek membuatnya terlempar ke rak buku.

"Urgh.."

"Badanmu lebih keras dari manusia biasanya, apa karena sihir barusan.?" Oroshi berjalan ke Jaek, Oroshi berhenti melihat Pamas dengan lemah berdiri menghadapi. "J-jangan berani k-kau menyentuhnya!"

"Ho~~"

"P-paman.."

Jaek mencoba membuat dirinya untuk bangkit, tapi rasa sakit di dadanya membuatnya kembali terjatuh. "S-sial!"

Bzz!

Jaek terkejut melihat kilat biru melewatinya, petir biru itu naik ke atas Pamas dan langsung menyambar Oroshi yang tak siap. Iksan, Nancy dan Sakuragi masuk ke dalam ruangan bersamaan dengan itu.

"Kenapa aku harus masuk juga.?" gerutu Sakuragi.

"Jangan banyak mengeluh, kita punya tanggungjawab disini!" marah Iksan.

"Mereka bukannya yang tadi siang.?"

"Hei, kau baik saja?" tanya Nancy mendekat, sontak saja membuat Jaek terdiam, jadi batu.

"A-a-a-"

"Hei?"

"Nancy, cepat bawa kedua orang ini keluar dari sini agar kami dapat bertarung.."

"Aku tidak terima perintah apapun darimu.!" balas Nancy kasar, sementara Sakuragi tidak mendengarnya. "Kau bisa berdiri, kita akan membawa paman ini pergi dari sini," kata Nancy membantu Jaek.

"Baik.."

Jaek sudah bangun, bersama Nancy mereka membawa Pamas keluar. Diwaktu yang sama sosok Oroshi nampak dari kumpulan asap.

"Jadi siapa kalian ini?"

"Sakuragi, aku akan menyerang dari belakang. Kau yang jadi umpan.."

"Rencana yang licik, baiklah.." Iksan dan Sakuragi saling lempar tatapan.

"Tidak masalah jika kalian tidak menjawabnya, aku akan tetap membunuh kalian.."

"Cobalah tua bangka.."

Oroshi menembakkan beberapa bola api dari dalam mulutnya, keduanya segera berpencar. Iksan menembakan kilat biru namun berhenti dimata pisau Oroshi, Sakuragi berlari disamping kiri mengayunkan kuat pedangnya yang menargetkan senjata Oroshi.

Tring!

Oroshi mengeluarkan dua bilah pisau menangkis serangan Sakuragi di depan dan Iksan yang tiba-tiba hadir dibelakang.

Mega Korose :
Mega Closed

Kedua bilah pisau itu bergetar memisahkan ketiganya.

"Tcih. Jangan sampai kau terkena teknik itu.." Iksan menekan kuat kakinya di lantai, sedetik ke depan ia terbang tinggi ke langit, sementara Sakuragi ia membuang bom asap saat gelombang teknik Orosh, sampai kabut yang menutupi Sakuragi dipotong oleh sesuatu. Sakuragi meringis mendapat beberapa luka.

Infineted One : Burst Thunder

Ledakan biru menggetarkan semuanya yang ada di ruangan. Oroshi menampakkan keterkejutannya sedangkan Sakuragi terpaksa terperosok ke bawah meja.

Maximum Moves All Thunder :
Fistbullet

Jeritan petir berkumpul ditangan Iksan dan tercipta lingkaran sihir tepat di depannya, Iksan 'melempar' jeritan itu ke lingkaran sihir, sekejap lingkaran itu menembakkan tombak dengan mata anak panah.

DHUUAR!!

Sosok Oroshi meledak di dalam gelombang biru dan 'lenyap', meninggalkan lubang yang besar.

Iksan mendarat mulus di lantai, petir berhenti menguasai.

"Dia... Lolos?"

.T.H.U.N.D.E.R.

Empat bayangan misterius yang membawa dokumen telah menyebar, salah satunya mengarah ke Kota Unk. Gadis kunoichi dengan pakaian kuning mengikuti satu bayangan.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya suara laki-laki berasal dari bayangan itu. "Saya diperintahkan Oroshi-san untuk mengawasi anda, Kuroa-sama."

"Itu tidak perlu. Aku dapat melakukannya seorang diri.."

"Tapi--"

Cus.!

"A--?" gadis kunoichi itu tertusuk jarum di leher, Kuroa sontak menangkapnya dan berhenti disalah satu atap.

"Siapa?!"

Angin berhembus dibelakangnya saat dia berbalik sebuah shuriken terbang menyayat pipinya. Sonia berdiri di atap rumah dekat Kuroa.

"Berhenti juga akhirnya.."

"Siapa kau?" siaga Kuroa. Sonia mengeluarkan kodachi kesayangannya, Sonia kembali melempar shuriken sebagai awal serangannya. Sonia berpindah ke samping lawannya setelah Kuroa berhasil menghindar. Sonia menebas ke kepala, kodachi itu cuma melewati bayangan kepala Kuroa yang menunduk, Kuroa menggerakkan kepala seraya melangkah mundur sementara Sonia terus mendesak.

"Maafkan aku.." Kuroa 'melempar' si gadis ditangannya ke seberang atap, Sonia yang menunggu sedari tadi kesempatan melempar senjatanya, kodachi menembus pakaian bagian atas belakang kerah dan menancap ditembok rumah bersama gadis itu.

Ichi no Kase :
Kage no Kase

Sonia lenyap ditempat dan seketika mengepung Kuroa dengan banyak bayangan dirinya. Sonia dan masing-masing bayangannya menghajar Kuroa tanpa ampun.

"Urgh! "

Kuroa melempar bom asap hitam miliknya, memanfatkan situasi dan kabur. Satu kilatan cahaya terbang ke Sonia, Sonia dapat menghindari kunai itu namun ia tidak dapat merasakan kehadiran Kuroa. Saat asap perlahan hilang, gadis kunoichi serta Kuroa sudah tidak ada, dan kodachi Sonia menancap di dekat kakinya.

"Lelaki itu berhasil kabur bersama kunoichi muda itu.." Sonia berjalan untuk mengambil senjatanya akan tetapi ia berhenti dilangkah terakhir, sebuah kertas tergeletak.

"Cetakan biru?" baca Sonia.

Kembali ke mansion yang Iksan dan kelompoknya masuki. Pamas terbaring sambil berbalut banyak perban dikedua tangan, sedangkan Jaek tengah dibalut oleh Nancy dibagian dada.

"T-terimakasih.." ucap Jaek gugup.

"Sama-sama. Aku mahir dalam hal seperti ini lo~" sementara Sakuragi menatap Nancy, herannya. "Hm~~dia pandai juga jadi perawat. Aku pikir dia tomboy." celetuknya. Sakuragi langsung mengalihkan mukanya saat ditatap Nancy.

Iksan berdiri di depan jendela kotak 1,5x1 dalam kamar itu, tidak ada penjaga yang mengetahui kejadian pembunuhan tadi karena hampir semua saksi mata dibunuh oleh Oroshi kecuali kedua orang yang tengah terbalut itu. Iksan mengetuk-ngetuk jarinya, ternyata ia sedang menunggu kedatangan Sonia yang ia beri tugas untuk menjaga sekitar.

Pintu kamar dibuka oleh Sonia, sesaat itu juga.

"Maaf saya lama.."

"Apa yang kau temukan diluar sana?" tanya Iksan langsung. Sonia menyerahkan cetak biru yang didapatnya. "Apa ini??"

"Itu semacam suatu benda yang dibuat untuk suatu tujuan.." kata Nancy menjawab kebingungan Iksan, ia telah selesai dengan Jaek.

"Seperti senjata.?" rujuk Sonia, dan Nancy mengangguk. "Mereka ingin melakukan sesuatu dengan kerajaan ini." lanjut Iksan.

"A-apa yang akan terjadi dengan kerajaan ini?" tanya Jaek baru sadar(dari kecantikan Nancy).

"Kemungkinan mustahilnya, kerajaan ini akan hancur.."

"K-kenapa?"

"Jika mereka ingin membuat suatu senjata untuk melakukan sesuatu, itu pasti adalah senjata yang kuat. Terlebih empat ninja yang keluar dari mansion ini, mereka pergi ke empat arah berbeda. Dan menurut tebakanku ada lebih dari satu cetak biru. Mungkin empat.?!" terangkan Iksan. "Tuan ada benarnya. Mereka terlihat profesional dan ditambah ketua mereka tadi adalah salah satu dari 4 Ninja Hebat Matuli." tambah Nancy.

"Kita harus menghentikan mereka, aku merasakan firasat buruk tentang ini."

"A-aku juga akan membantu--" suara Jaek diam, ia mengingat latar belakangnya yang hanya orang gagal.

"Kau akan sangat membantu.!"

"!?" Jaek terkejut ke Nancy yang mengatakan kalimat barusan, sampai terharunya Jaek hampir ingin menangis.

"A-aku a-akan berjuang.!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top