SoniSakuGol 7 : Menyerang ke Pertambangan
[ ?? POV ]
"Hah, ah, ah.."
"Hahaha. Kau pikir dapat lari setelah mencuri gulungan itu? Tidak!"
Di sana aku dipaksa berlutut dengan kedua tangan dipegangi oleh pria brengsek ini. Aku, Sakura dan Sonia mendapat tugas dari tetua untuk merebut gulungan yang sebenarnya adalah milik desa kami. Mencuri, kami? Yang benar saja!
"Hehe, aku akan bersenang-senang terlebih dulu sebelum membunuhmu.."
"!!"
"........."
Aku sadar dan mendapati driku penuh balutan perban putih. Dan ada jaket hitam dan sebuah rok panjang yang aku kenakan(?).
"Kau bicara dengan Nancy bicara dengan tuan. Aku tahu dia bakal mengerti situasi kita.."
"Terserah kau saja.."
Suara seseorang lebih dari satu terdengar dari balik semak belukar. Lalu dua orang yang sangat aku kenal muncul, walau badan mereka telah berubah tapi aku masih dapat mengingat tatapan mata mereka.
"Sakura, Sonia.!"
.T.H.U.N.D.E.R.
[ Iksan POV ]
"Kita harus pergi ke sana sekarang juga!"
"Saya mohon, tuan..!"
"Ayolah, bocah
Kau tidak mungkin sepelit itu kepada perempuan'kan?"
Aku tidak terlalu menghiraukan perkataan mereka, tapi kalimat Sakuragi membuatku kesal. Aku sudah 14 tahun tahu.?
"Apa maksud kalian?" tanyaku melipat tangan.
"Kita tidak punya banyak waktu, sebelum mereka pergi.."
"Siapa?"
"Orang-orang yang mencuri gulungan milik desa kami.." jelas Sakuragi di pertengahan. Sonia menundukkan kepalanya, meminta. "Saya mohon bantu kami!"
"Aku juga. Aku dengar dari Sakura jika kau adalah orang yang kuat. Aku juga akan bersujud dan merendahkan diriku, maka dari itu bantulah kami!" perempuan bersurai kuning itu ikutan menunduk.
"Aku juga.." tambah Sakuragi.
Aku memandang datar Sakuragi karena hanya diam sambil menatapku. "....." akhirnya aku menyerah, aku teringat akan perkataan orangtuaku 'Bantulah jika dia meminta, dan kabulkanlah jika dia memohon'.
.T.H.U.N.D.E.R.
"Aku bukanlah Tuhan, ibu.."
Aku menerima permintaan tiga teman masa kecil itu untuk pergi ke Pertambangan Peuka di mana gulungan yang dibicarakan berada. Informasi sejauh ini yang aku dapat ada 3 gulungan, satu aman di desa, satu di pertambangan itu dan satunya ada di tanganku karena aku 'meminjamnya' dari Sonia. Pertambangan Peuka telah lama ditinggalkan karena pemiliknya meninggal ditambah penerusnya tidak dapat mempertahankan tempat tersebut, pertambangan itu akhirnya ditinggalkan. Dan aku dengar tempat itu menjadi markas para bandit dan pembunuh bayaran. Aku tidak terlalu cemas dengan Sakuragi(sebaliknya aku tidak peduli), hanya saja apa Sonia dan temannya dapat bertarung dalam pakaian minim. Mengingat mereka dari desa ninja, kurasa ya.
"Terimakasih mau telah membantu kami, Tuan Iksan.."
"Aku hanya menerima permintaan Sonia. Itu saja.."
"Apa Sonia sangat berarti bagi anda?"
"......"
Nancy Gold adalah seorang perempuan bersurai kuning cerah, memiliki postur paling tinggi di antara kami dan satu tahun lebih tua dari Sonia dan...
"Walaupun agak kesal tapi aku bersyukur terkena sambaran itu.."
"Hm?"
"Selama ini mereka melecehkanku, memaksaku menjadi wanita pemuas. Tidak akan aku memaafkan terutama pemimpin mereka!"
"Oh, aku turut menyesal.."
"Terima--"
"--Eeeh? Jadi selama ini kau jadi budak seks, Nancy?" Sakuragi memotong percakapan. Separuh wajah Nancy menjadi merah, ia melancarkan tendangan sabit berputar ke belakang dan membuat rok yang aku belikan untuk Sonia robek. Terlebih Sakuragi sempat menghindar. Sial.
"Jaga mulutmu, Sakura Bodoh. Dari dulu kau selalu seperti ini.." marahnya. Sonia mendekat dan melerai mereka, dari sisi sudut pandangku dapat kubayangkan betapa menyenangkannya masa lalu mereka. Setelah lama berpisah mereka bertemu kembali.
"Harta ya.."
Di pohon disamping kanan nampak sebuah terowongan, jalannya pun ada bekas pemasangan rel. Tidak salah lagi.
"Kita sampai.!"
.T.H.U.N.D.E.R.
[ Author POV ]
Tap.. Tap.. Tap...
"Mmm... Bocah. Kenapa kita harus berpisah dengan Nancy dan Sonia?"
"Aku sudah menyusun rencana dan pemisahan ini adalah salah satunya.."
"Maksudnya?"
"Bayangkan jika ada 2 perempuan cantik bertemu sekolompok bandit.."
"Mereka akan diperkosa?"
Iksan mengangguk. "Tapi mereka bukanlah perempuan biasa.."
"Itu rencana yang bagus tapi... Haruskah kita kembali memutar?"
"Berisik.."
Berpindah ke 2 perempuan yang tengah terjerat di dalam jebakan jaring dan para bandit mengelilingi mereka.
"Jaring ini dilumuri apa sih. Bau sekali?!" gerah Nancy.
"Diam sebentar. Aku tidak bisa membebaskan kita.." bisik Sonia.
"Hahaha. Wanita memang mudah ditipu.."
"Hu~oh! Lihat body mereka.."
"Hmm, ini akan jadi malam yang panjang untuk kita.." Nancy mulai marah, terlihat di matanya. "Kalian..!"
""Hahaha!""
"Ssst. Nancy, aku akan membebaskan kita. Dalam hitungan 3.."
Nancy menyeringai. "Kenapa kau lama sekali~?"
"Sudah cukup tertawanya. Ayo kita turunkan lalu perkosa mereka.."
""Setuju!""
Tapi semua itu tidak terjadi, malahan kunai Sonia membebaskan mereka dan menancap tepat di dahi satu bandit. Nancy mendarat di bawah setelah dia keluar. Nancy menerjang dengan sangat cepat menghantamkan lutut kanannya ke perut bandit(2), bandit(3) sampai (5) mengepung Nancy namun Sonia melumpuhkan 2 dari mereka dan dibuat pingsan oleh Nancy.
"S-siapa mereka?" dua bandit terakhir kabur setelah melihat sisi asli keduanya.
Bzz..slash!
Petir biru menyambar mereka berdua dari arah terowongan tebasan bunga sakura mematikan mereka. Iksan dan Sonia datang setelahnya.
Nancy berjalan ke salah satu bandit, menarik kerahnya dan bertanya dengan emosi. "Di mana gulungan yang kalian curi?"
"A-aku tidak tahu.."
"APA?!!"
"Jawab saja.." sela Iksan. "Atau kau memilih sakit.?" lanjutnya memperlihatkan jeritan petir dibantu Sakuragi yang mengeluarkan katana.
"Hii! B-baiklah-baiklah.."
"1 bulan lalu ada seseorang yang membawa bos bersama gulungan itu.."
"Seseorang? Siapa?!" desak Nancy tidak sabar.
"Seorang pria dengan pakaian merah darah bernama Slayer.."
""!!"" Nancy, Sakuragi dan Sonia membulatkan mata mereka.
"Siapa itu Slayer?"
"Pengkhianat itu!" geram Nancy.
"Nancy.!" seru Iksan. Nancy melepaskan tarikannya membiarkan bandit itu kabur.
"Slayer adalah penduduk desa kami yang diusir karena telah melanggar suatu aturan yang ditetapkan tetua desa saat itu.."
"Lalu dia memberontak melawan tetua dan kabur sebagai penjahat desa.."
"Itu terjadi saat kami masih berumur 7 tahun.."
"Yang benar cuma kau saja yang 7 tahun, Nancy. Aku masih sangat muda saat itu.." protes Sakuragi dan Nancy cuma bisa sweatdrop.
"Yah, apapun itu masalahnya kita tahu target si Slayer ini selanjutnya.." cetus Iksan, Sakuragi dan Sonia setuju.
"Apa maksud anda?"
"Bocah Iksan memiliki satu gulungan desa kita dan Slayer tidak mengetahuinya. Tapi kemungkinan Slayer mengetahui jika gulungan terakhir ada di desa.." jelas Sakuragi.
"Aku 'meminjamnya' dari Sonia.." seru Iksan cepat sebelum Nancy sempat bertanya, dan Sonia tersenyum pahit.
"Tujuan kita adalah desa kalian dan kurasa kita tidak akan pergi dengan pakaian yang kalian kenakan saat ini.." rujuk Iksan ke Nancy serta Sonia.
""......"" mereka baru sadar dengan penampilan mereka. Sontak mereka merona tapi tidak semerah Iksan.
Lampu ide tiba-tiba muncul di atas Sakuragi. "Oh.!"
"Ada apa, Sakura?" bingung Sonia. Sakuragi mengambil 2 gulungan kertas yang sudah disegel dengan kalimat rumit. "Beberapa hari yang lalu aku mencuri--diberi oleh sekelompok petualang gulungan ini. Kertas ini berisi pakaian serta senjata.." cerita Sakuragi.
Iksan, Nancy dan hanya Sonia yang tersenyum pahit sisanya sweatdrop.
"Apa dia selalu seperti itu?"
"Walau dia adalah teman masa kecilku, tapi aku miris melihatnya.."
"Kalian yang sabar ya.."
"H-haha.."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top