SoniSakuGol 11 : Sonia di Unk dan Serangan Gagak
[ Sonia POV ]
Bisa kau berhenti menganggapku seperti anak kecil, Sonia.?
Punggung tuan pergi menjauh. Aku merasa... Kesepian.
Slash...
"Aaargh.." banyak orang berjatuhan di depanku, darah menetes dari mata kodachi.
Kota Unk dikenal sebagai Kota Labirin Gang, dimana seluruh tempat di kota ini dibatasi gang-gang yang panjang, anak tangga yang menghubungka dengan gang lain. Kota ini mirip labirin hanya bagian jalan umum saja yang nampak normal. Titik yang aku pilih adalah Unk, tujuanku menghentikan seorang shinobi berpakaian serba hitam, yang aku serang saat ingin menuju ke titik ini. Dan kini aku melawan kemungkinan adalah bawahannya.
"Dimana ketua kalian?" tanyaku kepada mereka yang menghalangi jalan. Ini seperti mereka tidak ingin aku melewati mereka. Apa jangan-jangan.?
"Haaa.!" salah satu ninja menyerangku dari depan, itu tergesa-gesa namanya. Aku tangkis menyimpang serangannya lalu memukul bagian belakang sampai ia pingsan. Dua bayangan juga datang, aku melangkah mundur menghindari ayunan kaki mereka berdua, kupegang erat kodachi aku bergerak cepat melewati bagian tengah keduanya dan menyayat dengan cepat juga kiri serta kanan.
Aku kibaskan senjataku membuang cairan merah yang mengotori mata pedang.
"D-dia k-kuat sekali.." ninja-ninja itu ambruk. Aku mendesah entah mengapa hari ini aku kebanyakan pikiran.
Tuan-
!
Sebuah shuriken berhasil aku tangkis. Tidak berselang lama tiga kunoichi hadir di atas anak tangga gang.
"Kalian lama. Kuroa-sama lelah menunggu.!"
"Kami akan ambil alih dari sini.."
Tiga bayangan berpakaian serba kuning, aku mengenal salah satu dari mereka.
"B-baik.." beberapa ninja yang ingin aku kalahkan pergi satu persatu.
"Kana, siapkan senjatamu.." titah kunoichi(2) yang mengeluarkan sabit golok serta lantai, kunoichi(3) ia membawa segel gulungan.
"Kita lakukan dengan cara biasa.." kata kunoichi(2), dia melempar sabit yang telah terikat pada rantai. Ia menggunakan senjatanya dengan sangat mahir, sabit itu bergerak layaknya seekor ular yang melilit mangsanya. Aku tertangkap.
Kunoichi(1) menyebarkan kertas yang menutupi hampir seluruh badanku.
"Dengan ini kau kami kalahkan!" kunoichi(3) membuka gulungan, cahaya menembak dari dalam gulungan dan menempel dikertas. Kertas itu bersinae dan aku baru sadar jika ada segel ledakan dari dalam kertas.
Apa mungkin karena cahaya tadi?
.T.H.U.N.D.E.R.
[ Author POV ]
Dhuar!
Ledakan besar tercipta ditempat Sonia, angin berhembus sangat kuat di dalam gang.
"........"
"!" Kana refleks melompat jauh ke belakang, naik tangga. Kedua rekannya sontak menjadi bingung, angin berhenti ditempat mereka, mata pedang itu terayun menebas acak kedua rekan Kana.
San no Kase :
Hikakase
Slash! Slash..
Tebasan yang sangat cepat merobohkan keduanya. Sonia dengan sangat cepat menerjang Kana, tebasan Sonia mementalkan Kana menghantam dinding.
"Kuh---" Kana berhenti bergerak pada saat pedang Sonia mengancam wajahnya, Kana perlahan mengangkat wajah melihat mata hampa yang menatap dingin dirinya. "Sensei.."
"Kau akan menjawab pertanyaanku, 'dimana, Kuroa'?"
.T.H.U.N.D.E.R.
"Ah, hah, ah.." wanita itu berlari dari.gerombolan burung gagak, Kuroa berdiri di atas atap memperhatikan dengan manik birunya.
Karasu Shuriken
Burung-burung gagak itu menjadi shuriken seukuran ban mobil. Kuroa membuat segel tangan dan menggerakkan shuriken tersebut dengan menggunakan matanya.
"Mati kau!" Kuroa melesatkan shuriken ke punggung target.
"......"
Tang.! Szzz...
Sebuah mata pedang masuk ke lubang ada terdapat pada shuriken, alhasil shuriken itu berputar ditempat yang sama dan menancap di jalan saat pedang turun.
"Kau.!" kesal Kuroa saat mengetahui jika Sonia yang menghentikan serangannnya. "Ya... Kita bertemu lagi."
Kuroa dengan cepat membuat gagak mengerumuni Sonia, gagak-gagak itu melesat menjadi shuriken.
Karasu Shuriken :
Kuro Ame
Hujan shuriken hitam berjatuhan di dalam gang, Sonia bergerak menghindari semua shuriken itu. Sonia melompat-lompat ke sana dan kemari sampai-sampai jalanan dan dinding dipenuhi oleh shuriken.
Karasu Shuriken :
Si-fuu
Kuroa mengibaskan segel tangan ke depan, terpaan angin tercipta seketika dan dinding terpotong sampai ke Sonia.
Ting?
Sonia menahan angin itu dengan kodachi, warna hitam perlahan muncul dan mengelilinginya. Kuroa menyeringai setelahnya.
Karasu Shuriken :
Kurokara, chi
Kroak!!
Burung gagak seketika mengerumbungi Sonia dan menjadi gumpalan hitam. Suara besi terdengar di dalam sana hingga bagian luarnya seperti kulit landak.
"Hahahaha, akhirnya kena juga!"
Thurst!
"?!" Kuroa dikagetkan dengan sebuah pedang yang menusuk keluar dari dalam gumpalan. Pedang itu mengiris ke atas sampai terbelah dan, Sonia melangkah keluar sambil bersimbah darah dikepala.
"Ah, huh..aku lengah.!" pikir Sonia, maniknya kembali seperti di awal.
Sedangkan Kuroa menatap tak percaya, jurusnya gagal mengalahkan Sonia. Gempalan tinju Kuroa menghasilkan suara patah, tatapannya bertambah tajam. "Sial! Mati saja saja, wanita sialan!"
Kuroaa mengeluarkan segel gulungan, setelah meneteskan sedikit darah asap keluar berganti menjadi tiga shuriken raksasa. "HA!!" ia melempar ketiga senjata itu yang memotong jalan serta dinding selama lesatan.
Fuuton no Jutsu
Sonia meniup mata pedangnya, angin menyelimuti kodachi itu.
Sonia tidak berhenti sampai disitu, ia melempar segel gulungan yang bertuliskan 'api'. Sonia menekan kuat kaki kirinya ke depan dan mengayunkan sekuat tenaga kodachi, memotong gulungan.
Tebasan angin berubah jadi semburan api. Suhu panasnya melelehkan shuriken dan Kuroa tidak dapat berkutik saat api melahapnya.
Gang itu hangus jadi hitam, ada sedikit abu di tempat Kuroa berada tadi.
"H-hahah. Aku..berlebihan."
Sonia jatuh kasar dari anak tangga sampai ke jalanan, sebelum pingsan Sonia sempat menyebut nama Iksan. Semantara itu Sakuragi telah(baru saja) mengalahkan seorang ninja yang ada di Hamman... Dengan katana-nya yang patah. Sakuragi cuma menatap datar senjatanya. "Terpaksa aku ganti deh.."
Bunga-bunga sakura mengelilingi katana itu dan menjadikannya seperti sediakala, dan dapat dilihat syal milik Sakuragi agak memendek. "Fuih~~hari ini aku kerja keras sekali.."
Manik matanya hanya menatap santai mayat sseeorang yang berlumuran darah. "Yosh, waktunya serius.."
.T.H.U.N.D.E.R.
T
ring..
Jaek tersentak ke belakang saat menahan serangan musuh. Ninja yang dilawan Jaek tiba-tiba mundur dan digantikan dengan yang lain. Jaek dengan tangkas memilih menghindar pada saat musuh barunya menyerang, Jaek menyusup lewat ayunan tangan kemudian melakukan tebasan berputar. Satu ninja tadi memanfaatkan kesempatan menyerang Jaek dari belakang. Suara tembakan terdengar tidak jauh dibelakang Jaek, sebuah jarum yang dialiri listrik menancap di pundak ninja yang ingin menyerang tadi.
"T-terimakasih.."
"Tidak. Justru aku yang bilang begitu, berkat kau aku dapat mengetes senjata mesin ini.." seru Nancy senang memegangi pistol setrum miliknya.
Mereka berada di salah satu kota besar Fraksi Kerajaan Keln, yaitu Groe. Kota yang terkenal bahan pangan berupa makanan snack, botol minuman dan keperluan rumah tangga. Groe seperti kota pada umumnya tapi di sudut selatan berhubungan langsung dengan sungai, maka Groe membuat jalur umum agar air sungai dapat mengalir. Itulah kenapa kota Groe nampak seperti kota sungai. Jaek dan Nancy menggunakan perahu untuk dapat pergi ke dekat sungai bagian selatan.
Suara besi berbenturan dari luar, Nancy mendobrak pintu rumah dan Jaek langsung menebas tiga orang yang berlari ke arah pintu. "Bagus, Jaek.." Jaek hanya tersenyum mendapat pujian. Nancy meluruskan badannya di lantai dan membebask menembak kaki orang-orang yang mengarah ke tempat mereka.
"Sepertinya kita mendobrak tempat yang tepat.?" gumam Jaek sedikit tak yakin. "Ya.." Nancy segera bangun saat mendengar suara langkah kaki mengarah ke mereka.
"Kau siap, Jaek?" Jaek menguatkan pegangan pedangnya. "Kapanpun kau membutuhkanku, Nancy.!"
# Bonus - Nancy Gold #
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top