CROSSCOVER END : Saatnya Selamat Tinggal

[ Iksan POV ]

Setelah kami--- ehem, maksudnya setelah aku mengalahkan pria berjenggot merah itu, para penjaga kota terdekat baru saja datang. Mereka langsung mengambil alih kendali, membantu kami menyembuhkan serta menyelematkan penduduk yang masih terluka dan terjebak. Aku serahkan masalah penjelasan kepada Leon dan Yuliana, soalnya aku tidak pandai bicara dengan orang dewasa.

"Huuu~~"

Sekarang aku duduk, bergelantungan di atas dahan pohon memperhatikan Miko bersama kakak kandungnya bercakap senang. Apa lelaki itu akan 'mengambil' Miko dariku..?

"Hoi Iksan.." seru Lilkyter memanggil namaku.

Ia berkumpul bersama anggota harem miliknya, dasar anak koboi. Mereka mendekat dan berhenti di depan pohon yang sedang aku duduki.

"Hmm?" balasku malas bersuara.

"Kami akan pergi sebentar lagi. Kata Yuliana dia 'bisa' mengirim kami kembali ke dunia asal kami.." info Likyter.

"Sekarang?"

"Kau mau kami tinggal lebih lama lagi.."

"Hah?! Kau pasti bercanda? Tinggal dimana memangnya kalian? Rumahku saja sudah penuh.."

"Aaaah... Kurasa kau harus kembali, mungkin ada yang merindukan kalian disana..?"

"Kau benar.."

"Ya'kan?"

"Entah kenapa aku merasa kau baru saja berkata yang tidak baik, Iksan.."

"Hahahaha.. Itu hanya perasaanmu saja, Liky. Kita'kan teman..?" aku hanya tersenyum palsu, tapi itu memang benar.

Kami... Sudah menjadi teman, bukan?

"Liky-nii mau pergi?" di saat yang sama Miko dan kakaknya menghampiri kami. Aku melompat dari atas pohon.

Likyter berlutut dihadapan Miko dan mengelus kepalanya. "Maaf ya Miko-chan tapi kami harus kembali, ini bukan dunia kami.." jelasnya.

"Penyakit bijak Likyter kumat lagi.." -_-

"Miko-chan..!" Haru ikut berjongkok di depan Miko, ia menarik salah satu tangan Miko dan memberikan sebuah kertas kosong(?).

"Salin saja rute rune yang ada di kertas itu. Salin yang banyak, biar kita dapat terus berhubungan terus, Miko-chan.."

"Haru-nee.."

"Ini dariku, Miko.."

"A - Aku juga.."

Elyna dan Tiana memberikan hadiah mereka juga.

"Kapan kalian memiliki semua itu?" pikirku menatap bingung.

Sekarang giliran Mio dan Vanili. Mereka memeluk erat Miko, secara bersamaan beruntung Miko tidak pingsan, bisa gawat jika sampai. Aku juga tidak bisa memberikan hadiah untuk Miko secara langsung.

"Aku sayang kamu, Miko-chan.." bisik Mio.

"Miko adalah yang terbaik.."

"M - Mio-nee, Vanili-nee.." sedih dan senang Miko. Yah walaupun mereka tidak memberi hadiah tapi menurutku pelukan hangat dari seseorang yang sayang darimu adalah hadiah yang terbaik.

Baiklah mari kita lihat Likyter. Kuharap dia tidak mengambil ciuman pertama Miko. Apapun bisa terjadi, bukan? Maka dari itu... Aku siap menusuknya. Hehe..

.T.H.U.N.D.E.R.

[ Author POV ]

"Miko-chan.."

Likyter kembali memanggil Miko, menatapnya hangat dan tersenyum.

"Sebenarnya aku ingin... Ingin sekali memberi hadiah untuk Miko-chan tapi aku tidak memiliki apapun kecuali topi ini. Jadi.."

""...........""

Semuanya terdiam saat Miko merentangkan kedua tangannya ke depan.

"Tidak apa kok. Topi itu sangat berharga untuk Likyter-nii, bukan? Miko mengerti kok. Miko sangat mengerti.."

"Miko.."

"Miko mau dipeluk saja. Pelukan adalah hadiah yang terhebat. Pelukan dari seseorang yang menyayangi. Bagi Miko itu saja sudah cukup. Jadi Likyter-nii... Miko mau dipeluk!"

"M - Miko-chan.."

Yang menangis adalah Likyter dan yang mengelus kepala adalah Miko.

"Bukankah ini terbalik..?" pikir Iksan sweatdrop.

Iksan mendengus melihat Likyter dan Miko yang saling memeluk, dengan si besar yang menangis habis. Setelah puas menangis Likyter kembali ke posisi dan di ejek Tiana habis-habisan.

"Kau menyedihkan sekali, Liky.." ejek Iksan.

"Biarin. Yang penting aku puas.."

""Eh? Dalam bagian apa?"" batin seluruh anggota harem Likyter.

Iksan berdecik cepat sambil menggelengkan kepalanya pusing. Iksan berdiri di depan Miko dan menepuk kepalanya agak kuat, Onikun dibuat kaget.

"Jadilah kuat agar tidak terus dilindungi, Miko. Kau tidak ingin hanya menonton dan melihat semua orang terluka demimu'kan?"

"H - Hei Iksan.." Vanili ini berkata tapi dihentikan oleh Likyter.

"H - Hmm. M - Miko akan jadi kuat, lebih kuat dari Onii-chan..!"

"Jawaban yang bagus, mungkin kau bisa menjadi salah satu tentaraku nanti untuk melawan Iblis Ardian, hahaha.." tawa bengis Iksan.

""Waduh... Dia menghancurkan suasana yang susah kita buat.."" batin anggota harem Likyter.

"Itu sangat bagus, Miko.."

"Hehehe.." Miko tertawa geli saat Iksan mulai mengusap kepalanya.

"Maka dari itu, Miko. Kau bisa mengandalkan kami sebelum hari itu datang. Pertumbuhan sangat baik untuk anak seumuranmu. Kau boleh jadi kuat tapi jangan lupa kenapa kau jadi lemah, karena kuat tidak bisa hebat tanpa lemah.." kata Iksan mantap.

Miko membulatkan matanya.






"Onii-chan... Aku tidak mengerti semua katamu!"

"Argh..?!"

.T.H.U.N.D.E.R.

Sore itu adalah menjadi sebuah perpisahan bagi Miko dan semuanya. Onikun membawa Miko dan kembali ke Yamato. Sekarang...

"Saatnya giliran kalian.." cetus Iksan.

Likyter dan lainnya menatap malas tangan Iksan yang sedari tadi mengisyaratkan 'pergi' berulang kali. Tidak berselang lama Yuliana datang sembari membawa sebuah permata mata tombak sebesar kedua telapaknya.

"Ada kata perpisahan sebelum kalian pergi?" tanya Yuliana memastikan.

"Tidak ada. Aku tidak mau melihat akting sok keren bocah koboi ini.." potong Iksan menunjuk Likyter.

"Huh. Sombong sekali kau, Iksan. Apa perlu aku beri pelajaran juga kau..?"

"Hoho~~tawaran yang bagus.." terima melipat lengan jaketnya.

"Likyter, kita tidak punya waktu untuk itu.." tegur Vanili, tapi sudah terlambat.




"Batu, Gunting, Kertas..!"

""Cyaaat""

Jari batu Likyter mematahkan jari gunting Iksan.

"A - Akhirnya aku menang.."

"Tcih.."

Likyter mengangkat jarinya senang dan entah kenapa Iksan merasa kesal.

"Mereka lagi ngapain sih..?!"

"Ini dariku.." seru Iksan memberi pisau hitamnya.

"Heh? B - Bukankah ini dari ayahmu..? Kenapa??"

"Ambil saja.." jawab Iksan cepat.

Likyter tersenyum miring saat Iksan memberinya sambil mengalihkan pandangan. "Dasar tsundere.."

"Kalau begitu aku juga.." Likyter memberikan pisau lipat biru tua kepada Iksan. "Aku harap kau menggunakannya dengan bagus."

"Ya, aku akan memotong buluku menggunakan ini.."

"Jangan, woi..!" T~T

Yuliana melayangkan permata itu ke atas kelompok Likyter, cahaya ungu bersinar di atas mereka semua.

"Datanglah kapan-kapan, biar aku bisa meninju wajahmu, Liky.." seru Iksan.

"Heh? Kau masih saja bicara seperti itu. Kita ini teman atau bukan sih.?"

"Kita teman kok.."

""....." Likyter terdiam saat Iksan tersenyum kepada dia dan temannya.

"Selamat tinggal, teman.."

"Selamat tinggal, sobat.."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top