Chapter 31 : Rencana Hellsing

[ Author POV ]

Hellsing senyum - senyum sendiri saat melihat beberapa anak buahnya tengah giat bekerja membangun sebuah benda... Senjata. Saking senangnya Hellsing mengeluarkan aura menakutkan membuat semua anak buahnya merinding.

"Maaf-maaf aku kelepasan, kalian boleh lanjut kok..." cetus Hellsing mengayunkan pergelangannya.

Anak buah Hellsing mengangguk takut sebelum lanjut bekerja. Tapi memang benar, itu adalah meriam yang sangat besar.

"Cepatlah kau pulang Ardian agar aku bisa... Membunuhmu! Kihihihik!"

.T.H.U.N.D.E.R.

Di salah satu kamar di Kantor Gubernur Band...

"Maafkan saya karena lancang, Miko-sama..." ucap Ama meminta maaf. "Saya terlalu naif. Saya akan melaporkan hal ini, bila terus begini saya tidak akan bisa melindungi anda," lanjutnya.

Bukan Ama saja yang merasa bersalah, tapi semua pria berjas yang bertugas sebagai pengawal Miko. Mereka semua duduk berlutut dengan kepala tertunduk.

"Iee~~Miko senang Ama-nee baik saja, kalian semua juga..." kata Miko ramah dan sopan.

"Miko-sama..." T~T

Diluar kamar ada Iksan yang bersandar dibalik dinding ditemani Yuliana.

"Apa ini rencanamu sebenarnya, Iki?" tanya Yuliana sembari mendekatkan wajahnya.

"Kau terlalu dekat..." kata Iksan risih, Yuliana terkekeh.

"Ya. Aku ingin menyadarkan mereka tentang 'betapa naifnya mereka'..."

"Iki, kau bisa begitu juga ya?" tanya Yuliana dengan mata berbinar.

"Kau mengejekku?" dengus Iki. "Aku hanya tidak mau Miko terluka..." lirih Iksan.

Yuliana dapat mengerti perasaan Iksan, pasti kini Iksan sedang mengingat Sonia.

"Iki--"

"--Tuan Iksan!" panggil seseorang tiba - tiba membuat Yuliana kaget(?).

"Tuan??" batin Iksan risih.

"Ada apa?" tanya Iksan agak tidak sopan.

"Tuan Ardian memanggil anda..."

"Orang itu??"

.T.H.U.N.D.E.R.

[ Ardian POV ]

"Terimakasih kerjasamanya..." kata pelayan Ram memberi hormat ke arahku.

"Tidak masalah..." aku tersenyum serta melambaikan tangan kepadanya.

Pintu tertutup, suasana menjadi sepi seperti biasa. Hening, cuma aku sendirian.

Tok!

"Ini aku..." aku dapat mendengar suara Iksan dari luar.

"Masuklah..." sahutku membalas.

Bocah berambut hitam itu membuka pintu ruangan, memandangku dengan ekspresi kesalnya seperti biasa lalu menutup pintu.

"Ada urusan apa sampai kau memanggilku ke sini?" tanyanya langsung ke topik.

Aku hanya bisa menunjukan senyuman kecutku.

"Haha... Dia kasar seperti biasa!"

.T.H.U.N.D.E.R.

[ Iksan POV ]

"Ada urusan apa kau memanggilku ke sini?" tanyaku langsung, dan dia hanya tersenyum di sana.

Memangnya lucu, apa?

Aku sangat kesal setiap kali melihat wajahnya, itulah kenapa aku ingin memukulnya.

"Kenapa tidak duduk dulu?" tawarnya ke kursi.

Aku mendengus. "Katakan saja..!" desakku begitu kasar.

"Kau kasar sekali Iksan, padahal aku sudah meminjamkanmu Yuliana-ku yang manis..." katanya pura-pura tersakiti.

"Itu salahmu..." perkataanku seperti anak panah yang tertancap ke jantung, buktinya Kakak Sialan itu menjadi lesu.

Aku menghela nafas. "Jadi ada apa? Aku yakin kau memanggil bukan untuk curhat'kan??"

Dia menghela nafas pasrah(?). Seharusnya itu aku!

"Setelah ini aku akan pergi...!"

".........."















"Apa??!" pekikku berteriak.

"Aku ada alasan khu--"

"--Kau tidak boleh pergi, aku bahkan belum memukul wajahmu yang membosankan itu!" potongku akan kalimatnya.

"Dasar bodoh..." ejeknya.

"Aku tidak bodoh. Kau yang bodoh!" teriakku.

Dia kembali menghela nafas pasrah. Dia membuatku marah.

"Sialan kau..."

.T.H.U.N.D.E.R.

[ Author POV ]

Setelah sekian lama Hellsing menunggu, akhirnya meriam raksasa itu selesai dibuat.

"Sekarang tinggal tenaganya saja..." gumam Hellsing yang menyeringai.

Tap... Bruk?!

Cicie dan Sasa berhenti dibelakang Hellsing sembari menjatuhkan beberapa batu permata yang memancarkan aura.

"Master, kami telah mendapatkan Core..." lapor Sasa.

"Kami juga telah mengambil beberapa baja dalam tambang sebagai peluru, Master..." tambah Cicie.

"Kerja bagus kalian semua. Kerja bagus, hehehe..." tawa Hellsing. "Dengan meriam raksasa itu kita akan menghancurkan Capital bersama Ardian yang akan berangkat malam ini. Hahaha... HAHAHAHAHAH!!"

"........."

"........."

"Mari kita jalankan rencana kita!"

""Baik""

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top