Chapter 27 : Angin Yang Pergi
[Iksan POV]
Aku di bawa oleh Yuliana ke ruang pengobatan agar racun yang ada di pundakku menghilang sepenuhnya. Beberapa saat lalu Sonia meminta izin kepadaku untuk turun tangan membantu pasukan penjaga kantor.
Aku hanya bisa mengizinkannya.
"Bagaimana keadaan di luar?" tanyaku kepada perawat wanita yang kini meracik obat di samping kananku.
"Para penjaga sedang berusaha menangkap penyusup. Anda tidak perlu khawatir, penjaga di sini sangatlah kuat..." jawabnya mencoba menenangkanku.
Dia memandangku sebagai bocah berumur 14 tahun. Dan aku benci itu.
"Sial..."
.T.H.U.N.D.E.R.
[Author POV]
Yuliana berdiri di tengah-tengah para petarung yang di bawa Ardian ke Neo. Hanya Yuliana saja yang senior di sana.
"Dimana Aniv dan dua lelaki bodoh itu?" tanya Yuliana.
Para teman satu kerumunannya mengucurkan keringat melihat sifat buruk dari gadis bersurai ungu itu.
"Tidak ada pemberitahuan tentang mereka..." jawab salah seorang.
"Begitu..." sahut Yuliana cepat.
Yuliana menyingsingkan lengan bajunya. "Aku merasakan hal buruk..."
Di dalam hutan, Sonia dan beberapa penjaga kantor sedang berhadapan dengan para penyusup yang lain bukan adalah seorang ninja berpakaian hitam. Jumlah mereka banyak, sangat sulit bertarung dengan meraka di malam hari.
Sonia berubah menjadi batang pohon setelah salah satu ninja menikamnya dari belakang. Sonia berpindah ke belakang ninja tersebut, Sonia menendang kaki ninja itu kemudian membuatnya pingsan dengan pukulan di dekat leher. Sonia berlari cepat mengalahkan satu demi satu ninja berpakaian hitam di hadapannya, sampai salah satu kunoichi menyerang ia.
Sonia dan kunoichi itu saling melempar kunai dan beberapa shuriken. Pertarungan singkat itu berjalan seimbang. Sonia dan kunoichi itu mengeluarkan kodachi mereka yang tersimpan di belakang punggung mereka.
Ichi no Kase : Kage no Kase
Sonia berlari cepat ke sana dan kemari membuat tiruan dari dirinya. Siapapun yang melihatnya akan mengira Sonia tengah mengadakan dirinya.
Slash...
Satu sayatan di lengan kiri kunoichi itu langsung membuatnya ambruk.
"Semoga beruntung, karena mata pedangku sudah aku lapisi dengan racun..." kata Sonia dingin.
Angin malam mengangkat surai ungu kehitaman milik Sonia, membuat kesan tersendiri.
"Aku akan mengalahkan kalian semua karena telah lancang menyerang Tuanku..." lanjutnya dengan tatapan dingin.
"Fufufu~lawan yang menyenangkan. Lama tidak berjumpa, Sonia..."
Sonia berhasil membulatkan matanya. "Sasa..." kata Sonia menatap terkejut Sasa.
Sasa tiba-tiba saja sudah berada di tempat pertarungan. Sekarang posisi mereka berdua tepat di tengah - tengah bentrokan.
"Apa Master yang memerintahkanmu untuk datang kemari, Sasa?" tanya Sonia datar seraya mengangkat kodachi.
"Fufufu~apa aku tidak salah dengar? Kau memanggil Master padahal kau bukan lagi anak buahnya..." ucap Sasa menyeringai.
Sonia berdecih pelan. "Itu adalah panggilan terakhirku kepada dia..." kata Sonia tajam.
"Jangan sombong kau!" marah Sasa.
Sasa menerjang Sonia dengan Zeon tapi berhasil di tahan obat kodachi Sonia.
"Kau... Dasar pengkhianat!" geramnya. "Berani sekali kau mengkhianati Master yang telah memberikanmu kehidupan," Sasa menatap tajam Sonia.
Amarah Sasa mengeluarkan benda merah kehitaman dari Zeon. Benda itu mendorong Sonia ke belakang.
Zeon - Dark Element : Red Destroyer
Sasa mengibaskan Zeon ke depan, seketika tercipta beberapa jarum - jarum merah yang banyak.
Dengan kecepatannya Sonia menghindari setiap jarum merah yang terarah kepadanya. Sasa terus mengibaskan Zeon dan mulai berhasil melukai Sonia. Sonia berdecak kasar, bersamaan dengan itu juga Sonia menghilang.
Ni no Kase : Mega no Kase
Slash....
Darah mengucur keluar dari pundak kiri Sasa. Sonia melesat di belakang kirinya dan memposisikan kodachi menusuk.
Crak..
Darah kembali mengucur. Lengan kiri bagian belakang Sasa tertembus mata pedang Sonia.
"Aaargh?!!" teriak Sasa.
"Kau akan mati sebentar lagi..." bisik Sonia dengan tatapan kosong dan dinginnya.
"K - Kau..." geram Sasa.
Sasa mengeluarkan benda merah dari Zeon tapi Sonia memutar kodachi, membuat Sasa berteriak lagi dan benda hitam itu menghilang.
Crak...
Sonia mencabut kodachi dari lengan Sasa lalu menarik bajunya dan membanting Sasa ke atas tanah. Sasa memuntahkan darah dari mulutnya.
Sasa terkejut melihat mata kosong Sonia yang menatapnya sangat dingin. Tangan kiri Sonia mencekik leher Sasa dan tangan kanannya mengangkat tinggi kodachi-nya.
"Mati kau..."
.T.H.U.N.D.E.R.
Kedua mata Iksan terbuka. Iksan sedang sendirian di kamar pasien, maniknya melirik ke arah jendela.
"Sonia..." gumam Iksan.
Iksan tiba-tiba melompat turun dari ranjangnya dan langsung berlari keluar dari ruangan. Iksan hanya mengenakan kaos hitam lengan panjang dan tanpa alas kaki.
"Sonia..."
.T.H.U.N.D.E.R.
[Sonia POV]
Eh?
"Kenapa aku tidak bisa menggerakkan tangan kananku??"
Slash!??
"Sayang sekali. Dengan kemampuanmu seperti ini kau malah mengkhianatiku, Sonia..."
"Suara ini? Master??!"
.T.H.U.N.D.E.R.
[Author POV]
Siapa yang menyangka jika pemimpin Skeleton akan turun tangan dalam penyerangan dadakan ini. Dan sekarang dia berdiri di belakang Sonia yang akan membunuh Sasa.
"Sungguh di sayangkan jika kau mengkhianatiku, Sonia. Seandainya kau masih bersamaku, mungkin kau akan menjadi mesin pembunuh yang hebat..." ucap Hellsing.
Slash....
Tangan yang mengayunkan kodachi itu terpotong setelah Hellsing mengibaskan tangannya ke sana.
Darah beterbangan kemana-mana dan Sonia membatu. Hal itu di manfaatkan Sasa untuk menusuk Sonia, hasilnya Sasa berhasil menusuk Sonia tepat di perutnya. Sonia memuntahkan banyak darah saat itu juga.
Hellsing mengangkat Sonia yang tidak berdaya lagi dengan mudahnya, Hellsing menghadapkan wajah Sonia ke wajahnya.
"Sangat... Sangat... Sungguh di sayangkan'kan, Sonia~~" katanya kepada Sonia yang setengah sadar.
Mata Sonia sudah hampir tertutup. Hellsing menatap bosan Sonia.
"Selamat Tinggal Sonia..."
Hellsing melempar Sonia ke belakangnya, jubah merah Hellsing bergerak lalu berubah menjadi sosok mulut seekor monster.
Sonia tersenyum.
"Senang mengenalmu... Tuan"
Crasssh...
Sonia di lahap oleh jubah Hellsing..
Tepat...
"Sonia??"
Di hadapan Iksan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top