Chapter 18 : Kota Aru
[ Iksan POV ]
Kreet....
Gerobak ini berhenti tepat setelah tiga penjaga yang membawa tombak, mengarahkan tombak mereka ke kami.
"Siapa kalian?" tanya salah satu penjaga dengan nada tegas.
Fushimi turun dari gerobak sambil tersenyum.
"Dia berakting lagi..."
"Selamat sore kalian bertiga, aku Sashiki dari Desa Mayu.." kata Fushimi/Sashiki dengan riangnya.
"Apa keperluan kalian?" tanya penjaga satunya sementara penjaga terakhir berjalan ke arah belakang gerobak.
"Kami ke sini untuk berdagang..?" jawab Fushimi/Sashiki seperti bertanya.
Penjaga terakhir naik dan memeriksa barang dagangan gerobak.
Memangnya kami membawa apa, hah?
Aku hanya bisa menunjukan senyuman palsu kepada penjaga itu.
"Mereka aman..." kata penjaga yang memeriksa tadi.
Jacke dan Yumi menghela nafas bersamaan, Leon tersenyum kecut dan Miko dengan polosnya diam.
"Terimakasih..." senyum Fushimi sambil naik ke gerobak. "Rencana berhasil," kini dia menyeringai.
Gerobak kami masuk ke dalam Kota Aru, kota dengan julukan Penghasil Industri.
"Oke semuanya, boleh aku tahu nama samaran kalian?" mintaku sambil tersenyum jahil.
"A - Aku sibuk.." jawab Leon.
"A - Aku juga sibuk.." tambah Fushimi.
Mereka tersenyum kecut.
"Bagaimana denganmu, Jacke?" tanyaku beralih.
"A - Apa pedulimu?!" tanya Jacke dengan nada membentak, tapi ada rona merah dipipinya.
Jangan salah paham, hoi?!
"Yumi?"
"E - Etoo..." pikir Yumi lama.
Aku hanya menghela nafas pasrah. "Kau juga Sonia?"
Sonia menggeleng membuat semangatku bangkit.
"Nama saya Fiona An.."
"Heh?"
"Miko Ai An.." sambung Miko riang.
"Heh?"
Tunggu dulu?!
Kenapa nama mereka sama dengan nama belakangku??
Segera aku keluarkan dokumen palsu dan disana tertulis ;
Nama : Mir An
Umur : 21 tahun
Gol. Dar. : A
Status : ******
"M - Menikah???" kagetku bukan main.
Aku kembali memandang Miko dan Sonia, mereka hanya memandang polos.
"J - Jangan bilang..."
.T.H.U.N.D.E.R.
Akhirnya kami sampai di pusat perdagangan Kota Aru bernama Pasar Galian. Disini terdapat banyak toko dan warung - warung yang berjajar rata. Siap melayani pembeli.
Kami berhenti ditengah - tengah keramaian tapi tidak terlalu tengah juga. Kami menyiapkan bahan - bahan yang akan di dagangkan seperti buah - buahan.
Butuh 30 menit lebih untuk menyiapkan itu semua. Sekarang kami berkumpul di dalam kereta.
"Baiklah mari kita mulai..."
Fushimi membuka peta Kota Aru.
"Tunggu dulu.." potongku. "Darimana kau mendapatkan itu??" tanyaku.
Fushimi memutar bola matanya malas. "Aku mencurinya.."
"Heeeh???"
Aku memberi isyarat untuk lanjut. Fushimi berdehem. "Gedung industri yang dibakar ada disini..." tunjuk Fushimi ke peta, yang mana ada gambar dombanya.
"Wol??" tanya Leon dan dijawab anggukan dari Fushimi.
"Gedung pemerintah disini dan markas prajurit disini.." disana ada gambar pedang dan tameng serta aliran sungai.
"Kenapa gambar gedung pemerintahannya aliran sungai, Fushimi-san?" bingung Yumi.
"Tanya sama dengan pembuatnya.." jawab Fushimi malas.
Dia dalam bad mood ternyata.
"Biar aku lanjutkan. Yang mendapat tugas untuk berpatroli disana adalah satu keluarga ini.." tunjuk Fushimi ke aku, Miko dan Sonia.
"Kenapa harus kami?" protesku.
"Karena kalian tidak mencurigakan..." tanggapnya serius.
"Yang benar saja? Aku baru 14 tahun, Miko 10 tahun dan Sonia 18 tahun. Bagaimana tidak mencurigakan??" protesku lagi.
Sonia seketika berdehem dan mengeluarkan aura tidak menyenangkan.
"M - Maaf.." cicitku
"Jangan pernah membahas tentang umur bersama wanita. Itu adalah kata ayah..."
Ternyata wanita lebih menyeramkan dari binatang buas. Ngeri~~
"Keluarga An akan bertugas dalam berpatroli dan kami akan berdagang..." jelas Fushimi.
Kami mendengarkan dengan seksama setelah itu.
"Sekian, BUBAR!!"
.T.H.U.N.D.E.R.
[ Author POV ]
Seorang gadis melempar sebuah kelopak bunga putih ke arah seseorang, dan kelopak bunga itu tertancap tepat ke leher pria tua. Pria tua itu jatuh tak bernyawa lagi.
"Semuanya telah dibunuh, Nona Cicie.." lapor seorang lelaki berambut hitam yang ujungnya berwarna putih.
"Kerja bagus Karamatsu.." puji Cicie.
Cicie berjalan ke arah jendela dan melihat kesibukan yang dibuat oleh anak buahnya... Membantai.
Semua prajurit Kota Aru telah dibantai oleh Cicie dan anak buahnya, tidak ada satu pun yang tersisa.
"Master akan senang jika melihat pemandangan ini.." lirih Cicie.
"Anda benar..." tambah Karamatsu.
"Persiapkan anak buah, kita akan menyerang Kota Aru dan menguasainya..." perintah Cicie.
"Segera dilaksanakan!"
.T.H.U.N.D.E.R.
Sementara tidak jauh dari gedung pemerintah, ada satu keluarga yang sedang asik melahap es krim coklat dan susu.
"Mmm~~" mulut Miko bergelombang menikmati setiap es krim rasa susu yang masuk ke dalam mulutnya, Iksan dan Sonia hanya tersenyum dari dekat.
"Seperti keluarga saja.." cetus Iksan.
"Aku harap begitu.." sambung Sonia.
"K - Kau harap apa??" terkejut Iksan.
"Lupakan apa yang saya katakan tadi, Tuan.." elak Sonia.
"Y - Ya.." balas Iksan bingung.
Iksan bertopang dagu seraya memandang ke arah gedung pemerintahan.
"Apa mereka tahu kita ada disini ya?" tanya Iksan.
"Kalau kita ketahuan, kita tidak lagi disini melainkan sebuah penjara yang dingin.." jawab Sonia kemudian menikmati es krim rasa susu miliknya.
Iksan mendengus geli mendengar itu. "Ya... Kau benar!"
10 menit kemudian, Iksan dan lainnya telah selesai menghabiskan es krim mereka.
"Ayo kita per---"
DOOOOM!!!
Ledakan terjadi ditengah padatnya pembeli di pasar.
Bahkan Fushimi dan lainnya yang sedang sibuk - sibuknya menjual buah - buahan, terpaksa berhenti. Bukan mereka saja, tapi penjual yang lainnya juga.
"Hei, bukankah itu dekat gedung pemerintahan??" tanya Leon tiba - tiba.
Sementara di sana...
Daaar...
Iksan menghancurkan atap bangunan yang menimpa mereka.
Iksan membantu Miko dan Sonia yang terjepit dibawahnya.
"Ugh??!" erang Sonia.
"Sonia-nee.." panggil Miko yang ingin menangis melihat kaki kiri Sonia terluka.
"Kakak baik saja kok..." beritahu Sonia sambil mengelus puncuk rambut Miko.
"Kita harus kembali dan mengobati lukamu..."
Segera Iksan langsung menggendong Sonia yang membuatnya tiba - tiba memekik.
"Ugh?! Benda ini menganggu saja.." gerutu Iksan merasakan sensasi aneh setelah 'gunung' Sonia menyentuhnya.
"Onii-chan ecchi.."
"Hoi?! Darimana kau dapat kata itu, Miko??" terkejut Iksan.
Miko hanya menggembungkan kedua pipinya. Dia terlihat sangat lucu.
"Lupakan saja. Ayo kita kembali!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top