The Guilty

Johnson berjalan paling tengah sementara beberapa orang berbaris di kiri dan kanannya.

"Welcome Back Sir!!!" seru mereka.

Johnsinr terus berjalan tanpa menghiraukan anak buahnya, dia masuk ke dalam sebuah ruangan yang memiliki sebuah tabung cukup untuk dimasuki manusia dan tabung itu sangat besar.

"Bagaimana keadaanmu, Slendy?" tanya Johnson kepada Slenderman yang ada di dalam tabung tapi beberapa saat kemudian layar yang ada disamping kirinya menyala.

"Johnson!!!" panggil seorang pria tua dengan suara serak dibalik layar.

"Selamat malam, Master!!" seru Johnson sambil membungkukkan badannya.

"Harus berapa lama lagi kau membuatku menunggu, Johnson???" tanya Master dengan tatapan membunuh.

"Saya akan mengirimnya besok, Master..." jawab Johnson, dia tersenyum kecil setelah mengatakan itu.

"Jangan membuatku menunggu, Johnson..!!!" bersamaan dengan itu layar di depan Johnson mati.

"Tak akan ku buat anda menunggu, Master!!!"

*****

Hoodie, Masky dan Toby terlihat tidur diranjang mereka masing - masing, ternyata tanpa disangka - sangka ada sebuah cabin di dalam hutan hitam.

"Thanks Jane.." seru Hoodie.

"Jangan dipikirkan..... Jadi benar Slenderman telah pergi?"

"Benar!"

"............."

"Jane..." panggil Hoodie.

"Tolong selamatkan Slenderman..." pada waktu bersamaan Hoodie pingsan.

"Maaf Hoodie aku tidak bisa..." Jane beranjak jauh dan keluar.

"AAAAAAHAAAAH!!!!!!"

"A - ada apa ini?" Tanya Jane sambil menutup telinganya karena mendengar suara tangisan Sally yang hebat.

"Ayolah Kak Jeffy bantu aku..." ujar Sally menarik - narik jaket Jeff.

"Aku bilang tidak, ya tidak..." seru Jeff mencoba melepaskan cengkeraman Sally tapi cengkeraman Sally lebih kuat dari Jeff perkirakan.

"Sebenarnya ada apa, Ben??" tanya Jane kepada Ben.

"Sally memohon kepada Jeff untuk membantunya menyelamatkan seseorang yang bernama Slenderman..." jawab Ben.

"Apa Sally meminta juga padamu?" tanya Jane lagi.

"Yap!" angguk Ben.

"Apa yang kau katakan padanya?"

"Kataku 'Ya'. Aku tidak ingin membuatnya menangis dan juga...... Aku adalah temannya Sally..." ujar Ben mantap.

"Teman?!!" gumam Jane.

"Ayolah Kak Jeffy!!" pinta Sally memasang wajah imutnya.

"Heh? Kau pikir cara itu akan berguna padaku!!!" ujar Jeff membuat Sally berhenti menarik jaket Jeff, hal itu dimanfaatkan Jeff dan berhasil melepaskan cengkeraman tangan Sally pada jaketnya.

'kreeek' pintu rumah tiba - tiba terbuka dan membuat semuanya menatap tajam ke pintu tersebut.

"......???? Apa yang kulewatkan???" tanya Jack yang baru datang sementara semua mata menatapnya. Sally mendekat dan memeluk Jack tiba - tiba.

"Ada apa Sally?" tanya Jack bingung.

"Kak Jacky, apa kakak mau membantuku menolong paman Slendy???" tanya Sally dengan ekspresi anak - anaknya.

"Hmm? Kenapa?" tanya Jack.

"Mmm.!!! Karena paman Slendy adalah satu - satunya keluargaku..." jawab Sally.

"Aku akan bantu..." seru Jack membuat semuanya terkejut.

"Hei wajah aneh, ku pikir kita memiliki pendapat yang sama???" potong Jeff, dia terlihat tidak percaya dengan perkataan Jack barusan.

"Aku dari dulu sangat menginginkan keluarga. Sally memintaku untuk menyelamatkan anggota keluarganya dan tentu saja aku akan membantunya karena Sally..... Sudah ku anggap seperti adik sendiri!!!" seru Jack tersenyum dibalik topengnya, Sally sangat senang mendengar perkataan Jack dan menguatkan pelukannya terhadap Jack.

"Thanks brother Jack..."

"Aku juga akan ikut..." seru Jane.

"Kau juga Jane???" teriak Jeff.

"Kenapa kau tidak ikut Jeff? Kau suka dengan namanya membunuh, bukan?" ujar Jane.

"Yes I Like but I want not die..."

"Kami akan pergi denganmu atau tanpamu Jeff..." seru Jane.

"Pergilah! Lebih baik aku pergi ke tempat lain..." ujar Jeff yang telah menggenggam pintu keluar.

"Apa kau akan lari, Jeff???" tanya Jane, Jeff pun berhenti.

"................"

"Kau hanyalah seorang pengecut yang mementingkan diri sendiri!!!" lanjut Jane tapi Jeff tetap diam.

"Aku memiliki sesuatu yang lebih penting dari menyelamatkan orang.aneh..." Jeff keluar dari rumah dan membiarkan pintu tetap terbuka untuk memperlihatkan bayangannya yang menghilang dari kegelapan hutan.

"Kak Jeffy..."

"Jangan pikirkan orang brengsek itu, Sally. Kita harus menyelamatkan Slenderman!!!!" ujar Jane.

"Tapi aku juga tidak ingin membuat Kak Jeffy pergi, Kak Janey..." seru Sally.

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, ingat itu Sally!!!"

"..... Baik!!!"

"Jadi dimana kita mencari mereka???" tanya Jack.

"Kau benar Jack. Kita tidak tau tempat rahasia mereka saat ini..." jawab Jane mencoba berpikir.

"Aku tau!"

"Heh????"

"Apa kau bilang, Ben?"

"Aku kata 'aku tau'!!"

*****

Terlihat Master sedang duduk di singgahsana miliknya, Dark sedang memandang keluar jendela, Junior diam ditempat duduknya, Monica bersandar dibalik pintu dan pria bertopeng pikachu itu sedang bermain kartu (sendirian).

"Monica!" panggil Master.

"Ada apa, Master?"

"Pergilah ke Midwest, dan bawa Slenderman ke sini. Aku tidak percaya lagi dengan Johnson, dia licik, dia akan melakukan sesuatu yang akan merugikan kita semua...." seru Master sambil memberikan perintah kepada Monica.

"Baik Master. Akan saya laksanakan. Akan saya bunuh Johnson!"

*****

"B - bagaimana kita bisa masuk ke dalam sana????" tanya Jack tunjuk ke arah sebuah bangunan tinggi yang dijaga oleh beberapa penjaga.

"Kalian bisa membantuku untuk masuk ke dalam sistem mereka, dan aku bisa membukakan jalan untuk kalian semua..." seru Ben santai.

"Nyaman sekali dia berkata..." gumam Jack kesal.

"Kita tidak memiliki pilihan lain. AYO JACK!!!" seru Jane.

"Heh? Aku? Sendirian????"

"Kami mendukungmu dibelakang..." ujar Jane seraya mencoba mendorong Jack dari persembunyian.

"Sekarang aku mengerti kenapa Jeff tidak ingin ikut!" cetus Jack.

Rasakan itu wajah aneh. Bwahahaha

"Sialan Kenapa aku mengkhayalkan Jeff menertawakanku...???" batin Jack.

"Hei Ben, kenapa kau tidak ikut? Kau kan sudah mati?" Tanya Jack mencari teman.

"Aku tidak bisa. Aku sudah mati!!!" tolak Ben sambil mengayunkan kedua tangannya ke kiri dan kanan.

"T - terus. Apa masalahnya???" tanya Jack bingung.

"Mereka memiliki besi Urban!" seru Jane.

"Apa itu?" tanya Jack lagi.

"Besi Urban adalah sebuah logam kuno yang digunakan untuk melawan roh orang mati..." jawab Jane.

"Buka apa itu?" tanya Jack (again :|)

"Jangan banyak tanya! Maju sana..." perintah Jane sambil menyimpan kembali buku kecil itu ke sakunya.

"Lalu kenapa aku yang disuruh untuk menyerang???" tanya Jack, kemudian Jane, Sally dan Ben saling menatap.

"Karena kau masih hidup!" seru mereka bersamaan.

'guk' Smile pun ikut.

"Entah mengapa aku merindukan kehadiran Jeff..." gumam Jack keluar dari kegelapan.

2 penjaga yang ada di depan pintu berteriak ke arah Jack dan membuat penjaga lain datang.

"Siapa kau???" teriak salah satu penjaga.

".............."

"Semuanya bersiap!!!" perintah pemimpin mereka setelah melihat pisau bedah keluar di tangan kanan Jack.

"Tem---" pada saat pemimpin itu ingin mengatakan 'tembak' pada saat bersamaan sebuah pisau bedah terbang ke leher pemimpin itu dan menjatuhkannya. Anak buahnya hanya terdiam melihat pemimpin mereka yang tidak bernyawa lagi, dan pada saat mereka kembali melihat Jack, beberapa pisau bedah terbang ke arah mereka dan mengenai mereka. Beberapa penjaga yang berhasil menghindari langsung menembaki Jack, Jack berlari ke arah mereka tanpa menghiraukan tembakan para penjaga itu yang mengenainya. Smile berlari sangat cepat dibelakang Jack dan mendahuluinya, tidak satu pun tembakan dari para penjaga mengenai Smile, dia sangat cepat.

Smile menyerang membabi buta para penjaga itu dibantu oleh Jack yang baru datang. Smile menggigit anggota tubuh penjaga hingga robek sementara Jack membedah merah.

"Kerja bagus kalian berdua..." ujar Ben yang sudah berhasil masuk ke dalam sistem.

"Sejak kapan?" tanya Jack terkejut.

"Baru saja!"

"Kak Jacky, apa kakak tidak apa?" tanya Sally yang melihat beberapa lubang di jaket hitam Jack yang mengeluarkan cairan hitam.

"Oh iya aku baru sadar.... Auwh!"

"Ben bawa kami masuk!" seru Jane.

*****

'tet' 'tet' 'tet' alarm sudah berbunyi. Beberapa penjaga bergerak dengan sangat cepat ke pintu masuk, pada saat hampir sampai tiba - tiba pintu yang ada di depan mereka tertutup.

"Ada apa ini???" tanya salah penjaga kebingungan.

"Buka pintunya!!!" gedor mereka.

*****

"Kalian cepatlah aku tidak bisa menghadang mereka semua terlalu lama...." ujar Ben yang terdengar diseluruh lorongan.

"Thanks Ben..." ujar Jane.

'guk' tiba - tiba Smile berhenti.

"Ada apa Smiley???" tanya Sally, tidak lama kemudian beberapa penjaga datang dan Smile berlari sangat cepat menyerang penjaga.

"Ayo Sally..." Jack tiba - tiba mengangkat Sally dan berlari ke depan menjauh.

"Tenang Sally. Smile Dog pasti baik - baik saja..." ujar Jack mencoba menengakan Sally yang sedang menangis.

Tiba - tiba 5 penjaga muncul dihadapan mereka seraya membawa samurai.

"Jack bantu aku..." Jane berlari ke depan mengajukan goloknya, ayunan golok Jane berhasil ditahan oleh penjaga didepannya. Tanpa peringatan Jane menendang selangkangan penjaga itu hingga jatuh kesakitan (gugur satu). Jack melempar pisaunya ke depan, dengan mudahnya penjaga itu menangkis lemparan Jack.

"Mohon bantuannya, Sally..." ujar Jack. Sally terbang ke muka penjaga itu sambil menusukkan pisaunya ke leher penjaga itu, penjaga yang ada disamping terkejut dan terdiam, dengan cepat Jack melompat ke depan dan dia tusukan pisau bedah ke matanya. Penjaga itu berteriak kesakitan dan kesakitannya berhenti setelah Jack menggorok lehernya, sementara Jane telah membunuh 2 sisanya.

*****

Smile melompat ke sana kemari menghindari tembakan 2 penjaga yang tersisa.

"Dia cepat sekali!"

"Jangan banyak bicara, teruslah tembak. Kau ingin seperti mereka..." terlihat beberapa penjaga telah meninggal dengan beberapa anggota tubuh terkoyak.

'Dor' tembakan itu berhasil mmengenai salah satu kaki Smile dan membuatnya kehilangan keseimbangan dan menghantam tembok.

"Akhirnya kau diam juga..." ujar penjaga itu sambil menodongkan senjatanya ke arah Smile.

"Ggrrrrrrr...."

"Mati kau!"

".............."

".............."

".............."

"Kenapa tidak kau tembak??" tanya temannya bingung.

"A - a -a ---" seketika itu penjaga itu jatuh dengan sebuah pisau dapur diperutnya.

"AAAAAAAA" teriak temannya berjalan mundur tapi sebuah tangan menyekapnya dari belakang.

"Argh?!!!"

"Go to sleep~~~~"

*****

Johnson terlihat sangat sibuk dengan komputer yang ada didepannya, tangan dan tentakelnya bergerak sangat cepat mengetik setiap tombol.

"Sejak kapan aku bisa komputer?" batin Johnson. 'zlep' tiba - tiba lampu.diruangan itu mati dan berganti merah.

"Sial!!!!" teriak Johnson menghancurkan komputer yang ada di depannya.

"Aku harus cepat menghapus file ini sebelum mereka mengambilnya..." gumam Johnson menekan tombol 'hapus' pada layar.

Johnson tiba - tiba melompat ke samping bersamaan dengan itu komputer yang ada di depannya terbelah dua akibat ayunan golok Jane.

"Hampir saja..." ujar Johnson sambil menegakan topi sulapnya. "Giliranku Nona..." tentakel Johnson bergerak dengan sangat cepat ke arah Jane hingga beberapa pisau bedah terbang dan menusuk tentakel Johnson.

"Apa ini? Jane The Killer dan Eyeless Jack menyerang ku???" ujar Johnson sedikit bingung tapi kebingungan segera hilang setelah mendengar suara geraman dibelakangnya.

"Teddy Bear..." seru Johnson melihat ke arah boneka beruang raksasa milik Sally, boneka beruang itu menghantam Johnson hingga menyetrum listrik yang ada disana.

"Ben. Paman Slendy ada disini..." ujar Sally yang kini ada di depan tabung.

"Aku tidak bisa membukanya dari dalam aku harus keluar dan membukanya dari dalam. Beri aku waktu...." ujar Ben seraya mencoba masuk ke dalam sistem Johnson.

"Tidak akan ku biarkan..." Johnson keluar dari asap dan beberapa tentakel hitam keluar dibelakangnya diikuti mulut di ujungnya.

'Rooooar' boneka beruang itu berlari ke arah Johnson.

"Jangan menghalangi jalanku..." beberapa tentakel Johnson melilit tubuh boneka beruang itu, 'break' tiba - tiba tangan kirinya robek dan Johnson mementalkannya ke sisi lain ruangan. Api menyala dengan sendirinya mengelilingi mereka semua, beberapa api menyambar tubuh boneka beruang itu dan membakarnya.

'Rooooar' teriak boneka beruang itu kesakitan dan kembali ke wujudnya semula dengan bau hangus.

"Charles!!!" teriak Sally menghampiri Charles, boneka beruangnya. "Kau tidak apa, Charles??"

"Mengganggu saja..." ujar Johnson mendekat kepada Ben.

"Kau yang menggangu..." Jane melompat ke belakang Johnson sambil mengayunkan goloknya tapi ditahan mudah oleh Johnson, tentakel Johnson mencengkeram golok Jane hingga patah 2 dan memukul Jane keluar dari ruangan dan membuat dinding berlubang.

"Sedikit lagi..." cetus Ben.

"Hentikan!!!" tentakel Johnson meleset cepat ke arah Ben.

"Harusnya aku yang bilang begitu..." tusuk Jack ke paha Johnson membuat tentakel Johnson malah menusuk ke dalam tabung dan membuat air keluar.

"Thanks!!!" ujar Ben.

"Berhenti mengganguku..." Johnson menggerakan tentakelnya kemana - mana membuat Ben terkenal ikut keluar ruangan, Jack terlempar hingga tersetrum.

"Ben! Kak Jacky!!" panggil Sally.

"Sekarang tinggal kau sendiri Sally, sama seperti dulu..." ujar Johnson menggerakan tentakel dan kedua tangannya bersamaan menyerang Sally.

'break' 'bag' sebuah gumpalan hitam mengenai perut Johnson dan membuatnya terpental jauh.

"Urgh?! Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Johnson mencoba berdiri, terlihat sesosok bayangan jangkung dengan beberapa tentakel hitam menjulur dibelakangnya.

"Paman Slendy!"

"Tidak akan ku biarkan kau menyakiti mereka...." ujar Slenderman tiba - tiba bagian bawahnya robek dan membentuk sebuah mulut.

"Sekarang aku tidak peduli, sekalipun kau adikku, Johnson..." Slenderman berpindah cepat ke depan Johnson dan menendang wajahnya hingga menghancurkan dinding dibelakangnya, Slenderman kemudian menyeret Johnson mengiringi lorong.

"Berhenti sekarang Johnson..." kata Slenderman kepada Johnson yang telah babak belur.

"Dalam mimpimu, saudaraku...." Johnson menyuntikkan sebuah serum ke dalam tubuhnya, sesuatu yang putih keluar di dalam tubuh Johnson dan mementalkan Slenderman jauh.

"Hahahaha. Bagaimana tubuhku sekarang?" sesuatu menjalar ke sekujur tubuh Johnson, sekarang tubuhnya dipenuhi otot - otot.

"Ini adalah sel dirimu, Slendy..." Johnson mendekat ke arah Slendy dengan tubuh barunya. "Mari kita lihat seberapa kuat diriku sekarang.." Johnson memukul Slenderman hingga kepalanya menembus dinding.

"Hei, hei, jangan bilang kau sudah menyerah..." ujar Johnson melihat Slenderman terkapar di depannya, bukan Slenderman saja Jack, Jane dan Ben juga sisa Sally saja yang sedari tadi melihat pertarungan mereka semua.

"S - Sally larilah..." seru Slenderman.

"Paman Slendy!"

"Tak akan ku biarkan..." Johnson berbalik badan dan mendekat kepada Sally.

"H - hentikan..." ujar Slenderman mencoba berdiri tapi tidak bisa.

"S - Sally!!"

"Sally.... Maukah mau bermain denganku???" beberapa tentakel Johnson masuk ke dalam kulitnya sendiri dan membuat tangannya bertambah besar dan tajam.

"Game over..." tangan Johnson bergerak sangat cepat mencengkram leher Sally.

"Paman Slendy?!!!"

"Tunggu aku Sally, aku akan----" perkataan Slenderman terhenti setelah sesosok yang gelap menerjang tangan Johnson yang sedang mencengkeram Sally.

"Aaaarrgh!!!" teriak Johnson melepaskan cengkeraman kepada Sally setelah Smile mengigitnya dengan sangat keras.

"Lepaskan anjing sialan..." Johnson membenturkan Smile ke tembok yang ada didekatnya.

"Smiley!!!" teriak Sally. Johnson menerjang Smile dengan sangat cepat hingga suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Hei apa aku ketinggalan pesat???" tanya seseorang yang keluar dari kegelapan dengan senyuman lebarnya.


"Jeff???" seru Jane.

"Kak Jeffy!!!" seru Sally dengan nada senang.

"Si Anak Yang Ceroboh..." ejek Slenderman.

"Keparat kau Wajah Datar..." balas Jeff.


"Jeff The Killer..." Johnson berlari ke arah Jeff.

"Perhatikan langkahmu..." Jeff mengeluarkan sebuah pistol disakunya lalu dia tembakkan ke kaki kanan Johnson dan membuatnya kehilangan keseimbangan, Johnson jatuh tepat di depan Jeff. "Tidurlah..." tusuk Jeff ke dada kiri Johnson yang terbang ke depannya, darah hitam kehijauan di dada Johnson.

"Maaf aku tidak ngantuk..." seru Johnson, bersamaan dengan itu Jeff terpental ke belakang setelah terkena dorongan di perutnya.

"Sial jangan diperut, aku baru makan tadi..." gumam Jeff kesal.

"Waktunya untukmu tidur, Jeff..." Johnson merentangkan kedua tangannya ke leher Jeff tapi dihentikan oleh tentakel Slenderman.


"Sekarang!!!" teriak Slenderman. Dengan cepat Smile berlari bersama dengan Sally. Smile mengigit paha kiri Johnson, Sally meluncur ke bawah selangkangan Johnson lalu dia tusukan pisau ke kaki kiri dan kanan secara bergantian sampai ke atas paha.

"Awas punggungmu..." tusuk Ben menggunakan golok ke punggung Johnson

"Aaaarrgh!!!"

"Diam kau..." Jack melompat ke belakang Johnson, lalu dia tusukan ke tenggorokan Johnson menggunakan pisau bedahnya.

"Bantu aku Jeff..." pinta Jane yang ada dibelakang Johnson.

"Jangan memerintahku. Aku bisa melakukannya sendiri...." balas Jeff mencoba berdiri.

"Lakukan bersama - sama, kalian berdua..." seru Slenderman pada waktu yang sama Jane dan Jeff berlari bersamaan.

"Aku benci mengatakannya tapi maukah kau membantuku, Jeff..." ujar Jane terlihat sedikit kesal.

"Dengan senang hati..." ujar Jeff tersenyum lebar.


"Tidurlah dan jalani mimpi indahmu......"



"SIALAN KALIAN SEMUA!!!!"



"............ Go To Sleep ~~~" kedua pisau itu menebus dada kiri Johnson di dua tempat berbeda.

*****


"Hah, Hah, Hah,...." terlihat seorang pria sedang mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga dan berhenti tepat di depan sebuah hutan yang gelap.

"Apa benar disini??" tanya pria itu.

'srek' terdengar suara gemersik dibalik semak - semak yang ada di depannya dan memunculkan sesosok bayangan berjaket putih, di wajah bayangan itu terukir sebuah senyuman yang tidak dimiliki seorang manusia satu pun. Bayangan semakin mendekat kepada pria itu, dia mengeluarkan sesuatu dibalik sakunya.


Uang.


"Apa ini pizza dengan tomat dan daging disekitarnya???" tanya bayangan berjaket putih itu.

"I - iya..." jawab pria itu gagap. "K - kau Jeff The Killer, bukan?!!!" seru pria itu memastikan pertanyaan.

"Hei Jeff, kenapa lama sekali???" panggil seorang pria bertudung hitam yang mengenakan topeng biru tua, dan beberapa cairan hitam dikeluar dimatanya.


"A - A - A - ----" pria itu terdiam pucat melihat Jack, Jane, Sally, Ben dan Slenderman keluar dari hutan.


"Aku belajar untuk sedikit menjadi normal..." jawab Jeff atas pertanyaan Jack.

"Kau jadi normal???! Bwahahaha!!!" tawa Jane keras.

"Kak Jeffy jadi normal??" gumam Sally bingung.

"Seperti yang dia katakan..." tambah Ben.


"Sudah. Bayar saja pizzanya..." seru Slenderman. Jeff pun membayar pizza itu dan mengambil sekotak pizza dari tangan pria itu dengan cepat.


".............." pria itu cuma terdiam.


"Apa???"


"B - boleh aku mengambil foto kalian.???" tanya pria itu seraya mengeluarkan kamera handphone.


"Foto!!" seru Sally senang.

"Ayo kita sambil foto!!" tambah Jack.

"Apa aku tidak salah dengar?" lanjut Jane.

"Ayo Smile!" dengan cepat Jeff mengangkat Smile ke pelukannya.


"Tidak salahnya sekali - sekali mencoba..." ujar Slenderman yang sudah siap paling belakang.

"Tersenyumlah Charles.." seru Sally.

"Aku sudah siap!" tambah Jack.

"Yang benar saja kalian..." lanjut Jane sambil mendekat.

"Hehehe.." Ben juga.



"Katakan 'scream'!"


SCREAM


EPILOG


Seorang wanita berjalan tanpa rasa takut di tengah redupnya lampu, lantai dipenuhi darah dan beberapa anggota tubuh manusia. Langkahnya berhenti tepat di depan sesosok bayangan jangkung berkulit putih pucat.



"Aku sangat beruntung..." ujar Monica.



"Sialnya aku..." seru Johnson melihat kepada Monica.



"Mana filenya, Johnson???" tanya Monica lembut.



"Sudah hilang Miss Shadow Lovely..!!!" jawab Johnson sambil tersenyum.


"Jangan namaku..." seketika itu juga panasnya api dan dinginnya kegelapan memakan seluruh tubuh Johnson.



"Itu balasan untuk Tendo!" ujar Monica berjalan menjauh.


"Halo Master. File sudah hilang.." cetus Monica.



".............."


"Baik Master...." Monica menutup handphone dan beranjak keluar.




*****



"Apa yang akan anda lakukan sekarang, Master??" tanya Dark.



"Kita harus melakukannya sendiri..... LIU!!!!" panggil Master, dan keluarlah seorang pria mengenakan kaos hitam dan sebuah selendang hijau hijau bergaris putih.




"Ada apa Master???" tanya Liu seraya membungkukkan badannya.



"Pergilah ke New Davenport. Dan temui kakakmu itu..." perintah Master.



"Dengan senang hati, Master!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top