Slendy'S Proxy

Beberapa orang sedang bersiap - siap dengan perlengkapan mereka diluar hutan, mereka sangat mencolok itulah yang mereka bertiga pikirkan.

"Apa mereka bodoh?" ujar pria berjaket orenge dengan topeng hitam.

"Itu masalah mereka, Hoodie..." ujar Masky yang ada dibelakang.

"Mereka akan bergerak, kita juga harus cepat...." Hoodie dan Masky masuk ke dalam kegelapan hutan.

########

"Apa rencanamu kali ini, Johnson?" tanya Tendo, mereka berdua sekarang berada di dalam mobil bisa dibilang luas dan besar.

"Tentu kita akan menangkap mereka...." jawab Johnson sambil menegakan setelan hitam yang memiliki beberapa bola warna - warni disekitarnya.

"Apa yang sedang kau lakukan, kau pikir ini adalah pesta ulang tahun??" ujar Tendo melihat Johnson mengenakan setelan hitam warna -warni.

"Kau benar. Ini adalah pesta...." Johnson mengenakan topi sulapnya dan keluar dari mobil.

"Kami menunggu perintah, Pak..." ujar pria berjaket hitam, dibelakangnya telah ada seorang pria berjaket biru muda bergaris putih dan seorang wanita yang mengenakan setelan kuning.

"Serang hutan dari luar,..... Dan pastikan kalian membunuh mereka....." ujar Johnson tersenyum tipis, tiba - tiba saja kulit Johnson mengelupas dan memperlihatkan wajah putih pucat.

#########

"Disini regu satu. Siap menyerbu...." ujar pria berjake hitam bergaris putih dan dibelakangnya telah siap beberapa orang dengan setelan putih dan senjata mereka masing - masing.

"Disini regu dua. Kami siap menyerbu juga....." ujar wanita yang mengenakan setelan kuning.

"Regu tiga siap...." ujar pria berjaket biru muda.






"Kami juga...." ujar Hoodie, Masky dan Toby di tiga tempat berbeda. Bersamaan dengan itu, mereka bergerak di kegelapan malam.

#########

"Gunakan infra merah untuk mencari mereka...." perintah pria berjaket hitam.

"Baik"

"Perhatikan langkah kalian..." ujar wanita bersetelan kuning.

"Kalian juga...." tambah pria berjaket biru muda.

"Apa yang kau rencanakan, Johnson?" tanya Tendo yang ada di luar hutan bersama Johnson.

"Slendy memiliki para Proxy untuk menjaga hutan ini...." ujar Johnson.

"Proxy?"

"Mereka adalah orang yang di pilih langsung oleh Slendy untuk menjaga rumah kami...." ujar Johnson menatap ke dalam hutan.

"Apa kau pernah tinggal di sini?"

"Ya. Pernah sekali...."

#######

"Disini regu satu. Kami berada di bagian barat Black Forest, dan sedang mencari keberadaan musuh...." ujar Brain (hitam).

"Regu dua sedang menyusuri bagian timur Black Forest...." ujar Elina (kuning).

"Regu tiga sama....." ujar Slide (biru).

########

"Teruskan pencarian kalian...." perintah Johnson.

"Apa Slide biasa seperti itu?" tanya Tendo.

"Slide adalah tipe orang yang tidak suka membuang tenaga. Elina adalah tipe wanita yang tidak suka diperintah, dan terkahir Brain adalah seorang pria yang tidak mau melakukan apa - apa..." cetus Johnson.

"Lalu kenapa kau memperkerjakan mereka...?"

"Mereka adalah Proxy ku..."

########

"Hati - hati langkah kalian, kita tidak tau kapan mereka akan menyerang..." perintah Elina kepada kelima pria yang ada dibelakangnya.

"Yes Mom...!!!!" balas mereka bersamaan.

"Aku serius..." ujar Elina meninggikan suaranya.

"Y - Yes Mom..!!!!"

*

"Apa yang harus kita lakukan, Tuan Slide???" tanya salah satu anggota Slide.

"Sama seperti yang lain,.... Kita akan menelusuri daerah selatan ini....!" jawab Slide tanpa mempedulikan hal lain dan terus jalan ke depan.

"Apa benar dia sehebat yang dikatakan?" bisik anggota lain.

"Aku tidak tau,.... Kita cuma bisa mengikuti perintah Tuan Johnson dan dia...." jawab temannya.

"Aku bisa mendengarkan kalian..." ujar Slide.

"MAAFKAN KAMI!!"

*

"Lakukan apa saja yang kalian suka dan jangan menggangguku..." ujar Brain sambil menyiapkan senjatanya.

"T - tapi Tuan Brain,... Kami diperintahkan untuk mendengar semua perintah anda..." seru anggota Brain.

"Dan itu perintah kalian..... Berjaga - jaga lah disini dan beri parameter di dekat sini sejauh 100 meter...." perintah Brain.

"B - berpencar?"

"Apa kalian keberatan?"

"No Sir...!!!" balas mereka bersamaan.

"Kalau begitu pergilah..." ujar Brain.

"Yes Sir!!!"

########

"Mereka berpencar..." ujar Masky yang sedang menghadapkan telinga ke atas tanah.

"Aku dapat mencium bau mereka diseluruh hutan...." tambah Toby.

"Mari kita juga bergerak..."

".......... Ya"

#########

"Aku lebih suka bekerja sendiri...." ujar Brain meletakkan senjatanya.

'Srek' suara semak - semak bersuara di depannya membuat Brain mengambil senjatanya yang ada disamping....... Muka Brain terlihat kesal setelah melihat anggotanya keluar dari semak - semak.

"Kami sudah memberi parameter disekitar sini, Tuan Brain...." ujar mereka.

"Bagus sekarang perhatikan sekeliling kalian...." perintah Brain.

"..........????"

"Apa yang kalian lihat?" tanya Brain.

"Pohon.." jawab salah satu anggota Brain.

"Benar. Musuhmu bisa saja pohon itu,.... Dia menunggu waktu untuk melihatmu lengah dan menyerangmu secara tiba - tiba...." cetus Brain membuat mereka merinding, pada saat bersamaan terdengar suara semak - semak berubah menjadi suara ranting patah dan berubah kembali menjadi suara seseorang yang memanjat pohon.

"Apa yang harus kami lakukan, Tuan Brain??" tanya mereka ketakutan.

"Jangan sampai ketakutan itu menguasai dirimu, dan jangan biarkan dia membuat kalian membuat ruang diantara kalian..." seru Brain.

"................"

"...............???!!!"

"Apa yang baru saja aku katakan?" ujar Brain melihat kelima anggotanya membuat lingkaran dan membuat lubang ditengah.

"Apa maksud anda???"

"Aku bilang Jangan sampai kalian membuat ruang untuk musuhmu MENYERANG...." tekan Brain ke kata menyerang, tiba - tiba terdengar suara di atas Mereka. Pada waktu bersamaan, sesosok bayangan bertudung biru dan kacamata kuning muncul ditengah mereka berlima.

"................" Mereka berlima cuma diam dan menatap Toby ada depan mereka, dengan tali diikat diperutnya.

"Happy Hollowen..." Toby memutar badannya dan memotong kepala mereka dengan Kapaknya, dan sebagai seni terkahir Toby memutuskan tali pengikat dan berdiri tepat di depan Brain.

"Apa bisa kita mulai?" ujar Brain sambil mengeluarkan kedua katana miliknya.

*

Elina dan anggota menyusuri sekitar timur Black Forest dengan Elina paling tengah.

"Nona Elina. Kenapa anda ada ditengah?" tanya satu - satunya wanita yang ada di dalam regu 2.

"Apa kalian akan membantah perintahku???" tanya Elina tajam.

"No Mom..." balas wanita itu cepat.

"Target terlihat di depan...!!!" ujar anggota yang berada paling depan, terlihat sesosok bayangan berjaket coklat tua dengan sebuah topeng putih. Sosok bertopeng putih itu cuma diam bersandar dibelakang pohon dan dia sedang melempar ke atas dan lagi pisaunya, Elina dan anggotanya bergerak maju hingga sesosok bertopeng itu menghentikan mereka.

"Perhatikan langkah kalian...." bersamaan dengan itu, salah satu anggota Elina menginjak sesuatu dan membuat mereka semua termasuk ke dalam lubang besar yang dibuat orang itu.

"Apa kalian baik - baik saja?" tanya Masky yang mendekat, terlihat Elina berada paling atas sementara anggota berada dibawah.

"Kau curang membuat anggotamu seperti itu...." ujar Masky sambil mengambil sesuatu.

"Kau yang melakukannya, bukan aku..." balas Elina.

"Oh maaf..." Masky menyiram Elina dan semua anggotanya dengan minyak tanah, dan hasilnya tubuh mereka diselimuti bau minya tanah.

"Be Happy...." Masky melemparkan mancis ke dalam lubang besar itu, sebelum mancis itu jatuh Elina dengan cepat melompat ke depan dan mendorong kakinya sendiri ke belakang, dan Elina berhasil keluar menjauh dari kobaran api walaupun tangan kanannya terbakar habis.


"AAAAAAAA...." teriak semua anggota Elina terbakar habis sementara Elina berhasil lolos dan cuma terbakar ditangan kanannya.

"Seharusnya kau ikut mereka...." ujar Masky dibalik topeng.

"Kau akan menerima akibatnya...." ujar Elina menatap tajam Masky.

*

"Apa anda yakin kita ada di selatan, Tuan Slide???" tanya anggota Slide.

"Menurut kalian apa?" Slide tanya balik.

"............."

"K - kami tidak tau..."


"Apa kalian benar - benar seorang tentara atau pemburu???" tanya Slide kali ini dia membalikkan badannya, wajahnya terlihat sangat jelas, kulitnya sangat pucat seperti orang yang telah mati.


"............." Mereka tidak berani menjawab pertanyaan Slide.


"Kau memiliki angggota tim yang buruk, ya..." ujar pria berjaket orange yang berada di samping kiri Slide. Anggota Slide menggarahkan senapan Mereka ke arah pria bertopeng hitam itu.



"Semoga malam kalian menyenangkan...." Hoodie mengeluarkan magnum yang ada di sakunya, tapi tidak di arahkanya kepada Slide ataupun salah satu anggotanya melainkan ke Sebuah pohon.



"Good Night..." Hoodie menembak tali pengikat yang sedari tadi mengikat sebuah pohon yang ada di atas, dengan cepat pohon itu mementalkan Slide dan anggotanya jauh, masuk ke dalam sebuah lubang yang dipenuhi oleh paku - paku tajam.



"............." Hoodie mendekat ke lubang yang dia buat, Slide dan anggotanya tertusuk paku - paku tajam itu dan pakaian mereka dibasahi oleh cairan merah yang banyak.


"Apa cuma segini? Membosankan sekali...." ujar Hoodie menjauh, tiba - tiba sesosok bayangan keluar dari lubang.


"Kau mau kemana?" tanya Slide berlumuran darah, tubuhnya banyak memiliki lubang disekujur tubuhnya dan darah terus keluar dari lubang itu dengan banyak.



"Lucky..." Hoodie tersenyum puas dibalik topengnya.



##########


"Kita kehilangan komunikasi...." ujar salah satu staff.

"Kelihatannya pelayanmu telah berhasil dikalahkan...." sela Tendo.

"Aku mulai sedikit khawatir. Kenapa kau tida membantu mereka..????" saran Johnson.


"Hmph..... Dengan senang hati...!!!" Tendo tersenyum kecil lalu masuk ke dalam kegelapan hutan.





"Kau harus cepat Slendy...."


"........ Bila tidak kau akan kehilangan pelayan setiamu....!!!!"








"Sama seperti dulu..."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top