Slenderman : Black Forest Ruling 4

Sebuah rahasia telah terbongkar tepat di depan mereka, sebuah rahasia yang cuma DIA saja yang tahu..

"Siapa kau????" tanya Victor kepada pria paruh baya di depannya.

"Perkenalkan... Namaku--"

'Buag'

Belum sempat pria itu menjawab, tangan Victor telah dulu memukulnya.

"Aku tanya, SIAPA KAU??!" teriak Victor penuh emosi.

"D - Dia baru mau memperkenalkan diri, Vic..." kata Jina bingung.

" 'Fuih' ..... Anak zaman sekarang memang kasar, ya..." kata pria itu seraya meludahkan darah dari dalam mulutnya.

"Aku Alex. Penjaga disini..." kata pria paruh baya itu, membuat Victor terdiam sejenak.

"Kau pikir ini pos kamling apa..." kata Victor kesal kemudian mencabut balok kayu yang menancap di perut Alek secara tiba - tiba, dan membuatnya memuntahkan banyak darah.

'Uhuk' 'Uhuk'

Alex mengeluarkan banyak darah di mulutnya akibat tarikan mendadak itu.

"Apa kau yang membunuhnya?" tanya Victor mendekat ke wajah Alex.

"Siapa? Aku telah banyak membunuh orang di sini..!" jawab Alex.

"Hummels! Sahabatku!"

"Maksudmu yang tergantung itu?" kata Alek terkekeh.

"Apa yang lucu?" Victor menarik kerah Alex terangkat ke atas.

"Hahahahaha.....!!"

"KAU!!!"

"Cuma lucu saja melihat ekspresinya pada saat tergantung..... Kau mau tahu bagaimana ekspresinya?" Tanya Alek yang masih berada di bawah.

"............"

"WAJAHNYA SANGAT MENYEDIHKAN!!!" seketika itu juga wajah Alex menjadi biru akibat terkena pukulan Victor.

"Tenang Victor...." tarik Jina menjauhkan Victor dari Alex, bila tidak Alex bisa mati di tangan Victor.

"Akan kubawa dia ke kantor polisi..." seru Victor melepaskan tarikan Jina.

" 'Fuih' Bagaimana kau bisa membawaku ke kantor polisi? Mungkin kau yang akan masuk penjara karena telah menusukku...." kata Alex.

"K - Kenapa kau melakukan semua ini?" tanya Lala di sela percakapan.

"MEMBUNUH ITU MENYENANGKAN...... Dan juga aku mendapatkan bayaran juga....." jawab Alek sambil tersenyum.

"Bayaran?"

"Hutan ini adalah tempat dimana para pengedar narkoba menjual obatan mereka. Dengan memanfaatkan cerita setempat! TEMPAT INI SANGAT BAGUS!"

"Dan juga kau bisa membunuh seseorang tanpa diketahui polisi. Tempat sangat jauh dari wilayah penduduk dan juga sangat sepi. Aku harus berterima kasih kepada Slenderman karena membuat hutan ini di takuti..!" jelas Alex membuat Victor dan lainnya terdiam.

"Thanks...." seru Lala.

"For what?" tanya Alex bingung, begitu juga dengan lainnya.

"For this!!" kata Lala seraya mengeluarkan sebuah telepon genggam, dan di layar telepon itu tertulis 'Direkam'.

"Sejak kapan, La??!" kata Jina terkejut.

"Dari awal 'click'..." Lala menekan tombol 'Start'.

Maksdumu yang tergantung itu?

Haaahahahaha

KAU!!!!

SANGAT MENYEDIHKAN!!!

'click'

Lala menekan tombol 'Stop' pada teleponnya. Seketika itu juga wajah Alex berubah menjadi pucat.

"SERAHKAN! SERAHKAN KEPADAKU!!" teriak Alek mencoba mengambil telepon itu.

"Ambil ini..!!" dengan cepat Victor menendang wajah Alex' dan membuatnya pingsan seketika.

"Jina bantu aku membawa orang ini..." pinta Victor mengangkat setengah badan Alex.

"Kau bisa meninggalkanku disini..." kata Alex setengah sadar.

"Emang aku mau apa?" bentak Victor.

"Jina cepat!!"

"B - baik!!!" pada saat bersamaan, sesuatu menarik Alex dari belakang dan melemparnya ke dalam reruntuhan rumah.

"Victor..." panggil Jina melihat Slenderman yang sebenarnya berada di depan mereka, dengan bau gosong menyelimutinya.

"Lala bawa Eliza masuk ke dalam hutan. Biar aku yang--" belum sempat Victor menyelesaikan perkataannya, Slenderman mendorong Victor dan membuatnya bertabrakan dengan pohon yang ada di belakangnya bersama Jina.

"PERGI!!!" bersamaan dengan itu, Lala berlari ke dalam hutan bersama dengan Eliza. Namun lari Lala dihentikan oleh Slenderman yang berada di belakangnya.

Slenderman mengeluarkan tentakel di tangan kanannya. Eliza mendorong Lala menjauh darinya sebelum terkena tentakel itu, akibatnya Eliza terpental menghantam pohon.

"Pergi, La..!!" teriak Victor sambil menyalakan api di ujung baloknya, kemudian dia ayunkan ke kanan dan ke kiri untuk menghalau pergerakan Slenderman.

"Apa yang kau tunggu? Cepat pergi!!!" teriak Victor keras membuat Lala lari cepat masuk ke dalam hutan. Ditempat Victor, Slenderman mengeluarkan beberapa tentakel di belakangnya dan hampir melindungi cahaya bulan.

"Akan kulawan kau!!!" pekik Victor menerjang ke depan.

Victor menusukkan balok api ke perut Slenderman tapi dihentikan oleh tentakelnya dan dilemparnya menjauh. Tantakel Slenderman menebus cepat ke perut Victor dan membuatnya memuntahkan darah, Slenderman terus menusukkan tentakelnya ke perut Victor. Jina yang melihat itu tidak tinggal diam, dia mengambil balok kayu yang terbakar itu lalu dia tusukkan ke punggung kiri Slenderman yang membuat tentakel yang ada di perut Victor tertarik. Slenderman mencabut balok kayu yang ada di punggung kirinya, Slenderman berjalan mendekat ke arah Jina. Dia dorong badan Jina hingga menembus bagian pohon yang runcing, alhasil Jina pun tidak bisa bergerak.

"Eliza... Tolong!!!" dengan cepat Eliza membopong badan Victor dan membawa masuk ke dalam hutan, dibelakangnya Slenderman mengikuti mereka berdua.

"Aku disini!!" teriak Jina parau seraya menunjukkan sesuatu seperti gelang, gelang itu dapat meletakkan sebuah foto di 2 bagian berbeda. Slenderman berhenti dan mendekat ke arah Jina, dia ambil kalung itu dari tangan Jina dengan cepat meninggalkannya (Jina).

"Kau orang yang romantis juga, Slender..." kata Jina lemah melepaskan dirinya dari runcing kayu itu.

***

"Hati - hati..." kata Alfred pelan kepada Jack yang ada di atas pohon.

"Akan kulepaskan!!" kata Jack kemudian dia potong tali yang menggantung Hummels, seketika itu juga Alfred dan Jonson menangkap badan Hummels.

"Letakkan dia pelan...!!" pinta Alfred lalu dia letakkan jarinya ke urat nadi Hummels.

".................."

"B - Bagaimana Al????

"Kau benar dia masih hidup tapi tidak akan lama...." kata Alfred seraya menekan dada Hummels.

"Apa punya minyak wangian??" tanya Alfred.

"Tidak!"

"Bagaimana dengan mu, Jack??"

"Aku juga tidak..." jawab Jack yang masih di atas pohon, dia terlihat kesusahan untuk turun.

'Srek' Srek'

Suara semak yang ada di belakang Alfred membuat Alfred dan Jonson bersiaga.

"Jonson!!" pekik Eliza yang keluar dari semak seraya membopong Victor.

"ASTAGA Eliza, apa yang terjadi pada kalian????" pekik Jonson menghampiri Eliza.

"Victor?"

"Dia di serang Slenderman!"

"Jina. Mana Jina?" tanya Jonson tapi Eliza malah diam.

"Aku akan membawa Jina..." kata Jack yang baru turun.

"Hati - hati. Mungkin Slenderman masih disana!??" seru Eliza.

"Serahkan semuanya padaku!!!" kata Jack sebelum pergi.

'Srek'

Tidak lama Jack pergi, Lala datang.

"Kemana saja kau???" tanya Eliza cemas.

"A - Aku tidak tahu jalan..." jawab Lala, terlihat baju dan roknya robek.

"Hei La, apa kau punya minyak wangian?" tanya Alfred.

"Ah Ini dia...!" jawab Lala memberikannya.

"Semoga ini bekerja!" kata Alfred mendekatkan minyak wangian itu ke hidung Hummels.

"Hummels..." gumam Lala yang saat ini ada di samping Hummels seraya menggenggam erat telapak tangannya.

"Urgh!!?"

"Hei La, kau baru saja menyelamatkan nyawa Hummels.." pada saat yang sama Hummels membuka matanya.

"Hummels!!!" pekik Lala memeluk Hummels erat.

"S - Sakit, La. Sakit!!" kata Hummels mencoba melepaskan pelukan Lala.

"Kau masih, bodoh!!" seru Victor setengah sadar.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit, dia kehilangan banyak darah..." cetus Jonson mengangkat Victor.

"Kau juga, Hum..!" Kata Alfred membopong Hummels, dibantu oleh Lala.

'Srek' 'Srek'

Tiba - tiba sesosok bayangan keluar dari semak dan mengejutkan mereka semua.

""Aaaaargghhh!!!""

"Bisa kalian hentikan itu!" pinta pria paruh baya yang mengenakan topi koboi itu.

"Pak Jese. Apa itu Anda, Pak???" tanya Eliza terkejut.

"Kalian pikir siapa? Kalian harus cepat keluar dari hutan ini, aku sudah melapor kepada polisi!" kata Pak Jese seraya mengangkat senapannya.

"T - Tapi teman kami masih ada di tengah hutan..." seru Lala.

"Tenang saja. Aku akan membawa mereka. Yang lebih penting kalian harus keluar dari sini, aku merasa kasihan kepada kedua teman kalian!!" kata Pak Jese melihat kondisi Hummels dan Victor.

"Terimakasih banyak, Pak..!" seru Jonson melewatinya (Pak Jese).

"INGAT. Jalan lurus ke depan!!" jelas Pak Jese seraya menunjukkan ke arah barat hutan.

"Hati - hati Pak!!"

"Kalian juga!!"

EPILOG

Jack terus berlari ke tengah hutan, hingga sampai ke reruntuhan dan menemukan Jina yang tergeletak di sana.

"Hei Jina. Jina!" pukul Jack ke pipi Jina yang membuatnya sadar.

"Syukurlah kau masih hidup. Kita harus keluar dari hutan ini...." kata Jack seraya membopong Jina menjauh dari sana.

'Uhuk' 'Uhuk'

Batuk Alex yang baru sadar.

"Siapa yang berani melakukan ini kepadaku???" kata Alex mencoba untuk berdiri tapi dia tidak bisa karena terlalu banyak kehilangan darah. Tepat di depannya, telah ada Slenderman yang berdiri di depannya.

"Yang benar saja!?"

'Zlap'

Dengan cepat tentakel Slenderman menebus kepala Alex.

"Yo~Yo~ Yo~" kata seorang pria berbadan tinggi yang memilki ukuran yang sama dengan Slenderman. Slenderman yang mengetahui menghentikan aktivitasnya.

"Bagaimana malammu???" tanya pria itu.

"............"

"Kau selalu seperti itu!"

'Tit' Tit' 'Tit'

"Halo!" jawab pria itu terhadap panggilan di telepon genggamnya.

".........."

"Kalian pasti bercanda!"

".........."

"Baiklah!"

".........."

"Baiklah - Baiklah!" pria itu menutup panggilannya dengan ekspresi kesal.

"Maaf!" kata pria itu kepada Slenderman.

"............"

"Telah sekian lama kita tidak bertemu jadi begini akhirnya. Aku akan menemuimu lagi! ITU PASTI!" kata pria itu masuk ke dalam kegelapan hutan.

"............."

"SAMPAI JUMPA, SLENDIE!!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top