Slenderman : Black Forest Ruling
Gelap dan keheningan malam membuat lari gadis itu semakin cepat dibawah rerimbunan pohon. Gadis itu tidak peduli sampai kapan dia sanggup berlari yang ada di dalam pikiran gadis itu cuma satu, yaitu keluar dari hutan terkutuk ini.
Gadis itu terus berlari hingga kakinya tanpa sengaja tersandung ranting kayu dan membuatnya tersungkur, sesuatu bergerak dengan cepat ke arah gadis itu tapi dia tidak tahu apa yang akan datang. Disekelilingnya cuma ada pohon dan ranting - ranting yang menjuntai, hingga tubuhnya tidak bisa bergerak lagi setelah melihat sesosok bayangan tinggi di depannya. Bayangan itu mengenakan setelan jas hitam, bertubuh jangkung dan dia..... Tidak memiliki wajah.
Makhluk itu semakin mendekat ke gadis itu, hingga dekat sekali tepat di depan sang gadis.
"Tolong!!!"
***
Midwest adalah kota kecil dimana penduduknya hidup tenang disana, disebelah Midwest ada sebuah hutan yang sangat luas. Para warga menyebutnya sebagai Black Forest atau Hutan Hitam karena pada saat malam hari suasana di hutan itu cuma dikelilingi kegelapan, konon katanya ada sekelompok pemuda sedang berekspedisi disana dan tidak pernah kembali.
"Hmmm... Ah! Akhirnya sampai juga.." kata seorang pemuda bernama Victor sambil turun dari bus.
"Hey Vic bantu aku.." panggil temannya yang bernama Hummels.
Mereka berdua datang ke Midwest untuk mencari keberadaan sesosok mahkluk yang menghuni Hutan Hitam yang ada di sebelah kota. Mereka berdua telah berjanji dengan anggota yang lain untuk bertemu di sebuah tempat makan di pinggiran kota. Mereka berdua telah sampai di depan tempat makan yang dijanjikan, di atas tempat makan itu bertuliskan 'Slender Cafe'.
"Darimana saja kalian berdua, kami semua telah lama menunggu..!" kata Jonson, pria yang mengenakan jaket merah dan jeans biru.
"Ban Bus tiba - tiba bocor di tengah jalan, jadi kami terpaksa berhenti untuk memperbaikinya..." jawab Victor sambil duduk bersama dengan yang lain. Sekarang mereka lengkap berdelapan, Victor dan Hummels mengenakan jaket coklat dan jeans biru tua, disamping kiri Jonson ada Eliza, gadis dengan rambut hitam pendek, dikanan Jonson ada Alfred, pria yang paling tinggi di antara mereka semua, disamping Alfred ada Jina, gadis yang mengenakan kaos putih dan rok merah pendek. Disamping Victor ada Lala, gadis berambut putih kemerahan dan paling pendek diantara semuanya, dan disamping Hummels ada Jack, pria yang memiliki tubuh berotot mengenakan kaos hitam dan jeans putih.
"Jadi kapan kita akan masuk ke dalam hutan?" tanya Lala memulai.
"Besok Siang..!" jawab Victor, tiba - tiba Jina angkat bicara, "Kenapa siang? Bukankah lebih baik malam saja..."
"Benar Victor. Kenapa?" kali ini Jonson yang bertanya.
""Kami berdua lelah"" kata Victor dan Hummels bersamaan.
"Aku tidak keberatan kok..." seru Eliza.
"Aku juga..." tambah Jack.
"Aku ada urusan malam ini jadi aku setuju dengan mereka..." lanjut Alfred.
"Bagaimana Jonson?"
"Baiklah kita akan pergi besok siang..." jelas Jonson.
***
Sekarang Victor dan Hummels sedang menata tempat tidur mereka untuk segera tidur agar besok dapat pergi dalam keadaan sehat.
"Aku akan pergi keluar sebentar..." kata Hummels meninggalkan Victor sendirian. Hummels baru saja keluar dari kamar, dia bertemu dengan Lala di depan pintu.
"Malam..." kata Lala lembut kepada Hummels.
"Malam. Ada apa?
"Ini, aku tidak berani sendirian pergi keluar, apa kau bisa menemaniku?"
"Kebetulan aku mau keluar membeli penyemprot serangga..." kata Hummels seraya mengenakan kacamatanya.
"Kau memakai kacamata?" tanya Lala.
"Hahaha... Aku tidak bisa membaca pada jarak dekat..." jawab Hummels malu.
"Aku juga memakai kacamata tapi aku rabun jauh...." kata Lala sambil tersenyum.
"B - Benarkah???"
"Kalian berdua sedang apa?" tanya Jack yang tiba - tiba datang.
"Kami mau ke toko!"
"Aku ikut!"
***
"Hummels..!" panggil Lala yang ada di samping Hummels.
"Apa?"
"Bagus yang mana?" tanya Lala sambil menunjukkan 2 buah gelang, dikiri Putih dan dikanan Merah.
"Kurasa merah cocok dengan warna rambutmu, La..." jawab Hummels.
"Baiklah aku akan pilih merah..!
"Kalian berdua..." panggil Jack.
"Lebih baik yang mana?" tanya Jack seraya mengeluarkan 2 buah benda, dikanan kapak dan dikiri palu.
"A - Aku lebih suka yang tidak terlalu keras...." jawab Hummels takut.
"Kalau begitu aku akan pilih kapak!
"Kenapa benda seperti itu dijual disini?" batin Hummels menjerit.
"Hummels, apa kau sudah menemukan penyemprot serangga?" tanya Lala.
"Sudah. Ayo kembali!"
Mereka bertiga telah selesai membeli barang yang mereka inginkan, pada saat ingin kembali ke penginapan langkah Hummels berhenti setelah melihat sesuatu di papan pengumuman di pinggir jalan.
"Orang Hilang??!"
"Apa yang kau lihat, Hum?" tanya Jack yang melihat Hummels berhenti.
"Aku baru membaca bila ada orang hilang di dalam Hutan Hitam..." jawab Hummels menunjukkan poster seorang gadis berhidung mancung.
"Dia cantik...." seru Jack.
"Kau ini... Hah? Mana Lala?" kata Hummels baru menyadari bila Lala tidak ada.
"Mungkin dia sudah kembali ke penginapan...." kata Jack.
"Kuharap kau benar!"
***
"Tcih. Lama sekali..." kata Victor yang sedang menunggu kedatangan Hummels.
"Tidak ada!"
"Coba kau cari lagi, mungkin dia masih ada disekitar sini....!"
"Ada apa ribut - ribut pada jam segini?" kata Victor sedikit kesal tapi dia keluar karena penasaran apa yang sedang terjadi di luar kamarnya.
"Apa ada masalah?" tanya Victor yang baru keluar kamar dan melihat Eliza dan Jonson sedang berbicara.
"Spiky hilang...!" kata Eliza dengan nada khawatir.
"Spiky?"
"Spiky adalah nama anjing Chihuahua milik Eliza..." kata Jonson.
"Dimana terakhir kali kau melihatnya?"
"Tadi ada dikamar bersamaku sekarang telah hilang..." kata Eliza yang masih khawatir.
"Tenanglah Eliza. Mungkin dia masih berada di dalam sini..." kata Jonson mencoba menenangkan Eliza. Tidak lama kemudian Lala datang dan membawa seekor anjing kecil di tangannya.
"Spiky!!!" seru Eliza segera menghampiri Lala dan Spiky.
"Dia tadi keluar, karena tidak ada yang menemani aku pun membawanya...." kata Lala mengembalikan Spiky.
"Kami pulang!" seru Jack bersama Hummels.
"Selamat Datang Hummels dan Jack.." seru Lala.
"Hey Lala, Hummels mengkhawatirkan dirimu karena tiba - tiba menghilang..." kata Jack sebelum masuk ke dalam kamarnya.
"Benarkah itu Hummels?"
"A - Aku tidak tahu apa yang dia katakan.." jawab Hummels malu.
"Kau lama sekali Hum. Mana makanannya?!" kata Victor, Hummels yang melihat Victor yang tidak sedang mood pun melemparkan sebatang coklat ke arahnya.
"Thanks Hum..." kata Victor seraya kembali ke kamar.
"Kau mau Lala?" tanya Hummels memberikan batang coklat rasa stroberi.
"Thanks Hummels!" kata Lala tersenyum manis.
"Your Welcome!"
***
"Apa kalian yakin dengan ini semua?" tanya pria paruh bayah yang ada di depan mereka.
"Tenang saja Pak, kami akan baik - baik saja kok...!" jawab Victor.
"Kalian tidak akan bisa kembali lagi bila masuk ke dalam hutan ini..." kata pria itu dengan sedikit kesal.
"Kami akan baik - baik saja, Pak..!" kata Jina.
"Baiklah, bila terjadi sesuatu pada kalian, Aku akan memanggil polisi..." kata pria tua itu lalu pergi meninggalkan mereka.
"Thanks Sir..!" seru Hummels.
"Ada apa dengan pria tua itu, dia terlihat sangat mengkhawatirkan kita..." tanya Lala gelisah.
"Itu sudah wajar saja. Telah banyak orang - orang yang telah hilang di dalam hutan ini...." jawab Jonson sambil melihat ke arah hutan.
"B - Benarkah?" tanya Eliza sedikit terkejut. Pada saat bersamaan keluar bayangan jangkung dari dalam hutan ke arah mereka.
"Slender!!!" teriak Jonson membuat para gadis berteriak.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Alfred yang keluar dari dalam hutan.
"Datang darimana saja kau???!" teriak Victor.
"Aku dari dalam hutan mencari tempat perkemahan kita. Apa Hummels tidak memberitahu kalian?"
"A - Aku baru mau memberitahu akan kok...!" kata Hummels takut karena akan dimarahi oleh yang lainnya.
"Kau ini Hum. Apa kau mau mengejutkan kami semua?" tanya Victor tajam.
"T - Tidak. Aku sumpah!"
"Aku percaya dengan Hummels kok!" kata Lala.
"Thanks Lala!"
"Your Welcome!"
"Sudah. Ayo kita masuk..." kata Jonson sambil masuk ke dalam hutan.
Mereka semua terus berjalan masuk ke dalam hutan dengan iringan dari Alfred. Di dalam hutan sangatlah gelap walaupun hari masih siang, ranting pohon ada dimana - mana membuat mereka semua kadang - kadang tersangkut dan tersandung batang kayu yang ada di bawah.
"Hei Al, apa benar ini jalannya?" tanya Jina yang mulai tidak enak dengan perjalanan.
"Ya!"
"Eliza kemana Spiky?" tanya Lala.
"Jonson memintaku untuk meninggalkannya ke penginapan..." jawab Eliza kesal.
"K - Kenapa?" tanya Hummels kali ini.
"Takut hilang dihutan nanti menyusahkan saja..." kata Jonson yang ada di samping kanan Eliza.
"Hei Hum, mau?" tawar Jack seraya memberikan satu bungkus makanan ringan.
"No Thanks!"
"I Want!" dengan cepat sebungkus makanan ringan itu hilang ditangan Jack beralih tangan kepada Lala.
'Kruk' 'Kruk'
Jack, Lala dan Victor sedang asik memakan makanan ringan dan membuat suara yang sedikit berisik.
"Bisa kalian hentikan itu?" rengah Jina yang terganggu dengan suara mereka bertiga.
"Kenapa Jina, kau terlihat tidak enak dengan keadaan???" tanya Eliza.
"Hutan ini gelap dan lembab..." jawabnya dengan kesal.
"Lalu kenapa kau mau ikut?" tanya Hummels.
"Diam kau. Aku terpaksa untuk ikut karena diam dirumah sangat membosankan..!
"Kita sudah sampai..." kata Alfred membuat mereka semua berhenti di suatu tempat yang sedikit luas.
"A - A - Apa ini?" kata Hummels tidak percaya melihat rumah - rumah tua di depan mereka.
"A - Aku tidak tahu bila ada rumah di dalam hutan..." tambah Jonson.
"Hummels aku takut..." kata Lala mendekat.
"Calm Down, La..."
"Ayo kita periksa..." kata Victor dan diiringi Jack di belakangnya, karena tidak ada pilihan mereka semua pun terpaksa masuk ke dalam rumah - rumah itu satu persatu (ada 3 rumah).
***
Rumah(1)
"Hei ini bagus untuk tidur..." kata Jack setelah masuk ke dalam rumah(1).
"Hei Jack yang benar saja..." kata Jina yang ada di belakangnya.
"Kau itu banyak mengeluh..." kata Victor yang sedang memeriksa setiap ruangan.
***
Rumah(2)
"Uhuk, Uhuk...."
"Apa kau tidak apa, Hum?" tanya Eliza.
"Aku baik - baik saja cuma kemasukan debu saja..." jawab Hummels.
"Kyaaaaa!!!"
"Lala..." panggil Humnels mendengar Lala teriak dari ruang belakang.
"Menjauh dariku, Menjauh!!"
"Tenang Lala ini cuma benang kusut..." kata Hummels mencoba menenangkan Lala yang sedang terikat.
"Hummels jangan lihat!"
"Argh?!"
"Jangan lihat, bodoh!!" pukul Eliza dari belakang menggunakan balok kayu tapi balok kayu itu yang patah.
"Aduh sakit..." kata Hummels seraya memegangi kepalanya.
"Hummels, kau tidak apa?" tanya Lala yang masih terikat dan jatuh di lantai.
"Aku tidak... AAAA??!"
"Aku bilang Jangan lihat, ya jangan lihat...." kata Eliza kembali memukul balok kayu yang baru, lagi balok kayu itu patah.
"Hentikan. Aku tidak akan melihat kok..." kata Hummels memalingkan pandangannya dari Lala yang terjatuh dengan posisi bagian bawah terbuka.
"Dasar Pria!" kata Eliza menolong Lala melepaskan benang yang mengikatnya.
***
Rumah(3)
"Tempat ini penuh dengan benda rongsokan..." kata Jonson melihat kapak yang tidak memiliki mata dan sekop yang cuma tertinggal matanya saja serta benda - benda rongsokan yang lainnya.
"Hei Al, apa yang kau temukan dibelakang sana?" panggil Jonson kepada Alfred yang ada di ruang belakang.
"Tidak ada..." jawab Alfred tapi ada suara berisik dari belakang sana.
"Apa kau yakin?"
"Iya... Ini cuma benda rongsokan seperti yang ada di ruang depan!"
***
"Jadi apa yang kalian temukan? Aku dan Al cuma menemukan rumah yang berisikan barang - barang rongsokan saja...." kata Jonson.
"Kami tidak menemukan apa - apa..." kata Eliza.
"Bagaimana dengan kalian bertiga?" tanya Hummels ke arah Jack, Jina dan Victor.
"Kita beruntung mendapatkan tempat tidur walaupun cuma satu ruangan saja.." jawab Jack.
"Bagus, kita akan menginap di tempat Jack dan yang lainnya temukan..." kata Jonson.
"Sesak tahu..." seru Jina.
"Hei Jina, hentikan tingkah laku kekanak - kanakanmu itu.." kata Victor.
"Hmph!"
"Ada yang lain?" tanya Jonson, mereka semua cuma diam dan memperhatikan satu sama lain.
"Aku anggap itu tidak ada... Ayo kita bersiap - siap, hari mulai gelap..." kata Jonson masuk ke rumah(1).
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top