Eyeless Jack : Revenge Jack Part 2

"Kami baru mendapat berita jika Kepala Rumah Sakit Rona, Micheal Rona telah meninggal. Dia dibunuh di sebuah penginapan di West Arknern, Hotel Six. Kematian Micheal sama seperti Kepala Rumah Sakit Alberto, dan polisi juga memberitahukan jika pelakunya kemungkinan orang yang sama..."

"Si Rakus itu mati?" kata Jazz mematikan siaran tv.

"Sayang, jangan berkata kotor di hadapan anak kita .!" kata istri Jazz yang sedang membuatkan makanan untuk anak semata wayangnya itu. Istri Jazz bernama Mona Acrad, dan anaknya bernama Mina Acrad.

"Maafkan ayah, ya sayang..." kata Jazz dengan lembut kepada anak perempuannya yang baru berumur 10 tahun itu.

"Tit, Tit, Tit..." sebuah pesan masuk di hp Jazz.

"Tunggu ya sayang.." kata Jazz seraya membuka hp.

"Dari Micheal? Tapi dia kan sudah mati?!!" Jazz membuka pesan itu dan bertuliskan,

SELANJUTNYA ADALAH KAU

Jazz merinding melihat pesan itu dari hp orang yang telah mati.

"Dari siapa sayang?" tanya Mona yang telah menyiapkan makan malam.

"Bukan dari siapa - siapa..." jawab Jazz dengan cepat menutup hp.

***

Annie And All House. 01.22

"Annie kau tidak apa?" tanya Rina yang baru pulang.

"Sssstttt..." ucap Ralph mengisyaratkan diam kepada Rina karena Annie sedang tidur.

"Apa yang terjadi?" bisik Rina.

"Dia cuma kelelahan saja setelah seharian, ditambah dengan kejadian malam ini..." Jawab Ralph yang masih di samping Annie.

"Ayo kita bicara di luar..!"

Sekarang mereka berdua sekarang berada di luar kamar dan duduk di sofa, sambil meminum segelas air putih.

"Apa? Ada seseorang yang membunuh Tuan Micheal?!" pekik Rina.

"Jangan berisik..!

"Maaf. Jadi kau lihat bagaimana rupa sang pembunuh?" bisik Rina.

"Tidak. Dia mengenakan tudung hitam dan..."

"Dan apa?"

"Dia mengenakan topeng biru tua..!" jawab Ralph, terlihat tangannya bergetar sedikit.

Tuk, Tuk, Tuk..

Terdengar 3 ketukan di luar pintu, Ralph dan Rina mulai ketakutan dan berpikir itu adalah sang pembunuh.

"Ini polisi buka pintunya..." Ralph dan Rina bernafas lega mendengar suara seorang polisi bukan sang pembunuh.

Krek..

Ralph membuka pintu dan membiarkan sang polisi masuk. Polisi bertanya kepada Ralph apa yang sebenarnya terjadi, dan Ralph pun menceritakan semuanya kepada sang polisi.

"TIDAAAAAAKKK!!!" teriak Annie dari dalam kamar, dengan cepat Ralph mendobrak pintu kamar Annie dan mendapati sesosok bertudung hitam itu ada di samping Annie yang sedang pingsan.

"Berhenti!!" teriak sang polisi mengeluarkan pistolnya, namun sebelum sang polisi berhasil menembakkan peluru. Sosok bayangan itu melemparkan pisaunya ke dada polisi lalu menendangnya dan memukul wajah Ralph hingga berdarah, sosok itu mencabut pisaunya lalu keluar dari jendela dekat kamar.

"Ralph, kau baik - baik saja?" tanya Rina.

"Jangan khawatirkan aku. Bagaimana dengan polisi itu?!"

"Tunggu biar aku periksa..!" kata Rina mendekati polisi itu.

"Dia baik - baik saja tapi kehilangan banyak darah di bagian dada..."

***

Sirene mobil polisi memenuhi rumah Annie dan lainnya, kepala polisi meminta kepada anak buahnya untuk memeriksa sekitar jika sang pembunuh masih berkeliaran. Sementara polisi yang diserang segera dilarikan ke rumah sakit, Annie masih belum sadarkan diri sedangkan Ralph cuma diberi pertolongan kecil.

"Kemana sih perginya Max? Sudah ditelepon tapi tidak di angkat..!" kata Rina kesal bercampur cemas.

"Apa kalian baik - baik saja?" tanya kepala polisi berkepala plontos itu.

"Kami baik - baik saja, Pak..." jawab Ralph.

"Kalian akan dijaga hingga semua ini selesai, mengerti..." jelas kepala polisi.

"Rina, kau pergi bersama Annie aku akan mencari Max..." Pinta Ralph.

"Baik..."

"Tenang saja Nona. Aku akan bersama pemuda ini..!" kata kepala polisi.

"Terimakasih.."

***

"Apa kau yakin meninggalkan mereka berdua begitu saja? " tanya kepala polisi sambil menyetir.

"Ya. Ini untuk kebaikan mereka juga.."

"Apa kau melihat rupa pembunuh itu?" tanya kepala polisi.

"Tidak. Wajahnya dilindungi oleh topeng berwarna biru dan matanya. Matanya hitam pekat...!" jawab Ralph, entah mengapa setiap Ralph mengingat wajah pembunuh itu dia selalu teringat dengan sahabat yang berkorban untuk mereka 2 tahun yang lalu, Jack.

***

Arknern Chicken  03.33

"Kita Sudah sampai...!" kata kepala polisi memakirkan mobilnya.

Ralph langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam makanan tempat saji itu.

"Apa Max ada?" tanya Ralph kepada pegawai perempuan yang ada disana.

"Eh? Bukankah Max sudah lama pulang...!" jawab perempuan itu.

"Tapi dia tidak pernah pulang...!"

"Ada apa Ralph?" tanya kepala polisi yang baru datang.

"Max tidak ada..."

"Apa Anda yakin, Max telah pulang nona?" tanya kepala polisi itu dengan nada serius.

"Saya yakin Pak. Tadi setelah Max mendapat panggilan, dia langsung pamit pergi...!"

"Tunggu. Siapa yang Max telpon?"

"Saya kurang tahu tapi sebelum dia pergi Max mengenakan semacam topeng gelap seperti yang ada di film. Jika tidak salah warna topengnya adalah biru tua atau putih tanpa mulut..!" kata perempuan itu membuat Ralph dan kepala polisi terkejut.

"Terimakasih atas informasinya..!" kata kepala polisi lalu langsung menghubungi petugas yang lain untuk mencari jejak Max.

"Tunggu Pak Petugas. Mana mungkin Max melakukannya.? Dia tidak mungkin melukai Annie...!

"Tenangkan dirimu Ralph! Kita harus menangkap Max dan menanyakan langsung kepadanya..." jelas kepala polisi.

"Tapi Pak...."

"RALPH!!!! Dia telah membunuh 2 orang dalam 2 hari, aku tidak peduli jika dia adalah sahabatmu bila dia macam - macam dengan kotaku, aku akan menangkapnya..." seru Kepala Polisi membuat Ralph terdiam dan masuk ke dalam mobil.

***

Acrad House. 05.12

"Ya aku tahu Jika Si Rakus itu telah mati tapi masalahnya pembunuh itu mengancamku...!" teriak Jazz pada Arthur (boss) di seberang telepon.

"Tenangkan dirimu, Jazz. Kau memiliki penjagaan paling ketat diantara kita semua...!" seru Arthur.

Jazz terus berbicara kepada Arthur sampai - sampai dia tidak menyadari jika ada seseorang di belakangnya.

"Tutup Telponnya..." pinta orang bertopeng hitam itu, Jazz terpaksa menutup telponnya karena merasakan sesuatu yang dingin di lehernya.

"Jazz????"

Tut, Tut, Tut....

"Berdiri!" perintah orang bertopeng itu, dan Jazz pun berdiri.

"Apa kau memiliki kata - kata terakhir untuk keluargamu?" tanya pria bertopeng itu.

".............."

"Sepertinya kau tidak sayang keluargamu. Karena aku sangat ingin memiliki 'Sebuah Keluarga' maka aku akan membiarkan anak dan isterimu tetap hidup.."

"Siapa kau?"

"Apa kau tidak mengenaliku? Selama 2 tahun aku memantau pergerakan kalian cuma untuk balas dendam...!"

"Aku bilang siapa kau!!??" teriak Jazz keras.

"Kurasa topeng ini melindungi wajahku, ya...." kata pria bertopeng itu lalu melepaskan topeng yang melindungi wajahnya. Cairan hitam menetes dari balik topeng itu dan memperlihatkan sebuah mata yang kosong.

"Jack????" pekik Jazz tidak percaya.

"Aku bukan Jack. Aku adalah Eyeless Jack!!"

***

Arknern Hospital. 05.55

"Apa??? Bagaimana mungkin???" kata Rina tidak percaya bila Max terlibat dalam kasus pembunuhan ini.

"Aku juga tidak habis pikir kenapa Max bisa terlibat?" kata Ralph diseberang telepon.

"Tunggu Ralph ada sesuatu terjadi..." kata Rina memperhatikan siaran berita yang ada di atasnya.

"Telah ditemukan mayat seorang Kepala Rumah Sakit Acrad, yang bernama Jazz Acrad. Polisi memberitahu bila kondisi Jazz sama seperti 2 Kepala Rumah Sakit yang telah tewas 2 hari yang lalu dengan perut terbelah dan ginjal kiri hilang dan kedua mata hancur. Jazz Acrad meninggalkan seorang istri dan satu anak yang masih berumur 10 tahun. Polisi mengambil tindakan untuk menjaga para Kepala Rumah Sakit yang masih tersisa di West Arknern, dikarenakan mungkin salah satu dari mereka akan menjadi korban berikutnya....."

"Halo Rina! Kau masih disana? Halo!" panggil Ralph di ujung saluran.

"Iya aku masih disini. Ralph, pembunuh itu baru beraksi lagi dan berhasil membunuh Kepala Rumah Sakit Acrad, Jazz Acrad..."

"Apa??!"

".........."

"Baiklah aku mengerti.." kata Ralph sedang berbicara dengan seseorang.

"Rina aku minta kau jaga Annie, Aku ada urusan dengan polisi..." pinta Ralph.

"Iya!"

"Tolong Ya.."

Tut, Tut, Tut...

"Rina...!" panggil sesosok bayangan bertopeng dibelakangnya.

"Tenang saja kau aman!

***

Acrad House. 05.59

Ralph dan kepala polisi telah datang di kediaman Acrad, disana banyak para petugas yang sibuk membuat garis pembatas. Ralph dan kepala polisi masuk dan mendapati tubuh Jazz yang tidak bernyawa lagi.

"Semua korban kehilangan ginjal dan matanya...!" kata kepala polisi pelan.

"Ginjal? Mata? Jangan - jangan!!!

"Ada apa Ralph? Sepertinya kau..."

"Kepala Polisi. Sepertinya aku tahu siapa pembunuhnya?!" potong Ralph.

"Apa kau yakin?"

"Iya!!"

***

Arknern Hospital. 06.18

"Loris, Jazz telah tewas..." kata Arthur di ujung saluran.

"Saya tahu Tuan...!"

"Berhati - hatilah!"

"Tentu Tuan..." Loris menutup telepon genggamnya, dan berjalan di lorong rumah sakit. Langkahnya berhenti setelah sesosok bayangan berada di depan mereka, bayangan itu bertudung hitam dan sebuah topeng tanpa mulut.

"Lama tidak berjumpa, Dokter..." kata pria bertopeng itu.

"Hmph. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini..... Jack!" balas Loris sambil tersenyum.

"Maaf Dokter tapi aku bukan Jack.." bantah pria bertopeng itu.

"Aku juga tahu julukanmu Eyeless Jack....." teriak Loris pada kata Jack.

"Salah lagi Dokter!" kata pria bertopeng itu membuat Loris terkejut. Lalu pria bertopeng itu membuka topeng yang melindungi wajahnya, dapat di lihat wajah polos dari seorang pria berambut hitam itu.

"Siapa kau?

"Aku adalah korban yang kalian siksa 2 tahun lalu di sebuah tempat tua...!" teriak pria itu.

"Jadi kau adalah anak - anak yang berhasil melarikan diri itu..." kata Loris tersenyum masam.

"Tapi sayang kau salah menargetkan mangsamu..." kata Loris mengeluarkan pistol di sakunya.

DOR!  DOR!  DOR!

***

Acrad House. 07.00

"Apa maksudmu bila pembunuhnya adalah seseorang yang telah kehilangan matanya???" tanya kepala sekolah tidak percaya.

"Dulu kami semua di adopsi dari panti asuhan dan dijadikan korban penyiksaan pengambilan ginjal. Salah satu temanku yang bernama Jack adalah korbannya, dia kehilangan ginjal dan matanya bersamaan. Tepatnya 2 tahun lalu, kami berempat berpisah di tempat tua itu setelah berhasil melarikan diri dengan susah payah..." cerita panjang Ralph.

"Jadi dia bermaksud membalas dendam kepada mereka yang telah mengambil ginjal dan matanya?

"Benar!

***

Arkern Hospital. 07.15

"Uhuk, Uhuk..." pria itu tergeletak bersimbah darah akibat tembakan dari Loris.

"Max!!!" panggil Rina menghampiri pria berambut hitam  itu tergeletak bersimbah darah.

"Aku sangat bodoh!

"Jangan bicara lagi. Perawat! Perawat! Tolong!!!!" teriak Rina mencari bantuan.

"Maafkan aku Rina, aku tidak bisa membalaskan dendam kita semua..." bersamaan dengan itu, Max menghembuskan nafas terakhirnya.

"Tidak Max! MAX!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top