Eyeless Jack
Di suatu siang di panti asuhan, banyak anak - anak yang tengah ceria bermain mereka tampak bersemangat meski mereka tidak memiliki orang tua. Tapi tidak dengan anak laki-laki yang usianya kira-kira 16 tahun. Dia selalu menyendiri dan selalu tampak sedih. Si pengurus panti asuhan khawatir dengan keadaan Jack(si anak berusia 16).
P.Panti: "Jack,kenapa kau tidak bermain dengan teman-temanmu?"
Jack: "Aku tidak mau bermain dengan anak kecil.."
P.Panti: "Kalau begitu lebih baik kau berkumpul dengan teman sebayamu saja..!"
Jack: "Tidak. Aku sedang tidak ingin bergaul.."
P.Panti: "Lalu kenapa kau menyendiri? Apakah ada masalah?"
Jack: "Sebenarnya... Aku.. Ingin segera diasuh dengan keluarga baru.."
P.Panti: "Oh.. Tenanglah Jack. Kau pasti mendapatkan orang tua baru,aku yakin itu.."
Siang telah berganti menjadi Sore. Sepertinya sore itu adalah waktu yang tidak akan Jack lupakan. Jack akan segera diasuh.
P.Panti: "Jack, cepat segera kemasi barang-barangmu!"
Jack: "K-kenapa? Apa aku diusir?"
P.Panti: "Tidak Jack, kau akan segera diasuh oleh keluarga baru..!"
Jack: "B-benarkah?!"
P.Panti: "Iya.."
Segera setelah itu dengan gembira dia mengemasi barang-barang miliknya. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan keluarga barunya.
Setelah berkemas, dia menemui keluarga barunya. Tapi nampaknya dia sedikit kecewa karena yang dia temui hanya seorang pemuda. Tapi Jack tetap senang karena dia akan tinggal dengan keluarga barunya.
Setelah sedikit berbincang-bincang. Akhirnya Jack dibawa ke rumah barunya. Waktu perjalanan yang ditempuh hampir 2 Jam. Hingga akhirnya dia tiba di sebuah gedung yang lama ditinggalkan yang letaknya berada ditengah hutan.
Jack: "Eh? T-tuan ini dimana?"
Pemuda: "Sudahlah. Kau ikut saja.."
Jack hanya terdiam ketakutan,perasaan dia tidak enak, saat dia masuk ke dalam gedung itu. Dia mendengar jeritan seorang anak laki-laki.
"Tidak, jangan!!! Jangan ambil ginjalku. Jangan!!!!!" Seketika itu Jack merasa ketakutan dan perasaan Jack makin tidak enak.
Perasaan Jack makin tidak enak, dia mempunyai firasat bahwa dia akan dibunuh. Tapi dia berusaha tetap tenang dan bertanya ke"Pengasuh" barunya.
Jack: "T-Tuan.. S - Sebenarnya kita akan kemana?"
Pemuda: "Sudahlah.. Sebentar lagi kau akan tau..!"
Kemudian mereka berdua telah sampai di pintu masuk gedung itu. Jantung Jack berdegup kencang, dia mulai ketakukan.
Pemuda: "Hoei.. Ini aku. Aku membawa anak baru..!!!"
Si Pemuda itu terus berteriak dan mengetuk pintu itu, hingga akhirnya ada yang membuka pintu itu. Jack makin ketakutan. Saat pintunya terbuka muncullah laki-laki misterius, dia memakai sarung tangan dan masker yang dipenuhi dengan noda berwarna merah.
Lk.misterius: "Heh. Kau datang lagi. Ada apa?"
Pemuda: "Aku membawa remaja yang kau perlukan.. Dia sangat sehat,"
Lk.misterius: "Ow?! Hmm~ Dia memang tampak sehat, Hey nak. Siapa namamu?"
Jack: "E-Emm. Namaku J-Jack..!"
Lk.misterius: "Ahahaha.. Hey Jack kau nampak takut? Tidak ada yang perlu kau takutkan!"
Jack: "I-Iya.. T-Tapi suara jeritan tadi.?"
Lk.misterius: "Hah? Jeritan? mungkin kau hanya kelelahan.."
Jack: "O-owh.. Begitu ya,"
Jack masih belum tenang dia yakin kalau yang tadi dia dengar itu asli, perasaan Jack semakin tidak enak.
Pemuda: "Ya ya.. Kita sudahi pembicaraan yangmenyenangkan ini. Jack masuklah ke dalam dahulu, aku ada urusan dengan temanku ini, nanti aku akan menyusulmu,"
Jack: "Eh. T-tapi?"
Lk.misterius: "Jack masuklah ke dalam. Istirahatlah sebentar.."
Jack: "T-tapi. Aku..."
Pemuda: "Sudahlah. Masuk saja!"
Jack segera bergegas menuju ke dalam. Dia melihat setiap bagian dari dalam gedung itu.
Jack: "Ternyata dalam gedung ini tidak seburuk yang aku kira.."
Jack terus berjalan ke dalam gedung itu. Tapi dia tidak tau letak ruang di dalam gedung. Dia akhirnya tersesat.
Jack: "Aw sial ! Sepertinya aku tersesat. Sekarang apa yang harus kulakukan?"
Tiba-tiba. Dia mendengar suara. Suara jeritan. Tapi kali ini suara perempuan "Tolong!!! Tolong aku akan dibunuh! Tolong!!! Siapapun tolong!!"
Jack: "Hah.. Jeritan?! Tapi kali ini jeritan perempuan? Lebih baik aku mengikuti asal jeritan itu, aku ingin memastikan sendiri!"
Jack berlari mengikuti asal suara jeritan itu. Tidak berapa lama kemudian dia hampir sampai ke asal suara itu. Jack melihat pintu yang sedikit terbuka, di bagian depan pintu itu terdapat tanda tertulis "Ruang Bedah". Rasa penasaran dan ketakutan Jack bercampur aduk.
Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam Ruang Bedah itu. Jack melangkah dengan pelan dan hati-hati. Dia membuka pintu itu dengan perlahan. Kemudian dia melihat kejadian yang sangat mengerikan..
Dia melihat perempuan yang tengah dibedah oleh 4 orang laki-laki, yang paling mengerikan dari pembedahan itu, perempuan itu terus menjerit kesakitan saat dia dibedah.
Jack hanya bisa terdiam kaku, dia sangat ketakutan dan ingin muntah, tapi entah kenapa dia terus melihat kejadian mengerikan itu. Hingga pada akhirnya Jack akhirnya muntah, dia perlahan-lahan mundur.
Jack: "Sungguh.. Mengerikan.. Lebih baik aku segera pergi dari sini. Aku tidak mau dibunuh seperti itu.."
Pada saat Jack akan lari. Tiba-tiba dia tersandung, salah satu dari 4 "Dokter gila" itu mendengar suara itu..
Jack: "Auw!!! Ow.. Sialan!!"
Penjahat 1: "Hah! Siapa disana?!"
Penjahat 2: "Seperti suara anak-anak.. Jangan-jangan dia kabur dari tahanan!!!"
Penjahat 3: "Sialan! Cepat tangkap anak itu!!"
Penjahat 4: "Kalian tangkap anak itu.. Biar Aku yang melanjutkan pembedahan ini!"
Disaat Jack akan bangun.. Dia melihat 3 orang penjahat itu berlari mengejar Jack. Sontak Jack segera berlari secepat mungkin tanpa menoleh ke belakang. Hingga Jack melihat pintu keluar. Dia segera mempercepat larinya.
Jack: "Tinggal sedikit lagi.!!!"
Penjahat 2: "Hoei.!! Berhenti!! Sialan dia sangat cepat!!"
Disaat dia hampir sampai ke pintu keluar. Ditangkap oleh"pengasuhnya" dan laki-laki misterius yang dia temui sebelumnya.
Jack: "Lepaskan!! Lepaskan Aku!!"
Pemuda: "Diamlah. Dasar bedebah!"
Kemudian pemuda itu memberikan obat bius ke Jack. Jack akhirnya pingsan. Setelah cukup lama tertidur akhirnya Jack siuman. Jack masih merasa pusing dan lemah. Pandangannya masih sedikit kabur.
Jack: "Dimana.. Ini.. Ini seperti Penjara?"
Penjahat 1: "Akhirnya kau bangun Jack.."
Jack: "Hah!!! Kau! Cepat.. Bebaskan aku! Dasar penjahat!"
Penjahat 1: "Kenapa aku harus membebaskanmu? Disini adalah rumahmu. Lagipula aku sudah membelimu dari pemuda itu. Hahaha. Nikmatilah waktumu bersama teman-temanmu yang lain! Sebelum kami mengambil organmu untuk kami jual di pasar gelap. Hahaha..."
Jack hanya terdiam. Dia tidak percaya kalau dia sebenarnya dijual oleh pemuda itu.
Jack: "Tidak.. Tidak mungkin. Aku hanya menginginkan keluarga baru. Tapi kenapa Tuan yang akan mengasuhku menjualku!!"
Jack hanya terdiam. Dia terduduk lemas. Dia masih tidak percaya kalau dia telah dijual ke pasar gelap. Disaat Jack sedang bersedih. Seorang perempuan mendekatinya.
"Hey.. Kau tidak apa-apa?" Jack hanya melihat perempuan itu sebentar dan tanpa menjawab. kemudian dia tertunduk sedih kembali.
"Ah. Maaf aku tidak sopan.. Aku belum memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku Sephia. Umurku 16 tahun. Nah, sekarang bolehkah aku tahu namamu?"
Jack kembali melihat perempuan itu lalu dia menjawab.
Jack: "Namaku Jack. Umurku 16 tahun.."
Sephia: "Ow.. Kalau begitu salam kenal ya Jack,"
Sephia tersenyum kepada Jack. Jack melihat Sephia saat dia sedang tersenyum. Senyuman Sephia seolah-olah memberi kekuatan kepada Jack. Jack menjadi sedikit semangat.
Jack: "Ah.. I-iya. Salam kenal juga,"
Sephia: "Oh iya aku akan memperkenalkan teman-temanku juga. Dia Ralph, Max, Annie, Rina, Eve, Mana, dan Louie.. Kami semua sama sepertimu Jack!"
Jack sebenarnya masih sedih. Tapi Jack merasa senang karena dia tidak sendirian. Setidaknya hanya untuk saat ini.
Disaat hidup Jack dan teman-temannya terancam. Mereka sama sekali tidak patah semangat, meski terkadang mereka juga sedih.
Jack: "Aku tidak punya orang tua. Aku adalah yatim piatu. Dan aku hidup di panti asuhan..."
Ralph: "O-owh.."
Rina: "Owh. Begitu!"
Sephia: "Maaf karena kami menanyakan itu.."
Jack: "Ah.. Tidak apa-apa kok!"
Annie: "Wah. Berarti kau pasti hidup mandiri! Itu hebat..!"
Eve: "Iya. Kau memang hebat bisa mandiri. Tidak seperti Max yang sangat manja... Haha,"
Max: "Hey. Dasar kau yah!"
Louie: "Sudah-sudah.. Apa salahnya kalau dimanja. Iya kan? Max si anak mama?"
Max: "kenapa kau juga?!!"
Jack dan lainnya: "Hahahaha..."
Disaat mereka sedang asik mengobrol. Tiba-tiba Penjahat(1) pun masuk ke "Ruang Tahanan". Dia tanpa basa-basi segera menyeret Louie dan Ralph.
Penjahat(1): "Ayo kalian berdua! Cepat bangun..!"
Louie dan Ralph: "Lepaskan kami!!! Lepasakan kami penjahat!!"
Penjahat(1): "Aku memang penjahat! Dasar bodoh!"
Jack tidak tinggal diam. Dia segera bertindak untuk menyelamatkan Ralph dan Louie. Dia mencolok mata penjahat itu. Kemudian Jack segera memukuli Penjahat itu sampai babak belur. Keributan itu membuat Penjahat yang lain segera datang, kemudian mereka menangkap Jack.
Penjahat(2): "Sialan kau anak kecil. Hey boss kau tidak apa?"
Penjahat(1/Boss): "Sial.. Aku terlalu lengah tadi. Baiklah, kau mungkin ingin terlebih dahulu dibedah ya? Cepat bawa dia ke ruang pembedahan!"
Jack lalu dipukul sampai pingsan. Penjahat-penjahat itu segera membawa Jack ke ruang pembedahan. Tidak berselang lama Jack telah siuman. Dia kemudian sadar bahwa dia tengah berbaring dengan tangan dan kakinya telah diikat.
Jack: "A-apa ini?!"
Penjahat(1): "Wah-wah.. Sepertinya Jack si Putri Tidur telah bangun,"
Jack: "Lepaskan aku!!! Dasar kau iblis!!"
Penjahat(Boss): "Hahaha.. Padahal kau baru siuman. Tapi kau masih memiliki tenaga untuk berteriak. Kau memang kuat...."
Penjahat(2,3,4,5): "Bos.. Peralatan sudah siap..!"
Penjahat(Boss): "Owh~ Kalau begitu segera ambil ginjalnya..!"
Jack: "Sialan. Kalian semua!!!! Lepaskan aku!!!!"
Penjahat(Boss): "Aw~ Jack yang malang~ Kau tidak boleh pergi~ Karena kami ingin mengambil ginjalmu.. Tapi jangan khawatir kami hanya perlu 1 ginjal darimu, Mungkin ginjal milikmu harganya akan sangat mahal!"
Jack terus meronta. Hingga akhirnya Jack mulai dibedah. Jack berteriak kesakitan. Dia dapat merasakan perutnya diiris menggunakan pisau bedah. Rasanya seperti terbakar. Disaat ginjalnya diambil dia hampir kehilangan kesadarannya. Akhirnya setelah ginjalnya diambil. Perut Jack kembali dijahit. Jack masih dapat merasakan sakit dan perih akibat pembedahan itu.
Penjahat(2): "Akhirnya. Selesai juga..."
Penjahat(3): "Sungguh melelahkan memang.."
Penjahat(4): "Iya. Apalagi teriakan anak ini sangat memekakkan telinga.."
Penjahat(5): "Bos. Sekarang apa yang akan kita lakukan dengan anak ini?"
Penjahat(Boss): "Hmm... Aku ingin matanya diambil.. Aku ingin membalas perbuatannya tadi!"
Jack yang malang, disaat Jack masih lemas dan tidak berdaya karena rasa sakit setelah pembedahan. Kedua matanya dicongkel. Jack tidak akan bisa melihat lagi. Untuk selamanya... Mungkin
Penjahat(boss): "Phew~ Akhirnya selesai. Hey, kau cepat perban mata dia agar tidak kelihatan menakutkan.."
Penjahat(2): "Baik.."
Luka di mata Jack sama sekali tidak diobati. Dari lubang matanya terus keluar darah, karena hanya diperban.
Jack yang malang. Dia hanyalah seorang pemuda yang menginginkan keluarga. Tapi harapannya telah hancur. Ditambah lagi dia tidak bisa melihat karena matanya telah direnggut darinya..Jack sekarang menjadi pendiam dia selalu menyendiri. Kali ini Jack benar-benar putus asa. Jack tidak peduli dengan apa atau siapa. Dia hanya ingin penderitaannya segera berakhir.
Tapi apa daya, Dia tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya bisa bergumam dalam hatinya.
Jack: "Kenapa? Kenapa semuanya harus seperti ini?? Kenapa penjahat-penjahat itu membiarkanku terus hidup, kenapa mereka tidak sekalian membunuhku?!"
Jack : "Aku harap. Ini segera berakhir.." Tiba-tiba Jack mendengar ada yang membuka pintu.
Jack: "Ah. Aku harap penjahat itu kemari untuk membunuhku. Baik. Aku telah siap...""
Penjahat: "Hoei.. Sekarang waktunya kalian berdua untuk kami bedah!"
Jack: "Ah?! Sial ternyata bukan aku,kalau begitu aku harus menunggu lagi..!"
Jack mendengar suara teriakan minta tolong. Dia tau betul kalau itu adalah suara Sephia dan Louie. Jack tidak peduli dengan teman-temannya lagi.
Jack: "Ah.. Itu suara Sephia dan Louie.. Jadi sekarang mereka berdua yang akan dibedah ya. Biarlah,"
Beberapa jam telah berlalu. Tidak ada lagi suara jeritan dari Sephia dan Louie. Suasana sangat sunyi mungkin sudah malam. Tiba-tiba Jack mendengar pintu terbuka.
Jack: "Haa? Ah.. Mungkin itu penjahat. Biarlah.." Tiba-tiba Jack mendengar ada yang memanggil namanya.
???: "Jack..."
Jack: "Owh.. Mungkin sekarang saatnya.. Baik aku siap"
???: "Hoei.. Jack ayo cepat!!!"
Jack: "Hah.. ? Apa kau.. Annie?"
Annie: "Iya, sudahlah.. Bincang-bincangnya kita lanjutkan nanti setelah kita keluar dari gedung sialan ini!!"
Jack: "Bagaimana jika kita ketahuan penjahat-penjahat itu?"
Annie: "Jangan khawatir. Penjahat-penjahat itu tengah tertidur karena mabuk!
Jack: "T-tapi barang-barangku?"
Annie: "Tenang saja. Barang-barang milikmu dibawa Max, ayo cepat!"
Jack: "I-iya..!"
Jack: "Tunggu! Bagaimana dengan Sephia dan Louie?!"
Annie: "Mereka telah meninggal Jack.."
Jack: "........Iya,"
Jack dan teman-temannya segera pergi dari Gedung mengerikan itu. Tidak berapa lama kemudian mereka sudah jauh dari gedung itu. Mereka kini berada di tengah hutan.
Jack: "Teman-teman! Tolong berhenti sebentar!"
Rina: "Ada apa Jack?"
Ralph: "Iya. Apa ada yang salah?"
Jack: "Tidak.. Tidak ada yang salah.... Aku hanya ingin mengatakan terima kasih karena kalian mau membawaku bersama kalian. Sekarang, kalian bisa pergi tanpaku..!"
Annie: "Hah?! Apa kau gila kau tidak bisa melihat dan juga darah yang keluar dari rongga matamu telah menjadi hitam. Kau terkena Septicimia!"
Jack: "Iya. Aku tahu.. Tapi, ada hal penting yang harus kulakukan.."
Max: "Jack.. Pikirkan lagi. Ini di tengah hutan dan kau tidak bisa melihat. Kau pasti tidak akan selamat..."
Jack: "Tenang saja.. Aku pasti akan baik-baik saja.. Percayalah!""
Max: "Baiklah. Kami semua percaya padamu.. Ini, ambillah barang-barangmu,"
Jack: "Terima kasih. Kalian semua,hati-hati.. Selamat tinggal semua,"
Annie: "Jaga dirimu Jack..."
Ralph: "Hati-hati juga berlaku untukmu Jack..."
Setelah salam perpisahan itu. Mereka meninggalkan Jack. Sekarang Jack benar-benar sendiri.
Jack: "Terima kasih teman-teman...
Terima kasih Sephia dan Louie.. kalian adalah teman terbaikku!!"
Kegelapan dari dalam diri Jack telah mengambil alih pikiran dan hati Jack. Jack yang sekarang bukan Jack yang seperti dulu lagi.
***
EPILOG
Halo, namaku Josh. Aku akan bercerita pada kalian tentang pengalamanku. Aku tidak yakin apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang berbau paranormal atau apapun istilah tepatnya, namun setelah "sesuatu" itu datang kepadaku, aku menjadi percaya akan hal-hal yang berkaitan dengan paranormal.
Satu minggu setelah aku pindah bersama kakakku, George, setelah rumahku disita, aku telah selesai berkemas. George cukup setuju dengan ide aku pindah bersamanya mengingat kami sudah tidak saling berjumpa sejak 10 tahun lamanya, aku juga merasa senang dengan hal ini. Aku tertidur dengan pulas setelah semua barang-barangku masuk ke dalam rumah. Setelah satu minggu, aku mendengar suara gemerisik dan berdesir dari arah luar rumah sekitar pukul satu dini hari. Kupikir suara tersebut adalah seekor rakun, maka aku mengabaikannya dan kembali tidur. Keesokan paginya aku menceritakan hal tersebut kepada George, dan dia juga berpikiran sama denganku.
Keesokan malamnya, kupikir aku mendengar suara jendela terbuka serta suara langkah yang berat, seakan-akan sesuatu memasuki kamar. Aku meloncat bangun dan memeriksa seluruh isi kamar, namun aku tidak melihat apapun. Keesokan paginya, George menjatuhkan cangkir kopinya saat dia melihat keadaanku. Dia menunjukkan padaku sebuah cermin untuk aku mengaca. Sebuah luka yang lebar menghiasai pipiku.Setelah bergegas menuju rumah sakit, dokter mengatakan padaku bahwa aku pasti telah tidur sambil berjalan, namun kemudian dia menunjukan sesuatu padaku yang membuat darahku serasa membeku. Dia mengangkat kemejaku dan menunjukan sebuah luka irisan yang terjahit, tepat dimana ginjalku berada. Aku terbelalak menatap matanya.
"Entah bagaimana caranya kau kehilangan ginjal kirimu semalam. Kami benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dan bagaimana. Maafkan aku Josh..!" Kata dokter.
Keesokan malamnya lagi merupakan titik puncak semuanya. Sekitar tengah malam, aku terbangun kembali dan melihat sebuah pemandangan yang sungguh mengerikan. Aku bertatapan langsung dengan sosok yang mengenakan kerudung hitam dan topeng biru tua gelap tanpa hidung ataupun mulut. Sosok itu menatap lekat ke arahku. Sosok tersebut juga meneteskan cairan kehitaman dari lubang matanya.
Aku meraih kamera di saku mantel di dekatku dan memotretnya. Setelah memotretnya sosok tersebut menerjangku, berusaha merobek dadaku untuk mengambil paru-paruku. Aku menghentikannya dengan menendang mukanya dengan telak. Aku berlari keluar, sebelumnya aku meraih dompetku. Aku akan membutuhkan uang. Aku kabur dari rumah George di tengah malam buta. Aku akhirnya berhenti di hutan dekat dengan rumah George untuk mengatur nafasku di atas sebuah batu besar.
Aku jatuh pingsan dan terbangun di rumah sakit. Dokterku memasuki ruangan. Dokter yang samayang menanganiku sebelumnya.
"Aku punya sebuah berita baik dan buruk untukmu, Josh..." Dokter memulai pembicaraan.
"Kabar baiknya adalah bahwa dirimu hanya mengalami cidera kecil, dan orang tuamu akan segera menjemputmu. " Lega sekali mendengarnya.
"Kabar buruknya adalah bahwa saudaramu telah tewas dibunuh oleh... sesuatu. Maaf," Orang tuaku mengantar aku kembali ke rumah George untuk mengambil barang-barang. Saat memasuki ruangan aku merasa trauma dan ngeri, namun berusaha untuk tetap tenang. Aku mengambil kamera lalu berhenti. Di lorong menuju kamarku, kulihat mayat Edwin dan sesuatu berukuran kecil tergeletak di sampingnya. Aku memungut benda kecil itu dan segera masuk ke dalam mobil tanpa membicarakan mayat George.
Kuperiksa benda kecil yang kupungut sebelumnya. Apa yang kulihat nyaris membuatku muntah. Aku menggenggam sebelah ginjalku yang hilang, tampaknya telah dimakan separuh, dengan cairan hitam yang melumurinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top