Bagian 7. Mencari
Ikh POV
Kelas 1. 08.02
Aku sekarang berada di dalam kelas. Walau ulangan telah berakhir tapi kami diminta untuk tetap turun. Walau tidak ada pelajaran. Cuma duduk diam menunggu waktu istirahat, kemudian pulang. Setelah membawa Huda kembali ke kamar pasien yang seharusnya untukku tapi mendadak situasi berubah dimana Huda menggantikan tempatku. Dan juga bila pulang pun tidak ada kakek sama nenek Huda di rumah. Aku jadi khawatir bila terjadi apa-apa kepadanya ditambah serangan dari kelompok misterius malam tadi.
"Ikh. Ikh Ansael.. "
"Hadir.. " sahutku seraya mengangkat tangan.
Karena kebetulan ada Aldet---maksudku Kakek Mesum. Aku meminta kepadanya untuk memeriksa keadaan Huda dan juga Haudia yang tiba-tiba menghilang. Itu memang tidak sopan tapi aku menyuruh Kakek Mesum untuk melihat ingatan punya Huda, mungkin saja aku bisa mendapat jawaban.
"....... "
Aku tidak lupa hari dimana aku dan Haudia pertama kali bertemu. Jika tidak salah saat melawan hantu roh penasaran yang memiliki kekuatan negatif yang sangat kuat. Aku dan Huda terpojok, aku kira kami berdua akan mati tapi tidak. Penampilan Huda berubah 180• berbeda, mata merah dan rambut hitam panjang serta aura kebencian yang sangat kuat.
Walaupun begitu sebenci apapun Haudia terhadap sesuatu dia bilang dia tidak membenciku. Tidak tahu kenapa (?).
Aku dan Haudia bekerjasama melawan roh itu, aku terpaksa menggunakan kekuatan Setan untuk dapat menciptakan api biru yang kuat. Hasilnya kami berhasil menang. Disitu Haudia mulai bercerita tentang masa lalu dia dan Huda(?) dimana keluarga mereka dibunuh oleh kelompok misterius dan mereka diincar, sampai tinggal di Banjarmasin.
Haudia tidak mau lagi bercerita soal masa lalu, cuma sampai ia kehilangan ayah dan ibu yang ia cintai. Aku juga tidak mau memaksa karena melihat kesedihan di matanya. Memang hidup kami memiliki perbedaan tapi kami berdua benar-benar merasakan kesedihan. Haudia senang dapat bicara denganku dan kemudian menghilang sampai kami kembali bertemu semalam.
Pohon Sakura.
Apa maksudnya itu?
Jangan tanya aku, Ikh.
"Jika Sakura itu berarti Jepang, bukan? " gumamku sambil berpikir. Hasil baca ingatan Aldet adalah jika dia melihat pohon sakura di masa lalu Huda yang mana berarti Huda berasal dari Jepang (?).
Masa, iya?
"Hm~. Ada apa? Aku mendengar kata Jepang disebutkan tadi? "
"Hoah!? " kagetku ke Lutfi yang tiba-tiba muncul disebelah kanan mukaku.
"B-buat kaget saja.. "
"Kalau cari Jepang aku ada videonya. Mau? " tanya Lutfi... Kemudian mendapat pukulan disamping perut oleh Bariyah.
"Entah kenapa aku merasa itu bukan video yang baik.. " tatap Bariyah ke Lutfi.
Tatapan dingin itu kemudian beralih ke aku. "Kau juga, Ikh? "
"T-tidak! A-apa sih. A-aku tidak mengerti maksud Lutfi.. " balasku gelagapan.
"Baguslah kalau kau tidak mengerti.. "
"Fuhh.. "
"Terus? Kenapa kau mengatakan Jepang tadi? "
"Bariyah, apa kau tahu Huda asli orang mana? " tanyaku.
"Huda? Banjar, bukan? " jawab Bariyah gampang. Aku tidak tahu harus membalas apa karena tidak tahu apa-apa.
"K-kau asli mana Bariyah? " Lutfi kembali walau masih kesakitan di perut.
"Aku orang Banjar. Tapi... "
"" Tapi?? ""
"Ibu bilang ayahku orang Jepang.. "
"Bariyah, jangan bilang sejarah keluargamu bekas jajaha---? "
Buagh! Bug!!
Aku merinding melihat Bariyah memukuli Lutfi tanpa ampun. Dasar bodoh. Seharusnya kau jangan berkata seperti itu.
"Ah, hah, hah.. " Bariyah kelelahan habis menghajar Lutfi. "Hei Ikh, kau bertanya begitu apa ada hubungannya dengan Huda? Dia tidak turun hari ini, "
"Hm. Sebenarnya.. " aku menceritakan tentang insiden yang dialami Huda serta kakek dan neneknya.
"Ya ampun. Aku tidak tahu. Kenapa Bariyah tidak memberitahuku sih!? " Bariyah mengambil HP nya dan menelpon Huda.
"Tidak diangkat.. "
"Mungkin dia sedang istirahat.. " ucapku.
"Nanti aku jenguk deh.. "
"Bariyah, ada yang ingin aku tanya padamu.. "
"Apa itu?? "
"Itu...... Tidak jadi. "
"Hmm?? "
"Mana mungkin ayah Bariyah mengetahui soal Huda. Cara terbaiknya menanyakannya ke kakek atau nenek Huda. Atau... Aku pergi ke Jepang? Hahaha. Mana ada duitnya. "
Seperti angin yang masuk ke dalam kelas, sosok Kunti muncul dari ketiadaan di kiriku.
"Ada yang datang.. "
"Ada yang datang?? " batinku bingung.
Aku bangkit dari kursiku menuju ke luar kelas. Hari tenang seperti pagi-pagi biasa tidak ada keanehan. Lalu pantulan cahaya dari lensa kamera mengganggu mataku, saatku lihat ternyata ada Felly yang memfoto langit biru. Siswi kelas 1-D itu lalu melambaikan tangan nya ke tempatku.
Singkat cerita kami saat ini berduaan dibawah pohon sambil minum jus kotak.
"Aneh'kan? "
"Kamera ini hebat.. " aku lihat Felly mengambil 4 foto berbeda, dimana ada aurora biru bercampur ungu membentuk gelombang laut yang mana itu terbang memutari sekolah.
Apa ini perbuatan dari orang yang mengincar Huda dan Haudia? Jika ya maka mereka sangat ngotot untuk mendapatkan nya sampai-sampai mengirim semacam santet begini.
Jam istirahat telah berbunyi. Aku meminta tolong kepada Felly untuk membantuku mencari portal dunia lain, yang mungkin saja muncul akibat aurora tadi. Dengan bayarannya aku mentraktir nya. Gadis satu ini licik sekali. Yah, hanya dia(kamera nya) yang bisa melihat hal yang tak dapat mata manusia lihat.
Aku juga bisa lihat tapi apa yang aku lihat tidak dapat dimunculkan oleh kamera Felly. Intinya kamera itu adalah benda mistis yang hebat, menurutku.
Saat jam istirahat hampir habis dan kami tidak menemukan portal di manapun(itu bagus), di jembatan kayu pendek yang menghubungkan dengan kantin kami bertemu seorang siswi berambut hitam se pundak dengan kacamata. Tapi seragam yang dia kenakan bukan seragam sekolah SMP Banjar 7.
Aku memutuskan untuk bicara dengan nya.
"A-ada yang bisa aku bantu? Kau mau ke kantin, ya? " tanyaku.
Kemudian ia menunjuk ke kantin. Tidak ke bawah kantin dimana ada sungai yang hampir naik ke lantai kantin. Letak kantin ada di belakang bangunan utama sekolah, dibelakang ada dua kantin yang terpisah oleh sungai dan dua jembatan yang menghubungkan keduanya.
Awalnya aku tidak mengerti tapi saat Felly berseru ada pusaran air. Disitu aku baru mengerti, aneh saja ada pusaran air yang mana ada cahaya ungu di dalamnya.
"Hantu Banyu? "
"Eh?"
"Hm? " aku heran saat siswi disampingku memekik kaget.
"M-maaf..! " ia tiba-tiba saja pergi.
"Ada apa dengannya? " heranku.
"Kau membuatnya kaget. Tapi dia siapa? Seragamnya bukan dari sekolah kita. Murid pindahan? "
"Mana aku tahu.. "
"Ummm... " Felly cemberut.
"Ada apa dengan dia? "
"Felly, jangan mendekat ke pusaran itu. Oke? " peringatku seraya berlari ke arah WC.
"Eh? Memang nya kenapa?? "
"Jangan saja..."
"Ikh... "
Aku menciptakan portal di sekitar wc dan berpindah ke dimensi para roh. Tujuanku adalah kantin walau harus memutari nya karena wc berada di samping kanan dari kantin, dan itu lumayan jauhnya. Tapi saat ke arah sana aku berhenti di sekitaran wc dikarenakan pusaran air itu berhenti.
"Apa maksud nya ini?? "
"Ikh, awas dibelakang.. " seru Kunti.
Saat aku lihat ke bawah ada bayangan yang menutupi diriku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top