Bagian 5. Serangan Balik

Haudia POV

Dimensi Roh. --.--







Fire Genie's Flamethower

Hempasan ledakan merah hadir tepat dihadapan, puluhan kelabang melindungiku dari bakaran api yang menghancurkan bangunan.

"Kekuatannya meningkat setelah menggunakan kekuatan jin..? "

"Hahaha! Apa kau takut, gadis tembus pandang?"

"Aku akan senang jika kau berhenti bicara.. "

"Haha..! "

Dia berlari ke tempatku seraya kedua tangannya mengumpulkan tinju api, saat sudah dekat dia kembali meledakkan. Aku terpaksa melompat ke atas atap kkarena mungkin saja pelindung seranggaku tidak kuat menahan apinya.

"Sekarang kau mencoba kabur, makhluk astral!? "

"Aku cuma tidak mau dekat-dekat dengan orang kotor sepertimu.. "

"Kau bisa berhenti mengoceh karena kau takut dengan apiku'kan.!? "

Orang ini.?!

Tenangkan dirimu, Haudia. Kau tidak boleh lepas kendali, ingat ada Ikh yang masih memikirkan banyak hal. Kau tidak mesti menambahkan banyak masalah ke Ikh.

"Hm? Kenapa kau tiba-tiba diam?? "

Circle Deadly

Dua lingkaran sihir yang lebih kecil dari sebelumnya aku munculkan mengepung kedua sisi Angga, dia nampak siap untuk menggunakan kekuatan api tapi yang keluar bukanlah serangga melainkan..

Splash..!?

"Argh!? A-pa?? " kejut Angga saat lumpur hitam yang keluar dari lingkaran.. Sss,

"....!  Aaaaa! " teriaknya saat lumpur ku mendadak panas dan menyakiti kulitnya.

"Apa itu sakit? Maaf, aku kira kau suka lumpur yang panas~"

"Wanita sialan.! "

"...... "

"Aku tidak menyukai sebutannya.. "

"Kau membuatku marah sekarang. Aku akan melenyapkanmu sehingga tak dapat hidup kembali.. "

Angga mengumpulkan banyak energi ke tubuhnya yang sebagai wadah serangan itu.

"Tenang saja. Aku tidak akan mungkin bisa hidup lagi... Sudah terlambat 7 tahun. "

"...... Sebelum itu aku harus balas dendam. "

Fire Genie's Flamethower Impact

Burrrrnnnn....!

Angga menembakkan hempasan api yang lebih besar dari sebelumnya.

"...... " aku kira dia akan menyerangku dengan jurus yang lumayan hebat, ternyata yang sama.

Juuzzh..!?

"!!? "

Api-api itu terhisap ke balik kain pakaian yang aku kenakan setelah tangan ini mengibaskannya ke samping, aku kibas balik setelah semua api selesai aku hisap.

"A-apa!? "

"Aku kecewa dengan serangan terakhir yang kau punya, Angga.. " ucapku, sementara itu Angga berkeringat banyak.

"T-t----"

"---Kau tidak lupa apa yang kau katakan di awal tadi, bukan? Ini hanyalah permainan. Dari awal aku hanya bermain-main denganmu~~"

Lingkaran sihir besar aku munculkan di tempat Angga, kali ini mengeluarkan kobaran api.

"Bagaimana rasanya saat nyawamu dipertaruhkan... Angga? "

"Aku m----"

Circle Deadly Elementa : Worma Hell's Ash

AA AAAA AAAAA!!!???!

Ratusan serangan kaki seribu yang sangat kecil muncul di bawah kaki Angga dan menyiksa orangnya, api membakar badan dan para serangga memakan dagingnya.

Penyiksaan berlanjut selama 10 menit dan aku membiarkan Angga dimakan hidup-hidup sampai akhir riwayatnya. Itu yang terjadi kepada seseorang yang meremehkan kebencian dan balas dendamku.

"Maaf aku membunuhnya, Ikh.. "












Author POV

Rumah Sakit. 21.40













Kunti dan Sintia bertarung sengit di atas atap rumah sakit ruangan para pasien, itu terdengar seperti ada kucing lewat di atas sana. Sintia merobek pakaian Kunti saat benda itu ingin melilitnya.

"!!? Energi Angga menghilang? Apa yang terjad--? "

Satu serangan Kunti hampir mengenai Sintia yang tengah berpikir tadi. Mengandalkan refleks yang dimiliki Sintia menghindar dan menyerang kain Kunti--

Cuk!!

"!? " Sintia meringis saat tiga paku menancap di atas mata kaki kirinya. Kain Kunti menyusul menghantamkan Sintia sampai menabrak atap dengan kasar.

"A-aku lupa jika roh tersesat mempunyai beberapa trik licik dan curang mereka.. "

Sintia berlindung dibelakang dinding saat hujan paku datang, perempuan satu ini mencabut paku pada kakinya satu persatu secara langsung. Ada darah mengalir disana.

"Aku... Mencium bau darahmu! "

Sejenak Sintia merinding, sepasang tangan tiba-tiba keluar dari dalam dinding mencoba menangkap Sintia. Ia menghindari dan menyerang tangan itu dengan cakarnya, seketika berubah jadi asap. Kunti muncul tepat dibelakangnya, mencekik leher Sintia menggunakan kain putih yang keluar dari dalam tembok entah bagaimana. Sintia kehabisan nafas karena ulah hantu satu ini.

Tidak lama kemudian Haudia datang, ia berlari cemas ke Ikh yang tak sadarkan diri.

"Ikh.! Ikh, kau tak apa'kan? Kenapa kau tidak melindungi Ikh, hantu bodoh!? "

Kunti hanya diam saat dibentak. Kenyataanya dia gagal melindungi Ikh.

Tap, tap, tap..!

"Mereka berdua tak berguna.! "

""!? "" kedua perempuan ini langsung siaga saat mendengar suara seseorang, lelaki berambut cream dengan kemeja sekolah bergaris hijau keluar dari kegelapan. Ia membawa sebuah golok.

"Dia pasti rekan mereka.. "

"Aku juga tahu itu.. " Haudia kini memeluk Ikh seraya melindunginya.

"Apa mau kalian sebenarnya? Aku maupun diriku yang satunya tidak memiliki keistimewaan apapun..! "

"Kau baru mengatakannya sekarang? Kau mungkin berbohong atau tidak tahu. Seseorang yang dapat memisahkan dua kepribadian ke individual bukanlah hal biasa, kau tahu.? "

"Apa maksudmu? "

"Langsung ke intinya saja, bosku ingin sesuatu yang ada pada Huda Aresliana. Walau itu harus membunuh kalian, bocah itu atau Huda Aresliana sendiri..! "

"K-kalian orang egois! Hanya memikirkan diri sendiri.. "

"Kau bukan seperti itu? "

"Ugh..."

"Kalian sudah selesai bicara? " potong Kunti.

"Kau ya? Yang mengalahkan Sintia. Aku terkejut ada hantu sekuat dirimu.. "

"Kami tidak ada urusan denganmu. Cepatlah pergi biar aku bisa menyembuhkan Ikh..!" kata Kunti menyerang dengan melemparkan banyak paku berkarat.

Sword Genie's Slash

Truang!?!

Laki-laki itu melenyapkan serangan Kunti dalam sekali ayunan golok.

"Itu tadi berbahaya, tahu? Kita sekarang berada di dunia nyata.. "

"Kau tidak berhak mengatakannya..! "

Kunti maju bertarung menghadapi anggota penyerang terakhir.

"Ikh, bangun. Kita dalam bahaya... "

"......."

"Aku mohon bangunlah!? "

Haudia melihat ke kamar dimana Huda masih tak sadarkan diri. "Apa yang kau lakukan disana? Ikh dalam bahaya. Dengan kekuatanku saja aku tidak bisa menyembuhkan. Kekuatanku ini adalah kekuatan penghukum... Kekuatan kutukan! "

"......... "

"Aku mohon bangunlah. Orang yang kita sayangi dalam bahaya..! "

Laki-laki golok itu berhasil mengelabui Kunti dan kini melaju ke Ikh dan Haudia berada.

"Kalian tak dibutuhkan disini..! "

Crash----!







































"Gelap... "

.........

"Tidak ada orang... "

~~~~~~~

"Kakek..nenek... "

Jiwa Huda berhenti di 5 meter dimana ada api biru.

Ikh...













Haudia POV

Rumah Sakit. 21.59












Buuurrrnn....

"I-Ikh.. "

"Sudah lama aku tidak merasakan hawa panas ini. I-ini tidak panas, hanya saja ada sesuatu yang membuatku dapat merasakan panas itu. Sisi Ikh yang sangat aku takuti... "

"Ikh..? " Kunti terdiam ditempat. "Apa kekuatan terkutuknya kembali? Apa itu... Satan? "

Tap, tap...

Ikh melangkahkan kakinya ke depan, sepasang mata birunya menatap hampa laki-laki yang jadi musuh kami.

"Apa yang kau lihat, bocah? "

"K-k..kau bilang... Apa tadi? M-m..mengorbankan Huda? "

"Ikh.. " saat aku ingin mengapainya ada api biru yang menghalangi.

"Arh..!? "

"Tidak bisa dimaafkan. Seseorang... Yang... Berani... Menyakiti orang yang aku cintai! "

"Ikh... "

Jujur aku sakit hati saat dia lebih mengkhawatirkan diriku yang lain, tapi aku tidak ingin melihat Ikh seperti ini.

"Aku---? "

"---Haudia.. "

"!? "

Ikh berbalik menatapku. "Aku tidak apa..."

"! "

Ikh maju setelah selesai berucap. Ikh, dia... Tidak melupakanku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top