Bagian 3. Kekacauan di Rumah Sakit
Author POV
Rumah Sakit, Kamar Ikh. 20.20
"Ugh.. " Ikh memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, walau sudah meminum obat sakit kepala tapi jika masalah soal santet tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi.
"Ikh.. " di seberang ada Haudia yang duduk berlutut di depan Ikh seraya memasang ekpresi khawatir.
"Haudia?"
"Maaf.. "
"Heh? " pekik Ikh mendadak bingung. "Aku ingin membantu tapi kekuatanku tidak cocok. Maaf. " lanjut Haudia.
"K-kau tidak salah. Kenapa minta maaf? "
"Benar. Ikh tidak salah.. " tambah Kunti.
"Kau diam saja.. " kata Ikh menatap malas hantu satu ini.
"Aku tidak menyukainya.. " cetus Haudia ke Kunti.
"Aku sangat tidak menyukaimu lagi.. " balas Kunti tak mau kalah.
"Ada apa dengan kalian sebenarnya? Dan Kunti memangnya kau anak kecil, apa!? "
Kunti membuang mukanya saat ditanya Ikh.
"Aku jadi tambah pusing sekarang.. "
"Mau aku carikan sesuatu? " tanya Haudia.
"T-tidak perlu. Sebaliknya, akan jadi gawat bila ada seseorang melihatmu. Walau aku kehilangan kekuatanku saat ini tapi masih dapat melihatmu, dimata orang kau mungkin roh yang tembus pandang.. "
"Begitu.. " Haudia tambah sedih.
"Tapi aku senang, walau kau tembus pandang aku masih bisa menyentuhmu.. "
"Eh? " perlahan muka Haudia memerah. Gadis muda itu dengan cepat berdiri dan berjalan patah-patah.
"A-aku ingin m- mencari s-sesuatu dulu.. "
"Haudia, kau mau kemana? " tanya Ikh, baru Haudia keluar. "Ada apa dengannya? "
"Ikh memang tak bisa di harapkan.. " tatap Kunti malas.
"Heh? Apa salahku?? "
Haudia tidak benar-benar pergi, gadis itu cuma berkeliaran di sekitar taman yang tepat di depan kamar Ikh dan malam lumayan sepi dan tak ada orang yang lewat. Haudia berkeliling tanpa tujuan, mukanya menunduk ke bawah sambil berjalan dan saat berhenti ia tersenyum tanpa ada alasan.
"Ikh.. " senyumnya terlihat senang.
"Kau nampak senang disini.. "
"! " Haudia dikejutkan dengan kemunculan Kunti yang tiba-tiba.
"Apa maumu, hantu? " tanya Haudia dingin.
"Sadar diri. Kau juga hampir bisa dikatakan bukan makhluk hidup.. "
"Urgh.. "
"Katakan padaku. Siapa kau sebenarnya? "
"Apa maksudmu? Bukankah Ikh sudah menjawabnya..? "
"Yang Ikh jawab bukanlah jawaban yang berasal darimu. Kau bisa saja memberikan kepalsuan kepada Ikh tapi aku bukan Ikh.. "
"Roh satu ini lumayan pintar.. "
Keduanya saling tatap menatap.
DRT!
""??! "" Haudia dan Kunti merasakan semacam energi.
"Asalnya dari kamar Ikh.. "
"Ikh?! " Kunti menghilang dalam sekejap.
Haudia segera kembali ke ruangan Ikh dan Huda berada tapi mereka berdua tidak ada.
"Dimana? IKH!? "
Ikh POV
Dimensi Berbeda. --. --
Apa yang bisa aku lakukan saat pusing kepala datang? Aku ingin tidur tapi situasi sekarang tidak mendukung sama sekali.
Aku kena santet. Bercandanya kelewatan.
"Hmm?? " saat aku kedipkan mata ini beberapa kali aku baru sadar jika aku sudah tidak ada di ruanganku---tidak, aku masih di ruanganku tapi suasananya berbeda.
Ini... Dimensi para roh? Aku terkirim?
Aneh rasanya saat kondisiku fit di dunia ini.
"Huda!? " pekikku terkejut melihat Huda di rantai tepat di kasur tempatku beristirahat di awal.
"Rantainya kuat sekali..! " aku mencoba mematahkan rantai besi ini. Itu akan mudah jika kekuatanku masih seperti di awal.
Tapi sekarang aku tak memiliki kekuatan apapun... Kecuali..
Aku rogoh kantong celanaku, jika tidak salah Kakek MESUM memberiku semacam jimat senjat---
"Ini dia..!? " temuku ke kertas putih bermotif mata pedang. Jika tidak salah manteranya..
Exorcasting Sword
Kertas jimat bersinar silau memunculkan sebuah pedang kayu. Kayu?? Kenapa, hoi!?
"Kuharap kakek itu tidak bercanda denganku... "
Slash...? Trang?!
"Hoo~~? Kuat juga.. " kagumku saat pedang kayu memotong rantai besi. Mungkin Kakek MESUM sengaja melakukannya.
Aku tidak mau berterimakasih.
"Huda.. " aku panggil namanya berulang kali namun tak ada jawaban. "Huda, "
Haaaa....
"!? "
Slash!
Refleks aku tebas ke belakang menyerang satu roh bermuka rusak penuh darah.
Haaaa...
"Kenapa kami ada disini!? "
Aku membawa Huda pergi dari ruangan itu, pedang kayu tetap aku pegang walau harus menggendong Huda disaat bersamaan karena cuma itu satu-satunya senjata yang aku punya saat ini.
Haaaa....
"Aaaaa! Kunti, J, kakek MESUM! Siapapun selamatkan aku?! "
Author POV
Orang misterius dengan blazer hijau bermotif pohon disebelah kiri itu mengatur semua stuktur rumah sakit yang ada di sisi seberang dimensi roh, kedua temannya hanya memperhatikan dia bekerja.
"Target menuju kamar mayat seperti rencana.. "
"Kalau begitu biar aku yang mengurusnya.. " kata blazer merah.
"Yellow, tugasmu menjaga kembaran dari Aresliana Huda dan kuntilanak itu.. "
"Itu mudah.. " terima perempuan dengan blazer kuning bermotif cheetah di belakang.
Sementara itu Ikh terus berusaha kabur dari kejaran banyaknya roh penasaran sampai memaksanya masuk ke kamar mayat.
"Bodohnya aku masuk ke tempat paling mengerikan di rumah sakit..! "
Haaaa....
"Hii?! "
Beberapa mayat yang tiduran dengan selimut bangun, beberapa dari tempat pendingin dan terakhir ada tangan sesosok suster ngesot yang mencoba menarik Ikh.
"A-aku terperangkap?! "
Ikh perlahan menurunkan Huda dan langsung melawan roh-roh disekitarnya, pertarungan berjalan mulus di awal sampai suster ngesot menggunakan kekuatan spritual nya untuk membuat salah satu kaki Ikh terkilir. "Urgh!? " Ikh terjatuh dan kehilangan senjatanya.
"I-ini curang sekali---he?? " Ikh memekik saat ada tangan menangkap kakinya.
"Ooo argh?! "
"Aaaa AAAAA! "
Set... Krek??!
Kunti tiba-tiba saja muncul dibelakang suster ngesot dan memelintir kepalanya ke belakang, hantu itu langsung saja jadi abu.
"Hah, hah..Kunti."
"Kau tidak apa, Ikh? "
"A-aku senang kau datang.. "
Kunti memiringkan kepalanya. "Ada gunanya aku muncul tiba-tiba'kan? "
"Y-ya.. " Ikh nampak terpaksa menyetujuinya.
Haaaa...
"Disini banyak. Hm, kurasa aku tidak butuh mencari untuk makan malamku nantinya.. "
"Heh? "
Ikh menyaksikan sesuatu yang SEHARUSNYA tidak ia saksikan. Kunti melibas semua roh penasaran disana dalam waktu singkat.
"Selesai.. " bisik Kunti menggosok mulutnya yang penuh darah itu. "Ikh? "
"...... " Ikh saking syoknya tak dapat bereaksi sama sekali.
Drap, drap!
"Ikh!?? " tidak berselang lama Haudia masuk ke dalam.
"A-apa yang terjadi? " penasaran Haudia.
"K-kau m-mungkin tidak mau tahu.. " jawab Ikh lemah.
"B-baiklah. Yang lebih penting kau harus keluar dari dimensi ini secepatnya sebelum hal buruk terjadi..! "
"Hm. Ayo kita lakukan itu..! "
Haudia meminta Ikh untuk mengikutinya, lalu pada saat Haudia mau membuka pintu ada cahaya jingga dari balik pintu. Sontak saja Haudia melompat ke belakang dan Kunti menyelimuti semuanya dengan kain putih yang berputar cepat menahan kobaran api yang tiba-tiba saja masuk. Ikh dan lainnya selamat berkat insting Kunti sementara itu kamar mayat terbakar.
"Ternyata aku lambat. Siapa yang tahu jika kuntilanak ini sangatlah cepat..? "
"Aku masih bisa merasakan energi mereka di dalam sana. Apa mereka selamat? Itu bagus aku jadi tambah semangat.! "
Red dan Yellow masuk ke dalam kamar mayat.
"Kau berhutang kepadaku.. " beritahu Kunti ke Haudia, padahal tak perlu.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Malahan kau yang mengangguku saat ingin melindungi Ikh.. "
"Aku yang menjaga Ikh.! "
"Aku?! "
"Bisakah kalian berdua berhenti? Ini mengingatkanku saat pertama kali Huda dan Kunti bertemu.. " pikir Ikh.
Kemudian Ikh memperhatikan kedua orang asing di depan mereka. "Jadi benar..? Ada yang mengincar Huda.! "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top