Bagian 12. Baidia ingin Percaya
Ikh POV
Pengumpulan Jiwa. 18.12.
Aku yang meminjam satu kamar di Pengumpul Jiwa sedang memeriksa berapa banyak kertas mantera yang aku bawa saat ini. Jumlahnya lumayan banyak, jika musuh yang akan kami lawan nanti sedikit. Namun bila sebaliknya maka aku butuh kertas lagi.
"Kau yakin dengan ini, Ikh? " bisikan pertanyaan yang Kunti ucapkan sontak saja membuatku merinding. Pasalnya dia muncul tiba-tiba.
Kutatap malas Kunti sambil menjawab. "Cuma ini caraku bisa mengetahui keluarga Huda dan Haudia.. "
"Kenapa kau segitunya ingin menolong mereka? Mereka belum tentu dapat menolongmu suatu hari nanti.. " Kunti mengucapkan hal yang begitu sangat berat. Mungkin hantu ini ada benarnya, dicerita novel yang selalu aku baca protagonis selalu membantu orang-orang akan tetapi ketika dia dalam masalah tidak banyak yang bisa dilakukan orang-orang itu. Dan ada beberapa cerita tertentu dimana protagonis menyelesaikan masalahnya sendiri karena orang yang ia bantu... Tidak bisa membalas bantuan yang ia berikan.
Apa aku akan menjadi salah satu seperti itu?
"Aku hampir lupa. Aldert sudah memerintahkan salah satu anak buah jin nya agar mirip sepertimu.. " beritahu Kunti.
"Dalam hal begini si MESUM itu dapat berguna. Aku bisa tenang nanti ketika pulang ke kost, bibi tidak memarahiku gara-gara aku membantu pemerintah disini.. "
"Hei, Ikh. Apa kau yakin dengan pekerjaan yang akan kita lakukan? Entah kenapa aku merasakan ada yang janggal.. "
"Tidak biasa darimu, Kunti... " ya. Biasanya bila Kunti berucap seperti ini maka akan terjadi sesuatu. Itu adalah satu kekuatan yang dimiliki hantu kuntilanak ini.
Menciptakan kecemasan. Nenekku pernah berkata untuk tidak bermain dengan kata-kata karena bisa saja apa yang keluar dari mulut akan jadi nyata.
Sialan kau, Kunti!
Jika kalian berpikir aku tidak percaya dengan mitos seperti, maka kalian salah besar. Buktinya bisa kalian lihat dari kisahku sebelum nya.
Tuk. Tuk..
Baidia mengetuk pintu kamar, mengatakan bila kak Rio sudah bersiap di luar. Aku menyahut panggilan Baidia lalu mengikutinya keluar bangunan masuk ke dalam mobil sedan hitam kak Rio.
"Kau siap, Ikh? " tanyanya.
"Sudah, kak.. " jawabmu mantap.
"Good. Tugas kita ada di dalam gedung duta mall. Aku tidak akan memberikan tugas yang berat untukmu dan juga Baidia.. "
"Terus apa? " bingungku.
"Aku ingin kalian berjaga di titik yang sudah di berikan. Nanti aku kasih tahu setelah kita sampai.. "
"O-k.. "
Mobil sedan bergerak, mengarah ke pusat kota tapi kami belok ke jalanan aspal sempit yang mana memiliki banyak rumah dan satu lapangan luas dimana duta mall berada.
Aku bisa melihat banyak lantai di duta mall ini---tunggu dulu. Bukannya ini tempat aku dan Huda biasa kencan ganda bersama Bariyah dan Lutfi?
Kami turun di tempat parkir. Bagian ini sangat gelap, memaksaku menggunakan lampu HP begitu juga dengan Baidia yang pakai senter. Di depan ada Kak Rio yang menuntun jalan ke bagian satu-satunya memiliki cahaya yang berasal dari bulan, saat aku lihat ke atas ternyata ada beberapa lantai yang belum jadi. Seakan proyek nya terhenti begitu saja.
"Ini titik yang aku maksud tadi. Ikh. Kau dan Baidia akan berjaga disini sementara kami para Eksorsis berpengalaman memburu roh tersesat atau hantu yang membuat masalah disini... "
"Duta mall ini... Angker? "
"Jadi angker. Ada teroris yang membawa pusaka terkutuk, benda itu hancur dan energi spritual negatif yang tersimpan di dalam pusaka tersebar. Beberapa hari lalu kami menerima tugas disini, melaporkan bila ternampak beberapa penampakan yang menganggu. Bahkan roh-roh ini dapat melukai manusia.. "
"Berbahaya sekali.. " cetusku berkeringat.
"Tugas kalian tidak sulit. Sucikan atau basmi roh dan hantu yang melarikan diri ke titik ini.. "
"Itu saja? Kok mudah... "
"Hahaha. Sudah aku duga darimu tapi jangan sombong. Mungkin saja roh kuat yang kabur.. "
"Ugh. Jangan di doakan dong.. " sweatdropku.
Setelah itu kak Rio pergi dari tempat ini, meninggalkanku bersama Baidia. Aku melihat-lihat sekitar karena cukup membosankan diam disini. Aku juga tidak bisa berbicara dengan Baidia karena orang nya nampak sibuk melakukan sesuatu.
"Hmm? "
"Ikh, itu.. "
Aku dan Kunti melihat ke luar duta mall. Dimana terlihat beberapa orang berdiri, mereka menjaga jarak sepanjang 5 meter (mungkin), ada kata-kata terucap di mulut mereka yang aku tebak itu adalah mantera. Tidak lama kemudian terlihat surai tipis terbang ke atas mirip fatamorgana, biru tembus pandang.
Aku mendekat ke jendela untuk melihat lebih jelas selimut fatamorgana ini membungkus duta mall dari luar. Ini adalah barikade.
"Ini aneh, Ikh. Barikade ini mengurung roh sekuat eksorsis ular yang waktu itu kita lawan---"
"He? Kunti?? "
Aku terkejut.
Kunti yang tadi ada disampingku terpental hanya dalam kedipan mata dariku. "Ada sesuatu ditengah-tengah kami---!?! "
BATS!!!?
Hambatan kasar dari lengan hitam itu mematahkan pedang yang baru saja aku gunakan. Bukan itu saj---
DUAR!!!?
"Argh!!!? "
Hambatan itu mengenaiku telak. Aku mendadak susah bernafas dan kepalaku sakit sekali. Buram penglihatanku melihat ada cairan di perutku.
... Set?
Tubuhku mengambang tertarik.
"Ikh... " aku bisa mendengar suara Kunti.
---han.
Krek? Krrltkrkrktk!!!?
"AAAAAAAAAAAAA!!!?? "
"IKH! "
"Hah-hah. Hah. A-apa itu tad-i?"
"Aku mengembalikan struktur badanmu secara paksa.. " jawab Kunti.
"M-maksudmu mematahkan-nya! Hah. Hah.."
"Kau tidak memiliki pilihan lain.. "
"Argh! Aku masih bisa merasakan rasa sakit di tulangku. Yang banar saja dia mengembalikannya... "
Kucoba untuk FOKUS. Sosok hitam, tinggi mencapai langit-langit tempat parkiran. Genderuwo? Hampir sama.
"Makhluk apa itu? "
"Genderuwo.. "
".......... "
"Memang tidak besar dan mirip usia 100 tahunan, namun kekuatan yang bisa melukaiku dan mematahkan manteramu dengan mudah. Gendruwo tidaklah biasa.. "
"Seperti yang Kunti jelaskan. Makhluk hitam ini sangat mirip genderuwo dengan mata merah menyala nya. Tapi bentuk tubuh nya tidak besar, malahan tinggi. Tangan dan kakinya sangat panjang. Mungkin itu yang membuat nya dapat bergerak sangat cepat.. "
!?
"Baidia? Mana dia?? "
"Tak keliatan tapi aku masih bisa merasakan aura kehadiran gadis kecil itu.. "
"Apa genderuwo itu dapat merasakan nya juga? "
"Mungkin.. "
"Ugh. Tidak bisa menjamin sekali. Aku harap kau bersembunyi jauh, Baidia.. "
Aku ambil kertas jimat pengekang. Setelah pedangku hancur maka cuma ini caraku bertarung.
"Mengandalkan kekuatan Satan?"
Aku tidak mau membakar duta mall ini. Nanti diminta tagihan.
"Kunti, aku akan menggunakan rencana cadangan... "
"Kau bisa mengandalkanku, Ikh.. "
"Hmm? "
Genderuwo ini bertingkah aneh, hidung nya seakan mendengus. Mencium-cium.
"Genderuwo tertarik dengan manusia terlebih perempuan.. "
"Heh? "
"Dia tidak tertarik kepadaku karena aku sudah mati, dan juga... Aku juga tidak mau sama dia! "
"Bodoh! Bukan itu. Yang lebih penting kita harus melindungi Baidia. Genderuwo itu mencium aroma nya?!"
"Aku cuma peduli denganmu, Ikh.. "
"Aaaa! Aku senang entah kenapa tapi Baidia!? "
Aku berlari melewati Kunti, ia memanggilku di belakang. Fokusku saat ini melindungi Baidia yang bersembunyi tidak jauh dari sini. Aku tidak bisa merasakan kehadiran ataupun melihat nya, petunjukku cuma genderuwo itu.
"Wahai rantai suci, kengkanglah jiwa terkutuk ini.! "
Astral Chain
Kertas jimat ku lempar ke atas badan genderuwo, rantai besi muncul di atasnya dan merantai nya tapi rantaiku patah karena kekuatan yang dimiliki makhluk hitam ini.
Ikh.
Sementara itu Kunti terus memanggilku.
Astral Sword
"Ini mungkin tidak cukup tapi semoga bekerja!? "
Aku membuat pedang energi dari kertas jimat, dan kutebas genderuwo. Hasilnya... Aku dihambat tangan nya lagi dan menabrak tiang semen.
"Urgh. Sial. Kurang! "
".......... "
"........... "
Genderuwo itu berhenti di depan salah satu tiang, hidung nya mendengus ke depan.
"Baidia? "
Baidia (Back)POV
"Baidia, aku ingin kau menggunakan mantera sembunyi pada saat genderuwo yang dikirimkan pemerintah muncul untuk menyerang Ikh.. "
"Eh? "
"Maaf tidak memberitahumu, tapi tugas yang diberikan pemerintah adalah untuk melenyapkan Ikh. Mereka takut dengan kekuatan yang dimiliki Ikh.. "
"T-tapi kenapa? I-Ikh tidak kehilangan kendalinya. Dia akan baik saja. Aku percaya.. "
"Aku mohon mengertilah, Baidia. Jika aku mengabaikan tugas dari pemerintah maka Pengumpul Jiwa akan dibubarkan... " perkataan kak Rio ini yang membuatku diam. "Jika tempat ini tidak ada, dimana kau bisa tinggal lagi? Aku tidak mau kamu jadi objek penelitian pemerintah atau organisasi jahat di luar sana, "
Aku paham apa yang ingin dikatakan kakak, tapi dengan mengorbankan kehidupan orang lain? Itu bukanlah kak Rio yang aku kenal.
"Apa ini karena kekuatan mata yang aku miliki? " disaat bersamaan aku teringat kata-kata dari Ikh.
Aku ingin hidup normal.
"Aku juga, Ikh. Aku juga mau! "
Dengan berat hati aku mengetuk pintu kamar dimana ada Ikh.
Normal POV
"Padahal aku sudah bersembunyi. Padahal aku tidak ingin Ikh melihat aku mengecewakan nya! Padahal... Aku ingin percaya pada Ikh!? "
Ikh.
Crush!!!?
"?"
Ada sensasi basah di pipiku. Rasa sakit juga di pundakku dan tanganku. Aku tidak ingin melihat, namun suara itu membuatku membuka mataku.
Kau baik saja?
Author POV
Tempat Parkir. 18.35
Tanah tergesek karena Ikh menendangnya, anak muda ini berlari sekuat tenaganya ke tempat dimana Baidia bersembunyi walau tidak kelihatan.
"Aku tidak akan sempat!? Aku... "
Di detik-detik terakhir Ikh mengingat senyuman yang dimiliki orang dicintainya. Dan juga ada Haudia disana.
"Aku memang belum bisa menyelamatkan kalian berdua, TAPI... Aku bisa menyelamatkan Baidia yang saat ini ADa di hadapanku!! "
Bara api biru membungkus tubuhnya, gerakan Ikh bertambah cepat. Apinya melelehkan lengan kanan genderuwo dan Ikh, ia menjadikan badannya sebagai perisai dari lengan kiri genderuwo yang menyerang Baidia.
Cruak!?
Sisi kiri badan Ikh robek oleh tusukan kuku tajam genderuwo. Lengan kiri makhluk hitam itu kemudian terbakar oleh api biru hingga genderuwo terkapar kesakitan.
Perlahan sosok tersembunyi Baidia kelihatan. Ikh tersenyum sambil mengatakan 'akhirnya kelihatan'. "Kau baik saja... Baidia? "
"I..kh? "
"Kau s-seharusnya bersembunyi lebih jauh lagi.. "
"Eh? "
Ikh batuk darah, dengan kondisi perut robek itu untuk Ikh selamat. Tidak ada.
Baidia sontak saja menahan badan Ikh dengan dirinya, ia mengabaikan noda merah yang mengotori seragam sekolah nya.
"Ikh! Ikh! "
"Aku... B-belum... Boleh mati. "
"Kau tidak akan mati. A-aku akan menyembuhkanmu.! "
"B-benarkah itu? "
"Ya.! "
"Haaaa... Aku sangat..tertolong olehmu-"
"Ikh? "
"....... " Ikh tidak merespon lagi.
"Aku mohon jangan mati. Ikh! "
"Baidia. Hentikan. Jangan! Kau akan ikut terlibat juga!? " teriak Rio lewat headset yang digunakan Baidia.
Gadis muda ini membuang alat komunikasi itu, lalu mensejajarkan posisi Ikh dengan dirinya. Mata kuning Baidia menyala, berubah jadi hijau.
"Aku pasti akan menyembuhkanmu. Walaupun harus menggunakan kekuatan mata ini. Aku tidak mau kehidupanku tercipta dari kesengsaraan orang lain. Aku ingin hidup normal. Aku ingin hidup layaknya orang biasa!!! "
Cahaya hijau menyilaukan pandangan hingga keluar gedung duta mall. Cahaya itu perlahan meredup setelah 1 menit lamanya bertahan. Luka pada perut di kiri Ikh beregenerasi dengan begitu cepat, menutup daging dengan daging yang lain.
"I-k..h." Baidia langsung tak sadarkan diri.
Tangan kiri Ikh yang ikut robek tadi sembuh di waktu yang tepat, menahan badan Baidia agar tidak jatuh ke lantai.
Aaarkh! Aksgdnwkadlwh!!!??
Genderuwo yang terbakar oleh api biru Ikh memotong tangan kirinya sendiri agar api tidak menyebar ke tubuh nya. Mata merah itu menyala kembali dan menatap Ikh dengan penuh hasrat keinginan membunuh. Ia tidak peduli lagi dengan Baidia yang ingin ia dapatkan tadi. Sosok hitam itu membuka rahangnya lebar-lebar siap memakan Ikh.
"Terimakasih... Berkatmu Ikh selamat! "
Tangan kiri Ikh berubah warna kulit jadi putih susu dengan garis tato merah darah membantu taring hantu kuntilanak, ada tanduk tertentu yang muncul di daging lengan kiri itu. Tangan kiri Ikh patah ke belakang menembakkan sesuatu yang sangat tajam memotong-motong genderuwo jadi banyak hingga entitas nya dilenyapkan oleh kekuatan Kunti.
"I-Ikh? " panggil Baidia setengah tak sadar.
"Istirahatlah... " Baidia tertidur setelah disentuh tangan putih Ikh.
Rambut Ikh mendadak jadi putih dengan beberapa surai berwarna merah mirip darah, kedua mata Ikh memutihkan dan memunculkan garis hitam seperti mata hantu.
Kunti-lah yang bertanggungjawab atas perubahan Ikh ini. Ia merasuki Ikh lalu merubah struktur badan anak SMP ini agar kekuatan nya dapat digunakan di tubuh Ikh juga. Ini sama seperti Ikh yang meminjam kekuatan Kunti lewat perantara kertas jimat spesial, tapi itu cuma seperempat dari kekuatan Kunti. Sedangkan untuk kali ini, Kunti menguasai raga dan jiwa Ikh sepenuhnya.
Dengan kata lain Kunti dapat menggunakan kekuatan penuh hantu nya.
Mata teror dari sang hantu ini menatap tajam kumpulan eksorsis yang mengepungnya. Ada Rio di antara mereka.
"Ternyata begitu.. " bisik Ikh dengan suara Kunti.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top