Bagian 10. Kak Rio
Ikh POV
Setelah Pulang Sekolah. 12.02
Bel pulang sekolah telah terdengar. Kami para murid keluar dari kelas masing-masing setelah mengucapkan salam pisah ke guru kami. Ngomong-ngomong aku sudah dipastikan akan naik kelas dan akan menjadi kakak kelas di tahun depan.
Pengumuman diberitahu wali kelasku sesaat jam pulang bila kami harus mengambil rapot tanda kenaikan kelas. Dan berita paling bagusnya adalah aku dan Bariyah naik kelas. Terutama Bariyah yang sangat senang akan pengumuman hari ini.
"Bariyah kenapa? " bingung Baidia.
"Baidia tidak tahu ya. Sebenarnya Bariyah pernah dua kali tidak naik kelas.. " beritahuku.
"Eeeh?" pekiknya tak percaya.
"Itulah kenapa Bariyah sangat senang dengan pengumuman kenaikan kelas ini.. "
"Padahal Bariyah nampak sangat bijak. Kenapa bisa? "
"Aku juga tidak tahu.. "
"Hei Ikh.. "
Aku terdiam saat Kunti menegurku. Sosoknya tiba-tiba hadir tepat dibelakang membuatku terkejut.
"Bagaimana kau mengambil rapot itu nanti? Siapa walimu? "
"Benar juga!? " pikirku baru ingat.
Aku tidak bisa menghubungi ayah maupun ibu untuk mengambil rapotku itu. Dengan kata lain... Rapot nya bakal ditahan??
"I-Ikh. Kau tidak mempunyai wali? Orangtuamu kemana?? "
"M-mereka sibuk.. " jawabku susah.
"Sibuk ya.. " Kunti berseru dibelakang. Beberapa saat kemudian ia lenyap seperti ditiup angin.
Aku dan Baidia baru bisa tenang.
Sebenarnya Baidia juga bisa melihat Kunti. Tapi dia katanya tidak mau melihat langsung karena Kunti menakutkan. Aku mengerti dia muncul tiba-tiba di toilet itu benar-benar menakutkan. Tapi seharusnya biasa saja'kan bila di tatap biasa?
Dan satu hal lagi tentang Baidia. Dia memiliki kemampuan yang disebut Mata Sihir. Kekuatan ini membuat nya dapat melihat dan berhubungan dengan makhluk astral, roh dan lainnya. Itulah kenapa kami bisa berbicara walau beda dimensi dan dunia.
"Ikh. Apa tidak apa rapotmu ditahan? "
"K-kurasa tak apa. Malahan aman. Mungkin. Yang lebih penting apa kita jadi ke tempat yang kau bicarakan itu? Tempat dimana semua eksorsis berada.? "
"Hmm. Ayo... "
Aku memberikan nomorku ke Baidia tapi dia menjelaskan nya secara langsung. Lalu apa gunanya nomorku?
"Baidia, kenapa kau bisa mengenal kelompok ini? "
"Aku dibesarkan disana.. "
"D-dibesarkan?? "
"Aku adalah anak yatim piatu. Lalu kelompok kak Rio mengadopsiku karena aku memiliki kekuatan yang tidak dimiliki banyak anak-anak lainnya. Aku membantu kelompok kak Rio dalam mengatasi setiap masalah supernatural sebagai gantinya aku mendapatkan pendidikan dan diberi tempat tinggal... "
"Hebat ya... "
"T-tidak. I-Ikh jauh lebih hebat. Dapat mensucikan hantu dan bertarung mempertaruhkan nyawa. M-menurutku itu luarbiasa.. "
"Sebenarnya aku juga tidak tahu kenapa aku memiliki kekuatan ini. Awalnya ini membuatku tersiksa. Aku tidak meminta untuk memiliki hal semacam ini, aku ingin jadi normal. Tapi tidak hisa. Lalu seiring berjalannya waktu kehidupanku berubah, pandanganku teralihkan ke hal lain.. "
"......... "
"Bagaimana jika kekuatan ini diberikan kepadaku untuk melakukan sesuatu? Aku tahu hidup itu tidak adil, aku menjalani hidup yang seperti itu tapi aku juga tahu ada yang lebih tidak adil dari kehidupanku ini. Menancapkan hal itu ke dalam hatiku aku memutuskan untuk membantu walau tidak ada yang memintanya. Setidaknya aku ingin hidup dengan pahala sebelum meninggal kemudiannya.. "
"Aku menjalani hidup demi diriku dan juga demi orang lain... "
"Ikh.. " Baidia tersenyum ke arahku setelah aku berkata seperti itu.
"Benar Ikh. Ada kehidupan yang lebih tidak adil darimu. Ada di depan matamu. Huda. Haudia. Aku pasti akan menolong kalian berdua! "
Setelah berjalan cukup jauh dari sekolah dan lingkungan kostku tinggal. Kami ditunggu oleh seseorang yang bersandar di mobil hitam.
"Kak Rio..."
"Jadi dia.. "
"Iya... "
Kak Rio ini memiliki perawakan yang sangat tinggi cukup dikatakan sebagai orang dewasa. Seorang pria berambut hitam tapi panjang mengenakan pakaian sasirangan hitam bermotif pucuk bunga yang melingkar terjeda.
Kak Rio menyapa kami dengan senyuman hangat.
"Senang bertemu denganmu, Ikh. Kau bisa memanggilku Rio.. "
"Y-ya, kak.. "
"Tidak usah gugup begitu. Aku membaca sedikit tentangmu di dokumen yang aku terima. Kita ini sesama Eksorsis. Bedanya aku lebih tua.."
"Apa? " bingungku.
"Masuklah. Akan aku jelaskan semuanya ditempat.. " Kak Rio membukakan pintu mobilnya.
Baidia mengajakku untuk masuk sementara itu kak Rio duduk di kemudi. Dan kami pergi dari sana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top