14. | 𝑻𝒉𝒆 π‘·π’π’˜π’†π’“

Para serigala jelmaan demon itu sukses mengepung kediaman aerin.

Para pemuda yang ada di sana langsung siaga 1 melindungi sang gadis bulan yang menjadi target para demon. Bala bantuan dari junkyu, jaehyuk dan park bersaudara tidak membuat para demon itu mundur.Β 

"JUNGHWAN !"

junghwan terhuyung beberapa langkah ke belakang. Di tubuh nya sudah terdapat beberapa luka akibat serangan demon-demon itu. Bulu nya yang awal nya seputih salju, kini terlihat kotor karena beberapa bekas cipratan darah nya sendiri.

Jaehyuk membentengi junghwan yang melemah dengan busur dan panah nya. Dengan tangan kosong ia menancapkan panah itu ke kepala demon yang membuatnya seketika menghilang menjadi debu.

Doyoung segera memberikan sihir heal-nya kepada junghwan agar pemuda itu cepat pulih. Di dekat mereka berdua, yoshi bertarung melindungi mereka di tengah kekacauan ini. Pedang es nya yang mengamuk itu dengan bebas menebas musuh-musuhnya hingga satu-persatu tumbang. Tapi ia lengah.

Ada sedikit celah di belakang nya dan itu tak di sia-siakan oleh para demon itu. Seekor serigala sudah siap menerjang pemuda itu, pemuda itu terlambat menyadari nya, namun sebuh teriakan menginterupsi pendengaran nya.

"YOSHI !!"

serigala itu tersingkir dengan sebuah pisau dapur menancap di perut nya. Itu aerin. Gadis itu telah menyelamatkan nya dengan berbekal pisau dapur biasa. Serigala itu pun tumbang dan menghilang menjadi debu. Yoshi menatap gadis itu tak percaya.

Sedangkan aerin ? Jangan di tanya. Tangan nya yang kini kotor karena darah hitam sang demon itu gemetar, tapi ia tetap tersenyum mengatakan bahwa ia tak apa-apa.

Ia tak bisa berdiam saja ketika semua orang tengah berjuang mengusir para mahluk laknat itu. Dengan berbekal pisau dapur bekas ia memasak, ia melawan para serigala itu dengan segenap tenaga nya. Tangan nya yang gemetar sama sekali tak ia peduli kan.

para serigala itu mundur begitu melihat aksi nekat sang gadis bulan. Mereka yang masih tersisa berlarian menjauh. Akhirnya sekali lagi, mereka berhasil melindungi sang gadis bulan.

Mereka langsung mengerubungi aerin seperti semut yang menemukan gula. Dengan raut wajah khawatir dan syok, mereka mencerca gadis itu dengan berbagai pertanyaan.

"AERIN ! lu gapapa ?!"

"Aerin ! Apa-apaan itu tadi hah ?!"

"Klo lu luka gimana ?! Mikir dong !"

"Lo gapapa kan ?! Ada yg sakit ga ?!"

"Sumpah rin ! Gw kaget banget liat lo nikam demon itu tadi !"

"NOONA KEREN BANGET !!"

Aerin yang masih terkejut dengan apa yang barusan ia lakukan itu linglung. Pertanyaan para pemuda itu malah membuat nya frustasi. Spontan ia mengacungkan pisau nya.

"DIEM DULU ! NANYA NYA SATU-SATU !"

para pemuda itu pun diam. Aerin duduk di teras belakang rumah nya masih dengan nafas tak beraturan. Pisau yang ia gunakan untuk membunuh sang demon itu ia buang sembarang arah. Ia menatap tangan nya yang bersimbah darah hitam milik sang demon.

Para pemuda itu terdiam menatap aerin dengan raut wajah khawatir. Apalagi sebelumnya, gadis itu berteriak ketakutan dan dengan tiba-tiba dia menyerang demon itu sendirian. Siapa yang tidak jantungan melihat itu ??

Jihoon mengalihkan pandangan nya pada dua vampir di antara mereka. Dengan cepat ia meraih kerah yoshi dan mengangkat nya cukup tinggi. Begitu pun junkyu yang langsung menghunuskan pedang nya di leher mashiho yang langsung terdiam.

"Katakan tujuan kalian sejujur-jujurnya klo gk mau kepala lu lepas dari tempat nya" ujar junkyu dingin.

"Kalian mau nyelakain aerin kan ?!", Tanya jihoon.

Mashiho tercekat mendengar suara bariton junkyu alih-alih suara imut yang biasa ia keluarkan. Yoshi berusaha melepaskan cengkraman jihoon pada leher nya, tapi naas, cengkraman nya terlalu kuat.

"K-kita cuman mau bantu kalian...., Berhentiin.... R-ramalan itu..." Ujar yoshi terbata.

"GK USAH BOHONG ! LO BERDUA CUMAN MAU DARAH NYA KAN ?!" Pekik jihoon.

"Oohh... Setelah penyihir biadab kemaren, sekarang kalian mau ambil darah aerin juga ?" Sarkas junkyu. Pemuda itu semakin mendekatkan pedang nya dengan leher pemuda takata itu. Membuat mashiho semakin mengangkat wajah nya guna menghindari bilah tajam junkyu.

Karena tubuh nya kini pun terpojok di tembok, tidak memungkinkannya untuk kabur.

"Gw serius kim junkyu..., Gw... Gw tarik kembali semua omongan gw di rooftop tadi siang. Lo bisa pasang segel nova ke tangan gw kalo perlu"

Segel nova merupakan segel yang biasa di gunakan pada para tahanan guardian untuk mencegah mereka kabur atau melanggar perjanjian.

Junkyu menatap mashiho tajam. Tak ia temukan satupun keraguan di mata nya. Tapi itu bukan alasan yang kuat untuk mempercayai nya.

Junkyu semakin mendekatkan bilah pedang nya pada leher mashiho hingga menyebabkan goresan tipis disana. Sedangkan jihoon membanting yoshi ke tanah, masih dengan tangan kekar nya yang mencekik leher bermarga kanemoto itu.

"JANGAN BOHONG ?! KLO EMG KALIAN DATANG DENGAN NIAT BANTUIN KITA, KEMANA SODARA LO YANG LAIN ?! JANGAN BILANG MEREKA LAGI SEMBUNYI BUAT NGELAKUIN RENCANA BUSUK KALIAN YANG LAIN ?!"

"GK JI ! KITA KESINI BENERAN MAU BANTUIN KALIAN -"

"DENGAN ALASAN APA ?! SEJAK AWAL KALIAN MALAH MAU BUNUH AERIN BUAT AMBIL DARAH DIA JUGA KAN ?! TRUS KENAPA ?!". Suara junkyu membelah keheningan malam itu. Semua orang di sana diam, membiarkan duo j itu mengintrogasi mashiho dan yoshi.

Kalau sudah begini, tak ada yang menghentikan mereka.

"Jihoon, sudah, lepaskan mereka... . Mungkin mereka beneran berubah pikiran..." ujar aerin.

"Mereka gk mungkin se plin-plan itu klo urusan keputusan rin. Pasti ada rencana rahasia yang lagi mereka rencanain" ujar junkyu.

"Tapi jun-"

"Bang junkyu, tangan shiho...."

Jaehyuk menunjuk tato bulan di pergelangan tangan mashiho. "Lo, punya tato nya...?". Saat itu pula, jihoon juga menangkap tato bulan yang sama di tangan yoshi. "Lo-"

Belum habis kata-kata nya, pergelangan tangan jihoon pun ikut bersinar. Bukan hanya jihoon, semua pemuda yang ada di sana tangan nya juga ikut bersinar dan perlahan meredup meninggalkan tato bulan yang sama di sana.

Tanda ksatria bulan.

"Tato nya..." Gumam jaehyuk.

"Kita salah satu dari ksatria bulan..." Ujar junkyu yang menatap lengan nya tk percaya.

-----β€’-----

Keesokan hari nya ada jam istirahat aerin berkutat dengan pensil dan buku tulis nya. Ia tidak keluar ke kantin seperti yang biasa ia lakukan hari-hari sebelumnya.

"Ngapain rin ?"

"WAKHH ?!"

pekikan nyaring gadis itu menggema di ruang kelas yang kosong. Kedatangan pemuda itu sama sekali tak terasa. Aerin memukul pundak pemuda itu agak keras, namun ia malah mendapat cengiran bodoh sebagai balasan nya.

"PARK JEONGWOO !! ngagetin tau nggak ?!"

"Hehe maap..., Lagian lu serius banget, ngapain sih ?" Tanya pemuda berkulit tan itu.

Aerin menunjukkan coretan ada kertas yang ia buat. Disana tertulis nama teman-teman ksatria nya yang sudah ia temukan. "Aku sudah menemukan 8 dari mereka, dan sekarang aku sedang mencari tau siapa lagi selanjutnya..."

Aerin menyadari tatapan jeongwoo yang menyendu ketika menatap nama-nama yang tertulis disana.

"Woo ? Lu kenapa ?"

"H-hah ?"

"Lu kenapa ?"

"Gapapa kok, kenapa emang nya ?"

Aerin kembali menatap kertas nya. Di sana tertulis kedua bersaudara park, park jihoon dan park junghwan.

"Sodara gw keren ya..., Takdir mereka terpilih sama dewa buat ikut andil ke peristiwa besar ini...." Ujar nya pelan.

"Setelah semalem mereka dapet tato bulan nya, bang jihoon langsung ngomong 4 mata sama junghwan soal rencana mereka ke depan nya. Gw pengin bantu, tapi... Gw gk ada kekuatan khusus kek mereka.

Sekarang mereka pada kumpul di rooftop buat nge-rundingin masalah yang sama. Gw gk paham dan gw tau, kalo gw gk bisa bantu banyak, Jadi....gw menjauh dari mereka. Maaf ya rin, mungkin gw gk sehebat abang sama adek gw"

Setelah mengatakan itu, jeongwoo pergi keluar kelas, meninggalkan aerin yang belum sempat berkata apapun.

Ia menatap kertas coretan nya tadi. Ia balik kertas itu dan menemukan nama park jeongwoo yang masuk dalam kandidat nya.
Memang semua ksatria yang sudah ia temukan memiliki kekuatan khusus yang merupakan anugrah dari sang bulan. Dan jeongwoo tidak, ah-bukan, belum memiliki kekuatan tersebut.

Tunggu...,

Kekuatan khusus ?

Aerin membuka notes nya yang berisi tentang ramalan tersebut. "Sinar rembulan agung akan menurunkan anugerah pada ke-12 konstelasi bintang yang akan mengiringi sang gadis bulan"

Gadis itu terdiam sejenak. Tangan nya meraih pena dan menuliskan setiap kekuatan khusus yang para ksatria nya miliki saat ini. Satu persatu ia tulis di kertas itu dengan teliti hingga tersisa dua nama yang belum terisi, dan salah satu nya membuat ia menyerengit kan kening nya bingung.

"Jaehyuk...."

Tangan nya terhenti pada nama yoon jaehyuk.

Pemuda soft itu adalah satu-satunya orang yang belum ia ketahui kekuatan nya. Secepat kilat, ia berlari menuju rooftop untuk mencari tau kebenaran nya. Ia banting pintu teralis besi pembatas tangga dan lantai rooftop hingga mengagetkan sekelompok pemuda yang tengah berkumpul di dekat sana.

Ah, tidak berkumpul juga sih. pasalnya, kini keadaan nya sangat berantakan. Seragam yang acak-acakan, luka lebam dan bahkan darah di sudut bibir mereka. Jelas sekali jika mereka ini sedang baku hantam.

"Apa yang terjadi disini ?!" Tanya aerin.

"Mereka yang mulai ! Mereka ngatain kita anjingΒ  padahal kita lagi diskusi santai !!" Pekik jihoon.

"Lo duluan yang mancing ya ! Siapa tadi yang lo sebut 'kurcaci cebol'Β  Hah ?!" Pekik mashiho tak kalah keras.

"Gw gk nyebut nama lo kan ? Lo ngerasa ?" Sarkas jihoon.

Baku hantam pun tak terelakan. Mereka kembali memukul satu sama lain dengan tangan kosong. Yang lainnya pun berusaha melerai. tapi tak dapat dipungkiri, mereka juga rasa tak terima ketika teman mereka di hina seperti itu.

Aerin kalang kabut. apalagi saat melihat doyoung yang terhempas ke pagar pembatas karena kuatnya dorongan mashiho padanya yang berusaha melerai mereka berdua. Ia bingung harus melakukan apa.

Jika ia membantu, dipastikan ia juga kalah mekanik di bandingkan 2 pemuda itu yang berakhir terlempar juga seperti doyoung. Perkelahian itu semakin memburuk ketika yoshi dan jihoon ikut beradu argumen.

Rooftop itu begitu berisik dengan suara para kaum adam saling berteriak yang memekakkan telinga.

"BERHENTIII !!"

Tanpa sengaja, ia membanting buku catatan yang ia bawa. Buku itu menghantam lantai, tapi, bukannya menimbulkan suara bantingan. Buku itu malah berubah menjadi serpihan kecil yang menimbulkan dentuman yang sangat keras.

Sebuah cahaya biru pun tiba-tiba saja muncul dari sana dan menghantam para pemuda itu hingga menabrak teralis pembatas tepi rooftop. Hantaman nya cukup keras hingga membuat mereka semua yang awalnya beradu argumen seketika langsung terdiam saking keras nya.

Mereka semua terkejut hingga tak ada yang membuka suara, apalagi sang gadis yang bingung akan apa yang baru saja terjadi.

"I-itu tadi....apa....??" Tanya junkyu terbata.

"Barusan tadi itu...." Gumam doyoung pelan.

"Gk salah lagi..."

Yoshi memandang aerin yang masih memandangi tangan nya tak percaya.

Wajah nya terangkat ketika melihat yoshi yang datang menghampiri nya. Pemuda itu mengelus tangan gadis itu lembut. Wajah dengan rahang tajam yang semula serius itu berganti dengan senyuman lembut yang bahkan aerin sendiri tak percaya, bahwa seorang yoshinori, dapat tersenyum seperti itu.

"Seperti yang gw duga, hari ini akhirnya datang juga...., Doy !"

"H-hah ?"

"Mulai sekarang lo harus bantuin aerin buat ngendaliin kekuatan nya."

"Hah ? K-kenapa ?" Jujur, ini pertama kali nya yoshi memanggil nama doyoung.

"Lo gk mau kan, mati gara-gara luna lo sendiri".

Tentu aerin terkejut. Tidak mungkin ia membunuh ksatria nya sendiri bukan ?!.

"Lo masih perlu belajar ngelatih kekuatan lo yang bahkan baru muncul sekarang. Mungkin lo sudah tau, tapi raja demon udah selangkah di depan kita sekarang. selain ngincar kristal merah dan biru, dia juga ngincar lo. Dan lo tau kenapa ?"

"U-untuk membunuh ku ?" Jawab aerin perlahan.

Yoshi mendekatkan wajah nya ke wajah gadis itu sambil tersenyum tipis. "Untuk mengambil alih kendali sang penguasa immortal yang sesungguhnya"

"Dengan lo yang masih belum tau tentang jati diri lo yang sebenarnya, itu mempermudah raja demon buat ngendaliin lo.

Dia gk mungkin ngendaliin kita semua karena terlalu sulit. Di banding bunuh lo, akan lebih menguntungkan klo dia bisa gunain lo sebagai boneka nya. Karena sebenarnya...., kekuatan kita yang dari klan-klan biasa ini gk sebanding dengan klan bulan."


Aerin terdiam mendengar kata-kata pemuda bermarga kanemoto itu. Masalah ini jadi lebih rumit dari yang ia bayangkan. Ia kira, tugas nya untuk mengumpulkan seluruh ksatria nya sudah cukup untuk mengalahkan sang raja.

Tapi sekarang, ia sendiri pun dapat menjadi salah satu sumber kehancuran immortal.

"Nanti biar si cunguk merah ini yang ngajarin cara ngendaliin kekuatan lo. Anjing-anjing lain nya gk usah ikut, ntar ngerusuh lagi...."

"KAN ! LO YG MULAI LAGI YA ANJ !" pekik jihoon.

Ingatkan aerin jika ia juga punya tugas untuk menyatukan mereka semua.... .

"Oh ya kak ? Kenapa kakak tiba-tiba nyamperin kesini ? Ada sesuatu kah ?" Tanya junghwan.

"Hm ? Oh iya ! Gw nyariin jaehyuk ! Dia dimana ? Gw kira kumpul bareng kalian disini"

"Jaehyuk lagi ada kerkel sama temen nya tadi waktu kita ajak kumpul, makanya gk ikut nimbrung" ujar junkyu. Nimbrung kagak, baku hantam iya. batin aerin.

Aerin menganggukkan kepala nya mengerti. "Emang ada apa ?".

"Oh, gapapa. Gw cuma mau nanya beberapa hal ke dia"

"Tentang apa ?"

"Ra-ha-si-a"

Mendengar itu junkyu yang awal nya sumringah langsung mempoutkan bibir nya kesal. "Gk asik, aerin main nya rahasia-rahasia an sekarang"

Gadis itu gemas, dan hanya terkekeh kecil sambil mengelus surai hitam pemuda jangkung itu.


-----β€’-----

Aerin tak fokus memperhatikan penjelasan guru di depan. Pikiran nya melayang pada perkataan yoshi saat di rooftop tadi. Mata nya menatap lurus ke depan, tapi tidak ke papan tulis. Dirinya melamun karena otak nya yang lebih berisik dari ada ocehan guru di depan.

Banyak ke khawatiran yang ada di benak nya. Bagaimana bisa ia terjebak di masalah yang tidak masuk akal seperti ini ?, Ada dimensi lain selain dimensi yang ia tinggali selama bertahun-tahun hidup, dunia ini akan hancur atau tetap bertahan,Β  semua kendali itu ada di tangan nya.

Tanpa sadar aerin menggenggam pena nya erat. Ia kalut dengan pikiran nya sendiri. Tanpa ia sadari pena yang ia genggam kini perlahan berubah menjadi batu. Batu hitam pekat yang panas, seolah batu itu baru saja keluar dari kawah gunung berapi.

Ia baru menyadari nya kala tangan nya merasakan panas yang luar biasa membakar. Dengan cepat ia melepaskan pena itu dan membiarkan nya membakar buku tulis nya. Tangan nya melepuh.

Ia tak percaya ini, bahkan dirinya pun dapat terluka karena kekuatan nya sendiri.

"ASTAGA RIN ! LO GAPAPA ?!" wonyoung panik melihat tangan aerin yang melepuh parah. "Ngapain lo bawa arang ke kelas hah ?!, Mana pake tangan kosong lagi..."

"Bu saya izin nganterin aerin ke uks !!"

Aerin pun di bawa wonyoung ke uks untuk mendapatkan pertolongan pertama. Tangan nya melepuh cukup parah. Ketika ia di tanya-tanya tentang luka nya oleh guru yg berjaga disana, seorang pemuda masuk ke ruangan itu dengan rompi hijau khas anak PMR.

"Lho rin ?! Lo kenapa ?" Tanya nya. Dengan cepat ia pun menghampiri gadis itu.

"Tangan nya terkena luka bakar, cepat ambilkan kasa dan obat merah !"

Perintah guru tersebut dengan cepat ia lakukan. Secepat kilat ia meraih kotak obat dan mengambil barang-barang yang diminta.

"Ini bu"

"Terima kasih jaehyuk"

Yoon jaehyuk. Pemuda dari kaum elf itu tergabung dalam ekstrakurikuler PMR sejak kelas 1 SMA. Darah elf yang selalu haus akan pengetahuan khususnya pengobatan dan kedokteran itu benar-benar mengalir dalam tubuh nya.

Ketika siswa lain membenci kimia, fisika, dan biologi. Jaehyuk sangat menguasai mereka. Nilai-nilai nya selalu di atas rata-rata, membuat nya terkenal akan kepintaran nya di kalangan guru-guru.

"Won, lo bisa balik ke kelas, nanti aerin biar gw anter klo udah selesai" ujar jaehyuk.

"Nggak, gw tungguin aerin disini" ujar wonyoung.

"Won, aku gapapa, km balik ke kelas duluan aja...."

Wonyoung pun mengangguk dan menatap sinis jaehyuk. "Klo ada apa-apa sama bestie gw, mati lo di tangan gw" sungut nya sambil menunjuk jaehyuk tepat di depan wajah nya.

Akhirnya wonyoung pun pergi dari sana, meninggalkan jaehyuk dan aerin di dalam kamar uks.

"Temen lo gitu amat rin..."

"Heh gk boleh gitu ! Gitu-gitu dia baik banget sama gw" sungut aerin.

Fokus nya teralihkan ketika melihat sang guru kembali membuka perban nya, memperlihatkan luka bakar di tangan nya. Kening aerin menyerengit heran. Alih-alih membungkus tangan nya dengan perban, guru itu malah menggulung kembali perban nya.

"Kapan kekuatan nya muncul ??"

"Ha ?"

"Baru saja tadi siang miss...." Bukan, bukan aerin yang menjawab nya, melainkan jaehyuk.

Aerin semakin bingung ketika guru itu tersenyum sembari mengelus tangan nya lembut. ia mendekap tangan aerin dengan kedua tangan nya. Mata guru itu terpejam, mulut nya bergerak membaca sesuatu tanpa suara. seketika, sinar hijau yang lembut keluar dari sela-sela tangan nya.

Selang beberapa menit, sinar kehijauan itu menghilang. "Sudah sembuh~~" ujar sang guru sembari tersenyum.

Aerin menatap tangan nya tak percaya.

Mulus dan bersih, seolah luka itu tak pernah ada di sana sebelum nya. Ia langsung menatap jaehyuk meminta penjelasan.

"Miss jennie itu elf, satu klan sama gw" kata jaehyuk.

Miss jennie pun menyampirkan rambut nya. dari balik rambut sang guru, terlihat lah telinga panjang dan runcing yang berhiaskan anting dengan permata hijau yang menggantung indah di daun telinga nya.

"Aku tak percaya jika saah satu murid ku adalah orang yang terpilih untuk memenuhi ramalan besar nanti. Kekuatan mu masih belum terkontrol dengan baik..., Tapi lambat laun kau pasti bisa mengendalikan nya." Miss jennie menatap aerin lembut.

"Untuk saat ini aku hanya bisa memberikan ini untuk mencegah nya semakin parah selagi kau belajar mengendalikan nya"

Wanita itu melepas satu gelang dari tangan nya dan memakai kan nya di pergelangan tangan aerin. Permata yang awal nya berwarna hijau, kini berubah menjadi biru begitu menyentuh kulit nya.

"Memang berat menanggung tanggung jawab ini, tapi aku yakin, kau dan para ksatria mu dapat melalui nya. Kau sudah menemukan mereka bukan ?"

"Baru 8 orang dari 12...."

"Hmm... Itu sebuah perkembangan yang sangat bagus. Terus lah mencari mereka. Apalagi orang-orang yang ada di sekitar mu, mereka lah orang yang paling berpotensi menjadi kandidat nya"

"Tapi miss..., Aku bingung, bagaimana aku bisa menemukan mereka..., Sedangkan, ada banyak orang yang berada di dekat ku..."

"Kau harus percaya ada mereka. Percayalah bahwa mereka lah yang akan menemani mu sampai akhir ramalan itu. Insting klan bulan sangatlah kuat, gunakan hati mu, biarkan sang bulan yang menuntun mu menemukan mereka"

Aerin terdiam setelah perkataan miss jennie.

"Jaehyuk, kuharap kau bisa menjaga nya dengan baik. Dia adalah satu-satunya harapan yang kita miliki"

"Pasti miss, tanpa kau minta pun, gw bakal jagain dia dengan sepenuh jiwa dan raga gw" ujar jaehyuk. Miss jennie terkekeh pelan sedangkan aerin yang membeku karena ucapan jaehyuk barusan.

Jujur, pipi nya panas karena malu.

Miss jennie pun berlalu keluar dari sana. Aerin langsung membuang muka ketika jaehyuk menatap nya. Ia tersenyum jahil.

"Lo kenapa ?"

"G-gapapa..."

"Salting ya ?"

"Nggak !! Ge-er lo !"

"Gemes banget, muka nya merah klo malu"

Aerin pun memukul pemuda itu dengan bantal, membuat tawa jaehyuk pecah karena sang gadis yang tersulut gombalan receh nya. Aerin mendengus kesal sedangkan jaehyuk yang masih tertawa puas.

Sesuatu yang terlintas di kepala nya membuat ia kembali teringat bahwa ia ada perlu dengan pemuda di samping nya ini. Lantas ia reflek memegang pundak jaehyuk yang membuat pemuda itu terkejut dan menatap nya takut.

"Rin ?"

"Kekuatan kakak apa ?"

"Hah ?"

"Kekuatan khusus kakak ?? Ksatria bulan seharusnya punya satu kekuatan khusus dari bulan. Lalu apa punya kakak ?"

Jaehyuk terdiam sejenak. Ia menggulung lengan seragam nya dan menatap tato bulan yang tercetak di pergelangan tangan nya. "Jujur, gw juga gk tau rin"

"Gimana bisa orang yang di cap pengkhianat sama klan sendiri, malah jadi pilihan bulan. Gw gk punya apa-apa selain ini"

Tangan nya terulur ke samping. Dan sebuah busur putih berhiaskan kristal hijau muncul di tangan nya. Telinga nya pun ikut meruncing begitu busur itu muncul. Mata nya yang semula berwarna hitam pun berubah menjadi hijau.

"Klan elf itu identik dengan panah karena kita memang sejak dulu hidup di daerah hutan. Kekuatan kita pun gk jauh-jauh dari tumbuhan atau panah itu sendiri. Tapi semenjak gw jadi ksatria pun, gk ada yang berubah. Gw gk ngerasain sesuatu yang beda atau muncul dalam diri gw.

Gw jadi mikir..., Gw ini beneran ksatria bulan atau bukan sih ?"

Aerin terdiam. "Jadi...., Kakak belum punya kekuatan khusus itu ?". Jaehyuk menggeleng pelan. Raut wajah nya yang kecewa tergambar jelas di wajah pemuda itu.

"Btw, kenapa lo tiba-tiba tanya begitu ?"

"Oh, ah !, Ini.... Soal jeongwoo..."

Kening jaehyuk menyerengit mendengar nama pemuda itu. "Jeongwoo kenapa ?" Tanya jaehyuk. Aerin pun menjelaskan kekecewaan jeongwoo pada dirinya sendiri. Dari tiga bersaudara, hanya dia yang tidak terpilih oleh sang bulan. Ia kecewa, sedih, dan takut dalam satu waktu.

Dia juga ingin seperti saudara-saudara nya yang lain, menjadi bagian dari ramalan legenda sang bulan.

Jaehyuk mendecak kesal. "Dia selalu aja gitu...., gak pernah pede sama diri sendiri"

"Dari dulu dia selalu gitu rin ! Dia bilang dia tuh jelek lah, dekil lah, beda sama abang adek nya lah ! Dia tuh paling gk pede sama kulit nya. Padahal kan kulit sawo matang gitu kan eksotik. Banyak orang luar yang malah kepingin item. Tapi dia ? Malah insecure...., Goblok emang tu anak"

Jaehyuk berceloteh ini itu. Ia terlihat sangat bersemangat menceritakan semua hal yang pernah ia lalui bersama pemuda bermarga park itu. Seolah mereka telah bersama selama bertahun-tahun.

Tapi.... Kenapa yang ia lihat jauh berbeda dari yang jaehyuk ceritakan ?

Mereka terlihat jauh. Seakan tak pernah mengenal satu sama lain. Ia sering melihat jaehyuk mencoba berbicara pada jeongwoo, tapi hanya di balas dengan singkat. Bahkan beberapa kali ia menangkap jeongwoo yang menatap tajam jaehyuk dari jauh.

Berbeda dengan jihoon dan junghwan, mereka sangat dekat dengan jaehyuk. Mereka sering tertangkap sedang melakukan sesuatu bersama. Jeongwoo lebih memilih untuk menyendiri dan menjauh.Β 

Kenapa mereka lebih terlihat seperti musuh bebuyutan dari pada teman kecil ?

Lalu tadi apa yang dia bilang ?

Pengkhianat ?

Kepala nya berputar menyusun semua petunjuk yang ada. Banyak yang tidak ia ketahui disini. Yang pasti, ada sesuatu di antara elf dan werewolf. Baik atau buruk ?

Buruk.Tatapan jeongwoo tidak akan setajam itu jika terjadi sesuatu yang baik di masa lalu. Ia seolah sangat-sangat membenci jaehyuk.

"Kak jae... "












"Apa yang terjadi di antara kau dengan jeongwoo di masa lalu ?"

----β€’----

3552 words

TEU-HIIII !!!

ASTAGA GK NYANGKA BAKAL BANYAK YG NUNGGU TULISAN KU DI BOOK INI 😭😭✨✨✨
Maap karena udah nggantungin kalian lama banget. Aku habis sibuk dengan dunia perkuliahan dan tugas-tugas nirmana.
Ya tau lah, namanya mahasiswa baru.

MAKASIH BANYAK UDAH NUNGGU, BACA, VOTE, DAN COMMENT 😭✨✨✨
JANGAN BOSEN NUNGGUIN NEXT CHAPT YAA~~

JANGAN LUPA VOTE COMMENT JUGA ~~

SEE YOU NEST CHAPT GUYSS~~

BαΊ‘n Δ‘ang đọc truyện trΓͺn: AzTruyen.Top