19
"Hngggg~ haaa~" Ku lemaskan otot sekitar lengan selagi berjalan tak tentu arah
Malem ini dingin banget, aku masih belum terbiasa dengan cuaca seperti ini. Di tempat ku dulu tidak ada yang namanya musim dingin
Tapi aku tidak bisa diam di kamar terus, bosen ngab yang diliat itu-itu doang. Aku juga butuh hiburan
Kemarin karna ada black dragon aku jadi tidak bisa membicarakan sesuatu sama Takemicchi, kalau bertemu Takemicchi nanti aku akan menceritakan tentang pingsan selama tiga hari itu ah~
Tak jauh dari tempat ku berdiri, ada suara gaduh serta teriakan yang terdengar. Tanpa pikir panjang aku berlari menghampiri asal suara yang ternyata ada geng asing lagi pada gelut
"Mantap ada tawuran, gas join"
Tapi belum sempat ikut, gerombolan itu sudah di bubarkan oleh polisi yang kebetulan sedang berpatroli. Halah kaga asik
Jadi aku kembali berjalan santai entah kemana, sampai akhirnya langkah kaki membawa ku ke pinggir sungai
"Kalau tidak salah aku pernah lewat sini beberapa kali" Yah sudahlah, daripada jalan-jalan tidak jelas lebih baik aku diam disini sebentar
Aku duduk di pembatas yang terbuat dari batu, ku tekuk kedua kaki dan memeluknya. Tau gini harusnya aku ke minimarket dulu tadi, biar ga hampa-hampa banget
Sepi-sepi gini enaknya overthinking
Author Pov
Canda gurau terdengar dari dua pemuda yang sedang berjalan bersebelahan. Laki-laki bersurai pirang masih meledek temannya yang menangis karna hal yang menurutnya sepele
"Diamlah, berhenti mengejek ku!"
"Aku lapar"
"Jangan abaikan aku!"
Namun perhatian mereka teralihkan oleh seorang gadis yang duduk sendirian. Mereka berdua tau siapa itu meski hanya melihat punggungnya saja
"Bukankah itu (Name)-san?" Ujar Takemichi
"Oh, kau benar. Sedang apa dia disana" Balas Chifuyu
"(Name)-sa..." Niat Takemichi menghampiri gadis itu hilang, langkahnya terhenti ketika sadar kalau (Name) sedang menangis
"Diam dulu Takemichi, kurasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyapanya" Ucap Chifuyu
Setelah berpikir suasana hati (Name) sudah lumayan membaik, barulah Takemichi berjalan mendekat
"(Name)-san"
Si pemilik nama sedikit terkejut mendengar ada yang menyapanya, dia pikir dia masih sendirian disini
"O-oh... Takemicchi, Chifuyu" Cepat-cepat (Name) mengalihkan pandangan sebentar untuk mengelap sisa-sisa air mata yang menempel di pipinya sebelum menunjukkan cengiran andalan pada dua laki-laki itu
"Kalian ngapain disini?"
Sayangnya dia telat, Takemichi dan Chifuyu sudah mengetahui apa yang (Name) coba sembunyikan
"Kami sudah melihatnya (Name)-san, kau tidak perlu pura-pura tersenyum lagi"
(Name) mendadak diam begitu mendengar perkataan Chifuyu, cengirannya perlahan menghilang tergantikan senyum pahit
"Konyol ya? Aku menangis seperti orang gila karna pikiran ku sendiri"
Takemichi dan Chifuyu tidak mengatakan apa-apa. Yang satu tidak tau ingin berkata apa, sedangkan yang satunya masih ingin mendengar penjelasan (Name)
"Maaf, sekarang pasti aku terlihat lemah banget. Aku ingin pulang saja" Namun saat dia ingin beranjak pergi, Chifuyu mengatakan sesuatu yang membuat (Name) mengurungkan niatnya
"Menangis bukan berarti kau lemah (Name)-san, itu hal yang wajar. Aku paham, pasti lelah kan? Kau tidak harus selalu kuat. Tidak ada yang melarang mu untuk menangis" Chifuyu berdiri di hadapan (Name) lalu mengusap kepala (Name) pelan sebelum kembali berbicara
"Jangan diam-diam saja jika ada masalah, sekarang kau punya seseorang jika ingin mengeluh"
(Name) menunduk menyembunyikan wajahnya, tidak tau ingin merespon seperti apa
"Aku gapapa, serius. Hal seperti ini sudah sering terjadi, paling besok udah ketawa-ketawa lagi, jadi kau tidak perlu memikirkan k-"
"Aku tau kau tidak baik-baik saja" Ucap Chifuyu memotong perkataan (Name)
"Chifuyu, aku melewati masa tergelap ku sendiri. Jadi maaf kalau aku bersikap seperti tidak membutuhkan siapapun, dan jangan bertingkah seolah kau mengetahui ku" Kali ini (Name) menatap lurus pada kearah laki-laki di depannya
"Tapi sekarang kau punya kami. Berhenti berpikir kalau kau sendiri, (Name)-san"
(Name) tambah menundukkan kepala melihat keseriusan di mata Chifuyu. Dia mengelap wajahnya yang kotor karna air mata menggunakan lengan baju
"Kenapa kau tiba-tiba sangat perduli?"
Situasi tiba-tiba berbalik, kini Chifuyu harus memutar otak untuk menjawab pertanyaan (Name). Mana mungkin dia mengatakan yang sejujurnya
"I-itu, Takemichi sudah memberitahu ku rahasia mu"
"Eh? Aku?" Takemichi yang bingung menunjuk dirinya sendiri
"Hah!? Kau memberitahu Chifuyu tentang itu!?" Seru (Name) menarik kerah baju Takemichi
"Ti-tidak! Ma... Maksud ku iya tapi dengarkan dulu (Name)-san!" Kepanikan Takemichi bertambah saat (Name) sudah bersiap melayangkan tinjunya
"Cepat jelaskan"
Takemichi meneguk ludah kasar karna setiap perkataan (Name) barusan penuh penekanan. Namun suasana ribut itu hilang ketika suara perut (Name) tiba-tiba terdengar
"Sepertinya kau lapar, bagaimana kalau kita membahas soal ini setelah membeli makanan di minimarket" Tawar Chifuyu lalu tertawa canggung
(Name) sendiri sudah mati-matian menahan malu, wajahnya memerah seperti kepiting rebus
🌸🌸🌸
(Name) Pov
Terpaksa aku menyetujui perkataan Chifuyu. Perut asu, kaga bisa diajak kerjasama banget
Dan akhirnya disinilah kita, duduk bersebelahan di bangku panjang depan minimarket
"Masa depan ini membuat ku kesal" Ucap Chifuyu dan menyodorkan ramen cup yang ia makan pada Takemicchi
"Kau belum tau saja kedepannya bakal separah apa" Ngomong-ngomong soal masa depan, aku jadi teringat chapter terakhir yang kubaca sebelum terdampar disini
Hiks... Draken...
"Kau benar-benar bisa melihat masa depan ya (Name)-san"
Aku mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Chifuyu
"Iya"
"Lalu Takemichi juga bilang padaku kalau kau bukan berasal dari sini"
Tanganku yang akan memasukkan roti melon ke mulut seketika terhenti. Sebenarnya Takemicchi sudah bilang sampai mana...
"Yah... Begitulah... Aku berbeda dengan kalian"
"Maksud mu?"
Ku buang nafas panjang lalu menatap Chifuyu dengan tatapan malas
"Kau benar-benar ingin tau?"
Mendengar nada suara ku yang lebih berat, Chifuyu terdiam sejenak sebelum mengangguk
Hadeh... Bakal capek sih kalo ceritain dari awal, tapi mereka berdua juga belum beneran mengenal ku
"Dengarkan baik-baik karna tidak akan ada pengulangan"
Tapi gapapalah, itung-itung biar mengakrabkan diri
"Aku (Full Name), gadis kelas dua sma yang tinggal bersama seorang nenek karna ayah ku pergi entah kemana dan akhirnya meninggalkan ku sendirian. Ibu ku meninggal karna tubuhnya digerogoti oleh penyakit sialan, aku anak tunggal jadi mau tak mau aku yang harus mencari uang untuk kehidupan sehari-hari"
"Apalagi aku tinggal bersama wanita berumur yang tubuhnya sudah rentan, aku menghabiskan waktu untuk sekolah dan mencari part time. Jadi tidak ada waktu untuk meratapi nasib, yah... Meskipun kadang aku suka nangis sendirian karna merasa hidup sangat tidak adil. Aku memiliki banyak musuh karna sikap arogan ku, dan sepertinya dulu aku sangat songong sampai banyak preman yang mengincar ku, untung aku jago gelut"
Ku akhiri cerita panjang lebar tadi dengan suapan terakhir roti melon di tangan
"Sekian cerita singkat dari gadis bernama (Name) ini, tadaaaa"
"Lalu? Bagaimana kau bisa bertemu kami?" Tanya Chifuyu
"Oh, soal itu. Aku tertabrak truk saat pulang sekolah, ku pikir akan mati tapi ternyata aku masih memiliki nyawa kedua dan akhirnya terdampar disini deh"
"Aku tau, pasti kalian berpikir aku sudah gila dan mengarang cerita kan? Haha, aku juga berharap begitu"
Tapi sayangnya tidak, sial. Ini semua terlalu nyata untuk dianggap halu
"Kalau ku beritahu alasan kenapa aku bisa mengetahui nasib kalian di masa depan kayaknya kalian berdua akan tambah tidak percaya, jadi cukup sampai sini saja" Aku mengambil jus jeruk kalengan dari dalam plastik dan meminumnya
Aus men, ngomong mulu daritadi
Tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu yang sangat penting, hampir aja lupa
"Takemicchi, saat kau bertemu dengan Hakkai kemarin kau baru saja kembali dari masa depan kan?" Kini ku tolehkan pandangan pada laki-laki bersurai pirang yang duduk di sebelah kanan ku
"Benar, aku menyelidiki tentang Touman di masa depan. Kenapa?"
"Kau tau? Aku tidak sadarkan diri tiga hari"
"Eh? Kau sakit?"
Duh, si bodoh ini... Hina ga bilang apa-apa kah?
"Sepertinya kalau kau terlalu lama pergi ke masa depan, akan berpengaruh juga padaku. Kemarin rasanya tubuh ku lemes banget, kaki ku tidak bisa digerakkan tau"
"Tapi aku sudah beberapa kali ke masa depan, kau sendiri tau kan (Name)-san. Kenapa hal ini baru terjadi sekarang"
"Entahlah, mungkin aku memang tidak dibiarkan untuk terlalu ikut campur"
Ck, payah ah gaseru. Berarti mulai sekarang aku harus jaga-jaga kalau Takemicchi pergi ke masdep
"Dan ketika tidak sadarkan diri aku bermimpi aneh. Aku bisa mendengar suara tangisan nenek tapi aku tidak tau dia dimana, berarti ada kemungkinan aku seharusnya masih hidup kan?"
"Bisa jadi, tapi siapa tau itu hanya mimpi (Name)-san"
Sama halnya dengan ku, Takemicchi juga ikut mikir keras
"Tunggu sebentar. Jadi inti dari penjelasan tadi kau sebenarnya murid sma dan bahkan seharusnya sudah... Mati?"
Aku dan Takemicchi menoleh pada Chifuyu yang terlihat paling bingung disini
"Betul betul betul, gimana? keren kan"
"Aku tidak mengerti jalan pikiran mu (Name)-san"
"Benar kata Hina-chan, kau seharusnya lebih memperhatikan dirimu sendiri, (Name)-san"
"Kalau aku tidak meninggal berarti aku tidak akan bertemu kalian semua, sialan. Jadi berbahagialah"
Tbc
❣️Buabye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top