୧ *·˚ 003┆↰

◤White Rabbit◥
Vampire! Sakuma Rei x Human! Reader
story by © Chocofai_
◣End◢

Warning!! OOC, Typo dan lain sebagainya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Normal POV

"Sakuma-sama!"

Suara seorang gadis dari kejauhan yang sedang berlari kearah pemuda bersurai hitam.

"Hati-hati, jou-chan. Dan panggil wagahai Rei saja, bukankah kita sudah bertunangan?" Ujar pemuda itu ketika sang gadis berhenti di depannya.

"Hump! Sakuma-sama saja tidak memanggil dengan namaku." Ujar sang gadis merajuk.

Pemuda bersurai hitam hanya bisa terkekeh melihat wajah tunangannya yang sedang merajuk. Perlahan tangannya terulur dan mengusap rambut sang gadis.

"Kukuku~ baiklah, [Name]-chan. Bagaimana?"

"Um! Aku suka panggilan itu!!"

✩.・*:。≻───── ⋆🧛‍♂️⋆ ─────.•*:。✩

"Nee nee Rei-kun, apa kau tidak bosan hanya tidur sepanjang hari?" Tanya seorang gadis sembari mengelus rambut tunangannya dengan lembut.

"Tidak, karena sinar mataharinya sangat terik." Jawab sang tunangan

"Dih, apa hubungannya coba."

"Benar yang dikatakan [Name] senpai. Sakuma senpai carilah kegiatan lain, contohnya ajak jalan [Name] senpai. jangan hanya tidur saja!" Salah satu kembar bersurai jingga menyetujui perkataan sang gadis.

Pemuda yang ditegur itu kembali menutup matanya, bahkan sekarang mengeratkan pelukannya pada perut sang gadis.

"Kan sudah wagahai bilang, sinar matahari nya terlalu terik."

Tiga orang yang mendengar itu hanya bisa menghela napas pasrah, ya mau bagaimanapun ia seorang vampir yang tidak kuat dengan matahari walaupun sudah menggunakan alat pelindung.

✩.・*:。≻───── ⋆🧛‍♂️⋆ ─────.•*:。✩

Drap drap drap

Terdengar suara orang yang sedang berlari dengan tergesa-gesa. Ya, orang itu adalah putra mahkota dari kerajaan vampir, Sakuma Rei.

Brak

"Hah... hah... hah..."

Dengan menopang badan pada pintu, mengambil napasnya dengan rakus. Rei mengalihkan pandangannya pada dua orang berbeda jenis kelamin.

"[Name]!!"

"Re... i..." Lirih tunangannya yang sedang berusaha melepaskan cengkraman yang berada di lehernya.

Pembunuh yang mencengkram leher si gadis hanya menyeringai dan menguatkan cengkraman-nya.

"He~ manusia lemah seharusnya diam saja. Saa~ kau memilih menyerahkan kekuasaan mu atau tunangan mu mati di tangan ku? Ayo dipilih." Ujar pembunuh itu.

"Ja... ngan... kasih... kekua... saan... mu..., Rei..."

"Tidak! Wagahai tidak ingin kau pergi!!"

"Baka! Uh... warga mu lebih membutuhkanmu! Relakan saja aku, ya."

Pembunuh itu hanya memandang dengan tatapan bosan. Tanpa mendengar pilihan dari sang raja, dia pun menusuk langsung perut sang gadis.

"[Name]!!"

✩.・*:。≻───── ⋆🧛‍♂️⋆ ─────.•*:。✩

"AAAA!!"

Teriakan yang menggelegar terdengar dari hutan membuat burung yang ada di sarangnya berterbangan menjauh.

"Jou-chan daijoubu?"

"Sudah ku bilang, senpai. Seharusnya jangan menggunakan sihir."

"Kukuku~ wagahai pikir akan bisa."

Grep

[Name] langsung memeluk Rei dengan erat dan menjatuhkan air matanya.

"Daijoubu yo, jou-chan, wagahai ada disini."

✩.・*:。≻───── ⋆🧛‍♂️⋆ ─────.•*:。✩

A/n : epilog nya sungguh keluar dari rencana awal, jadi aneh (´-﹏-';). Oke bye bye, sampai jumpa di book yang lain (。•̀ᴗ-)✧.

Wafa/Fai✧˖*°࿐
[25/06/2022]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top