【Memory 21】
Selamat membaca^^🙏
Maaf kalau ada beberapa kesalahan di cerita nya. Apalagi alur nya yang makin gaje:')
* * *
Di malam yang sunyi juga hujan membasahi pulau Paradis yang sudah jauh berbeda selepas membersihkan beberapa puing-puing bangunan yang sudah sangat lama sekali:')
Eren pun memasuki kamar di mana ada Luvi yang tengah beristirahat selepas dari insomnia malah Eren yang kena itu penyakit susah tidur.
Eren menatap wajah istrinya yang tengah tertidur lelap di tambah ada hujan yang mengguyur membuat si bumil makin nyaman untuk tidur karena adem biasanya dia suka kepanasan:')*bumil satu ini emang beda🗿
Si pria pun mendekat tak lupa menyelimuti seluruh tubuh Luvi semenjak Eren mengatakan bahwa 'dia hanya memanfaatkan Luvi' si bumi jadi cuek setiap kali bersama ataupun berduaan dengan dirinya.
Raut wajah Luvi juga selalu murung hampir mirip seperti Mama Kuchel yang baru saja di tinggalkan oleh suaminya a.k.a Leon (salah-satu OC di book I'm Ackerman) bisa di bilang dia jadi Sad girl saat mengandung anaknya.
Eren tak tau lagi harus melakukan apa kalau si bumil satu ini sudah begitu acuh dengan dirinya.
Jangan sampai Luvi pergi meninggalkan dirinya itu yang paling di takuti oleh Eren sekarang. Bahkan ia kadang selalu bermimpi kalau Luvi menghilang di hadapannya karena itu juga dia tak berani untuk tidur.
“Aku akan melakukan apapun demi kalian keluarga ku dan aku juga tak ingin Paradis di serang lagi apalagi sampai di hancurkan seperti dulu. Aku yakin kau sebenarnya sudah mengerti Luvi, tapi kau hanya pura-pura tak mengerti...”
Ujar Eren menghela nafas mengelus-elus perut istrinya yang sekarang nampak begitu membuncit.
“Eunggh?” gumam Luvi dengan kedua mata tertutup.
Si pria tersenyum tipis mulai mendekat dan mencium kening istrinya begitu lembut. Entah kapan lagi dia bisa sepuas hati menyentuh dan memeluk istrinya itu.
“Semoga kau bermimpi indah sayang dan untuk calon anak ayah jangan nakal-nakal ya... kasihan Ibu mu:)”
Eren berbisik sambil mencium perut Luvi lalu beranjak pergi tapi tiba-tiba saja tangan nya di genggam erat oleh si bumil. Nampak raut wajah si bumil gelisah seperti memimpikan sesuatu.
“E-Eren ja-ngan tinggalkan aku, hiks aku mohon, aku gak mau kau mati lagi hiks...”
Igau si bumil masih dengan mata tertutup menggenggam tangan sang suami begitu erat.
Eren terdiam mendengar nya sambil berpikir kalau Luvi mungkin hanya bermimpi buruk, walaupun sebenarnya Eren tak tau mimpi tentang apa tapi keliatan jelas kalau Luvi terlihat begitu ketakutan bergerak gelisah keringat pun sudah bercucuran.
“Ssssttt~ tenang sayang aku di sini dan akan selalu bersama dengan Luvi. Jauh ataupun dekat, ada ataupun sudah tiada aku akan selalu bersama dengan kalian,” Eren menenangkan istrinya yang sekarang sudah lumayan tentang si pria perlahan-lahan memberikan pelukan yang ia rindukan.
Eren merasa tanggung jawab nya sekarang jauh lebih besar dan beban yang sudah lama hilang muncul lagi, ya karena dia sudah memiliki keluarga yang sangat dia cintai juga pulau Paradis tempat mereka tinggal.
Kalau Paradis di hancurkan lagi mereka akan tinggal dimana? Di negara/pulau lain? Dia sudah menebak mereka pasti tidak akan mau menerima keluarga Yeager untuk menjadi salah satu tetangga mereka:')
Jujur saja kalau misalkan Paradis di serang lagi seperti dulu, Eren akan langsung membangunkan para anak buahnya yang sudah lama tertidur dan melakukan genosida lagi toh sekarang tak ada pasukan Survey Corps yang akan menghalangi.
Mungkin kendala nya hanya pada senjata juga teknologi mereka(musuh) yang begitu canggih, tapi kalau pihak Cale masih ada di Paradis pasti masih bisa menghalau mereka.
Kalo soal Renna, gadis remaja itu sudah bertemu dengan Luvi. Ia merasa sangat bahagia juga tak percaya kalau sosok yang ia kira sudah lama meninggal ternyata dengan suatu keajaiban hidup kembali.
Saat Renna bertemu lagi dengan Luvi versi awet mudanya(?) Gadis remaja itu langsung memeluk si bumil sambil menangis. Luvi pun membalas pelukannya sudah cukup lama ia tak bertemu dengan Renna. Ia pikir gadis itu sudah melupakan dirinya ternyata tidak.
Jikalau tentang pengaktifan kembali kekuatan Titan pendiri seperti nya Eren akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlalu terbakar oleh api amarah.
Anak buahnya pun sudah berpencar ke pangkalan pertahanan para tentara dunia itu di pimpin oleh Eldric sendiri dan tak lupa dengan bimbingan Cale. Bergerak seperti bayangan itulah yang Cale ajarkan pada Eldric dkk. *Berasa jadi ninja🗿🙏
Dia juga sudah melatih pengendalian Titan milik Renna, walaupun bentuk Titan gadis itu tak jauh beda dengan penampilan Titan Shifter lainnya, tinggi Titan versi normal milik Renna saja sama seperti Tinggi Attack Titan.
Eren pun beranjak pergi dari kamar setelah mencium bibir istrinya.
Si pria pun pergi ke suatu tempat dimana di sana ada sebuah kotak persegi panjang seakan-akan kotak itu sedang menyimpan sebuah pedang(?)
Saat kotak persegi itu Eren buka nampak'lah sebuah pedang katana hitam panjang. Salah satu senjata kesayangan Luvi:) kalo senjata Levi kan pedang manuver Gear.
Anggap aja kek gini bentukan nya atau gak ini samurai entahlah:) Dapat gambar dari Mbah Google
*
*
*
Dorrr! Dorr! Doorrr!!!
Suara tembakan saling bersahutan saat ini juga sudah setengah dari beberapa tentara itu tumbang dan terluka cukup parah akibat serangan mendadak yang letak si penyerang saja tak diketahui ada dimana.
“Apa-apaan ini?! Siapa yang menyerang?! Tunjukkan wujud kalian jangan jadi pengecut!!!” teriak salah satu tentara yang tengah membopong tubuh teman nya yang terluka.
Tiba-tiba suara tembak-menembak itu berhenti membuat para tentara yang tersisa di pangkalan militer bagian barat dan yang lain waspada karena si penyerang menghentikan acara menembaknya.
“Laporkan cepat ke Komandan dan Jendral!!! Kita harus memperketat penjagaan sebelum siap berangkat ke tempat tujuan!!!” teriak si tentara itu lagi menatap ke sekitaran dengan tatapan tajam.
Sementara di tempat persembunyian Beberapa kelompok tengah memakan bekal(?) Alias istirahat sebentar sementara Eldric hanya bisa menatap datar mereka yang masih sempat untuk mengganjal perut di situasi yang sekarang.
“Kalau kami tidak makan nanti malah ada yang tak fokus, lebih baik makan dulu sebelum mati:')” celetuk dari salah satu kelompok itu yang lain seketika menatap horor tapi ada benarnya juga sih. Lebih baik makan dulu sebelum mati, daripada mati kelaparan🗿🙏
“Ya, silahkan untuk mengisi perut kalian, tapi harus tetap waspada mereka mungkin bisa saja menemukan tempat persembunyian kita. Jangan sampai rencana yang sudah di buat hancur berantakan, kalau sampai itu terjadi aku tak akan segan-segan untuk mengambil organ kalian satu-persatu!”
Tegas Eldric sambil menatap tajam tak lupa dengan seringaian bak seorang iblis sukses membuat yang lain merinding bahkan ada yang sudah tersedak oleh makanan nya sendiri.
Eldric keknya memang suka terang-terangan menunjukkan dirinya atau sifatnya versi yang lain. Untungnya Eldric tak punya kekuatan Titan kalau punya pasti mereka sudah lama di geprek sampai hancur tak berbentuk.
Sebenarnya Eldric tak begitu suka saat melihat seseorang membuang-buang waktu begitu saja hanya demi hal yang sepele, tapi kalo sekarang dia masih memaklumi hal itu karena dia tau sebagian banyak dari mereka belum sempat makan demi mengisi tenaga.
*Si Eldric sok gak suka padahal dia sering buang-buang waktu🗿//Ditabok El
Eldric beranjak dari duduk lalu mengintip ke arah para tentara yang tengah berbaris. Ya mereka ingin mengganggu mereka yang mulai bersiap-siap untuk melakukan penyerangan ke Pulau Paradis.
Eldric dkk juga menyimpan granat juga bom yang Cale titipkan Untuk membuat kerusuhan di dalam markas tentara itu.
Dan salah satu dari mereka harus menyusup. Eldric pun menoleh menatap yang lain masih beristirahat sejenak, terpaksa dia harus mencoba menyelinap.
.
“Kalian tetap diam di sini sekaligus berjaga-jaga. Aku akan pergi menyelinap!”
El mengambil baju untuk menyamar dan bom yang sudah di rakit lalu di taruh di dalam tas nya(?) Mulai berjalan dengan santai tanpa harus ketahuan oleh siapapun pada akhirnya Eldric berhasil membuka pintu belakang markas mereka.
Lalu mulai mencari tempat bersembunyi untuk mengutak-atik bom tersebut alias menyetel timer kapan si bom akan meledak atau bisa di bilang dia punya tombol peng-aktif nya. Setelah selesai ia keluar dari tempat per'sembunyian.
Eldric lebih memilih untuk menyamar jadi salah satu dari mereka dan tak lupa identitas palsu alias identitas yang sudah ia dapatkan dari salah satu dari mereka. Sekaligus mencari informasi apa yang akan mereka perbuat ke depannya.
“Setahu ku komandan dan juga jendral ingin meraup semua sumber daya di pulau terpencil itu setelah nya akan di musnahkan. Sungguh aku sebenarnya merasa kasihan pada Pulau terpencil itu...” ujar salah satu tentara dengan teman-temannya.
Eldric menganggukkan kepalanya pelan itu baru sebagian informasi yang ia dapatkan. Mungkin masih ada yang lainnya. Ya sejujurnya dia kaget saat mendengar hal itu barusan.
“Tch, untuk apa kau merasa kasihan? Bukankah karena pulau terkutuk itu yang sudah membuat hampir seluruh manusia musnah dari bumi?!” celetuk salah satu dari mereka menatap penuh rasa tak suka.
(“Ya, bukan 100% kesalahan pulau Paradis sih. 'Kan ayah sendiri yang melakukan nya, ya walaupun itu Semua demi Paradis. Ternyata rasa dendam dan benci itu bisa mendarah daging ya?”) batin Eldric masih berdiri tak jauh dari sekelompok tentara yang sedari tadi ngobrol tentang pulau Paradis.
“Hey, kau? Kenapa sedari tadi hanya berdiri diam seperti patung?” panggil mereka ke arah Eldric yang tengah meyamar. El pun berjalan mendekati mereka sambil tersenyum tipis.
“Siapa kau? Aku baru melihat mu:D” ujar salah satu tentara yang terlihat seumuran dengan Eldric. Kedua mata hijau emerald itu sedikit bersinar saat sudah menemukan seseorang yang mungkin bisa dia manfaatkan.
“Ya, aku baru saja datang. Panggil saja aku Eldric senyaman kalian saja:) kalau aku boleh tau kalian tengah membahas apa?” Tanya El dengan raut wajah ramah(fake).
“Kami sedang membicarakan tentang pulau terpencil yang beberapa Minggu atau bulan lagi akan kami serang. Ya sebenarnya aku tak ingin ikut-ikutan, tapi aku ingin terus mengabdi pada negara ku dan tak ingin di cap sebagai penghianat...” ujar nya sambil tersenyum miris.
“Padahal, pulau terpencil itu sudah tak berpenghuni lagi kan? Maka apa yang kita takutkan di sana? Bukankah Titan sudah lama musnah, setelah kejadian berdarah itu??” tanya si tentara yang masih sama seperti tadi.
Sontak saja teman-teman nya yang lain terdiam, mengangguk pelan membenarkan perkataan nya.
Sementara Eldric cukup tersenyum tipis mendengarkan penuturan tersebut dengan sangat baik. Pemikiran setiap orang itu pasti berbeda-beda.
“Ketahuilah, apa yang kalian anggap jahat tidak selamanya jahat. Yang kalian anggap baik tak bisa selamanya Baik...”
*Kok kayak sesad gini ya dialognya?
Jangan terlalu di anggap serius:)✌
Eldric akhirnya masuk ke percakapan itu dia mulai berpikir berinteraksi dengan mereka lumayan seru juga. Seketika mereka semua yang mendengar menatap kagum perkataan Eldric ada juga yang menatap tak suka.
“Ah, maaf kalau perkataan ku sudah menyinggung kalian semua. Aku undur diri...” Eldric akhirnya pergi sambil menyeringai kecil dia sebenarnya juga ingin menjadikan mereka sekutu, tapi entahlah mungkin nanti.
“Wah perkataan nya sungguh menyentuh sampai-sampai aku merasa di tusuk tepat di hati menembus jantung. Ya karena aku selalu menilai seseorang seenaknya tanpa harus tau latar belakangnya seperti apa:'')”
Eldric yang masih bisa mendengar nya tambah menyeringai, lalu menatap bayangan nya sendiri nampak samar-samar di kepala ada sebuah tanduk(?) *Njir! Siluman kah?!//Plak!!!
(“Ya, Beginilah cara ku membisikkan sesuatu kepada mereka semua...”)
Batin Eldric versi iblis dengan topeng malaikat nya⤵
*Taulah ya? Pribahasa yang seperti ini kalo si Eren Malaikat bertopeng iblis lain lagi kalo anak nya:) ini gambar kok kayak aneh gitu ya?
—To Be Continued—
Maaf kalo alur cerita nya gaje🙏
Terima kasih sudah baca, entah kenapa setiap kali di akhir cerita ini gue selalu bilang terima kasih dan maaf:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top