⁰. Le Néant

Le Néant

(n.) Istilah yang menandakan ketiadaan sama sekali dari apa pun, termasuk materi, energi, atau bahkan konsep keberadaan itu sendiri; merujuk pada keadaan ketiadaan, kehampaan, atau ketiadaan sama sekali; ketiadaan; kekosongan.

.
.
.

- ' ☦ ' -

"Seingatku, nih Opung udah punya anak dah. Kok ditanyain selalu bilang ga ada? Masa gara-gara aku ... dia jadi ga punya anak. Tauk ah, kalau ga bisa sama Opung, ya sama Tadeo."

Tidak terlihat, tidak bersuara, sunyi dan tenang. Mereka yang menjadi targetmu akan menemui ajal bahkan sebelum sempat berkedip.

Kamu yang dikatakan tidak cocok menjadi pembunuh, karena tampang dan penampilan yang tidak berpengalaman, tidak memiliki bau darah layaknya pembunuh, bahkan kemanusiaan yang lekat ketika tanganmu terlampau banyak mencuri nyawa seseorang. Mereka menolak percaya kamu adalah killer profesional hingga mereka mengetahui namamu atau melihatmu dalam aksi.

"Padahal aku mah pilih-pilih kalau nge-kill orang. Kok rumorku sadis banget. Mana dibilang kematian karena pandemi pula. Apa hal kah ini yang nyebarin?"

[ LOVE INTEREST ]

¹. ᵒᵗʰᵉʳʷᵒʳˡᵈˡʸ ᵇᵉⁱⁿᵍ ᵗʳᵃᵖᵖᵉᵈ ⁱⁿ ⁱⁿᶠᵉʳⁿᵃˡ ᵖˡⁱᵍʰᵗ, ʷʰʸ ᵃʳᵗ ᵗʰᵒᵘ ʰᵉʳᵉ? ᴸᵉᵗ ᵘˢ ᵉˢᶜᵃᵖᵉ ᵗʰⁱˢ ᵃᵇʸˢˢ ᵃⁿᵈ ʷⁱᵗⁿᵉˢˢ ᵗʰᵉ ᵉᵗʰᵒˢ ᵒᶠ ᵇᵉᵃᵘᵗʸ ᵇᵉʸᵒⁿᵈ.
⋆. 𐙚 ˚ ~ PETER (KIM SUN-GU) || SIMON


². ᴾʳⁱⁿᶜᵉ ᵒᶠ ᴰᵃʳᵏⁿᵉˢˢ, ᴵ ˢᵉᵉᵏ ⁿᵒᵗ ᵗᵒ ʳᵉᵈᵉᵉᵐ ᵗʰᵉᵉ, ᵇᵘᵗ ⁱᵐᵖˡᵒʳᵉ ᵗʰᵉᵉ: ᵗʳᵉᵃᵗ ᵐᵉ ʷⁱᵗʰ ᵍᵉⁿᵗˡᵉ ˡᵒᵛᵉ.
⋆. 𐙚 ˚ ~ RAFAEL || NATHANIEL || ALIPEDE || TADEO


³. ᵁⁿᵃᶜqᵘᵃⁱⁿᵗᵉᵈ ˢᵒᵘˡˢ, ᵇᵒⁿᵈᵉᵈ ᵇʸ ᶠᵃᵗᵉ, ˢʰᵃˡˡ ʷᵉ ᶠᵒʳᵍᵉ ᵃ ᶜᵒⁿⁿᵉᶜᵗⁱᵒⁿ ᵈᵉᵉᵖᵉʳ ᵗʰᵃⁿ ᵐᵉʳᵉ ᶠᵃᵐⁱˡⁱᵃʳⁱᵗʸ? ᴰᵒˢᵗ ᵗʰᵒᵘ ᵗʳᵘˡʸ ᵈᵉˢⁱʳᵉ ᵐʸ ᶜᵒᵐᵖᵃⁿⁱᵒⁿˢʰⁱᵖ?
⋆. 𐙚 ˚ ~ RYEO DAE-HYUN || CHOI EUN-GYEOL || COMING SOON ...

.
.
.
.

komen kalo kalian mau nambah Kageo atau ada yg w lupakan 👉

‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵


[ Memories Within a Dream ]
- ᴾʳᵒˡᵒᵍ -
.
.
.


"Jangan melakukan sesuatu yang terlalu berbahaya ya!"


.


‌- Happy reading -
².⁷ᵏ ᵂᵒʳᵈ ᶜᵒᵘⁿᵗ
.

Sakit ... sangat sakit ... nafasmu tersendat beberapa kali, diiringi lenguhan tertahan saat tenggorokanmu terbakar. Tidak, bukan hanya rasa sakit biasa, tetapi dicekik, dikuliti, dikupas sedikit demi sedikit. Semua itu, secara bersamaan. Mungkin tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kesakitan ini, tetapi sederhananya kamu bisa membayangkan seperti dicubit agar semuanya mampu menempatkan diri mereka di posisimu.

Jika dicubit dengan kuku bercampur perih dan sakit, nah, sekarang bayangkan ketika jari yang mencubitmu mengambil sedikit daging kemudian itu memelintir dan menarik, berulang kali hingga sedemikian rupa darah bersatu dengan kulitmu. Membuatmu berharap daging yang menderita itu pergi dari tubuh.

Persetan jika kamu akan menjadi hewan tanpa kepala, rasa sakit yang kamu hadapi begitu menyiksa, kamu ingin menyerah, menyerah dan mati. Pergilah kewarasan, kamu tidak membutuhkannya karena kamu lebih suka pergi dari dunia ini dibandingkan terus menerus menelan racun membara ke dalam tubuhmu.

Kamu menelan racun? Secara harfiah, dalam arti sebenar-benarnya, kamu memang menelan racun. Banyak namun perlahan, setiap tetes berharga untuk melatih daya tahan. Ini bukan dunia dimana layar biru mengambang yang bisa memberitahu sejauh mana kemajuanmu, kamu tidak tahu seberapa jauh pencapaianmu. Kamu hanya tahu, minum, minum atau makan cairan lengket berbau aneh ini.

Gabriel memilihmu, dia berkata kamu mampu, dia percaya akan kemampuanmu. Tetapi kamu menyesal, ingin menyerah, ingin berhenti, ingin kembali ke kehidupan tenang dimana kamu tidak perlu khawatir tentang misi membahayakan nyawa di masa depan. Mengapa semua ini penting? Mengapa bahkan kamu menganggap sesuatu yang seharusnya tidak penting ini ... begitu ... sepenuh hati?

Tidak bisakah kamu melempar botol berwarna kuning ini ke sudut ruangan? Kamu sudah membenci warna kuning, dan berharap tidak melihat apapun berwarna kuning. Berharap semua rasa sakit ini pergi, pergi dan kamu bisa meringkuk memeluk dirimu sendiri.

Sungguh, kamu tidak tahu apa yang kamu pikirkan ketika dirimu di masa lalu hanya mengangguk-angguk bodoh, setuju dan naif kalau kamu bisa melewati berbekal kepercayaan. Tentu saja ini akan menjadi sangat berat dan mendorongmu ke jurang kegilaan.

"Aku ingin tidur ... aku akan tidur ... aku benar-benar ingin ... mati, hahahahahahAHAHAha."

Sial, bahkan tertawa saja terasa seperti ditarik dengan the rack. Haha, sungguh menyedihkan nasibmu, tersiksa atas kemauanmu sendiri. Tetapi kamu melakukan kebajikan! Kamu melakukannya untuk kebaikan yang lebih besar. Artinya, jika kamu mati dalam proses, kamu mati untuk kebaikan.

Sungguh?

Oh, siapa yang kamu bohongi? Dirimu sendiri pastinya (dengan pola pikir kesia-siaan). Kamu tidak bisa kabur begitu saja, kematian hanya akan membawamu ke tempat yang sama asingnya dengan masa depan. Kamu tidak tahu akan berapa lama lagi kamu perlu mengembara dan mengembalikan diri ke semula. Mati sama saja kehilangan dirimu, sejak awal apa batasan hidup dan mati?

Ketika kamu mati, kamu terlupakan, menghilang, pergi ke tempat yang tidak diketahui, ketika kamu hidup, bernafas, dan melihat dunia, kamu menemukan dirimu menderita. Apa bedanya menjadi sesuatu yang tidak memiliki kesadaran dan menjadi tersiksa? Tidak ada, keduanya tidak berbeda, keduanya tidak memberimu kebebasan.

Berapa lama lagi kamu bersedia tinggal di dunia ini? Dirimu yang muda yakin kalau orang-orang disekitarmu akan membantumu melewati semua putus asa ini, namun, kamu kira, Kamu semestinya lebih dari tahu kalau dunia tidak berputar untukmu.

Orang biasa yang tersesat ke dunia webtoon, terpilih sebagai kandidat Apostel, lalu? Kamu terkadang seperti ini, mengeluh dan gusar, sebal, ingin menyerah dan melempar semua usahamu keluar jendela. Menjadi manusia, dan berusaha memanusiakan rasa sakit di dunia yang menjadi realitamu.

Saat melihat pembunuh atas nama keadilan, melawan kejahatan, teroris, villain. Mereka terlihat sangat kuat, sangat heroik. Cerdas, jeli, teliti, tidak terduga, ditemani masa lalu yang menarik simpati. Sayangnya itu semua adalah fiksi, itu tidak bekerja dengan dirimu. Semua latihan mereka untuk sampai ke titik yang dikagumi itu menyakitkan, menguras tenaga, emosional, mental, segala yang dimiliki.

Kamu berusaha, sungguh, namun kamu bukan mereka. Kamu tidak sekuat itu. Terkadang kamu tidak sekuat itu, sekuat yang orang-orang bicarakan tentangmu yang memiliki bakat untuk apapun. Mereka berbicara kamu bisa melakukan apa saja, mengetahui yang tidak orang-orang ketahui, melebih-lebihkan seperti manusia yang hidup ribuan tahun (itu benar).

Keren, ya itu mengagumkan, kamu merasa luar biasa, namun di saat-saat seperti ini, rasanya hanya saja tidak tertahankan, tahu? Tidak peduli seberapa keras kamu menangis, rasa sakitnya tidak akan hilang. Yang lain memberikan tatapan prihatin, ucapan semangat dan terus berusaha.

Mereka sedikitnya mengambang di sekitar hati nuranimu, mereka bukan orang jahat dan kamu sedikit berharap bisa memberikan segalanya untuk mereka. Tetapi, apa yang kamu punya selain dirimu sendiri? Setiap orang memiliki masalah mereka masing-masing, dan mereka tidak akan sepenuhnya paham pada setiap kerumitan pergumulan batin yang kamu alami.

Panti asuhan kehormatan memiliki orang-orang mereka sendiri meskipun semuanya bermodalkan kesederhanaan, mereka yang layak tersenyum tanpa mengetahui kebenaran tempat penampungan kecil ini. Namun ada saatnya kamu berpikir, seperti sekarang, kalau kamu tidak perlu mengorbankan dirimu untuk mereka. Untuk tujuan mereka, untuk ambisi mereka, untuk kepercayaan yang bahkan membuatmu ragu.

"Sekali lagi ... mengapa aku melakukan ini?"

Sepotong roti, anak-anak yang bermain catur, mahkota bunga, makan malam bersama, keluarga ... ya, sesaat kamu mengira itu sepadan. Jika kamu tidak sanggup, maka kamu mati. Kamu masih hidup, artinya kamu masih bisa melihat hal-hal indah itu.

"Aku ingin melihat hal-hal indah itu ...."

Hah... tidak apa-apa. Ya, tidak apa-apa. Tadi hanya saat-saat singkat kamu kehilangan dirimu dan menjadi agak lebay. Tidak apa-apa, kamu menyakinkan dirimu. Kamu benar melakukan untuk mereka, mereka adakah anak-anak yang baik, dunia ini juga memiliki hal positif yang tersimpan didalamnya.

Walaupun kamu menolak judul Apostel, kamu masih termasuk mereka yang menggunakan kemampuan mereka untuk membantu dunia. Mereka orang-orang yang terhormat. Gabriel tidak asal memilih dan memaksamu, juga kamu tahu kamu mampu, kamu cuma perlu melakukannya perlahan.

Benar, sedikit. Sisa racun di botol tersisa setengah. Kamu sudah setengah jalan. Berikan pujian kecil atas keberhasilanmu. Mungkin rasa sakitnya semakin tidak tertahankan, tetapi dalam tiga minggu paling cepat, tubuhmu akan terbiasa. Ini bukan hal yang mustahil, di dunia yang hanya diketahui olehmu, ada banyak hal yang lebih berbahaya dan menyakitkan.

Disini, saat ini, hanya ada satu ujian. Walaupun berat, kamu pasti akan melaluinya. Sama dengan sebelum-sebelumnya.

"Semangat!" Mengepalkan tangan, kamu memberanikan diri minum satu teguk lagi dari botol.

Batuk hebat kembali menyerang, lebih sakit dari yang pertama, tetapi kali ini kamu bisa mempertahankan kewarasanmu. Kewarasan, kamu bilang? Lebih seperti menyakinkan diri. Meski begitu, itu bukan masalah (belum), kesemutan di kaki dan tanganmu pertanda kamu sudah di ambang batas konsumsi harian. Ah, ya, darah hangat tumpah dari hidungmu, bukan yang pertama dan juga tidak akan menjadi yang terakhir.

Menengadah sambil terlentang sebentar di lantai yang dingin, kamu menunggu beberapa saat dalam posisi ini. Agak tidak nyaman, tetapi lantainya dingin. Itu bagus, karena kamu tidak benar-benar mati rasa. Sesaat, kamu menutup mata, istirahat kecil sebagai hadiah keberanianmu hari ini. Kamu akan lebih baik ketika kamu membuat matamu.

Langkah kaki. Cukup familiar, dari caranya berjalan kamu bisa beranggapan kalau orang itu sengaja menekankan kehadirannya. Tidak terburu-buru, tetapi juga tidak waspada. Mungkin seseorang yang memiliki langkah kaki tersebut adalah mereka yang kamu kenal. Semoga saja bukan seseorang dengan kekhawatiran berlebih dan keras kepala.

Orang itu berjongkok, beberapa saat selanjutnya hanya kesunyian. Apakah orang itu disini cuma buat menatapmu?

" ... [Name]." Kata-katanya samar, hampir tidak terdengar. Aneh sekali, padahal kamu bisa mendengar suara langkah kakinya.

"... jangan tertidur disini ... punggungmu (Anda) akan sakit." Seorang laki-laki, cukup familiar. Caranya menyapu ponimu agak tidak biasa dengan mereka yang mengaku sebagai keluargamu.

Keluargamu (kata mereka), beberapa memutar kecil helai rambut agar tidak mengenai matamu, beberapa lainnya mengusapnya kebelakang telinga, ada juga yang usil dan menghambur potongan rambutmu yang rapi. Sedangkan laki-laki misterius ini, lebih seperti berusaha mempelajari dirimu.

Perbedaannya sulit dijelaskan, karena terbiasa, kamu bisa menyatukan satu dua hal tentang caranya yang berbeda dari para orang-orang panti asuhan kehormatan. "Nona [Name], bukankah Anda bilang hari ini adalah hari yang penting?"

Kamu mengerti, siapapun yang tadi bukan sesuatu yang spesial selain Dae-Hyun. Kelopak matamu agak terlalu saling menyukai, sebab butuh beberapa saat kamu menyadari dan melihat jika benefactor terdekatmu yang wajahnya sama terlalu dekat untuk seleramu, dia tampan, namun tidak, tidak buat kali ini. Memang siapa yang suka tidur ditatap oleh orang yang melotot?

Hm, kulitmu terasa ngilu sebab ingatan lama. Sulit dipercaya, efek trauma tubuh meski sudah puluhan tahun rupanya tidak mudah dihilangkan. Bangkit dari tempat tidur? Oh, bukan, rupanya kamu tertidur di sofa, sofa ruang rekreasi. Meregangkan tubuh, tulang punggungmu mengeluarkan gemeletuk memuaskan (ga encok, aman).

Tidak berkata apapun pada Dae-Hyun, kamu mengangguk mengakui, dan berjalan menuju kamar mandi. Seperti dikatakan benefactor (mu) yang tamphan, hari ini adalah hari yang penting.

Informan yang menyamar menjadi toko baju siswa si dekat toko buku bekas Peter, mengatakan seorang siswa memesan baju memiliki tag nama Jo Eun-Byeol. Ini artinya, Club Glory sudah menemukan Peter, hanya perlu menghitung jam hingga kematian Peter tua akan datang. Rafael (atau bawahan gurita milik Rafael) tidak suka mengulur-ulur agendanya, dan Peter dipastikan akan diserang hari ini.

Sore, jam ruang rekreasi tadi menunjukkan 3 sore, cahaya langit berawan akan hujan juga terpampang di etalase kamar mandi. Lalu air dingin menegaskan kesadaranmu terhadap realita, menatap cermin wastafel, kamu bertanya-tanya. Sekian lama kamu bersama para Apostel yang dibesarkan Gabriel, kamu penasaran soal kemampuanmu untuk menangisi Kematian yang sudah lama kamu antisipasi.

Apa yang membuat seseorang sedih? Penyesalan kalau yang terdekat pergi tanpa ada ingatan yang indah? Mungkin, sebab mengetahui beberapa masa depan, kamu cenderung menyepelekan kematian seseorang. Bisakah kamu menangisi Peter? Tidak seperti Peter tua benar-benar mati, namun jika itu kematian maka akan ada bagian yang kosong fan hilang dari kehidupan.

Peter akan kembali, tetapi Peter seperti apa yang menunggu di masa depan? Kamu ragu, ragu akan banyak hal. Bahkan dengan dirimu yang kesulitan menggerakkan otot wajah dan menghasilkan ekspresi yang sesuai dengan kondisi mental dan emosinalmu. Kamu ragu, karena yang akan dilihat Peter terakhir kali tidak lain wajah hantu yang menolak menghargai ikatan.

Menoreh sudut bibirmu kebawah, apakah ini cukup terlihat simpatik? Tidak, ini terlalu sintetis dan palsu. Menutupi warna sejatimu adalah satu hal, namun usaha menunjukkan bagian diri dan memproyeksikan emosi melalui wajahmu yang sangat tidak akomodatif? Itu adalah urusan yang rumit, otot wajahmu terlalu kaku untuk melakukan apapun kecuali terlihat kesal.

Ah, sudahlah. Hanya kening yang berkerut dan sedikit marah tidak akan cukup, kamu memutuskan menyerah dan keluar kamar mandi. Biarkan saja, entah bagaimana Peter bisa membaca pikiranmu dan dia sadar kalau kamu berduka atas kepergiannya melalui kunjunganmu. Lagipula kalian sudah mengenal selama beberapa dekade, dia akan menyadari satu dua hal.

Membuka pintu kamar mandi, kamu disajikan laki-laki bak butler yang siap melayani, membawakan handuk di lengannya. Kamu menatap, apa-apaan ini ... .

"Kamu tidak memiliki sesuatu yang lebih baik dilakukan?" Jujur saja, kamu tidak membenci Dae-Hyun, terkadang dia hanya sedikit terlalu perhatian? Hingga di titik yang mengkhawatirkanmu (yang tidak normal). Lihat saja, laki-laki mana menunggu seorang perempuan keluar kamar mandi dengan handuk? Kamu cukup yakin hubungan kalian sekedar kolega pada umumnya.

"Anda tidur diluar dan tidak menggunakan selimut, jika Anda tidak secepatnya mengeringkan diri, Anda akan sakit." Lihat itu, apakah Dae-Hyun bahkan nyata? Senyum sedih yang membuat hati sedingin es manapun leleh, benarkah? Atau itu hanya kamu yang mudah merasa bersalah? Yang mana jawabannya, kamu tidak ingin berdebat dan berlama-lama lagi.

"Terima kasih ... ." Baiklah, ini canggung.

"Payung dan jaket terbaik Anda di meja, saya khawatir Anda akan lebih terkejut jika saya membawakan barang lain selain handuk." Dae-Hyun menunjukkan letak barang-barang yang disebutkannya.

Darimana asal akting absurd ini berasal?

Memiringkan kepala sedikit, Dae-Hyun melanjutkan, "benar juga, apakah ada identitas yang ingin Anda gunakan hari ini? Topeng wajah tertentu? Peralatan biasa Anda? Jika ada tolong sebutkan, saya akan mengambilkannya dari ruang workshop." Ini mulai terdengar mencurigakan, nada bicaranya masih nyaman di telingamu, tetapi pelayanan tanpa alasan? Kamu tidak bodoh.

Melampirkan jaket ke tubuh, kamu membelakangi Dae-Hyun. "Hentikan apapun yang kamu lakukan. CEO perusahaan pangan terbesar di Korea seharusnya tidak bertingkah seperti pesuruh." Semetara sibuk merapikan atributmu, kamu tidak melihat senyum Dae-Hyun yang memudar. "aku juga tidak membutuhkan identitas tertentu hari ini, makasih."

"Apakah Anda ingin makan sesuatu sebelum pergi? Camilan? Saya dengar dari beberapa karyawan Anda semalaman di Workshop, Anda sudah makan siang?" Memastikan semuanya sudah ada pada tempatnya, kamu berbalik menghadap Dae-Hyun. Pria yang lebih muda darimu masih disana di tempat dia menawarkan handuk. Mengapa dia begitu lesu? Tidak biasanya.

Apa karena kata-katamu tadi? Mungkin caramu berbicara terdengar seperti sarkasme, serius, kamu tidak bermaksud. "Tidak apa-apa, aku akan mengambil sesuatu di jalan. Kamu saja yang makan, atau cobalah bersantai juga. Aku tahu kamu juga sibuk, jadi jangan terlalu khawatirkan aku yang nokturnal ini." Bagian terakhir keluar benar-benar hambar, itu usahamu meringankan suasana hatinya.

Ah, baguslah dia tertawa.

"Saya mengerti, tetapi Anda tetap harus merawat diri Anda lebih baik! Begadang itu tidak sehat, banyak kematian dini dan penyakit yang sulit disembuhkan karena begadang. Saya berharap sekretaris saya bertahan lebih lama ...." Awww, lihatlah pria muda di depanmu. Tampangnya seperti anak anjing yang majikannya pura-pura mati. Telinga dan ekor imajiner di latar belakang menambah kesan dramatinya seperti hewan malang yang ditendang.

Kamu tidak mengkhawatirkan kematian dini, karena usia sudah seperti angka bagimu (isyaratmu yang terus menerus memalsukan umurmu haha). Bagian menyenangkan menjadi awet muda adalah kamu bisa berdandan di segala usia, walaupun ada saja yang mengatakan cara bicaramu terdengar kolot.

Dae-Hyun masih melanjutkan narasinya, "belum lagi industri ini sangat kejam, bagaimana bisa saya bertahan tanpa sekretaris yang super duper kompeten seperti Anda." Baiklah, itu berlebihan. Dae-Hyun praktis mengusap air mata non-eksistensial menggunakan sapu tangan merk balen****.

"Aku tahu, sekarang aku akan pergi. Bersemangatlah saat aku tidak di tempat." Kamu menepuk sisi samping lengannya.

"Jangan melakukan sesuatu yang terlalu berbahaya ya!" Kalian hanya bejauhan selama beberapa langkah dan Dae-Hyun sudah berteriak.

Menggaruk kepalamu, kamu membalas, "tidak janji." Yang sama kerasnya.

Keluar dari gedung utama grup Ryeo, kamu menilik peta digital di ponselmu, mencari tanpa bermain terdekat di sekitar toko buku bekas Peter.

Langitnya, semakin gelap. Kamu harus mempercepat langkahmu.

---tbc.

Cookie 1:

Dae-Hyun *yang berdiri di pantry kantornya, sudah masak makanan favoritmu : sayang sekali, padahal aku sudah membuat ini. (& belajar masak berbulan-bulan cuma buat nt.)

Cookie 2:

Dae-Hyun *lewat dan ngeliat kamu baca komik black butler & berpikir Sebastian karakter fav mu dari doodle kecil. Alhasil dia coba-coba sedikit out-of-character dari kepribadiannya buat impress kamu.

Opini Dae-Hyun terhadap Sebastian: tokoh ini kelihatannya tipe teasing. Aku agak kesulitan meniru pesonanya, tetapi bukan berarti mustahil.

(Dae-Hyun sempat ngira kamu ga suka/illfeel sama dia karena reaksimu terlihat kesal.)

Cookie 3:

Dae-Hyun *yang sudah natap kamu tidur selama lima menit tanpa berkedip sambil milin rambutmu, dalam hati: aku benar-benar ini menyentuh wajah Nona [Name]. Tapi dia akan langsung terbangun kalau disetuh. Sulit sekali menyukai mantan mata-mata (pembunuh bayaran) dalam diam.

Fun fact: kamu nyebut Dae-Hyun sebagai benefactor karena dia orang yang tahu identitasmu sebagai mantan Apostle, & orang yang mau hire kamu terlepas relasimu dengan club glory.

A/n: Semisal kalian ga bisa mutar lagunya, coba baca di website wattpad.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top