ืืืืเซข 5 เผเผเฟ
"Gua belom bisa balik njir" Karma menyahut dari telepon. Dia sedang ada lomba debat dengan sekolah lain saat ini.
Dengan kata lain dia dengan santainya menginap di hotel sedangkan adik sepupu nya ini sedang
ketakutan karena langit sedang marah.
"Y-ya gimana anjirr.. gelap cog, takut mana banyak petir ma kilat lagi. Elu sihhh gak ngajak gua."
"Goblok lu, mana mungkin ngajak elu ke hotel yang dibayarin sekolah anjg." Karma menghela nafas. Tapi mau bagaimana lagi? Biasanya kompleks perumahan mereka sangat jarang mati lampu saat hujan deras. Sedangkan sekarang sepertinya mati lampu sampai adik sepupunya ini repot repot meneleponnya.
"Itu, lu gada temen cewe buat nemenin lu?"
"Ya gada setan. Kalo ada juga ya mana mungkin dia mau tolol. Orang gua aja takut bukain pintu. Ini gua selimutan atas kasur njing gak gerak gerak."
"Yaudah chat Nagisa atau telpon. Jam segini biasanya dia lagi belajar."
"Kan mati lampu?"
"Makhluk ambis kayak Nagisa, lampu bukan penghalang."
"Takut ngerepotin sih.."
"Tolol lu, abng sendiri di trabas. Ayang malah gak di chat. Babuin ayanglu baru abang lu cok."
"Anjg lu." Gadis itu mengumpat. Pada akhirnya dia tidak mendapatkan apapun untuk membantunya tidur malam ini.
Tangannya tergerak membuka aplikasi chatting, mencari nama Nagisa dalam deretan kontaknya, beberapa lama kemudian dia akhirnya menyerah karena tidak menemukannya.
Ting!
"Huh?" Dia menghidupkan kembali layar ponselnya. Tertera chat dengan nama "sayang nagi:3" di layar. Dia menepuk jidatnya. Wajar tidak ketemu. Namanya saja diganti.
Dia membuka chatnya dengan cepat,
Sayang nagi:3
Online
[Name], perlu di temenin gak?ย 23.38
Hujan nih, gua tau lu takut petir. 23.38
[Name] tersenyum membacanya. Dia mengetikkan balasan dengan cepat. Lalu dengan cepat pula Nagisa membalas pesannya lagi.
Sayang nagi:3
Online
[Name], perlu ditemenin gak? 23.38
Hujan nih, gua tau lu takut petir. 23.38
Iya, cepetan. 23.39โโ
Gua gak berani turun dari kasur nying. 23.39โโ
Otewe, mau jajan sekalian gak? Abis belanja bulanan balik sekolah tadi. 23.39
Gas lah. 23.39โโ
Laper banget belom makan karena gak berani 23.40โโ
Oke, nyari payung bentaran. 23.40
[Name] mematikan ponselnya lalu menghidupkan lampu belajarnya. Dia sedang menunggu Nagisa sekarang. Nagisa menjadi sesosok orang yang benar benar bertanggungjawab dengannya atas inisiatifnya sendiri.
Tidak seperti orang lain, Nagisa memperlakukan nya seperti gadis kecil yang selalu butuh bantuannya.
Dia tidak terlalu minat diperhatikan, tapi mendapatkan rasa aman dari seorang Nagisa, membuat gadis yang bisa dibilang tidak mendapatkan cukup kasih sayang ini, merasa candu dengan rasanya.
Terkadang dia berpikir apakah dia tidak dilengkapi dengan kepintaran atau mungkin dia tidak sempurna, apakah Nagisa akan tetap menerimanya?
Tak lama pintu diketuk.
Nagisa terlihat dari luar, lalu menepuk jidatnya. Dia lupa jika [Name] bahkan takut turun dari kasurnya. Dia meraba pot bunga dan menemukan kunci terselip disana. Dia sudah tau ini karena Karma yang memberi tahunya.
Terdengar petir terus menggelar di luar. Dengan Nagisa yang membuka pintunya. Plastik jajan yang dia bawa, dia peluk dengan erat agar tidak benar benar basah.
Nagisa masuk perlahan sambil melepas Hoodie yang dia gunakan. Menggantungnya ke gantungan dekat pintu lalu mengunci pintunya.
Dia menghidupkan ponselnya dan menyalakan senter. Berjalan kearah kamar [Name] yang berada di sisi kiri ruang tengah. Nagisa mengusap tangannya. Dingin.
Gadis yang masih terkurung selimut itu menoleh saat melihat Nagisa membuka pintu kamarnya. Dia langsung melompat dari selimutnya dan memeluk erat Nagisa.
"Hueeee ujann anjenggg." Matanya berkaca-kaca dan Nagisa mengangguk mengiyakan. [Name]< meraba baju Nagisa dan mendapati lengan bajunya basah.
"Loh? Kok basah?"
Nagisa meletakkan jajannya di atas kasur, "oh, itu.. payungnya gak ketemu, kayaknya ketinggalan di sekolah. Kalo mau nunggu reda, makin lama ke sininya jadi trabas ajalah." Jelasnya.
Sedikit merasa bersalah, [Name] menunjuk pada lipatan kain bersih di atas laci.
"Itu, pake handuk bersih terus ambil kaos Karma di keranjang yang belum dilipet, kalo yang dikamarnya pasti dibawa terus biasanya kamarnya di kunci kalo dia pergi sih.."
Nagisa mengangguk lalu melakukan perintah si gadis dengan cepat. Lalu kembali secepat mungkin.
Nagisa mengganti bajunya di kamar mandi, sedangkan [Name] asik membongkar jajan yang dibawakan Nagisa. Lalu melihat ada kotak yang terasa lumayan panas.
Karena penasaran, gadis itu membukanya dan ya.
Terlihat bubur instan yang sudah siap makan. Kadang dia terpikirkan bagaimana mungkin Nagisa bisa mengerjakan semuanya dalam satu waktu, 'kan?
Tapi yasudahlah, karena dia tau itu untuknya. Tanpa akhlaknya dia langsung memakannya karena ada bungkus bubur instan lain didalamnya, itu artinya Nagisa berencana memasak miliknya disini saja.
"Enak.."
"Yaa wajar sih, kan bubur instan. Tapi effort nya dik debes huehue."
Beginilah kelakuan [Name] yang merasa nyaman dengan perlakuan Nagisa yang tidak berlebihan, dan cepat tanggap dengan kebutuhan nya.
Tak lama Nagisa kembali. Dia mengusap rambutnya yang terkena hujan dengan perlahan. Dengan [Name] yang menatap dengan bubur ditangan.
Drrt-
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top