โ•ฐโ”€โ–ธ โ ๐‘ด๐’Š๐’”๐’–๐’๐’…๐’†๐’“๐’”๐’•๐’‚๐’๐’…๐’Š๐’๐’ˆ


Bicaralah atau semuanya jadi salah.
.
.
.
.
.

Amane menatap malas pada ponselnya, lagi. Dia kembali bertengkar dengan gadis daikon itu. Dirinya yang terlalu gengsi dan si perempuan yang terlalu baik hati. Entah apa yang salah dengan itu.

Ingin rasanya menemui lalu menciu- tidak, maksudnya menjelaskannya pada gadis itu tentang apa yang menjadi kesalahannya.

Tapi rasa malas Amane untuk menjelaskan membawanya dalam kantuk yang dalam. Sehingga dia tertidur dengan posisi chat terbuka.

Amane terbangun saat Tsukasa mengetuk pintu rumahnya, anak itu baru pulang main dari rumah temannya. Maklum, temannya banyak. Tidak seperti Amane.

"AAAAMAAANEEEEE! BUKAAAAA TSU GABAWA KUNCIIII." Teriak nya berkali kali, sepertinya tetangga pun sudah hapal dengan kelakuan bocah ini.

Yang kadang sengaja tidak membawa kuncinya.

"Iyaaa sebentar." Amane mengusap matanya. Lalu berjalan ke arah pintu dan membuka pintu.

Terlihat Tsukasa yang masuk dengan membawa kotak nasi(?) Amane pun tidak tahu itu apa. Dia hanya duduk kembali diatas kursi dengan baju kaos putih yang separuh terangkat dari perutnya.

"Mampus di putusin Yashiro."

Amane terbelalak. Apa maksudnya?

"Hah? Maksud?"

Tsukasa dengan santainya mendorong kotak yang dia bawa tadi, "itu dari yashiro. Amane jahat banget gak dengerin penjelasan Yashiro. Mana di read doang. "

"H-hah? Read doang? Kapan ngeread- "

Amane terdiam menyadari sesuatu. Dia tidak bersama ponselnya sejak tadi. Langsung berlari keatas dan mendapati ponselnya masih dalam keadaan layar terbuka dan masih berada di chat.

Dengan sesuatu yang berbeda, Ya..

Yashiro memblokirnya.

Terlihat deretan pesan yang berupa penjelasan Yashiro. Amane benar benar tidak bermaksud tidak mendengarkan. Dia benar benar tertidur.

Pemuda itu memukul kepalanya. Mengatakan bahwa dirinya bodoh karena tertidur saat sedang berdebat.

Dia hanya tidak ingin berkata kasar pada yashiro. Hanya itu sebenarnya.

"Beneran putus?" Tsukasa berdiri di depan pintu kamar amane. Amane masih mengusap gusar rambutnya dan mengangguk pelan.

Yashiro yang terburu buru, dan Amane yang bertele-tele menjelaskan.

"Cepetan. Tsu sempet liat chat nya sama kou. Kou otw ke rumahnya mau ngajak dia jalan jalan biar gak sedih habis putus. Tsu juga udah bilang kalo Tsu sama Yashiro gada hubungan apa apa. Tsu sama dia cuma sekedar kakak ipar. Amane egois."

Bukannya tak mencoba membujuk Nene, dia sudah melakukan nya. Tapi orang seperti Nene, susah mempercayai jika bukan dari orang nya sendiri.

Amane bergegas keluar kamarnya dengan hanya membawa jaketnya. Wajahnya saja masih kusut karena bangun tidur.

Langsung bergegas melaju ke jalan untuk sampai ke rumah Nene, dia tau bahwa selama ini ada yang mengincar putusnya hubungan keduanya.

Dan Amane tidak akan terima itu.

"Senpai.. jangan sedih lagi. Ayo kita ke taman biasanya!" Kou mengusap rambut Nene yang masih terdiam dalam pelukan kakinya sendiri.

Dia tidak mengerti mengapa Amane mengabaikan pesan penjelasannya. Dia tidak pernah berniat untuk terlihat dekat dengan Tsukasa sama sekali. Tsukasa juga sudah lelah menjelaskan pada Amane tentang itu.

Gadis itu, hanya ingin tahu tentang pemuda misterius yang menjadi pacarnya beberapa bulan yang lalu.

Dan.. itu hanya bisa diketahui lewat Tsukasa yang merupakan adik kandung- bahkan adik kembarnya.

Memangnya salah jika dia ingin mengetahui tentang pacarnya lewat adiknya?

Bergegas masuk kedalam rumah Yashiro ketika melihat motor Kou ada di depan halamannya.

"Yashiro-"

"..."

"Maaf- aku gak berniat buat ngeread doang ataupun gak denger penjelasanmu-" Amane dapat melihat bahwa mata gadis itu sembab. Dengan kou yang menatapnya tajam.

"...y-yashiro?"

"Jahat." Yashiro menatap Amane dengan mata sembabnya, dia sudah kesal dengan laki laki yang cemburuan seperti ini bahkan kepada adik sendiri. Padahal Tsukasa juga jelas jelas pacaran dengan senpainya sendiri.

"...maaf Yashiro."

"Apaan maaf maaf? Abis nuduh aku sama Tsu ada hubungan lain. Seenaknya bilang maaf? Egois Amane. Kamu egois."

Kou berjalan keluar dari rumah Nene, benar. Dia memang mengharapkan hubungan ini putus. Tapi dia tetap tidak sanggup jika Yashiro menangis karena itu.

"Biadab lo. Nuduh adik sendiri." Dia menoleh sebentar sebelum akhirnya keluar dan benar benar pergi dari rumah itu.

"Yashiro kasih aku kesempat-"

"Kita break dulu. Pikirin dulu kenapa kamu sejahat itu nuduh aku sama adik kamu sendiri." Yashiro berjalan masuk ke kamarnya sendiri. Membiarkan Amane terdiam di tempatnya.

Bagaimana caranya dia mendapatkan kepercayaan keduanya lagi.. dari Yashiro ataupun Tsukasa atas kecemburuan bodohnya ini.



Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top