ー XOXO? ー

"Itu juga tepat sekali~"

Pipi mulus Arina dipenuhi dengan rona merah seketika. "Tidak mungkin ini kencan! Pasti ini mimpi, 'kan?" Wanita itu jadi bingung dengan perasaannya sendiri sekarang, meski pada dasarnya ia sangat bahagia, ketika bersama dengan orang dia cinta dalam sebuah kencan tiba-tiba. Namun, di saat bersamaan Arina tak ingin larut dalam kebahagiaan akan kenyataan rasa mimpinya.

Arina jadi tak bergeming cukup lama, hanya karena memikirkan apa respon terbaik dalam menanggapi keinginan Mori Ougai. "I-ittai ... !" Sampai pada akhirnya rasa sakit yang mengejutkan Arina itu menyadarkannya untuk kembali pada dunia nyata. Lebih mengejutkan lagi ketika tahu bahwa Mori yang mencubit pipi Arina.

"Kau ingin quality time kita habis hanya untuk menunggumu selesai melamun?" Tampaknya Mori sudah lelah melihat Arina yang terus-terusan bertingkah malu-malu kucing di hadapannya. Membuatnya ngambek saja.

Arina menggeleng cepat. Mendadak bisu saking gugupnya.

Mori terkekeh. "Bagus, kalau kau melamun, akan kuberikan serangan yang lebih mengejutkan dari itu untuk menyadarkanmu."

"K-kenapa begitu?" Arina tak kuasa mengeluarkannya dalam bentuk kata. "Pokonya, apapun itu, bertahanlah jantungku!" Ia menyemangati dirinya sendiri agar dapat sedikit menambah rasa percaya diri.

Namun, Arina tidak tahu jika asyik ngebatin adalah salah satu bentuk melamun bagi Mori yang membuat pria tersebut menyematkan jari-jemarinya ke jari-jemari lentik Arina tanpa basa-basi.

"H-heee?! K-kenapa ini, B-boss?!" Arina mendadak panik dengan wajah bak kepiting rebus saat ini.

Sementara yang bersangkutan hanya tersenyum tanpa dosa. "Sudah kubilang jika aku akan memberimu kejutan lebih saat kau melamun lagi, 'kan?"

Arina hanya bisa menahan malu. Namun, diam-diam membalas genggaman tangan hangat dari bosnya itu.

Mori yang terlalu mudah membaca seseorang itu tahu jika Arina menerima genggaman tangannya. "Yosh, kita ke taman hiburan!" Tiba-tiba dia bersemangat.

"E-eh?"

Mereka pun berjalan beriringan menuju taman hiburan Yokohama, kemudian memulai saat-saat menyenangkan bersama layaknya pasangan pada umumnya.

Sekarang mereka berhenti sejenak, ketika Mori sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Umm, ada apa, Boss?" Arina penasaran dan enggan melihat Mori kesusahan.

"Hanya ingin mencoba kamera depan." Mori masih dengan aktifitas mengutak-atiknya. "Oh, bisa kau tunjukkan caranya?" Ia pun memberikan ponselnya pada Arina.

"Ah, baiklah." Arina menerima permintaan tolong bosnya dan mulai melihat titik masalahnya. "Ini mudah. Boss hanya per-" Mendadak ucapan Arina terpotong seketika kala Mori memberinya pelukan dan ciuman di saat bersamaan.

"X-XOXO!" Jantung Arina tidak baik-baik saja.

To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top