┈─.᪥ָ࣪ Tsukasa-Tori

CONFESSION
Suou Tsukasa x Himemiya Tori
by :: skrtsxnao_

( n; latarnya sekitaran London/Inggris atau pokoknya yang mirip sama itu, dan bukan di Jepang )

🎄

Satu hari menuju natal. Butiran-butiran salju putih melekat pada permukaan kaca. Netranya menatap lurus di balik jendela. Akankah ada suatu keajaiban malam ini?

Bel berdenting, menginterupsi perhatiannya. "Yuzuru! Siapa yang mengetuk pintu malam-malam begini?" Sang pelayan melirik sejenak. "Akan saya lihat dulu, Bocchama."

Yuzuru menuruni anak tangga, berjalan menuju pintu depan. Begitu membuka pintu, Ia disuguhi penampilan tuan muda Suou yang sederhana, Suou Tsukasa. Tangannya menggenggam sebuah kotak kecil dibalut pita merah.

"Selamat datang, Tuan muda Suou. Apakah anda mencari Bocchama?" Tsukasa mengangguk sebagai balasan. "Maaf mengganggu malam-malam, Yuzuru-senpai."

Yuzuru menggeleng pelan. Ia mempersilahkan Tsukasa untuk masuk ke dalam. Mereka menaiki anak tangga, berjalan melalui lorong beberapa meter, dan tiba di depan pintu sebuah ruangan.

"Bocchama,"

Pemilik surai merah muda itu menoleh. Netra emerald nya membulat sejenak begitu melihat sosok di samping pelayannya. "Tsukasa?"

"Good evening, Tori-kun." sapa Tsukasa. Melihat interaksi keduanya yang canggung, Yuzuru berinisiatif untuk membantu keduanya. "Bagaimana kalau malam natal kali ini Bocchama pergi keluar bersama Tuan muda Suou?"

🎄

Hening bercampur canggung. Tadi sempat ada perdebatan kecil antara Yuzuru dan Tori perihal ‘jalan bersama’ itu. Dan pada akhirnya Tori menurut.

Jauh di lubuk hati, seorang Himemiya Tori menyimpan secuil rasa kepada pemuda di sampingnya ini. Tidak begitu jelas pada kejadian apa rasa itu mulai timbul, setidaknya Tori tidak menyangkal keberadaan rasa itu sendiri.

Keduanya hanya seorang teman, dari kelas yang sama. Bukankah terasa aneh jika ada rasa diantara hubungan ini?

Sepasang teman, salah satunya menyatakan perasaannya yang sejujurnya. Lalu ternyata orang itu hanya menganggapnya sebagai teman, tidak lebih. Merasa risih dengan pernyataannya, temannya pun pergi. Ironis bukan?

Ugh, kemana perginya si Himemiya Tori yang merasa paling hebat ini? Ini bukanlah dirinya. Mengapa Ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata di samping pemuda bermarga Suou?

"Tori-kun?"

Kakinya mundur beberapa langkah, terkejut akan paras indah milik Tsukasa terpampang beberapa centi di depannya. Tanpa disadari ada batu besar mengganggu langkahnya.

Reflek, tangan Tsukasa menahan punggungnya dari arah belakang. Memalukan, batin Tori. Tsukasa kembali membantunya berdiri, dengan Tori yang menjadi tomat untuk beberapa menit.

"Tori-kun, di sini sangat tidak save. Ingin pergi ke pusat kota untuk melihat christmas tree di pusat kota?"

🎄

"Tsukasaaa!!" seru Tori saat menyadari bahwa Ia berdiri sendiri di depan toko. Beberapa menit yang lalu, keduanya tiba di pusat kota. Sebuah toko boneka menarik perhatian Tori. Lalu Ia menggenggam tangan Tsukasa—agar tidak terpisah—dan berlari ke arah toko tersebut.

Bingung ingin membeli apa, Tori meminta pendapat Tsukasa. "Up to you. Kalau mau, kita bisa beli semuanya." Untuk kalimat terakhir, jelas-jelas Tori menolak keras.

Akhirnya ia memutuskan untuk berkeliling toko sejenak. Dan Tsukasa berkata akan menunggu diluar. Tetapi saat dirinya keluar, tidak ada tanda-tanda orang bersurai merah yang menunggunya.

Kesal? Tentu saja. Sekarang Tori hanya bisa berdiri diam disini. Dirinya terlalu takut berkeliling menghadapi berbagai macam orang dewasa yang seperti tiang itu.

"Permisi adik manis, lagi sendirian? Mau sama kakak?"

Tori menjauh beberapa langkah dari orang asing itu. Kenal pun tidak, tetapi sudah menanyakan hal aneh. Penampilannya juga mencurigakan dengan pakaian serba hitam tertutup dan sepatu boots coklat.

"Adik manis kok diam aja?"

Kalau saja ada Yuzuru disini, orang itu pasti sudah dihabisi duluan karena berani membelai paras tuan mudanya. Tubuh Tori gemetaran, mulutnya terkatup rapat dan kakinya kaku.

"Excuse me. Tindakan tersebut termasuk pelecehan."

"Hah?! Memangnya kamu siapa? Pacarnya?"

Tsukasa menepis tangan orang itu dari wajah Tori. Netra amethyst nya mendelik tajam kepada orang dihadapannya. "Ya."

Bukan hanya orang itu yang terkejut, Tori yang berada di sisinya ikut terkejut menatap Tsukasa. Tangannya digenggam erat-erat, seolah tidak memperbolehkannya pergi.

"Cih. Terserah saja." Orang itu beringsut pergi. Sesekali melirik ke belakang, jaga-jaga Tsukasa mengejarnya.

"Tsukasa?! Tadi apa maksudnya?!" seru Tori sambil mengguncang tubuh pemuda di depannya.

"Tadi itu yang mana?"

"Yang pacar! Kenapa kamu iyain?!"

"Eh, memangnya kenapa?"

"Kan kita nggak pacaran???"

Pemilik surai merah itu menghela nafas panjang. Ia merogoh sesuatu dari sakunya, mengeluarkan kotak kecil yang dibawanya tadi. Tanpa pikir panjang, kecupan singkat mendarat di pipi Tori.

Tsukasa meraih tangannya dan meletakkan kotak kecil tadi ke dalam genggamannya bersama Tori.

"Will you be mine, my princess?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top