❁ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 5 - ᴛɪᴅᴀᴋ sᴇɴɢᴀᴊᴀ❁

A/n : Saya tidak tahu apakah topik ini dapat membuat orang tidak nyaman, tapi saya akan menaruh peringatan disini.

Fakta bahwa ia telah 'ditembak' oleh seorang 'laki-laki' yang bukan lain merupakan sahabatnya sendiri tentunya membuat Tomoya terkejut, yang berujung pada ia yang meminta waktu untuk memikirkan jawaban.

Kelinci coklat itu menyatakan bahwa berjanji tidak akan menjauhi Hajime hanya karena perasaan dan pernyataan cintanya. Ia merasa harus menghargai dan menjaga perasaan sahabatnya. Sebagai bukti janjinya, ia mengundang Hajime untuk menginap di rumahnya selama beberapa hari selagi keluarganya pergi.

"Hajime, hari ini apa kau mau menginap dirumahku? Orang tuaku lagi-lagi pergi," Iris ungu Hajime menatap Tomoya sejenak. "Hai', Aku mau, Tomoya-kun~ Kalau begitu, aku akan meminta izin pada keluargaku terlebih dahulu." Ia mengiyakan ajakan sahabatnya tadi.

Ini bukan pertamakalinya mereka menginap di rumah satu sama lain, mereka agaknya sudah melakukannya sejak lama. Namun sepertinya, rumah Tomoya lah yang lebih sering mereka gunakan untuk menginap. Yah, mungkin salah satu penyebabnya adalah orang tua Tomoya yang kerap pergi meninggalkannya sendirian - terkadang bersama adik perempuannya. Meskipun begitu, bukan berarti mereka tidak pernah menggunakan rumah Hajime.

"Mereka mengizinkanku~ Sepertinya aku harus mengambil bajuku terlebih dahulu, apa tidak apa apa?" Ujar Hajime segera setelah ia menutup teleponnya. Senyum sedikit merekah di bibir Tomoya. "Tentu tidak apa apa." Balasnya. Langkah kakinya terasa lebih ringan dan hatinya sedikit berbunga-bunga.

Tapi, siapa sangka kalau kegiatan ini akan membongkar rahasia besar Hajime?

Tidak akan ada yang menyangka bahwa hal ini akan terjadi, bahkan Hajime sekalipun - mengingat bahwa ia telah menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat rapi. Tetapi, apa boleh buat lagi jika kejadian itu sudah ditentukan oleh Tuhan? Tidak akan ada yang bisa mengelak, bagaimanapun caranya.

Sangat memalukan, sih... Tapi mari skip sejenak...

Hari itu merupakan hari terakhir Hajime menginap. Ia sudah membereskan barang yang ia bawa. Seperti pada umumnya, Hajime membawa tas berisi pakaian dan beberapa perlengkapan seperlunya, bahkan pakaian dalam tambahan - kalau kalau ia akan menginap lebih lama. Dahulu, Tomoya lah yang mengatakan bahwa ia tak perlu membawa alat alat mandi miliknya - kecuali sikat gigi - karena ia dapat meminjamnya.

Sialnya, ia tidak sengaja menjatuhkan - maaf - pakaian dalam di kamar mandi rumah sahabatnya itu. Pakaian dalamnya tadi terselip di antara baju baju yang akan ia gunakan dan terjatuh di kamar mandi.

Hajime tentu tak menyadarinya. Setidaknya sebelum Tomoya melihatnya.

Tomoya saat itu sedang membersihkan dan menyusuri rumahnya, memeriksa barangkali ada barang Hajime yang tertinggal. Dan benar saja, ia melihat sebuah kain di dekat kamar mandi miliknya. Namun, saat ia melihatnya, itu bukanlah baju, celana, handuk, atau mungkin sapu tangan - tapi tak lain daripada pakaian dalam perempuan. (Perempuan seperti gadis gadis muda)

"Hah?" Tomoya berucap pada dirinya sendiri. Otaknya sempat menjadi lelet untuk beberapa detik. Kemudian, ia menyadarkan dirinya sendiri, ia kan mempunyai adik perempuan, bisa saja itu merupakan miliknya. Tomoya sendiri tidak terlalu tahu, ia bukan orang aneh yang suka mengintip apa yang adiknya gunakan, jadi ia berniat akan menanyakan hal itu padanya nanti.

.

.

.

"Uh, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Tanya Tomoya saat adiknya membukakan pintu kamarnya. "Ada apa, kak? Kenapa wajahmu memerah?" Ia sebenarnya merasa sangat aneh menanyakan hal ini, tapi apa boleh buat.

Ia pun kemudian menyodorkan sebuah pakaian dalam ke arah adiknya itu. "A-apakah ini milikmu? Aku menemukannya di kamar mandi."

Sang adik terdiam sejenak, mencoba mengingat ingat sesuatu. Ia kemudian membuka mulutnya.

"Ini bukan milikku."

"..." Bukan milik adiknya? Lantas milik siapa? Ibunya tidak mungkin memiliki hal seperti itu, apalagi dirinya. Ia juga tidak pernah mengajak perempuan menginap di rumahnya.

"Eh, Bukan?! A-atau jangan jangan milik temanmu yang menginap disini?!" Tomoya panik, mencoba mencari kemungkinan yang dapat terjadi. Tetapi adiknya hanya menggelengkan kepala.

"Temanku tidak ada yang menginap beberapa minggu ini. Kakak juga baru menemukannya beberapa hari ini, kan? Ah?! Atau jangan jangan, kakak mengajak perempuan untuk tidur disini, lalu menanyakan apakah ini milik temanku untuk menghilangkan kecurigaan?!" Adiknya histeris, berkesimpulan bahwa kakaknya telah melakukan hal tidak senonoh.

"T-T-tidak!!! Hey tentu tidak!! Kalau begitu, bukannya lebih baik aku tak menanyakannya?!" Wajah Tomoya makin memerah. Adiknya hanya mengrenyitkan alisnya sedikit, masih tidak percaya.

"Yah, terserah kakak mau berkata apa, tapi intinya aku tidak tahu milik siapa itu." Ia pun berjalan masuk, lalu menutup pintu kamarnya kembali.

Dengan langkah gontai, Tomoya berjalan menuju kamarnya sendiri. Ia lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, mencoba menenangkan diri sekaligus menyusun bukti bukti yang ada. Kepalanya berpikir keras, mencoba memecahkan misteri sebelum orang tuanya pulang sore itu, agar tidak ada kesalah pahaman yang terjadi.

Tomoya baru menemukannya hari ini, bisa saja sudah ada sebelum orang tua dan adiknya pergi. (Adiknya pergi menginap dirumah temannya sehari setelah Hajime datang) Namun, ini bukanlah milik adik Tomoya, atau temannya. Dan orang yang beberapa hari ini ada dirumah ini hanyalah dirinya sendiri, dan...

Hajime.

...M-masa, sih?

✧✧

---------------------------------------------------------

A-aduh astaga aku merasa ngga nyambung banget-

Maaf banget kalo aneh😭🙏

Mel/Meru❀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top