Answering Kiss [Hanamiya Makoto]
Terinspirasi dari kisah nyata :')
Remember:
Y/n itu your name
Bf/n itu best frend name
Happy reading!
~~~~~~~~~~~~~~~~
“[y/n]-san! mau sampai kapan nilaimu seperti ini?! Kau tak akan bisa naik kelas kalau nilaimu begini terus!” waktu itu [y/n] dimarahi guru matematika di kelas seusai jam pelajaran, karena nilai ulangan hariannya buruk. [Y/n] tak bisa melawan, hanya menunduk dan berkata maaf berulang kali selama diceramahi. [a/n: kalau kamu jago matematika, maaf, bayangkan saja kali ini tidak//LOL]
“shees.. baiklah, aku akan menyuruh hanamiya-san mentutorimu.” Hah?! Setan itu??
“ha-hanamiya? Kenapa harus hanamiya? Tak bisa kah orang lain?”
“tak ada yang lebih baik nilainya dibanding dia. Jangan membantah! Aku akan terus mengawasi kalian!” dengan itu sang guru pun pergi keluar kelas, meninggalkan [y/n] keringat dingin di dalam kelas. Argh sial! Batinnya terus meronta.
Hanamiya makoto.. Adalah orang yang paling ingin dihindarinya di kelas. [Y/n] tak pernah mendengar desas-desus yang baik tentangnya. memang sih dia termasuk orang yang jenius.
Tapi.. KALAU PUN ADA ORANG YANG HARUS KU BENCI, DIA LAH ORANGNYA!
Sialnya, dia yang jadi tutor belajarku. [Y/n] tak bisa berhenti facepalm dalam hati.
Hampir setiap hari [y/n] dijahilinya. Mulutnya kasar, dan apa yang dikatakannya seolah kebohongan bagi [y/n]. Makanya [y/n] tak pernah bisa mempercayainya.
-SKIP-
Setiap pulang sekolah [y/n] harus tinggal di kelas, belajar matematika dengannya.
“mana bisa? x dan x2 itu beda! Ini sudah finalnya, tak bisa diubah lagi.” hanamiya mengeluh dalam frustasi mengajari [y/n] di jam kosongnya.
“oke oke” [y/n] menghapus lalu menulis ulang jawabannya. “shees.. kenapa aku harus belajar dari orang sepertimu..” gumamnya pelan.
“karena hanya aku yang bisa mengajari anak bodoh sepertimu, bodoh. Kalau bukan [nama guru matematika mu] sensei yang meminta, aku tak akan mau melakukan ini.” Mendengar hanamiya berkata seperti itu, keringat dingin langsung mengucur di kening [y/n].
“jangan hawatir, aku juga tak mau mengajarimu. Kau itu terlalu bodoh untuk diajari.” Hanamiya memangku wajahnya di meja, dengan sedikit seringai di wajahnya..
Shees, sudah cukup. Batin [y/n] selagi menutup buku nya, merapihkan semua perlengkapan ke dalam tas, dan beranjak dari bangkunya.
“sudah selesai belajarnya?” tanya hanamiya.
“ya, pamit dulu” jawab [y/n] sebelum meninggalkan hanamiya di kelas sendirian. Ini hampir senja, [y/n] berjalan sendirian menuju halte bus. Selagi berjalan dia mendengar seseorang berjalan di belakangnya. Siapa itu? Karena penasaran, [y/n] mengintip lewat kamera depan ponselnya. Itu hanamiya. Apa dia mengikutiku? Atau rumahnya memang searah denganku?
[y/n] mempercepat langkahnya menuju halte. Sialnya lagi, bus yang ditunggu baru saja berangkat ketika [y/n] sampai. Jadinya [y/n] harus menunggu bus berikutnya datang.
“[y/n] eh?” sapa hanamiya. Mendengar suara laki laki itu, [y/n] tengokkan kepalanya ke samping, hanamiya berdiri tepat di sana.
“apa?” sahutnya galak.
“ya, ya, ya, galaknya. [y/n] selalu galak padaku. Padahal selama ini aku sudah berbaik hati mau mengajarimu. Sedihnya..” ujar hanamiya dengan nada dan wajah sedih. Sesaat [y/n] merasa dirinya memang sudah keterlaluan. Sebenarnya hanamiya memang tak bermaksud jahat. Mungkin aku yang selama ini keterlaluan. Batinnya lagi
“dan ku dengar kau menyebarkan kabar yang tidak tidak tentangku. Sebegitu bencinya kah kau padaku?” sambungnya. Hah? HAH?
“t-tunggu dulu! K-kabar apa?” [y/n] mulai panik. Aku tak pernah menyebarkan kabar apa pun tentangmu!
“aku tahu aku sering bermain curang, [f/n]. Tapi apa dayaku? Aku terpaksa melakukannya.. karena aku ini lemah.. dan mereka semua kuat.” Hanamiya memalingkan wajahnya kesamping, sisi lain dimana [y/n] tak bisa melihatnya. Meremas dasinya sendiri, nada bicaranya semakin bergetar. Hal ini semakin membuat [y/n] tak enak hati.
“hihihi..” eh? Hanamiya menunjukkan wajahnya sekarang. Lidahnya menjulur keluar dari mulut kotornya.
“persetan. Apa peduliku dengan mulut kotormu” jari tengahnya mengacung tepat di depan wajah [y/n]. Oh shit oh shit. Apa sih maunya anak ini?
Bus pun datang, [y/n] tak bicara apa apa melainkan segera naik dan berdiri menghadap jendela, karena tak ada kursi yang kosong. sesosok tubuh tinggi yang sepertinya dikenal berdiri di sampingnya. Itu hanamiya. Tenang [f/n] tenang.. mungkin saja rumahnya searah denganku.
"Aku tidak mengikutimu [y/n]. Jadi jangan berpikir yang macam macam" ujar hanamiya seolah membaca isi pikiran [y/n].
Dan sepanjang perjalanan mereka hanya diam satu-sama lain ;)
-NEXT DAY-
Siang itu seperti biasa [y/n] makan bersama [bf/n #1] dan yang lainnya di kantin. Mereka mulai membicarakan hanamiya lagi di depan [y/n] yang tak bisa mengelak, hanya mendengarkan. Sesekali [y/n] merespon seperlunya dalam pembicaraan mereka. Sampai ketika itu rombongan tim basket masuk ke kantin sambil membicarakan kapten mereka.
"Aku tak salah lihat! Itu benar dia hanamiya" kata salah seorang diantara mereka.
"Kalau memang itu hanamiya, untuk apa dia mengikuti gadis itu pulang? Apa dia masih kurang kerjaan?" sahut seseorang yang mengunyah permen karet.
"Atau mungkin dia modus, mengantar gadis itu pulang." ujar yang seorang lagi.
[y/n] dan kawan kawannya diam mendengarkan ketiga siswa itu mengobrol.
"Maksudmu hanamiya punya perasaan khusus pada gadis itu?" ujar [bf/n #2] akhirnya membuka mulut. Kalimatnya ini membuat pipi [y/n] sedikit merona.
"Bukankah itu intinya?" sahut [bf/n #1].
"Ah.. I-Itu tidak benar. Tidak mungkin!" sela [y/n] salah tingkah. Dia berusaha menurunkan rambutnya untuk menutupi wajahnya yang memerah.
"Hee~ jangan jangan gadis yang mereka bicarakan itu kamu ya [y/n]-chan~" kata [bf/n #1] menggoda [y/n].
"Kalau.. Yang dibicarakan mereka adalah kemarin malam. Dia tidak mengantarku pulang, hanya saja kebetulan rumah kami searah." sahut [y/n] semakin menundukkan kepalanya.
"Oh my.. Rumah kalian itu beda arah. Apa mungkin dia sudah pindah rumah?" kata [bf/n #2]
"Ya.. Itu aneh. Ayoo kita cari tahu [bf/n #2]-chan~" ujar [bf/n #1] girang sementara [y/n] menepuk keningnya.
Dalam hati [y/n] bertanya-tanya setengah mati, Apa teman-temannya benar-benar menanyakannya pada hanamiya. [y/n] juga penasaran kenapa hanamiya lakukan itu. Apakah untuk membuang waktunya saja? Atau karena hanamiya iseng? Hal itu masih jadi pertanyaan yang tak terjawab.
Berkat hal ini, [y/n] jadi tak fokus saat pembelajaran sepulang sekolahnya bersama Hanamiya. Hanamiya yang duduk di seberang meja menyadari hal itu dan ini membuatnya kesal.
“[y/n], fokus!” hanamiya menjentik-jentikan jarinya di depan wajah [y/n] yang sedang melamun.
“oh? Eh? Maaf maaf.” Akhirnya [y/n] tersadar dari lamunannya.
“aish.. percuma kalau kau tak konsen.” Hanamiya mengerut keningnya.
“gomen..” [y/n] kembali menulis. Lalu menyerahkan hasil kerjanya pada hanamiya. Hanya 5 detik bagi hanamiya untuk mengoreksi hasil jawaban dari soal soal yang dikerjakan [y/n]. Sebelum akhirnya dia menghela nafas.
“kau ini sedang memikirkan apa sih? Buang pikiran kotormu jauh jauh sekarang dan fokus belajar!”
“neh.. apa [bf/n] dan [bf/n #2] menanyaimu hal hal aneh?” [y/n] tak bisa menahan diri untuk menanyakannya. Dia menatap lurus kedalam mata hanamiya. Cukup lama sampai akhirnya [y/n] berkedip sadar apa yang sedang dilakukannya. Cepat-cepat [y/n] menunduk menatap entah apa di mejanya.
Hanamiya menyeringai melihat kelakuan [y/n] barusan. Jemarinya yang panjang meraih sisi meja sebelah [y/n], hanamiya bangkit dari kursinya untuk membungkukkan tubuhnya melintasi meja di antara mereka. Hanya untuk meninggalkan kecupan di kening [y/n]. Atas tindakan hanamiya ini, [y/n] langsung mengangkat kepalanya menghadap sang tutor yang menyeringai di depannya.
“apa itu menjawab? [y/n]-chan?”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
LOL selesai untuk permulaan. Apa ada penggemar hanamiya disini? Hello sista/bro xD
Hm.. ini baru part satunya loh.. part dua nya akan ku publish secepat yang ku bisa. leeeellllll~
Well, part duanya bakalan aku buat angst, so.. nantikan kawan kawan ‘w’)/
Thanks for reading, vote, comment, request, promot? //plakk
Love,
Alicia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top