CHAPTER 2

DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.

WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.

RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji

.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°

Hari ini hari terakhir ujian kelulusan pelatihan. Ujian yang terakhir adalah flight simulator, dilanjutkan acara pelantikan untuk calon anggota yang berhasil lolos.

Ujian flight simulator memiliki sistem yang sana seperti ujian simulasi lainnya. Ujian ini sama seperti ujian untuk pilot pesawat terbang. Tentunya dengan tujuan yang serupa, yaitu untuk mencari pilot-pilot terbaik.

Ujian ini bukan hanya tentang mengendarai pesawat angkasa pada umumnya, tapi ada rintangan-rintangan yang menantang seperti menghindari asteroid-asteroid yang mengarah pada pesawat. Jika terkena asteroid, layar simulator akan memberi efek kaca pecah yang terlihat nyata. Alarm pesawat juga akan berbunyi jika terjadi kerusakan pada bagian pesawat.

Selain itu, tantangan lainnya adalah ketika menghadapi musuh di depan. Peserta harus berhasil mengalahkan mereka dan memanfaatkan senjata-senjata yang disediakan di pesawat ini.

Skore akan dihitung berdasarkan kerusakan pada bagian pesawat dan berapa musuh yang telah dikalahkan dalam waktu lima belas menit. Skore itu akan secara otomatis muncul dari simulator, kemudian diinput oleh para pelatih untuk dijumlah dengan hasil ujian lainnya.

Kaizo hanya memantau mereka lewat tablet di ruang kerjanya. Rekaman itu berasal dari kamera cctv yang berada di belakang kursi simulator, jadi semua gerak gerik peserta terpantau dengan jelas. Di samping kolom video itu juga ada biodata peserta yang terinput secara otomatis sesuai dengan peserta yang sedang diuji.

Kemampuan mereka seperti anggota TAPOPS pada umumnya yang wajib bisa mengendarai pesawat angkasa. Hanya beberapa peserta yang berhasil mendapat skore tinggi atau diatas 90, sisanya biasa saja.

Namun saat giliran Emma Lee, dia tampak lihai memainkan simulator itu. Bahkan setiap asteroid yang hampir menabrak pesawat, dapat dengan mudah ia hindari. Emma Lee menyelesaikan ujian itu dengan skore tinggi, yaitu 97,36, skore yang mendekati angka sempurna.

Wanita itu bersorak ria saat melihat angka yang terpapar di layar simulator. Tubuhnya berbalik dan menatap kamera cctv. Kaizo sedikit terkejut, lagi-lagi dia seperti menatapnya lewat kamera yang menghubungkan mereka.

Kali ini wajahnya berbeda. Saat memenangkan pertandingan pankration kemarin, tatapannya sangat dingin. Dan sekarang, ia tersenyum simpul setelah mendapat skore tinggi.

Kaizo matikan tablet itu dan bergegas menuju ruangan para pelatih yang sedang memasukkan data nilai-nilai calon anggota. Dari 379 peserta yang mendaftar sebagai calon anggota, nantinya hanya  150 orang yang akan terlantik.

Layar monitor berukuran jumbo yang berdiri di depan Kaizo memperlihatkan tabel peringkat dari ketiga ujian yang dijumlah.

Nama-nama yang berada di angka bawah terus bergeser ketika nilai mereka dimasukkan. Yang menariknya ada satu nama yang tak bergeser, nama itu menetap di posisi pertama, Emma Lee.

Kaizo bertanya pada Fang, "Apa kamu tidak salah menentukan peringkat pertama?"

Dia tampak kebingungan sambil memandangi tabel itu, Fang menatap kakaknya dan menggeleng. "Saya sudah memeriksanya berkali-kali, tapi tetap itu hasilnya, Kapten."

Kaizo hanya mengangguk mengerti. Bukan tak percaya, hanya saja itu sedikit membingungkan. Namun setelah diingat kembali kemampuan bela diri milik Emma Lee saat memenangkan pertandingan pankration dan cara ia menyetir pesawat angkasa membuat Sang Kapten setuju bahwa Emma Lee memang memiliki potensi besar.

Fang meminta Kaizo untuk bersiap-siap karena sudah dijadwalkan bahwa sore ini adalah pengumuman nama-nama calon anggota yang lolos seleksi dan akan melangsungkan upacara pelantikan.

Setelah jam makan siang tadi, Kaizo langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian dinas TAPOPS miliknya yang terlihat masih baru, padahal pakaian itu sudah lama dimilikinya. Kaizo jarang memakainnya karena hampir tak pernah menghadiri acara formal TAPOPS, ia lebih sering menghabiskan  waktu itu untuk melakukan misi.

Pakaian dinas TAPOPS memiliki warna serba navy, ia memasangkannya dengan celana bahan berwarna hitam dan sepatu PDL yang formal untuk di lapangan. Gaya rambutnya yang semulanya acak-acakan menjadi rapi dengan disisir ke belakang, karena pada upacara hari ini harus menggunakan topi pet TAPOPS yang senada dengan pakaian dinasnya.

Saat Kaizo keluar dari ruangan dan pergi menuju lapangan depan, sudah ramai oleh para calon anggota. Mereka sudah rapi menggunakan pakaian dinas TAPOPS, sama seperti yang dikenakan oleh Kaizo. Perbedaannya hanya pada selempang merah yang menggantung dari bahu kanan Kaizo ke pinggang kirinya. Komandan Kokoci memiliki bintang satu pada selempangnya, sedangkan Laksamana Tarung memiliki tiga bintang. Selempang milik Kaizo tak mempunyai bintang satu pun. Hanya sebuah logo topeng di bagian dada kanan, itu merupakan logo tim mereka.

Saat Kaizo tiba di tepi lapangan, pembawa acara langsung memulai upacara. Upacara ini seperti upacara apa umunnya. Mulai dari menyiapkan pasukan yang dipimpin oleh Fang, penghormatan, pengibaran bendera TAPOPS dan bendera tim kami, hingga sampai waktu sambutan tiba.

Kaizo yang berada di atas podium mulai menyampaikan sambutan yang sudah ia persiapkan tempo hari.

"Selamat sore! Salam sejahtera untuk kita semua." salam yang pertama terucap.

"Yang terhormat para pimpinan dan personalia TAPOPS, yang saya hormati rekan anggota tim semua, dan para calon anggota yang saya banggakan." kalimatnya terhenti, ia menarik nafas sambil memandang barisan peserta upacara.

"Saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan tim yang telah bekerja keras sampai sejauh ini, semoga kinerja kita akan lebih baik untuk kedepannya."

"Dan saya ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mengikuti seluruh tahapan seleksi hingga berkenan berdiri disini sekarang."

"Berikut ini akan saya bacakan nama-nama calon anggota yang telah lolos seleksi." aku membacakan keseratus lima puluh nama yang berhasil lolos seleksi.

"Saya ucapkan selamat kepada calon anggota yang lolos. Dan untuk anggota yang tidak lolos, saya mohon maaf sebesar-besarnya, jangan berkecil hati, mungkin di lain kesempatan kalian bisa kembali ke sini."

Sambutan telah usai, Kaizo menuruni podium dan berjalan menuju peserta upacara yang telah lolos seleksi untuk memasangkan pin logo Tim Kaizo. Mereka memberi sedikit hadiah untuk anggota yang mendaapat peringkat satu berupa pin bintang 3D yang berwarna emas. Dia tersenyum simpul saat Kaizo memasangkan pin itu di seragamnya.

Senyuman yang tak bisa pria itu hindari, ia hanya tersenyum tipis sambil mengalihkan pandangannya.

.•°.•°.•°

Lusa, Kaizo bersiap menggunakan seragam latihan. Ia selalu menguji anggota-anggota terbaik di timnya maupun di TAPOPS, seperti yang sudah pernah ia lakukan pada Fang dan Boboiboy dulu, hari ini ia akan melakukannya pada Emma Lee.

Sang Kapten penasaran, sejauh mana kemampuan Emma Lee dengan potensi dan fisik yang sudah ia lihat selama ini.

Kaizo melihat wanita itu sudah menunggu di lobby, dia menyadari kedatangan Kaizo dan segera berdiri lalu tersenyum.

"Sudah lama menunggu?"

"Tidak, Kapten. Saya baru saja sampai." jawabnya bohong, Kaizo tahu dia sudah menunggunya satu jam di lobby.

"Apa kamu punya kekuatan?"

Emma menggeleng saat Kaizo manatapnya. Baiklah, mungkin Kaizo tak akan menggunakan kekuatannya.

Mereka akan berlatih di area latihan yang masih kosong, karena anggota-anggota baru akan berlatih di lapangan belakang markas. Di sini hanya ada mereka berdua, dan tim medis yang mengawasi di tepi area latihan. 

Kaizo memulai dengan sebilah pedang, senjata favoritnya yang sudah ia kuasai sejak kecil. Emma bersiap untuk menerima serangan dari Kaizo.

Mereka beradu pedang satu sama lain, Emma itu lumayan pandai memainkan pedangnya. Tapi tak cukup kuat untuk melawan Kaizo. Buktinya, sekarang dia kalah. Kaizo menodongkan pedangnya ke arah Emma yang sudah jatuh ke tanah.

Sayangnya dia menendang tangan Kaizo hingga pedang yang ia pegang terjatuh. Kakinya yang panjang dan gesit dapat dengan mudah melakukan serangan itu.

Mereka berkelahi dengan tangan kosong, semua teknik bela diri sudah Kaizo keluarkan. Emma menggunakan teknik-teknik bela diri yang mudah dibaca, dia menguasai tiga jenis bela diri. Tapi yang paling sering ia gunakan adalah Jiu Jitsu.

Emma melayangkan pukulannya dan mengenai wajah Sang Kapten. Kaizo berhenti sambil memegang hidungnya yang terasa nyeri, ia membuka tangannya yang ia gunakan untuk menutup hidung. terdapat cairan darah segar di tangamnya, hidungnya pasti berdarah.

"Kapten! Kapten tidak apa-apa?" wajahnya terlihat panik saat melihat hidung Kaizo mengeluarkan darah. Saat itu Kaizo melayangkan satu pukulan kuat sebagai balasan dan membuatnya pingsan seketika. Tubuh Emma tergeletak di tanah, Kaizo merasa sangat puas melihatnya.

Ia meninggalkannya bersamaan dengan tim medis yang datang untuk membawanya ke klinik markas. Ia juga berjalan menuju tempat itu untuk melakukan pemeriksaan.

Dokter mengatakan hidungnya hanya mengalami pendarahan kecil, untunglah tidak sampai patah. Pukulan Emma terasa sangat kuat tadi, mungkin jika lawannya bukan Kaizo, bisa saja pukulannya akan lebih kuat.

Kaizo melirik Emma yang masih belum sadar dan terbaring di ranjang klinik. Dokter juga mengatakan bahwa Emma sama sekali tidak terluka, di baik-baik saja. Bahkan rahangnya yang dipukul Kaizo juga baik-baik saja. Pukulan itu menimbulkan kejutan di syaraf sehingga membuatnya pingsan.

Sejujurnya Kaizo belum puas menguji kemampuannya. Emma tak memiliki kekuatan, sehingga Kaizo sulit mengujinya lebih jauh. Tapi secara kemampuan fisik, dia memang hebat. Bagaimana jadinya jika dia memiliki kekuatan?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top