"Thirteen"
"Dah jom gerak jumpa power shpera tu sebelum pasukan diorang." titah BoBoiBoy mengerut kepalanya, pusing memikirkan bagaimana saudara dan sahabatnya memiliki sifat yang begitu ✨Ajaib✨.
Sementara di Planet Thousand, Ailsa tetap memantau pergerakkan dua pasukan sembari bermain dengan kucing peliharaannya. Anggota Double-T yang lainnya hanya bersantai sembari mengerjakannya hal-hal yang mereka sukai.
Ryan dan Rey sedang memperbaiki beberapa alat misi mereka yang sebelumnya belum sempat perbaiki. Rosa memasak makanan yang akan sajikan ketika jam makan siang tiba.
Maira membaca novel nya sembari mendengarkan lagu melalui headphone. Zein bermain dengan alat-alat elektronik, menciptakan koding baru dan belajar meretas beberapa alat.
Sedangkan Kaizo dan Ailsa mengamati dua pasukan yang sedang berlatih dengan beberapa selingan canda tawa. Kaizo duduk membelakangi Ailsa dengan punggungnya dijadikan sandaran oleh Ailsa.
Sembari mengawasi, Ailsa terkadang melayangkan beberapa lelucon yang bisa membuat sang manusia kulkas itu tersenyum.
Ya, Ailsa tahu cara membuat senyuman Kaizo mengembang selama bersamanya. Maka dari itu jika Kaizo sedang tersenyum lembut, Double-T tidak akan terkejut karena itu makanan harian mereka.
Di tengah-tengah suasana hangat itu, Amato, Bella, Aira, dan Maskmana datang dengan pakaian santai mereka. Mereka tidak menerima laporan misi dan tugas-tugas mereka juga sementara sudah selesai, jadi mereka bisa menikmati waktu luang mereka.
"Korang nampak santai je. Mana adik kau dengan kawan-kawannya?" kata Amato saat melihat ramainya aktivitas orang-orang yang ada di halaman bekakang istana.
Ailsa yang awalnya tertawa karena lelucon yang dirinya katakan pun langsung berdiri ketika mendengar suara sang ayah, "Ayah, diorang tengah latihan kat satelit A312. Cari Roombot sekali." kata Ailsa menunjuk ke arah layar hologram yang masih menunjukkan aktivitas di satelit A312.
"Korang gaduh lagi e? Pasal apa sekarang ni?" tanya Bella mengisyaratkan Ailsa untuk kembali duduk dan dia duduk di sebelah Ailsa.
"Ail hanya makan karipap je. Dia pula yang marah." kata Ailsa mengerucutkan bibirnya. Bella hanya tertawa ringan ketika mendengar alasan anaknya.
Kaizo yang melihat raut wajah Ailsa hanya bisa menahan diri untuk tidak mencubit gemas pipi Ailsa yang menggembung.
"Akak makan karipap terakhir masa tu." sambung Maira yang benar-benar membuat Bella tertawa.
"Buah tak jatuh jauh dari pokoknya, kau sama saja dengan ayah kau." ucap Bella mengelus kepala putrinya.
"Ail tak sama dengan Ayah, lagipun bukan salah Ail bila dia marah." protes Ailsa yang tidak terima disamakan dengan ayahnya sendiri walau dirinya memang mengakui bahwa ia dengan sang ayah itu benar-benar mirip hampir dari semua sisi.
"Dah tu, tak kan habis bila korang gaduh ni. Siapa pasukan kedua?" lerai Maskmana duduk di kursi sebelah Maira.
Maira langsung saja menyenderkan diri kepada Maskmana yang sudah ia anggap seperti ayah ketiganya. Lalu siapa yang pertama dan kedua? Tentu yang pertama adalah ayah kandungnya yang tiada sebelum dirinya lahir dan yang kedua adalah Amato yang merawatnya dari bayi.
"Trio T dengan Kokotaim—ah Trio T dah jumpa Roombot." kembali ke Satelit A312, Trio T sudah menemukan Roombot namun ternyata Roombot langsung menyerang mereka tanpa ampun.
Kokotaim mendengar ledakan dari arah depan, "Pertarungan?" gumam Fang saat mereka terhenti ketika ledakan terjadi.
"Pasti Trio T dengan Roombot. Jom ke sana!" Kokotaim langsung kembali berlari, menyusul Trio T yang sudah terlebih dahulu sampai. Ketika sampai, pertarungan antara Roombot dengan Trio T masih berjalan.
"Roombot kau kenapa ni?" teriak Liore menghindari serangan Roombot dengan lincah walau dirinya masih memakai kursi roda. Namun Roombot tidak mendengar apa yang dikatakan Liore dan kembali menyerangnya.
"Jom tangkap dia, BoBoiBoy." intruksi Fang langsung di sambut oleh kawan-kawannya kecuali BoBoiBoy. Gopal sebenarnya enggan hanya saja dia terseret oleh Ying yang sedari tadi memegang tangannya.
"Eh korang—aduh... Roombot kan ada mode bertarung macam Mechabot. Susah ni bila semua serang dia. Kena tunggu Roombot dekat dulu bila nak dapatkan." gumam BoBoiBoy menggaruk kepalanya dan dia memilih tetap berada di tempatnya sembari menunggu panasnya pertarungan mereda.
"Adik/Anak aku tu." komentar Ailsa dan Amato saat mendengar ucapan BoBoiBoy. Orang-orang disekitar mereka sweatdrop mendengar ucapan ayah dan anak itu yang benar-benar mirip.
"Like father like daughter." gumam Zein tanpa mengalihkan pandangannya dari layar yang memperlihatkan koding-an yang ia buat.
Kembali ke satelit, dengan masuknya Kokotaim di pertarungan membuat Roombot memiliki lebih banyak celah daripada sebelumnya.
Melihat adanya kesempatan, Liore langsung melancarkan serangannya, "Orion." kemudian beberapa bintang di langit melesat ke arah Roombot dan membentuk sebuah rasi bintang yakni rasi bintang Orion.
Kuasa Liore adalah manipulasi bintang dan kristal yang dia dapat dari orang tuanya yang merupakan pemilik kuasa itu sebelumnya. Dengan pengetahuan Liore tentang astronomi dan beberapa batu-batuan alami di dunia membuat dirinya bisa memodifikasi serangan dengan mudah.
Melihat celah yang diberikan sang kakak, Lyori ikut melancarkan serangan, "Jejaring Lelabah." dari tangan Lyori muncul jaring laba-laba yang meminimalisir pergerakan Roombot.
Kuasa Lyori adalah manipulasi hewan. Walau namanya adalah manipulasi, tapi nyatanya Lyori hanya bisa meniru kekuatan hewan-hewan saja. Dia tidak bisa berbicara dengan hewan ataupun mempengaruhinya, atau lebih tepatnya dirinya tidak ingin sampai di tingkatan itu. Kuasanya ia dapat dari pamannya.
"Sekarang Sky!" kata Liore dan Lyori bersamaan ketika telah memastikan Roombot terjebak.
Sky mengaktifkan kekuatannya dan cahaya hijau kebiruan menyelimuti tangannya, "Dapat!" Sky menggerakkan tangannya ke atas dan Roombot seketika terangkat.
Kuasa milik Sky adalah Telekinesis dan juga racun. Sky tidak tahu darimana kekuatannya di dapatkan karena saat dia ditemukan oleh orang tua Liore, Sky memiliki kalung yang menjadi sumber kuasanya dan itu satu-satunya petunjuk siapa Sky sebenarnya.
Kembali ke pertarungan, Roombot berhasil didapatkan oleh Trio T. Namun Roombot memberontak dari cengkraman kuasa Sky. "Lepaskan aku!" Roombot terus memberontak dalam genggaman Sky yang membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra agar Roombot tidak bisa terlepas.
"Sadarlah Roombot! Apa yang dah jadi kat kau sampai macam ni!" kata Liore sedikit berteriak. Dia juga membantu menahan Roombot dan berusaha untuk mencari cara menjinakkan Roombot kembali.
'Dia makin kuat dari terakhir aku berlatih macam ni.' pikir Liore mengeluarkan tenaga ekstra demi mengembalikan Roombot ke setelan ramah.
"Arghh ketepi! Kuasa Ruang, Perpindahan!" Roombot menghilang dari tangkapan Sky dan muncul di sebelah BoBoiBoy yang sedari datang masih terdiam sembari melihat pertarungan.
BoBoiBoy yang hanya duduk diam itu mulai bersuara, "Roombot, disable battle mode." Roombot seketika nonaktif untuk beberapa saat sebelum dia kembali membuka matanya.
'Mudah macam biasa, lagi susah nonaktifkan mode milik Mechabot.' pikir BoBoiBoy ketika melihat Roombot kembali ke mode ramah.
Kokotaim dan Trio T mengedipkan mata mereka tidak percaya. BoBoiBoy yang sedari tadi hanya duduk diam memperhatikan bisa mendapatkan Roombot tanpa harus bersusah payah bertarung.
'Hanya... satu ucapan je?' pikir Kokotaim menjerit tidak percaya atas apa yang mereka lihat.
Roombot mulai mengumpulkan kesadarannya lagi dan hal pertama yang dia lihat adalah BoBoiBoy yang tersenyum kearahnya, senyuman yang sudah lama tidak dilihat dari sosok BoBoiBoy dan hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertntu saja.
"Tuan Aidan!" Roombot langsung memeluk BoBoiBoy dan tentu saja dibalaslah pelukan itu tanpa BoBoiBoy sadari jika dirinya akan menjadi pusat perhatian setelah ini.
"Tuan Aidan?!" kejut Kokotaim dan itu membuat BoBoiBoy mematung sejenak sebelum dia berbalik kaku kepada kawan-kawannya yang sudah memasang wajah terkejut.
"Erghh... iya saya." kata BoBoiBoy tersenyum kikuk dan dia seketika mendapatkan tatapan maut dari kawan-kawannya. Trio T hanya tertawa tertahan ketika melihat ekspresi BoBoiBoy yang nampak kesulitan menghadapi kawan-kawannya.
'Habislah aku.' pikir BoBoiBoy tersenyum paksa.
Sementara di istana, Double-T secara serentak tertawa ketika melihat ekspresi BoBoiBoy yang menurut mereka lucu. Bahkan Maira sampai mengabadikan wajah itu kemudian lanjut tertawa.
"Pftt... ahahahahaha tengok wajah BoBoiBoy, Ayah. Ahahahahaha..." Ailsa tertawa cukup keras bahkan dia sampai mengeluarkan air mata karena terlalu keras tertawa.
"Dah tu, kasian adik kau tu, Ail. Bawa diorang balik." ucap Bella tersenyum, menahan tawanya.
"Baik Mak, Ochobot." singkatnya mereka kembali dan di sini lah mereka sekarang, ruang kumpul istana. BoBoiBoy sebagai tersangka dan Roombot yang masih setia di pelukan BoBoiBoy.
"Jadi, BoBoiBoy—atau mungkin Putera Aidan—kenapa kau sorok kan diri?" kata Fang memulai pembicaraan itu. Beberapa dari mereka serius, hanya Kokotaim sebenarnya, sisanya menahan tawa.
BoBoiBoy yang melihat keluarganya yang bukannya menolong tetapi hanya dia sembari menahan tawa pun hanya tersenyum paksa. 'Kenapa tak de yang nak tolong?' batin BoBoiBoy menangis.
"Jangan lah panggil aku dengan sebutan tu, aku tak nak jadi putera lah dan yah... maaf bila dah sorokkan perkara ni dari korang selama bertahun-tahun." jawab BoBoiBoy tersenyum paksa walau batinnya menangis karena tatapan tajam kawan-kawannya.
"Apa alasan kau?" tanya Fang, hanya Fang yang menginterogasinya sedangkan yang lain hanya diam.
"Em... korang tahu kan pasal Aidan Adiputera tu kan? Bila korang tahu, aku tak payah terangkan." balas BoBoiBoy menghindari tatapan tajam Fang.
"Aidan hanya putera kerajaan kat Planet Thousand, tu saja yang dapat diakses." balas Fang yang mulai santai walau tatapan tajamnya masih menusuk bagi BoBoiBoy.
"Aik? Bukannya akses dia tu senang?" heran BoBoiBoy.
"Abang... kemampuan akses orang-orang ni berbeza-beza. Kemampuan akses Abang ni jauh dibandingkan kitorang, paham?" kata Zein menunjukkan tab-nya yang berusaha membuka sesuatu.
"Kena ke aku cerita semua?" tanya BoBoiBoy dengan wajah memelas, berharap mereka akan melepasnya. Tapi keberuntungan tidak berpihak padanya selamanya.
"Ya." ucap Kokotaim serentak. BoBoiBoy masub setia dengan senyuman kikuknya dan dia menghela nafas pasrah, 'Mungkin dah masanya. Lagipun kejap lagi aku dah nak 20 tahun...' pikir BoBoiBoy.
Dia pun meminta mereka mencari tempat yang nyaman karena cerita ini akan sedikit panjang dan lama karena dia akan memulai bercerita sebelum liburan ke Pulau Rintis.
11 tahun yang lalu, Rumah Amato...
"Abang! Jom lah main dengan Mai ngan Zein kat depan!" ajak Maira menarik tangan BoBoiBoy yang sedang fokus dengan tab ditangannya.
"Kejap lagi, Mai. Abang tengah ujian akhir ni." balas BoBoiBoy yang nampak serius dengan tab ditangannya.
Mai dengan seribu rasa penasarannya pun melihat ke arah tab BoBoiBoy dan terlihat berbagai angka dan rumus yang tidak ia mengerti.
"Ughh Abang tak pening ke dengan semua angka dan rumus ni?" tanya Maira dengan wajah masam.
"Dah makanan harian pun, kau main dengan Zein kejap e. 10 minit lagi Abang akan susul korang." Maira menurut dan dia pergi ke halaman depan di mana Zein telah menunggunya.
"Mana Abang, Mai?" tanya Zein ketika tidak melihat sosok BoBoiBoy.
"Tengah ujian. Pening aku bila tengokkan soal dia." kata Maira duduk di tangga teras rumah. Zein yang awalnya menunggu di pagar pun mendekati Maira dan duduk di sebelahnya.
"Takpe, kita tunggu je. Abang kan kejap lagi nak lulus bila dia dapat lulus ujian akhir." Maira mengangguk paham dan sembari menunggu BoBoiBoy, mereka memainkan beberapa permainan kecil untuk mengusir kebosanan saat menunggu.
Dan 10 menit berlalu, BoBoiBoy akhirnya menyelesaikan ujian akhirnya dan dia beranjak dari tempatnya duduk untuk bermain dengan dua adiknya.
BoBoiBoy melihat mereka sedang duduk di tangga teras sembari bermain Batu-Gunting-Kertas. "Tunggu lama e?" tanya BoBoiBoy dengan senyuman matahari khasnya.
"Abang!" Zein dan Maira memeluk BoBoiBoy, dan dibalas. Mereka akhirnya bermain di taman bermain hingga Ailsa menjemput mereka saat sore tiba.
"Boy, Mai, Zein, jom balik! Mak ngan Ayah dah balik." panggil Ailsa yang baru saja pulang kuliah, terlihat dari dia masih memakai pakaiannya sejak pagi walau dirinya sudah pulang dahulu ke rumah.
"Akak!" BoBoiBoy, Maira, dan Zein langsung saja berlari ke arah Ailsa yang memanggilnya dan mereka langsung memeluk Ailsa. Ailsa tentu menyambut pelukan ketiganya dengan senang hati dan meteka beriringan berjalan pulang.
"Macam mana ujian kau, Boy?" tajya Ailsa ketika meteka berjalan pulang. Mulai dari kanan adalah Zein, BoBoiBoy, Ailsa, kemudian baru Maira di sisi paling kiri.
"Macam biasa, Akak. Tak senang tapi tak susah." jawab BoBoiBoy dengan senyuman.
"Eh... Abang tak pening dengan rumus tu semua ke? Mai je pening tengok sekilas." sambung Maira yang bergandengan dengan Ailsa.
"Ahahaha... maklumlah bila kau pening tengok ujian Boy. Tingkatan dia kan lagi tinggi dari kau, Mai. Lepas tu korang berdua macam mana sekolahnya?" jawab Ailsa mengelus kepala Maira.
"Lancar je, tapi tadi Zein tertidur masa jam Cikgu Arman." jawab Maira menikmati elusan di kepalanya.
"Macam mana tak tidur bila suara Cikgu Arman tu macam lagu tidur. Nasib baik tak kena panggil Cikgu Yi." balas Zein tidak terima disalahkan.
"Lain kali jangan macam tu, Zein. Kau kena hormati cikgu kau walau suara dia macam lagu tidur. Eh Akak, Akak kata Mak ngan Ayah dah balik e?" Ailsa menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan BoBoiBoy dan yang bertanya hanya tersenyum saja tanpa memberitahu maksud lain.
Singkat cerita mereka pun sampai di rumah dan langsung membersihkan diri sebelum mereka makan malam.
~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2021 word
08/04/2023
☆Note from Amy :
Chapter "Fourteen" spoiler
"Kena pergi ke, Ayah?" - BoBoiBoy
"Tapi macam mana bila Boy tak dapat kawal?" - Ailsa
"Ayah ngan Mak yakin bila Aidan dapat kawal. Dia kan kuat, kan Nak?" - Bella
"Bye Abang!" - Maira
See you in the next chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top