Lembar 001 [Bunga yang mekar di musim semi joseon]
Seorang pemuda berpakaian serba hitam dari atas hingga ke bawah kakinya dengan rambut yang tidak di ikat ke atas dan di biarkan terikat menjuntai menyusuri punggung nya, penampilan yang sangat kontras dengan pemuda seusianya yang ia lewati.
Pedang yang bertengger di pinggangnya dan juga ikat kepala yang di biarkan menjuntai sepanjang rambutnya serta kesan tegas juga dingin seakan menunjukkan bahwa dia adalah seorang prajurit atau seorang pendekar pedang.
Angin musim semi Joseon yang menyapanya, menerbangkan helaian rambutnya ke udara. Kim Changkyun, seorang pengawal pribadi Putra Mahkota baru saja menginjakkan kakinya kembali ke Hanyang setelah perjalanan yang cukup jauh.
Dengan ekspresi dingin terkesan tegas layaknya seorang pengawal keluarga kerajaan, dia melangkahkan kakinya kembali menuju Istana Gyeongbok yang sudah berada di depan matanya.
Para prajurit penjaga pintu Gwanghwamun segera membuka gerbang setelah melihat kedatangan Changkyun, mereka menunduk sekilas ketika Changkyun melewatinya.
Langkah cangkyun kemudian terhenti setelah ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam Gwanhwamun, raut wajah tanpa ekspresi dan tatapan mata yang sendu terarah ke depan seakan ia yang ingin mengucapkan salam kepada seisi Gwanghwamun atas perpisahan sementara yang sudah berakhir.
Pintu Gwanghwamun yang sangat besar dan berat perlahan mulai tertutup dan menimbulkan suara yang cukup keras seakan ingin mengiringi langkah Changkyun menuju Istana Gyeongbok.
🍂 어린 왕자 🍃
Seakan bisa mendengar suara Gwanghwamun yang tertutup, Taehyung berhenti sejenak dan menaruh kuas yang ia pegang, menjatuhkan pandangan nya ke arah jalan yang menuju Paviliun nya seakan mengharapkan ada seseorang yang akan datang.
Dia kemudian beranjak dari duduknya dan meninggalkan kuas serta kertas yang berada di hadapannya untuk berjalan menuju tangga batu yang terletak di bagian depan gazebo yang ia gunakan untuk mengisi waktu luang.
Dan tepat di bawah tangga berjajar para Dayang dan Kasim yang menunduk dalam saat ia melakukan pergerakan, dia kemudian menuruni tangga batu dan berjalan beberapa langkah dengan tangan di taruh di belakang tubuhnya. Dia kemudian menghentikan langkahnya tepat di bawah tangga.
"Kalian tunggu di sini!"
Suara berat namun terdengar sangat lembut dan penuh dengan ketegasan seakan tidak ingin mengingkari proporsi wajahnya yang begitu tegas, berwibawa namun juga sangat menenangkan bagi siapapun yang melihat bola matanya yang menunjukkan ketulusan dan kasih sayang pada seluruh isi joseon.
Taehyung melangkahkan kembali kakinya, meninggalkan para Kasim dan Dayang yang mengangkat kepala mereka begitu ia pergi.
Taehyung berjalan sedikit jauh namun masih bisa di jangkau oleh pandangan para Dayang dan Kasim yang ia tinggalkan sebelumnya, dia berhenti sejenak melihat sinar matahari yang mulai meredup dan kemudian melihat ke arah kakinya sendiri.
Sejenak seperti tengah mempertimbangkan sesuatu sebelum akhirnya melepas alas kakinya dan membiarkan rerumputan hijau menyentuh kakinya yang bahkan tidak ada seorang pun yang di izinkan untuk menyentuhnya.
Dia mengambil langkah pertamanya dan sudut bibirnya terangkat ke atas dengan mata yang menyipit, senyum yang melambangkan kedamaian joseon, senyuman yang bahkan lebih indah dari pada musim semi dan juga senyuman yang mengasihi seluruh joseon dengan ketulusan.
Sejenak Taehyung melihat cahaya jingga yang menyapu pemandangan di hadapannya, tapi tiba-tiba dia menggerakkan ekor matanya ke samping dan kembali menghadap ke depan dengan sudut bibir yang terangkat.
"Sudah sangat lama sekali, atau mungkin aku yang terlalu merindukanmu. Aku pikir kau sudah lupa jalan menuju ke tempatku, Kim Changkyun?"
Changkyun menjatuhkan satu lututnya di atas rumput dan menaruh tangannya diatas lutut yang satunya lagi sembari menunduk dalam tepat di belakang Taehyung.
"Hamba benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan Putra Mahkota selama hamba pergi, atas kelalaian hamba, hamba pantas mendapatkan hukuman" Ujar Changkyun yang masih menunduk dan saat Taehyung berbalik bagian bawah bajunya sedikit terangkat dan membuat Changkyun bisa melihat kaki telanjang Taehyung yang bersentuhan dengan rumput yang membuat nya sempat terkesiap.
"Berdirilah dan terimalah hukumanmu."
Changkyun kemudian berdiri dan menatap tepat pada bola mata Taehyung, dan dialah satu-satunya orang dari kalangan bawah yang berani menatap mata Taehyung.
"Karna kau tidak ada, aku tidak bisa pergi kemana mana" Ujar Taehyung seakan ingin merengek dan mengadu pada Changkyun, tapi meski begitu raut wajah Changkyun tidak menunjukkan perubahan sama sekali.
"Setelah pergi dalam waktu yang cukup lama dan jauh, aku harap kau tidak datang dengan tangan kosong."
Changkyun kemudian mengambil sesuatu dari balik bajunya dan menunjukkannya ke hadapan Taehyung, dia membuka kain pembungkus berwarna putih dan menyodorkannya ke hadapan Taehyung yang kemudian menaikkan sebelah alisnya sebelum akhirnya mengambil sehelai kain berwarna ungu gelap dengan motif berwarna senada dengan kain tersebut.
"Apa ini? Sebuah ikat kepala?"
"Benar Putra Mahkota, hamba mendapatkannya saat berada di Onyang. Meski harganya tidak seberapa-,"
Taehyung mengangkat tangannya untuk menghentikan perkataan Changkyun karna dia sangat tidak suka menilai sesuatu hanya dengan materi meski hidup terlahir sebagai seorang Putra Mahkota dan menikmati segala kemewahan, namun dia sama sekali tidak menyukai jika seseorang menilai sesuatu dengan melihat seberapa mahal benda tersebut karna nilai yang paling penting bagi nya adalah seberapa besar ketulusan yang di berikan pada pemberian tersebut.
"Karna kau yang membelikannya, aku akan memakainya jika ada kesempatan."
Taehyung memasukkan ikat kepala tersebut ke dalam lengan bajunya, kemudian berbalik dan menghirup nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.
"Bagaimana musim semi di Onyang? Aku ingin mendengarnya langsung darimu, Kim Changkyun."
"Terima kasih sudah kembali untuk ku." Lanjutnya dalam hati.
🍂 어린 왕자 🍃
Permaisuri Young In berjalan menuju Sajeongjeon yang merupakan tempat yang digunakan Baginda Raja Lee Jeon untuk bekerja.
"Kalian bisa kembali ke Paviliun!" Suara lembut Young In dan tatapan mata yang menenangkan seperti sebuah sifat alami yang ia turunkan kepada Taehyung.
Para Dayang di hadapannya menunduk dalam mengantarkan kepergian Young In yang menaiki tangga menuju pintu Sajeongjeon.
"Yang Mulia."
Kasim Hong sedikit membungkuk ketika menghadap Lee Jeon yang menghentikan pergerakannya karna tegurannya.
"Ada apa?"
"Yang Mulia, Permaisuri Young In berada di depan."
Sudut bibir Lee Jeon terangkat begitu mendengar nama Young In di sebutkan. "Biarkan dia masuk."
"Hamba mengerti." Kasim Hong mundur beberapa langkah dan kemudian berjalan menuju pintu, dia menggeser pintu dan menundukkan kepala sebagai lambang pemberian hormat kepada Young In.
"Baginda Raja sudah menunggu anda, Mama." Kasim Hong memberikan jalan untuk Young In.
"Terimakasih." Ujar Young In.
Kasim Hong mengangkat kepalanya melihat bagian belakang Young In yang berjalan masuk, seharusnya ia tidak perlu berterimakasih kepada orang rendahan seperti nya. Dia pun menutup pintu dari luar dan berdiri di depan pintu seakan akan ingin berjaga bersama para penjaga lainnya.
"Kau datang?" Sambut Lee Jeon ketika melihat Young In berjalan ke arahnya.
"Apa aku datang di waktu yang tidak tepat?"
"Tentu saja tidak, duduklah!"
Young In duduk di samping Lee Jeon, menghadap meja kecil yang penuh dengan gulungan-gulungan kertas yang cukup tebal.
"Bagaimana dengan Putra Mahkota?" Tanya Lee Jeon yang menaruh konsentrasinya pada petisi di hadapannya.
"Dia sudah tumbuh dewasa sekarang, akan sangat sulit untuk mengerti apa yang dia inginkan di usianya sekarang."
Lee Jeon meninggalkan petisi dihadapannya dan melihat ke arah Young In yang juga tengah melihatnya.
"Bukan karna dia sudah beranjak dewasa, melainkan karna dia benar benar memiliki sifat dewasa yang kau turunkan padanya."
Young In tersipu malu ketika Lee Jeon secara tidak langsung juga memujinya, dia menyandarkan kepalanya pada bahu Lee Jeon dengan tangan yang memegang lengan Lee Jeon.
"Dia akan menjadi Raja seperti mu suatu hari nanti." Gumam Young In dengan mata yang penuh dengan beban ketika mengatakannya.
"Tidak, dia tidak boleh menjadi Raja seperti ku."
Tatapan mata Lee Jeon tidak berbeda dengan Young In, tatapan yang seakan-akan mengatakan harapannya bahwa Lee Taehyung akan menjadi Raja yang berbeda darinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top